PAPA MUDA 49LAST EPISODE GOleh: Kenong Auliya ZhafiraPria yang ingin melibatkan apa pun yang ada di konter sebagai sarana bagian dari kejutan itu berbalik, lalu menjelaskan apa yang terbayang dalam benaknya. "Jadi, begini. Nanti, ponsel second yang ada di etalase dinyalakan semua. Aktifkan senter dan masukkan ke botol minum plastik. Lalu bentuk lambang hati di sini. Kita akan berada di dalam lambang itu saat mereka datang. Nanti minta Malik menutup mata mereka. Setelah kedua wanita itu melihat kita, kita bergantian mengatakan apa maunya kita. Gimana?" terang Alsaki sebagai pemilik ide yang cukup menghemat biaya. Adrian sendiri cukup mengagumi pola pikir pria di depannya. Soal memperlakukan wanita yang dicintai memang Alsaki bisa dikatakan sebagai juara. Hanya keadaan yang tidak mendukung hingga hatinya tersakiti dan terluka dalam. Akan tetapi, semua itu telah berlalu. "Boleh, Mas. Mau mulai sekarang, atau gimana? Takut mereka keburu datang." "Ya udah. Kita mulai sekarang." Ked
PAPA MUDA 49LAST EPISODE HOleh: Kenong Auliya ZhafiraDyra sengaja berjalan lebih cepat untuk memastikan keberadaan Malik di taman belakang. Takutnya itu hanya tipuan belaka. "Aku lihat Malik dulu ada apa enggak, Mbak. Bentar," ujarnya sembari mengintip dari balik tembok. Ia dapat melihat pria bernama Malik itu tengah memainkan ponselnya. "Oke, Mbak ... Malik beneran ada di sini," ucapnya lagi setelah memastikan kebenarannya. Arista tanpa ragu menuju taman belakang dengan pose layaknya bintang. Meskipun pakaian sederhana, tetapi ada niatan untuk mencari perhatian dari pria yang sibuk menatap layar ponsel. Namun, semua itu percuma. Pria bernama Malik itu tidak melirik sama sekali. "Haduh ... aku ini kurang cantik apa gimana? Wajahnya datar begitu tanpa ekspresi," kesalnya. Dengan mendekat beberapa langkah, Arista mencoba mengajak bicara. "Biarlah urusan hati bisa dipikirkan sambli jalan atau biar menjadi bagian dari masa lalu. Karena hati emang tidak bisa dipaksa," ucapnya lagi dis
PAPA MUDA 49LAST EPISODEOleh: Kenong Auliya ZhafiraTanpa pikir panjang, begitu bibir wanita di depannya berhenti bicara, Alsaki segera memberikan kecupan mesra dan santai. Bibir yang saling bertemu seakan tahu jika luka dulu masih ingin diberi penawar. Mencairkan segala luka yang terjebak kesalahan lalu. Perlahan, kecupan itu kian tenggelam bersama kehangatan yang begitu mereka rindukan saat hati merasa ingin pergi tapi kenyataan menawan kuat perasaan. Sungguh sesuatu yang membuat jiwa sekarat. Alsaki menarik diri setelah lima menit berlalu menyelam indahnya cinta berbalut rindu. Ya, meski bertemu setiap hari tapi rindu itu justru semakin menggebu. Apalagi jika tentang menguraikan bahasa paling indah dari cinta. Hal itu dipastikan melumpuhkan debaran dalam sekali tarikan napas. "Aku mencintaimu ... menikahlah denganku, Andyra Arsha," pinta sang pria sekali kali. "Aku juga sangat mencintaimu. Jangankan menikah denganmu, hidup dan mati bersamamu pun aku mau," jawab Dyra tanpa l
PAPA MUDAOleh: Kenong Auliya Zhafira"Al, aku ingin kita cerai. Aku udah mencoba melahirkan Gala untukmu. Sekarang, tolong biarkan aku mengejar mimpiku. Aku nggak mau fokusku terganggu karena kehadiran bayi kecil itu. Semua yang terjadi di antara kita tidak akan jadi penyesalan. Aku harap kamu mengerti." "Apa kamu udah gila? Gimana aku bisa membesarkan Gala sendiri? Kamu jangan egois! Gala masih kecil, masih butuh sosok ibu! Dan kamu ingin pergi hanya demi sebuah mimpi?! Bulshit! Bilang aja kalau kamu nggak mau jadi ibu di usia muda! Kamu tahu? Bukan hanya kamu yang merasakan itu, aku juga tidak mau jadi papa muda. Tapi, inilah bentuk tanggung jawabku sebagai pria. Kalau kamu ingin pergi, pergilah! Tapi, ingat! Setelah kamu pergi, jangan harap bisa kembali. Aku yakin, Gala tidak ingin punya ibu seperti kamu. Ibu yang memberi kehidupan tapi dengan enteng meninggalkan."Sebuah pertengkaran yang terjadi lima tahun lalu masih teringat jelas oleh Alsaki Mahendra—pria yang memutuskan bert
PAPA MUDA 2Oleh: Kenong Auliya ZhafiraWaktu yang terus berputar terkadang belum mampu menghapus segala kesakitan karena lara hati. Karena bisa saja kejadian kecil membangkitkan lagi luka yang sangat ingin dilupakan.Alsaki tidak tahu harus menyusun jawaban seperti apa untuk membuat Gala mengerti tanpa harus tersakiti. Meski dirinya harus berjalan di atas bara api atau tumpukan paku, ia akan rela melakukan asal Gala—anaknya tidak ikut merasakan kehancuran ketika kepergian wanita itu.Pria yang diam-diam merasa bersalah berbalik menghadap bocah di depannya. Tangannya menggenggam jemari mungil yang mungkin hanya tersentuh beberapa kali oleh wanita bergelar mama."Sayang ... kita memang beda dengan yang lain. Tapi, kasih sayang ini melebihi mereka. Apa Gala tidak merasakan semuanya selama ini? Papa sayang sekali sama
PAPA MUDA 3Oleh: Kenong Auliya ZhafiraKenangan pahit memang kadang bisa membekas hingga napas berhenti berembus. Sekeras apa pun melupakan, rasa itu akan tetap hadir dalam batas pikir yang tidak bisa diprediksi. Alsaki belum mampu melakukannya.Karena memang kenyatannya, kepingan kenangan itu masih timbul tenggelam dalam pikiran. Walau sesakit apa pun, hidup harus tetap maju, bukan mundur. Hanya melupa untuk menyamarkan luka yang terlanjur bersemayam.Alsaki mencoba menatap wanita di sebelahnya. Ada binar bahagia di matanya setelah mengatakan mimpinya. Hampir sama dengan Arista dulu. Bedanya, Dyra tidak melepaskan apa pun untuk mendapatkan sesuatu."Kamu suka hal begitu juga?" Akhirnya hanya pertanyaan konyol itu yang keluar dari bibirnya."Ban
PAPA MUDA 4 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraPernah kehilangan karena sebuah perpisahan yang menginginkan salah satu ikatan terlepas kadang meninggalkan jejak bekas luka. Seperti kulit tergores belati hingga memberi keperihan yang terasa sakit meski sudah mengering dan menghilang. Hati Alsaki tidak ubahnya seperti demikian.Ucapan sang ibu begitu menampar kewarasannya dalam sekejap. Ia memang tidak pernah berpikir untuk mencari mama pengganti. Ia masih sanggup mencurahkan kasih sayang tanpa batas. Meskipun pertanyaan bocah kecil itu mulai membuat hati meringis. Alsaki menggenggam kuat ponsel di tangan kirinya, lalu berusaha keras menjawab pertanyaan wanita di depannya. "So--soal itu belum aku pikirkan, Bu. Aku masih senang berdua bersama Gala."Sang ibu menggeleng, tidak setuju dengan jawaban anaknya. "Apa kamu pernah memikirkan perasaan Gala? Dia juga butuh sosok mama, Al ... oke, kalau kamu bisa urus diri sendiri, tapi Gala? Dia masih butuh," ungkapnya mencoba membuka jalan pikiran se
PAPA MUDA 4 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraDengan melangkah cepat, pria yang menikmati peran ganda untuk buah hatinya langsung membersihkan diri sesampainya di rumah. Kaos oblong berserta celena pendek menjadi pilihan untuk kenyamanan di rumah. Suara televisi dari ruang santai pun menarik perhatiannya. Alsaki keluar kamar, menuju ruang santai untuk melihat sang anak. Sudah menjadi kebiasaannya menonton acara kartun favorit seperti Ultraman dan lainnya. "Sayang, kok, be--" Pertanyaannya terhenti karena sang ibu menempelkan jari telunjuknya ke bibir sebagai kode jangan berisik. "Gala baru tidur," bisiknya setelah anak lelakinya ikut duduk di sebelahnya. "Aku gendong ke kamar," jawabnya ikut berbisik.Seketika tubuh mungil itu sudah berpindah dalam gendongan dengan sekali angkat. Wajahnya terlihat begitu polos tanpa beban. Alsaki meletakkan Gala begitu hati-hati, takut terbangun karena merasa ada gerakan."Maafkan, Papa, Sayang ...," ucapnya sembari membelai lembut rambut hitam sang a