"Ada apa non?" Tanya Bagus kaget.
"Sepertinya kita kedatangan tamu diluar, coba kamu sambut tamu kita," Jawab Alena yang kemudian duduk.
Mendengar apa yang di katakan Alena membuat Bagus buru-buru berlari keluar rumah menyambut tamu yang di maksud Alena.
Tak lama kemudian dari arah depan rumah terdengar langkah kaki yang datang diikuti nongolnya kepala Bagus bersama dengan satu sosok orang tua yang memakai pakaian serba putih seperti jubah.
Begitu masuk orang tua itu memperhatikan keadaan seluruh ruang tamu tempat mereka berada.
"Silakan duduk kek, terima kasih sudah mau mampir ke tempat ala kadarnya ini," Alena mempersilahkan orang yang baru datang itu untuk duduk.
"Hehehe.... Apakah kamu mengenalku gadis cantik" tanya kakek itu sambil duduk di sopa tempat mereka duduk.
"Bagus bikinkan tamu kita kopi," Alena berkata kepada Bagus.
Semua mata memandang Bagus yang berteriak, Alena langsung meloncat dari duduknya dan membantu menenangkan kesakitan yang Bagus alami."Ada apa?" Alena langsung bertanya melihat Bagus sudah tenang."Aku merasa kesakitan karena melihat kilasan-kilasan berwarna merah di beberapa titik Kota Palembang, ketika kilasan itu masuk aku seperti merasakan tusukan ribuan jarum yang menyayat-nyayat," jawab Bagus yang sudah bisa duduk kembali langsung menjelaskan."Dewa Muara kenapa memberi tanda harus seperti ini," Gumam Alena namun masih bisa di dengar oleh Bagus."Apa maksudnya non?" Tanya Bagus bingung."Itu tadi Dewa Muara mentransfer penglihatannya kepadamu, namun karena kekuatan jin tidak kuat menampung kekuatan dewa sehingga kamu kesakitan, tanda yang di tunjukkan Dewa Muara Itu menandakan ada kedatangan makhluk yang jahat lagi yang singgah di kota ini, adapun kilasan-kilasan ini
Alena mendengar bentakan keras diikuti lesatan sinar hitam langsung menghentikan larinya, dia meloncat tinggi menghindari pukulan itu.Dalam keadaan meloncat tangannya yang sudah di isi kekuatan langsung dihantamkan ke depan menangkis serangan Resi Sesat.Suara ledakan keras memenuhi seluruh tempat itu memunculkan pijar api yang sangat terang."Besar sekali rezekiku ternyata ada bidadari kesasar berani menantangku di di Alam Tartaros ini," Sumbar Resi Sesat dengan pandangan mata tajam."Resi Sesat seharusnya dulu para dewa langsung menghancurkan kamu bukan memasukan kamu ke penjarah l, namun aku tidak akan mengulangi kesalahan dewa yang menangkapmu, aku akan menghancurkan kamu sampai ke akar-akarnya," bentak Alena dengan garangnya."Hahaha.... kau akan menjadi Bidadari pertama yang akan di makan racun kala hitam sebelum racun ini aku lepas di negeri dewata," Sumbar Resi Sesat.
Malam yang dingin di sebuah lestoran siap saji orang-orang yang sibuk dengan pekerjaan seharian mulai berjubelan memesan makanan untuk mengisi perut.Diantara jubelan orang itu terlihat satu sosok wanita muda memakai pakaian ketat warna merah dengan langkah anggun memesan makanan di konter pemesanan.Dengan rambut tergerai panjang yang ketika berjalan terlihat riap-riapan di tiup angin menambah pancaran aura kecantikannya.Setiap lelaki yang ada di lestoran siap saji itu tak ayal langsung menatap wanita itu dengan pandangan terpana.Malam yang semakin dingin tidak dihiraukan oleh wanita itu seakan udara malam tidak bisa membuat badannya yang di balut pakaian ketat menjadi dingin.Setelah melihat ke seluruh ruangan lestoran wanita itu memilih duduk di sebuah meja kosong dengan anggun dia langsung menyantap makanannya.Sedang asik wanita itu menyantap makananny
Di rumah sakit Alena bersama Kapten Japar segera menemui dokter, dokter yang sudah sangat kenal dengan mereka langsung menyambut dan mengajak melihat korban sementara Bagus menunggu di depan."Apakah ada yang di hilang dari badan korban dokter?" tanya Alena kepada dokter tersebut."Semua anggota badannya lengkap kecuali jantung dan ada satu keanehan dari mayat korban, luka terbelah di badannya di sebabkan bukan karena benda tajam," jelas Dokter."Maksud dokter?" Kapten Japar bertanya bingung."Luka ini berdasarkan analisis kami di sebabkan oleh kuku, namun kami juga merasa heran kuku seperti apa yang bisa merobek dada seperti ini," dokter menjelaskan sambil memandang mereka berdua.Alena hanya terdiam saja mendengar penjelasan dokter kepada mereka, tangannya perlahan dia gerakan menyentuh bekas luka tersebut.Begitu tangannya menyetuh bekas luka tersebut Alen
Brakkk.Alena menggebrak meja dengan keras membuat Bagus yang menunggunya sambil terkantuk-kantuk menjadi kaget."Ada apa non bikin kaget saja?" teriak Bagus yang kaget sambil melompat dari tempat duduknya.Alena tak menghiraukan kekagetan Bagus, dia langsung bersandar di sopa."Bagus caba pergunakan kekuatan jin yang kamu punya, cari titik merah yang berjalan itu berhenti di mana," Alena berkata kepada Bagus."Baik Non," jawab Bagus yang langsung duduk bersila di lantai."Jangan di sini jin keblinger, kamu dari belakang rumah saja, takut kalau tetangga lihat membuat mereka ketakutan," Alena berteriak kepada Bagus sebab tahu apa yang akan di lakukan jin konyol itu."Baik non," Jawab Bagus sambil cengar-cengir melangkah ke bagian belakang rumah.Sementara Bagus pergi Alena dengan santai duduk sambil memejamkan matanya,
Setelah tubuh Siluman Musang meledak ruangan yang dia jadikan tempat tinggal bergetar keras.Alena mencoba bertahan dari dinding ruangan itu setelah itu dia mencoba berlari dengan cepat keluar melalui terowongan tempat dia masuk tadi.Belum sempat langkah kaki Alena melewati terowongan itu tiba-tiba terjadi ledakan cukup keras dari ruang di belakangnya.Alena yang masih berlari tiba-tiba dihempas energi yang sangat besar dari belakangnya tubuhnya meluncur deras terkena dorongan ledakan itu.Dengan kecepatan tinggi badan Alena meluncur keluar dengan kecepatan tinggi , dia berusaha menggerakkan kekuatan Bidadarinya untuk menghindari benturan itu, namun tetap saja badannya terbentur ledakan itu.Bagus yang menunggu di luar melihat badan majikannya meluncur deras dengan sigap dia meloncat menyambar tubuh Alena.Akan tetapi karena tidak siap membuat tubuh keduanya
Tubuh Alena seperti di tarik ke suatu masa dia melihat bintang-bintang sangat dekat dengan dirinya dan dapat di sentuh dengan tangannya.Badannya tidak bisa bergerak melayang layang dengan cepat masuk ke sebuah dimensi yang tidak dia ketahui ada di mana.Kemudian dia seperti berada di sebuah tempat, di tempat itu dia melihat lima orang sedang bercengkrama dengan akrab.Mata Alena terbelalak sebab empat dari orang itu dia sangat kenal mukanya yang tak lain merupakan Ayahnya, pamannya Dewa Pengembara dan Dewa Muara, Dewa Tertinggi dan satu lagi dia tidak tahu siapa orangnya.Di tangan kelima orang itu secara bergiliran memegang sebuah batu mutiara, yang membuat Alena terbelalak karena Batu Mutiara itu merupakan batu yangvada di mahkota yang dia pegang.Dari langit di atas badan Alena meluncur deras di tarik selarik cahaya yang masuk kedalam tubuhnya dan dengan cepat menggulung-gulu
Bagus yang mengemudikan mobilnya berheti dari pintu samping rumah kediaman mereka, Alena dan Dewa Muara langsung turun dari mobil sementara Bagus langsung memasukkan mobil ke garasi.Setelah duduk di ruang tamu cukup lama Dewa Muara ataupun Alena terdiam tidak ada yang mengeluarkan sepatah katapun.Suasana diam seperti itu di pecahkan oleh suara bagus yang datang membawa gelas kopi buat mereka."Sebaiknya minum kopi dulu biar tidak terlalu tegang," Bagus yang baru datang langsung berkata sambil meletakkan gelas kopi di atas meja."Dewa Muara siapa sebenarnya Raja Kegelapan, kenapa aku di tinjukkan gambaran seperti itu ketika menyentuh batu yang ada di mahkota tadi" tanya Alena setelah menghirup berapa kali kopi di gelasnya."Sebenarnya kami berlima termasuk ayahmu dan pamanmu dahulu merupakan lima sekawan yang menjadi andalan para dewa di medan perang, sampai suatu ketika ketika