Share

BAB 2

Penulis: Yuexi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-13 10:48:18

Girgal meninggalkan desa, berpindah ke wilayah Mosvil yang merupakan pegunungan terjal tempat pusaka terhebat berada. Itu semua terjadi, karena Girgal mendapatkan buku harian ibunya.

Disana tertulis beberapa latihan dan benda pusaka yang mampu menjadikan seseorang tak terkalahkan, melihat sophia berusaha keras membuat Girgal belajar membaca itulah tujuan buku harian sophia ada, membantu dan mendukung Girgal meskipun tanpa sosok sophia lagi.

"Ibu, terima kasih-"

"Minggir!! Dasar rakyat jelata. Aku harus mengambil jalan itu," seru seorang wanita muda.

"Huh? Siapa kau sampai-sampai memerintah orang lain begitu,"

"Tsk, dasar manusia bodoh!! Dia adalah putri dari kepala wilayah," sahut seorang wanita lainnya.

"Aku tidak bertanya, kalian hanya membuang-buang waktu saja,"

Girgal melenggang pergi, menjauh dari kedua wanita itu. Menuju jalan ke kiri, agar tidak bertemu mereka.

"Ck ck, kau sangat dingin pada wanita cantik,"

"Hmm, apa lagi ini," ketus Girgal dengan wajah malasnya.

Pria itu memperlihatkan alat pengenalnya, sebuah lencana berwarna hitam dengan motif bunga. Girgal tidak paham dengan itu, hanya tersenyum sebentar lalu pergi.

"Kau tidak tahu ini? Benarkah kawan?!" seru pria itu.

"Kau pasti dari perguruan mosvil? Aku kenal dengan lencana itu," ujar Wanita itu bangga.

"Bisakah kalian menyingkir, dan bicara di tempat lain saja. Aku sedang terburu-buru," desis Girgal kesal.

Wanita itu memegang jari Girgal pelan, menautkan kedua tangannya. Lalu bersandar di bahu Girgal yang keras. Dengan cepat, Girgal menepisnya kasar, sambil menatap jijik ke arahnya.

"Tuan, bisakah kami ikut bersamamu. Setelah malam tiba nanti aku akan memberimu tempat menginap di kota," sahut wanita itu.

"Nona, apa yang kamu bicarakan? Bukankah dia pria dengan sifat yang sangat buruk. Ayo kita pergi saja dari sini," bisik pengawal wanita itu.

"Diamlah, aku sedang berusaha mendapatkan mangsaku," balasnya.

Girgal menatap malas ke arah mereka, dan pasrah harus berbagi jalan bersama orang-orang cerewet. Di tengah hutan menuju pegunungan, Kabut tebal tiba-tiba memenuhi pandangan mereka semua. Suara derap kaki kecil yang lumayan banyak membuat Girgal menatap tanah begitu intens.

"ARGHHHH, KELABANG OBI-OBIMUUU!!"

"Nona, tenanglah!! Ayo kita berlari ke arah belakang,"

Girgal tahu betul tentang kelabang Obimu yang beracun itu, tapi baru kali ini Girgal melihatnya secara langsung. Jika tersengat racun, maka korban akan demam selama sebulan penuh dan kehilangan nyawa karena dehidrasi berlebihan. Ini terlalu berbahaya, jalan juga dipenuhi kabut, pikir Girgal.

"Tuan- Tuann!! Jangan menyentuh ekor yang berbulu itu!!"

"Owh, kau terlambat bung. Aku sudah menyentuh-"

Girgal jatuh pingsan di tengah kabut, dia tertarik menguji kebenaran catatan ibunya dengan menyentuh ekor kelabang yang berbulu itu. Ternyata, racunnya begitu kuat persis yang dikatakan buku catatan sophia ibunya.

Beberapa jam kemudian, hujan turun dan menyapu kabut di pegunungan. Girgal terkulai lemas tak berdaya dengan mulut penuh darah dan beberapa kelabang yang terpotong menjadi dua. Wanita itu dan pengawalnya segera membantu pria dengan lencana pendekar mengangkat Girgal menuju kota.

"Ayah, sudah kukatakan pria itu terkena racun mematikan!! Kenapa kamu sangat keras kepala?"

"Anne putriku, pria itu mengalami gejala yang cukup aneh. Lihatlah tubuhnya sama sekali tidak membiru dan demam, padahal dia terkena racun," ungkap Pria berotot besar.

Girgal membuka matanya pelan, melihat siapa yang sedang berdebat di seberang tempat tidur. Ternyata wanita dengan sikap manja itu bernama Anne, dan pria berotot seperti pendekar kuat adalah ayahnya.

"Tuan, bisakah kau me-"

"Pria obi, cepat minumlah ramuan ini. Kamu akan segera sehat kembali setelahnya,"

"Ap-blurrbb glug,"

Anne memaksa Girgal meneguk satu gelas penuh ramuan hitam itu. Tatapan mengintimidasi dari ayahnya membuat Girgal terbebani. Girgal merebut gelas itu, dan meletakkan ke meja.

"Aku sangat berterima kasih atas pertolongan kalian, kalau begitu saya permisi,"

"Jangan pergi, kamu masih dalam kondisi pemulihan,"

Girgal tidak memperdulikan ucapan Anne sama sekali dan mengambil tas keluar dari rumah itu. Setelah berjalan cukup jauh, pria pendekar yang bertemu dengan Girgal di hutan tidak sengaja mengikutinya.

"Katakan apa yang kau inginkan sialan?!" teriak Girgal kesal.

"Woooh, tenang kawan. Aku jack dan kita akan segera menjadi rekan,"

"Mengapa aku harus memiliki rekan sepertimu?"

Belum lagi Jack menjawab, sebuah rombongan kereta kuda dengan jeruji besi hitam di sekelilingnya membuat suasana ramai. Ternyata, seorang tawanan perang telah di introgasi di wilayah Mosvil.

"Minggirr, kalian semua minggir!!"

Para penduduk berlarian, begitu juga dengan Girgal dan Jack yang menjauh dari tempat itu seketika. Beberapa petarung datang dengan pedang mereka, berusaha menyerang penjaga disekitar kereta itu. Terjadilah pertempuran kecil, dimana pihak petarung berusaha mengambil alih tawanan yang sedang dikurung itu.

"Wilayah yang ramai, hahahahaha sungguh meriah,"

"Dasar pria gila, ayo pergi dari tempat ini,"

"Tidak kawan, kita harus melihat pertunjukkan selanjutnya,"

Girgal mengernyitkan alisnya, lalu menatap dengan seksama penjaga yang mulai berdatangan dari arah yang sama sejak Girgal keluar dari rumah Anne. Pria berotot besar itu, datang dengan pedang besarnya. Menerkam mangsa begitu cepat dan tidak diberi ampun sama sekali.

"Lihat kan? Dialah tuan pemimpin wilayah ini, tuan Vladimir yang hebat,"

"Vladimir, dia salah satu pendekar terkuat pada masanya,"

"Benar sekali kawan, kau pasti sudah bertemu dengannya tadi. Bagaimana kesanmu pada pria itu??"

Girgal tidak peduli dengan kesan ataupun kehebatan orang lain, selama itu bisa menjadi batu loncatan untuknya mendapat pusaka terhebat yang hilang.

"Sudah cukup, aku terlalu banyak membuang waktu disini,"

Girgal pergi meninggalkan Jack di tengah perseteruan para petarung dan penjaga wilayah mosvil. Para petarung seakan tahu bahwa, penduduknya tidak akan ikut campur sedikitpun dan hanya melihat kedua pihak bertarung. Mereka sangat cerdik, pasti sudah sangat lama diketahui pihak lawan, pikir Girgal.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • PEDANG PUSAKA TERHEBAT   Bab 12

    Kertas yang Girgal pegang terjatuh, dirinya segera berlari menuju bangunan besar tempat Anna di hukum. Namun, langkahnya terhenti saat melihat Pangeran pertama dan beberapa pengawal berdiri di depan pintu."Aku terlalu terburu-buru,""Meskipun kondisi Anna semakin memburuk, ayahnya pasti akan melindunginya,""Ayah katamu? Ayah mana yang mau melihat putrinya terbring lemah dengan racun mematikan di tubuhnya,"Jack membuang muka, dia tak ingin memperpanjang perdebatan mereka demi Anna. "Pelatih Robert akan membawamu pergi, sementara aku yang akan menjaga Anna,""Aku belum memutuskan untuk ikut siapapun-,""Girgal! Ini satu-satunya cara untukmu membalas dendam, jadi fokuslah pada jalanmu. Saat kau menjadi kuat, Anna juga pasti bisa kau selamatkan,"Girgal menatap Jack penuh kekesalan, lalu pergi meninggalkannya. Seminggu berlalu, Anna masih menjalani hukuman penyucian jiwa. Penangkal racun yang Girgal temukan juga bereaksi sama sekali, hingga tubuh Anna mulai pucat keseluruhan. "Aku a

  • PEDANG PUSAKA TERHEBAT   Bab 11

    Pangeran pertama berjalan ke arah Girgal, dengan beberapa prajurit di belakangnya. Mata keemasan dan wajah terpahat begitu indah, membuat Girgal menghela nafas kasar."Haruskah aku memberi hormat padamu,"Girgal menatap pria itu dingin, mereka adalah saudara tak seibu. Wajah yang persis sama dengan raja, hingga Girgal sangat ingin merobek wajah itu."Beri hormat pada yang mulia!! Lancang sekali kau!!""Aku bukanlah warganya, aku seorang pengembara yang ingin membalas dendam pada seseorang di wilayah ini,""Pengembara? Balas dendam? Siapa yang kau maksud?" pangeran tampak bingung."Yang mulia, paduka raja sudah tiba di pintu gerbang akademi,"Girgal tersentak, apakah dia sanggup menahan diri saat bertemu langsung dengan raja yang merupakan pembunuh ibunya. Pangeran pertama melenggang pergi, dengan cepat Girgal masuk menyelinap ke gedung besar akademi."Nona, nonaku... Kami akan membawa makanan untukmu. Bangunlah nona, Aku tidak bisa hidup tenang lagi jika anda tiada,""Tiada? Apakah An

  • PEDANG PUSAKA TERHEBAT   Bab 10

    "Cepat cari pedang itu!!"Girgal dengan pelan menenggelamkan pedang yang dipegang, lalu menginjaknya agar tidak tampak. Kelima pria itu mencari di sekeliling, Girgal melirik sekilas tempat Boby tertidur. Aku hanya harus mengelabui mereka tanpa harus bertarung, pikir Girgal."Pedangnya tidak ada tuan,""Apa kalian yakin? Pasti dia menyembunyikannya di bawah batu atau pohon,""Huh, kalian sangat tidak sopan. Menyergap seorang pria yang telanjang dengan tiba-tiba,""Kami tidak pernah tertarik dengan omong kosongmu bajingan!!""Aku merasa kasihan jika anak-anak kalian tahu nanti, melihat orang lain mandi dengan sengaja,"Tampak pria dengan panggilan tuan itu mundur, dia pasti sangat mementingkan harga dirinya. Setelah beradu kalimat, ke lima pria itu malah pergi dengan membawa seluruh pakaian Girgal."Arghh, sial ini semakin dingin,""Hahahahaha, pakailah ini kawan,""Jack, apa yang kau lakukan disini?""Seseorang memberikan tugas, untuk menjagamu dari siapapun,""Apa Anna yang memintamu?

  • PEDANG PUSAKA TERHEBAT   Bab 9

    Girgal melewati air terjun, mendaki bukit bulgu bersama Boby. Saat berada di sebuah persimpangan jalan, gubuk kecil dengan lentera yang menyala membuat Girgal penasaran. Boby memegang erat tangan Girgal, sepertinya ada seseorang yang sedang singgah juga disana."Permisi, apa ada orang di dalam,"Suara beberapa pria dan wanita di dalam gubuk seketika senyap, mereka terlihat mulai mundur perlahan dari bayangan mereka yang ada di jendela. Pintu terbuka, menampakkan sosok Jack yang tersenyum ke arah Girgal."Apa?!" Girgal menoleh ke dalam melihat Anna, Leo dan Jessy, serta seorang wanita lainnya."Hai Girgal, seperti dugaanku kita pasti bertemu di tempat yang sama lagi,"Tatapan mata Anna dan wanita itu tampak sinis, Girgal membuang muka karena sudah sewajarnya Anna melakukan hal itu padanya."Masuklah, kalian pasti butuh tempat untuk beristirahat,""Tapi..." Girgal sangat ingin pergi dari gubuk itu, tapi Boby yang sudah kelelahan membuatnya menerima ajakan Jack.Girgal dan Boby masuk ke

  • PEDANG PUSAKA TERHEBAT   Bab 8

    Pagi buta, Girgal menggendong Bobby menjauh dari rumah besar itu. Tidak ada orang yang terjaga, mereka terlelap begitu nyenyak. Saat melewati bangunan kota, Girgal merasa seseorang sedang mengawasi mereka.Di depan hanyalah ada hutan besar, jika Girgal kembali maka mungkin saja dirinya akan dalam berbahaya. Terpaksa dia memilih jalan menuju hutan, seseorang yang mengikutinya pun menghilang begitu saja."Di depan tampak begitu gelap dan lembab, huh Boby juga sangat berat,"Girgal memperbaiki gendongannya, lalu menerangi jalan dengan sebilah kayu yang diberi percikan api dan minyak. Tidak ada binatang yang melintas, hanya ada suara serangga yang terus menyerang indera mereka."Nak, kau disini?""Siapa disana? Tunjukkan dirimu,""Ini paman, aku menunggu berbulan-bulan lamanya kau tahu. Sampai persediaan makan pun aku tak punya lagi,""Paman, bukankah kita akan bertemu di seberang hutan ini? Kenapa kau menungguku disini?""Berhenti bertanya dan berikan aku makanan. Tapi, ayo kita pergi da

  • PEDANG PUSAKA TERHEBAT   Bab 7

    Girgal menatap pedang yang bersandar di lemari, lalu menatap ke sekelilingnya tidak ada satupun orang di kamar. Suara berdengung itu membuat Girgal sadar, bahwa pedang itu terlihat aneh sejak kemarin."Kontrak darah itu sepertinya berjalan lancar, tapi mengapa aku merasa aneh setiap mendengar suara yang dikeluarkan pedang itu,"Girgal bangkit dari duduknya, dia memasang sarung pedang baru agar tidak ada orang yang mengetahui keberadaan pedang itu. Boby pun muncul di balik pintu, sembari membawa secangkir teh hangat untuk Girgal."Paman, seseorang mencarimu di bawah. Mereka tampak mengenalmu dengan baik paman,""Mencariku? Baiklah, aku akan segera turun. Kau berkemaslah, kita akan pergi setelah ini,"Boby mengangguk paham, Girgal segera keluar dari kamar dan menuju lantai bawah. Langkah Girgal sedikit melambat, ketika melihat Jack, Anna dan para siswanya berdiri di dekat meja makan. Dengan langkah berat, Girgal terpaksa bertemu dengan mereka lagi."Lihat, dia adalah paman yang melawan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status