"Sekarang aku boleh balik nanya gak?" tanya Devin mulai intens.
"Hmp? Tanya apa?" jantung Raline berdebar tanpa sebab saat ditatap oleh Devin.
“A-apa kamu punya--” kata-kata Devin tertahan saat terdengar bunyi bel sekolah yang memekakkann telinga di ruang UKS. “Ah, sudah jam pulang sekolah ternyata.” lanjut Devin mengubah topik pembicaraan.
“Iya, sudah jam pulang ternyata.” ucap Raline sambil melihat ke arah jam tangannya. “Makasih ya, Dev sudah mengobati luka ku.”
Devin mengangguk dengan sangat manis sehingga membuat Raline ser
Kalau mau next bab, bantu komen dikolom review yak 🤗
Malam harinya …Raline dan Laura beserta Maria tengah makan malam bersama. Tampilan Laura dan Maria malam ini sudah on point, dengan lipstik berwarna merah merona. Begitu juga dengan pakaian mereka yang benar-benar binal, terutama Maria yang mengenakan crop tee kerucut hingga memperlihatkan dengan jelas dadanya membulat sempurna.Sepanjang makan malam Raline hanya banyak diam. Sikap diam Raline yang selama makan bersama membuat Laura dan Maria saling bertatap pandang melihat wajah sedih anak gadis remaja itu."Ehem! Sepi banget nih?" goda Maria melirik ke arah Raline namun gadis itu mengabaikan tante kesayangannya be
DI CLUB HOUSE …Laura dan Maria tengah bersantai menanti giliran mereka ke ruangan VIP. Sambil menyulut rokok dengan pemantik, Laura memperhatikan suasana yang sangat ramai di club. Malam itu banyak sekali perempuan cantik dan masih terlihat muda berseliweran di tengah club.“Mar, ngerasa gak malam ini kayaknya banyak ayam baru.” lontar Laura sambil menghisap rokoknya.Maria langsung memperhatikan sekitarnya, “Kayaknya iya.”“Harus kerja ekstra nih, biar bisa dapat duit banyak.” tandas Maria beranjak berdiri.
123 ROOM HOTEL VIPLaura tengah bersandar di pundak Daniel dengan selimut putih tebal yang menutupi tubuh keduanya. Perempuan itu tengah menunduk seakan ingin mengatakan sesuatu hal yang besar dengan perasaan takut."Ada apa?" tanya Daniel tiba-tiba."Uhm?" Laura hanya menjawab dengan deheman karena terkejut lelaki di sebelahnya itu tiba-tiba bertanya, seakan paham akan sesuatu."Bicara sampai kamu siap, aku tidak akan memaksa." ucap Daniel penuh pengertian.
Satu hari sebelum ujian nasional …Gavin mondar mandir menanti kedatangan Raline ke sekolah. Sudah hampir jam sepuluh, Raline masih belum tampak. Hari ini di sekolah semua guru dan staff sibuk persiapan ujian. Siswa memang tidak diwajibkan untuk berhadir ke sekolah, hanya siswa kelas 10 dan 11 yang diliburkan.Raline yang tidak kunjung muncul, membuat Gavin khawatir. Lelaki itu memutuskan untuk pergi ke rooftop sekolah. Saat Gavin naik ke rooftop langkahnya tertahan melihat sosok yang dicarinya sekarang berada tepat di depan mata. Gavin merasa jantungnya berdebar saat melihat Raline, bahkan dari kejauhan. Bahkan sebelum menatap wajah cantik itu, Gavin terus salah tingkah dibuatnya. Seorang Gavin Maheswari sudah terhipnotis den
Setelah selesai mengembalikan buku di perpustakaan Raline langsung bergegas pulang. Gadis itu masih shock saat bertemu dengan Gavin di rooftop sekolah. Hati Raline masih tidak karuan menyangka dengan sikap Gavin yang arogan kepadanya. Jantung Raline berdebar kencang mengingat kejadian di rooftop, yang hampir membuatnya jatuh dari rooftop.“Dasar Gavin gila!” rutuk Raline dalam perjalanannya menuju rumah.“Jangan marah-marah sama tanah, dia gak berdosa loh?” lontar seseorang dari arah belakang.Raline berbalik dan menemukan sosok Devin dibelakang tengah berjalan menghampirinya. “Devin? Kamu mau kemana?” tanya Raline heran melihat ke
Devin dan Raline berpisah setelah selesai makan siang sama-sama di halte. Raline terlebih dahulu naik bus yang berbeda arah dengan Devin. Raline sudah berada di dalam bus, dan Devin yang berdiri menanti bus lain tak hentinya memperhatikan gadis cupu itu."Sampai ketemu besok, dadah!" ujar Devin sambil melambaikan tangannya ke arah Raline.Jantung Raline kembali berdebar. Kali ini irama debaran jantung Raline sedikit lebih tenang dan terkontrol. Gadis itu membalas senyuman dan lambaian tangan dari Devin. Tidak lama berhenti, bus yang ditumpangi Raline melaju perlahan.Raline menghela nafas panjang, dan bersandar lega. Kepala Raline
Gavin langsung keluar dari ruangannya, “Cari alamat gadis bernama Raline.” titah Gavin kepada kedua bodyguardnya.***Mengenakan t-shirt berwarna putih, dan jeans abu-abu dengan aroma wangi akuatik manis, membuat tampilan Gavin berbeda malam ini. Mempersiapkan penampilan yang semakin membuatnya berbeda sebelum bertemu dengan gadis pujaannya. Kedua bodyguardnya berhasil menemukan alamat Raline. Bahkan Gavin sudah tahu latar belakang Raline, yang memiliki seorang Ibu seorang PSK blasteran bernama Laura. Dan tinggal di tempat para PSK kelas atas bernaung, di komplek yang berubah nama menjadi kampung seksi.Malam ini Gavin tidak ingin diiringi ole
“Dasar psycho!” sentak Raline marah dengan Gavin yang hampir yang menabrak tubuhnya dengan motor.Raline berbalik dan kembali duduk di bangku milik abang nasi goreng. Berusaha untuk tidak memperdulikan Gavin, gadis cupu itu mengabaikan keberadaannya. Tidak ingin menambah masalah lagi dengan Gavin, membuat Raline malas untuk meladeni tingkahnya.“Bang, bikin pedes ya.” ucap Raline berbicara kepada si abang nasi goreng.“Siap neng. Itu temennya gak sekalian dipesankan gitu?” goda si abang nasi goreng.Gavin memarkirkan motornya tidak jauh