Share

SIAPA ISTRI KAMU?

last update Last Updated: 2025-01-10 10:48:26

Sembari bicara demikian pada Clara, salah satu tangan Bagas terangkat seperti ingin menampar pipi Clara.

Membuat Clara terdiam seketika karena terkejut sang suami belakangan ini sering main tangan jika bertengkar dengannya apalagi jika sudah berkaitan dengan Anisa.

Akhirnya, Clara pasrah membiarkan suaminya untuk mengantarkan Anisa ke rumah sakit, setelah dengan sangat terpaksa, ia memberikan uang pada Bagas sebagai bentuk pertanggungjawaban lantaran ia membuat Anisa celaka seperti tadi.

Ketika Clara larut dalam perasaan hancurnya, ponselnya berdering. Dengan gerakan lambat karena seolah tidak punya daya, Clara mengeluarkan benda itu dari dalam tasnya.

Nina memanggil. Clara langsung menerima panggilan itu dengan perasaan bertanya-tanya.

{Ra, kamu di mana?}

Nina langsung melontarkan pertanyaan setelah panggilannya diterima oleh Clara.

{Aku di rumah, kenapa?}

{Pak Johan marah sama kamu, karena kamu enggak ikut rapat tadi}

Nina segera mengatakan kenapa ia menelpon Clara.

{Tapi kamu bilang aku lagi ada keperluan penting, kan?}

{Iya. Aku bilang, suami kamu sakit jadi kamu harus pulang cepat, tapi, Ra, seharusnya kan, kamu yang bersama suami kamu, ini kok, perempuan itu?}

Kening Clara bertaut ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Nina.

{Maksud kamu apa?}

Nina langsung mengirimkan foto pada Clara dan Clara terkejut ketika melihat foto yang dikirim oleh Nina padanya.

Foto Bagas dengan Anisa, dan saat foto itu diambil, Bagas memapah Anisa seolah-olah perempuan itu tidak bisa berjalan padahal menurut Clara, Anisa tidak sampai harus seperti itu karena Clara sempat melihat kondisi kaki perempuan tersebut setelah sup itu mengenai kakinya.

Ada perasaan panas menyelimuti hati Clara yang sudah panas sejak tadi. Namun, Clara berusaha untuk menguasai diri khawatir sahabatnya itu tahu, ia sekarang terpuruk karena Anisa pula.

{Dia emang lagi nganter Anisa berobat, itu gara-gara aku, aku enggak sengaja nyenggol panci berisi sup, dan sup itu jatuh kena kakinya}

Clara menerangkan kejadian yang baru saja dialaminya, membuat Clara bisa merasakan, Nina menarik napas berat di seberang sana.

{Tapi enggak gitu juga kali caranya, dia memapah seolah kaki Anisa itu cacat, lho, aku pengen labrak dia jadinya!}

Suara Nina terdengar diliputi perasaan emosi, dan ini membuat perasaan Clara semakin bercampur aduk.

{Terus, apa kata Pak Johan, Nin?}

Clara sengaja mengalihkan percakapan, tidak mau mereka membahas Bagas, karena rasa sakit itu akan semakin menjadi jika sekarang mereka membicarakan suaminya tersebut.

{Kamu harus terima tawaran dari designer yang tadi ikut hadir saat rapat, kalau enggak, Pak Johan mecat kamu!}

Tubuh Clara mendadak kaku mendengar informasi yang disampaikan oleh Clara.

{Kamu tau tawaran itu gimana, enggak?}

Sebuah pertanyaan diajukan oleh Clara, dengan nada suara terbata, khawatir tawaran itu mengandung sesuatu yang sudah ia tegaskan tidak mau ia lakukan untuk membuat suaminya tidak lagi uring-uringan.

{Aku belum melihat konsepnya secara menyeluruh, sih, tapi mending kamu jangan nolak, kalau enggak mau karir kamu abis}

Sebuah saran diucapkan oleh Nina, dan Clara menarik napas mendengarnya.

{Baiklah. Kamu tolong kasih tau aku kalau sudah tahu semua konsepnya ya, aku tutup dulu telponnya}

{Tunggu, Ra!}

Clara mengurungkan niatnya untuk mengakhiri percakapan ketika Nina mengatakan hal itu padanya.

{Apa?}

{Suami kamu lagi sakit, kan? Tapi sekarang dia ke rumah sakit nganterin perempuan lain, kayak janggal dilihat gitu, kenapa bukan kamu aja yang nganter Anisa?}

Nina ternyata kembali membahas sesuatu yang sangat dihindari Clara untuk dibahas dengan orang lain, terutama untuk sekarang ini.

Namun, tentu saja Clara tidak bisa untuk tidak menjawab pertanyaan dari Nina, karena jika itu dilakukannya, Nina akan terus bertanya disetiap kesempatan.

{Aku, kan enggak bisa bawa motor, masa mau tumpuk tiga? Enggak bisa dong?}

Alasan itu dianggap Clara tepat untuk menjawab pertanyaan Nina, tapi ternyata, Nina tetap tidak puas dengan jawaban sahabatnya tersebut.

{Bisa pake taksi online, kan? Harusnya kamu yang bawa Anisa kalau memang kamu yang bertanggung jawab, bukan Bagas!}

{Sesekali, enggak papa, lain kali aku enggak akan mengizinkan, ohya, kenapa kamu bisa ada di rumah sakit? Kamu sakit?}

Clara menjawab tapi juga berusaha untuk mengalihkan percakapan itu kembali.

{Aku ditelpon Mama, beliau sakit jadi aku mampir buat nengok, nanti balik ke agensi lagi kok, ya sudah, Ra, kamu jangan beri celah wanita lain untuk pergi-pergi sama suami kamu, lho! Berhijab bukan berarti enggak bisa khilaf, kan?}

Nina mengakhiri percakapan, perempuan itu sepertinya sedang terburu-buru.

Clara menarik napas mendengar nada suara Nina yang terdengar aneh di telinganya. Sebenarnya, sahabatnya itu melihat apa? Sampai bisa mempengaruhi suaranya begitu.

Karena penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi, sebab, ibunya Nina yang sudah ia anggap ibunya sendiri semenjak ibunya sudah tidak ada tersebut sedang sakit, Clara jadi ingin menengok.

Ia tahu rumah sakit yang biasa direkomendasikan Nina untuk berobat karena pelayanannya sangat bagus.

Clara yakin, sekarang Nina dan ibunya ada di sana. Clara juga ingin melihat kelanjutan Bagas dan Anisa yang sedang berobat di sana.

Semoga saja, kekhawatirannya tidak terbukti, karena sejujurnya ia tidak mau terus menerus bertengkar dengan suaminya.

Bergegas, Clara merapikan belanjaannya dahulu di kulkas, dan membersihkan kuah sup yang mengotori lantai dapur, setelah itu terburu-buru ia memesan ojek online, dan keluar.

Saat di ruang tamu, ia berpapasan dengan ibu mertuanya yang tadi sempat mengantar Bagas juga Anisa berangkat ke rumah sakit.

Melihat Clara yang ingin pergi lagi, sang ibu mertua mencegah Clara untuk melewatinya meskipun Clara sudah pamit untuk sesuatu yang penting.

"Kamu mau membuntuti Bagas dan Anisa?" tanya ibu mertuanya, setelah mendengar perkataan pamit Clara.

"Enggak, Ma. Nina tadi nelpon, dia butuh bantuan, soal pekerjaan. Aku pergi sebentar, ya, Ma!"

Setengah mati, Clara berusaha untuk tidak dicegah. Tamparan ibu mertuanya tadi memang tidak terlalu keras, tapi cukup menghancurkan seluruh hatinya, rasanya sekarang, Clara sedikit sulit untuk bersikap biasa di hadapan wanita tersebut.

"Kamu itu, baru datang pergi lagi, bosan Mama melihat kamu! Kamu kasih uang tidak sama Bagas? Kamu yang harus tanggung jawab sama Anisa, jadi harus pakai uang kamu!"

Nada suara ibu mertuanya terdengar meninggi saat mengucapkan kalimat itu pada Clara.

"Iya. Aku sudah ngasih uang sama Bagas, kok. Aku pergi, Ma!"

Berlina menjauhkan telapak tangannya ketika Clara berniat untuk mencium telapak tangannya sebelum pergi pertanda pamit.

Hati Clara sesak, tapi Clara mencoba untuk bersabar, dan ia segera melangkah melewati ibu mertuanya tanpa peduli omelan yang dilontarkan sang ibu mertua padanya ketika melihat ia tetap pergi.

Apa Bagas minta uang padanya itu perintah dari mertuanya?

Ada pertanyaan seperti itu berkelebat di benak Clara, tapi Clara mengabaikan dan memilih untuk segera berangkat ke rumah sakit, dan tidak lupa ia mengirim pesan pada Nina agar sahabatnya itu memberi tahu padanya ruangan ibu Nina dirawat.

Sesampainya di rumah sakit, Clara yang sebenarnya tidak mau berpikir yang tidak-tidak tentang Bagas dan Anisa dikejutkan oleh pemandangan yang disuguhkan oleh Bagas serta Anisa kembali.

Kedua orang itu sedang menebus resep. Dari arah belakang, Clara melihat Bagas seperti sedang mengantar istri yang sedang berobat.

Jarak keduanya sangat dekat, dan ia juga melihat sikap Anisa pada suaminya juga sangat manja seolah-olah Bagas adalah suami perempuan tersebut.

Clara naik pitam. Kali ini kemarahannya lebih besar dibandingkan saat ia melihat keduanya berada di dapur yang ada di rumahnya.

Ketika Clara sudah sampai di belakang kedua orang itu untuk menegur sikap Anisa yang menurutnya berlebihan pada suaminya, tiba-tiba saja, seorang suster mendekati Bagas dan mengajak suaminya bicara hingga Clara mengurungkan niatnya sejenak.

"Pak, bisa beritahu informasi hubungan Bapak dengan pasien? Karena nanti ada anjuran dari dokter terkait kondisi kaki pasien?"

Suster itu melontarkan pertanyaan tersebut pada Bagas dan Bagas dengan cepat menjawab pertanyaan itu tanpa ragu, karena tidak menyadari ada istrinya tepat di belakangnya.

"Oh, pasien istri saya Suster, saya-"

"Bagas!! Siapa yang kamu bilang istri kamu?! Perempuan ini bukan istri kamu, Bagas! Aku istri kamu!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    ISTRI SAH DIANGGAP PELAKOR!

    Semua mata langsung tertuju pada Clara, dan Bagas sangat terkejut melihat istrinya sudah berdiri di belakangnya. "Maaf, jadi, siapa istrinya, Pak?" tanya suster itu yang jadi bingung karena pengakuan Clara. Ia memandang Clara dan Anisa bergantian untuk memastikan siapa sebenarnya istri pria yang diajaknya bicara. Untuk sesaat, Bagas jadi gugup. Gugup karena kebohongannya diketahui oleh Clara, tapi Bagas tipe pria yang tidak mau merubah keputusannya hingga ia meminta izin pada sang suster untuk memberinya waktu bicara pada Clara sejenak.Setelah suster memberinya izin, Bagas langsung menarik tangan Clara ke tempat yang sedikit jauh dari posisi Anisa yang dibimbingnya tadi untuk duduk saja di kursi tunggu.Sementara itu, sang suster terpaksa menunggu sejenak karena keterangan Bagas sangat penting untuk disampaikan pada dokter yang memintanya melakukan hal itu."Kamu itu gimana, sih? Aku itu cuma pura-pura! Anisa akan malu kalau dia diantar oleh pria yang bukan siapa-siapanya!" kata B

    Last Updated : 2025-01-10
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    NAFSU DALAM EMOSI

    Paras Bagas terlihat sangat terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Anisa. Ia tidak menyangka, perempuan itu bisa memiliki ide seperti itu, hingga Bagas menatap Anisa dengan tatapan mata yang tidak berkedip sedikitpun. Ditatap demikian oleh Bagas, membuat Anisa tersipu, tapi ia tidak mengurungkan niatnya untuk memperjelas apa yang ia katakan pada Bagas tadi."Kenapa? Kayaknya kamu kaget banget? Enggak suka?" katanya bertubi-tubi pada Bagas.Bagas tergagap. Ia mengusap wajahnya kasar, karena mendadak ia jadi bingung apa yang akan ia katakan di hadapan Anisa."Bukannya tidak suka, tapi, aku masih kurang paham, mengapa kamu mau direpotkan sama masalah aku dan Clara?" jawab Bagas masih sambil menatap Anisa yang masih tersipu di hadapannya."Aku teman kamu, wajar aku membantu kamu, emangnya siapa lagi yang bisa dekat sama ibu kamu selain aku?""Enggak ada! Enggak ada wanita lain yang disukai ibuku kecuali kamu. Dengan Clara saja, ibuku tidak begitu akur...."Perasaan senang menyelimuti

    Last Updated : 2025-01-11
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    BUKA PAKAIAN KAMU!

    Clara tidak paham apa yang sebenarnya di otak suaminya sekarang. Yang jelas, saat Bagas berusaha untuk membuka seluruh pakaiannya, ia mencegah karena tidak seperti biasanya, sang suami melakukan hal demikian disaat mereka sedang berdebat."Bagas! Sakit!!" teriak Clara, ketika dengan kasar, Bagas mencengkram tangannya yang berusaha untuk menghentikan aksi suaminya yang membabi buta membuka pakaian tidurnya."Sakit? Hatiku lebih sakit, Clara! Kamu tahu, aku tidak suka kamu berfoto dengan model pria, tapi kamu minta izin lagi padaku untuk masalah yang sama! Kamu sengaja bikin aku marah?!" Sambil bicara seperti itu pada Clara, Bagas naik ke atas tubuh sang istri sehingga kini, pergerakan istrinya tidak lagi sebebas saat sebelum ia melakukan hal itu. "Tapi, ini bukan kemauan aku, Gas, ini situasi yang maksa aku harus ngomong lagi sama kamu, aku juga enggak tau akhirnya jadi begini, tapi aku butuh solusi, kalau aku menolak gimana dengan denda itu?"Setengah mati, Clara menanggapi perkataa

    Last Updated : 2025-01-12
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    HARUS BINAL!

    Clara semakin dihadapkan perasaan delima. Di satu sisi, ia tidak mau disentuh Bagas jika pria itu sedang marah, tapi di sisi yang lain jika ia tidak menurut, ia khawatir Bagas akan semakin marah."Gas, terus bagaimana dengan pembicaraan kita? Kamu sudah memutuskan sesuatu?"Meskipun sedang merasa khawatir dan takut, Clara tetap ingin menuntaskan pembicaraan, ia ingin tahu keputusan Bagas, atau minimal jalan keluar dari Bagas agar ia tidak dianggap membuat keputusan sendiri."Kau mau melayani aku, tidak? Jangan mengalihkan pembicaraan!"Bagas justru bertahan dengan keinginannya tanpa peduli keinginan Clara yang ingin apa yang mereka bicarakan segera dituntaskan.Clara mencengkram erat pakaian tidurnya, seolah bingung apa yang harus ia putuskan sekarang."Kenapa kamu ingin kita berhubungan intim saat kamu sedang marah seperti itu? Kamu tahu aku tidak suka itu...."Akhirnya, daripada hanya disimpan di dalam hati, Clara mengutarakan rasa keberatannya pada Bagas tentang permintaan sang sua

    Last Updated : 2025-01-13
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    AKU ISTRIMU, BUKAN PELACURMU!

    Clara menarik napas mendengar apa yang diucapkan oleh suaminya, ia akhirnya melakukan apa yang diinginkan suaminya meskipun ia terpaksa karena sebenarnya keadaan hatinya saja sedang tidak baik.Tubuh Clara sudah polos tanpa pakaian. Ia berusaha untuk membuat Bagas merasakan sensasi yang baru dari cara ia menyentuh laki-laki tersebut."Lebih hot, Clara! Seperti saat kamu di depan kamera! Pandangan mata kamu sensual mengundang birahi siapapun yang melihat fotomu, sekarang kau harus melakukan hal lebih untukku! Aku suamimu, berikan sentuhan lebih panas dari biasanya!" Suara Bagas terdengar lantang ketika Clara sudah memberikan servis pada bagian bawah perutnya. Keadaannya juga sama tanpa pakaian dan ia meminta Clara yang melucuti semuanya seperti raja yang sedang dilayani oleh selir. Sebenarnya, Clara kesal dengan ucapan Bagas yang mengatakan dirinya mengundang birahi saat difoto. Karena menurutnya, job yang diambilnya tidak begitu berlebihan saat berpose dan memang semua fotomodel b

    Last Updated : 2025-01-14
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    TAK INGIN DISENTUH....

    "Kau ingin aku memberikan keputusan yang memuaskan untuk permasalahan kamu tidak?" tanya Bagas dengan nada suara yang ditekan, pertanda ia sekarang menahan amarahnya."Mau," sahut Clara dengan nada suara merendah. "Kalau begitu, lakukan saja tugasmu! Ingat, sekali lagi aku mendengar kamu mengeluh, jangan harap, aku peduli dengan masalah kamu itu!"Ancaman yang dikatakan oleh Bagas, mau tidak mau membuat Clara mati kutu. Ia tidak lagi mengatakan apapun untuk melancarkan aksi protesnya, karena jika Bagas tidak peduli dengan masalah yang membelitnya, ia harus bagaimana?Baiklah. Untuk sekarang, aku harus bersabar. Aku akan menuruti apa yang diinginkannya meskipun itu enggak menyenangkan buat aku, semoga, dia begini hanya satu kali saja....Perempuan itu bicara di dalam hati, dengan perasaan yang bercampur aduk."Lakukan lagi! Yang lebih liar!" perintah Bagas, pada sang istri hingga lamunan Clara buyar seketika.Clara bergerak, masih di atas tubuh suaminya, tapi saat ia mulai ingin melak

    Last Updated : 2025-01-15
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DISENTUH DENGAN KASAR!

    Clara mendongakkan kepalanya, menatap wajah sang suami, dan menentang sorot tajam tatapan mata suaminya tersebut seolah ia tidak takut dengan isyarat kemarahan yang diberikan oleh Bagas, lantaran ia memang tidak suka disentuh ketika ia sedang tidak senang. "Kamu sangat tahu, aku tidak pernah keberatan untuk kamu sentuh, tapi kalau kamu menyentuh aku dengan kasar, atau saat sedang marah, aku tidak suka, dan satu lagi, aku enggak suka melihat kamu ngocok kayak tadi!"Mendengar apa yang diucapkan oleh Clara, Bagas tersenyum miring. Rasa marahnya bukan mereda, tapi justru semakin membara. Satu tangannya mencengkram bokong istrinya yang padat, sangat kuat seolah ingin menyakiti. Membuat Clara meronta untuk melepaskan diri dan menjauh dari Bagas. Akan tetapi, gerakan Clara yang meronta seperti itu dianggap gerakan penolakan yang keras bagi Bagas pada sentuhannya. Tak ayal lagi, emosi pria itu semakin tersulut hingga ia mendorong kasar tubuh telanjang istrinya tersebut ke atas tempat tid

    Last Updated : 2025-01-16
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    AIR MATA CLARA....

    "Enggak! Aku enggak mau!" Sembari bicara seperti itu, Clara beringsut mundur, tidak mau berbaring dekat dengan posisi Bagas, khawatir suaminya akan memasukinya lagi lantaran ia melihat, milik suaminya memang kembali menegang.Dengan sisa kekuatannya, perempuan itu berusaha bangun, namun belum lagi ia berhasil melakukan hal itu, Bagas lebih dulu menyambar salah satu tangannya, dan menarik tangan itu dengan kuat hingga tubuh polos Clara kembali terbaring dan dengan cepat, kaki dan tangan Bagas digunakan untuk menghalangi pergerakan perempuan berambut panjang tersebut. "Lepaskan, Bagas! Aku mau mandi!" seru Clara sambil berusaha untuk menjauhkan tangan Bagas yang bergerak liar di atas perutnya. "Harusnya, kau senang karena aku selalu bernafsu padamu. Kau tidak perlu cemburu pada Anisa lagi karena aku hanya candu pada tubuhmu, tapi kau selalu punya cara untuk membuat aku kecewa, kau benar-benar ingin selalu bertengkar denganku!?"Perkataan berujung pertanyaan Bagas diselingi usapan jem

    Last Updated : 2025-01-16

Latest chapter

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    KETERKEJUTAN SEAN

    "Aku mencintai Clara, Fauzi! Aku tidak akan pernah membiarkan dia dengan pria lain, titik!""Bagaimana dengan Clara terhadapmu? Dia dulu juga mencintaimu, dia pasti juga tidak mau kamu bersama dengan wanita lain, tapi nyatanya apa? Kamu sekarang poligami!""Diam! Kau ini temanku atau bukan? Aku itu minta dukungan, Fauzi, bukan ingin disudutkan!""Sudahlah. Tenangkan dirimu. Sekarang, apa yang akan kau lakukan? Istrimu tidak kembali, bagaimana caranya kamu mengatasi itu semua?""Clara pasti dengan Sean! Aku yakin itu!""Tapi kamu ada buktinya tidak?""Bukti apa lagi? Jika Clara tidak bersama dengan Nina, pasti dia dengan Sean, hanya pria itu yang selalu ikut campur masalahku dengan Clara, karena dia menyukai Clara!""Bagas. Jika kamu memang curiga Sean ingin merusak hubunganmu dengan Clara, kau harus punya bukti, Sean anak Pak Steven, kalau Pak Steven tidak terima dengan apa yang kamu tuduhkan, maka dia bisa membuat mu berada dalam kesulitan sekejap mata."Bagas hanya bisa mengepalkan

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    SEMAKIN MEMANAS!

    "Aku datang menemui Anda di sini bukan ingin mengatakan istri Anda ada di mana, itu bukan urusanku, bukankah dia sudah pulang? Jika dia pergi lagi memangnya ada kaitannya dengan ku?" jawab Carli yang tahu tentang Sean yang mengantarkan Clara pulang tapi Clara melarikan diri lagi dari rumah karena Sean yang bercerita.Kalo emang Clara menjadi pelakor dalam pernikahan orang tua lu, gue kagak mungkin menyembunyikan Clara di rumah gue, Carli. Dia hanya korban, dan ini perlu diselidiki!Begitu kata Sean pada waktu itu saat Carli melancarkan aksi protes padanya, mengapa Sean mau menyembunyikan Clara di rumahnya padahal ada resiko besar jika wartawan tahu apa yang sudah dilakukannya.Karena tahu kepribadian Sean seperti apa, Carli percaya, Sean tidak mungkin berbuat sembarangan jika tidak ada tujuan yang jelas dan benar itu sebabnya meskipun kesal dengan Clara yang dianggapnya sebagai selingkuhan ayahnya, Carli berusaha untuk menahan diri untuk tidak ikut campur dengan apa yang sudah diputu

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    MELAKUKAN PERTEMUAN

    "Mungkin kalian salah lihat, tidak ada perempuan di rumah ini kecuali para pelayan dan ibuku, sesekali ada tapi keluarga di Jakarta yang datang, selebihnya tidak ada, mungkin saat itu yang kalian lihat adalah sepupuku."Sean terpaksa berbohong untuk menjawab pertanyaan para wartawan. Lalu ia menutup kaca mobilnya setelah itu segera memberikan isyarat pada para wartawan itu untuk menyingkir karena gerbang rumahnya sudah terbuka.Meski para wartawan itu tidak puas dengan jawaban Sean, tapi mereka terpaksa membiarkan mobil Sean masuk ke dalam pekarangan rumah besar tersebut dan akhirnya setelah itu pintu gerbang ditutup.Mereka kembali tidak bisa melihat situasi di dalam dengan bebas padahal mereka penasaran dengan perempuan yang perawakannya mirip Clara itu di dalam sana. Sean segera masuk ke dalam dan bergegas menutup pintunya, tidak mau sedikitpun para wartawan itu tahu bahwa ia menyembunyikan Clara di dalam."Clara. Jangan keluar. Ada banyak wartawan di luar, mereka melihat kamu ent

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DIKELILINGI WARTAWAN!

    "Itu juga tidak bisa dipastikan sebenarnya.""Dengan kata lain, kemungkinan kalau dia punya itu memang benar, kan?""Bisa jadi, tapi Clara, meskipun demikian apakah kamu yakin akan selalu di bawah kuasanya hanya karena kamu khawatir video itu tersebar?""Apa yang harus aku lakukan, Sean? Selain patuh padanya apa yang bisa aku lakukan? Kamu kerja di dunia entertainment, kamu pasti sangat tahu perasaanku tentang itu.""Clara. Jika dia melakukan hal itu, kamu bisa melaporkan dia balik karena pencemaran nama baik."Clara menutup wajahnya dengan telapak tangannya mendengar apa yang diucapkan oleh Sean. Perempuan itu seolah tidak sanggup jika video itu terpublikasi dan semua orang bisa melihat apa yang dilakukannya. Ia benar-benar tidak punya mental untuk menerima situasi seperti itu."Kamu yang berhak menentukan apa yang akan kamu lakukan, hidup cuma sekali, Clara. Jangan sampai kamu hidup hanya untuk memuaskan orang lain saja yang sudah sangat jelas tidak pernah menghargai kamu."Suara S

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    MELARIKAN DIRI!

    Clara berusaha untuk melakukan perlawanan, dan itu semakin membuat Bagas kalap hingga ia juga semakin memperlakukan Clara dengan kasar. Apa yang dilakukan oleh Bagas benar-benar membuat Clara ikut membabi buta untuk mempertahankan dirinya agar tidak disentuh secara brutal oleh Bagas.Segala cara dilakukan oleh Clara tapi Bagas justru semakin merajalela untuk melakukan apa yang ia inginkan pada Clara. Bagas melakukan hal itu dengan kasar dan Clara tambah merasa keberatan hingga perempuan itu menendang bagian bawah perut sang suami dan Bagas seketika tersungkur menerima itu semua. Kesempatan itu digunakan oleh Clara untuk keluar dari kamar setelah menyambar tasnya yang berisi dompet dan ponselnya.Tanpa peduli Berlina yang berteriak ke arahnya, Clara terus keluar sebelum Bagas berhasil bangun dan mengejarnya. Clara juga tidak sempat membenahi pakaiannya hingga dua tangannya merapatkan pakaian itu sembari terus berlari ke arah jalan untuk pergi sejauh mungkin dari rumah. Saat itulah

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    TETAP DISALAHKAN!

    Sean segera mengusap wajahnya perlahan, tidak mau rasa perih itu membuat ia jadi hilang kendali dan merusak hubungan pertemanannya dengan Clara."Aku tahu. Kamu tenang saja. Yang penting sekarang, kamu sudah baikan, dan kamu harus mengusut ini sampai tuntas."Sean menanggapi beberapa menit setelahnya, usai ia mampu mengatasi perasaannya tentunya. Clara mengucapkan terima kasih. Pikirannya penuh sekarang. Meskipun ia menurut ketika Sean memintanya untuk makan, namun di hati, Clara benar-benar menyimpan amarah. Apakah benar, Anisa sedang berniat menjebak dirinya hingga ia hampir jatuh ke dalam pelukan Pak Christ?***"Darimana saja kamu?" Bagas langsung mengucapkan kalimat tersebut ketika melihat Clara pulang dengan wajah yang terlihat tidak nyaman dipandang."Aku mau bicara dengan Anisa!" katanya tanpa menjawab pertanyaan Bagas dan berniat menerobos Bagas untuk masuk ke dalam rumah, tapi Bagas mencengkram erat salah satu tangannya hingga gerakan Clara terhenti seketika."Aku bertanya

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DIANGGAP PASANGAN

    Wajah Clara terlihat terkejut ketika mengucapkan kalimat itu pada Sean. Namun, Sean buru-buru menjelaskan, bahwa mereka tidak melakukan hubungan intim sama sekali hingga Clara menjadi lebih tenang sekarang. "Kita tidak melakukan apa-apa, Clara. Kecuali...."Sean menggantung ucapannya dan Clara yang tadi mulai tenang kini khawatir kembali."Kecuali apa?" tanya Clara seraya menatap wajah Sean tanpa berkedip. "Kecuali kecelakaan, tapi itu tidak masalah, kau sedang berada di bawah pengaruh obat perangsang itu, pasti sangat sulit untuk mengatasi, jadi aku paham.""Apa yang kita lakukan? Ah, maksudnya, apa yang aku lakukan padamu? Apakah aku melakukan sesuatu yang seharusnya tidak aku lakukan?" Wajah Clara semakin panik, dan Sean berusaha untuk meminta perempuan itu untuk kembali tenang.Namun, semakin diminta tenang, Clara justru terlihat semakin panik. "Aku sudah menikah, kamu lajang, kalau aku sampai melakukan sesuatu yang buruk sama kamu, mau ditaruh di mana wajahku? Aku malu, Sean!

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    TIDAK BISA MENAHAN DIRI

    "Aku tidak akan bercerai dengan Clara, Nisa, ingat itu!" kata Bagas dengan nada suara yang meninggi hingga Anisa menarik napas panjang.Sebenarnya, ia ingin sekali mengamuk seperti biasanya jika ia sedang kesal. Tapi karena sekarang ia sedang menjalankan misi, Anisa terpaksa menahan diri untuk tidak melakukan hal itu."Ya, aku tahu. Yang harus bercerai itu aku, sudahlah jangan marah, aku paling sedih kalau melihat kamu marah-marah.""Aku akan memberikan Clara hukuman kalau dia terbukti seperti yang kamu katakan!""Itu hak kamu, kamu suaminya."Bagas membuang napas kesal, ia berbalik dan melangkah keluar kamar tanpa peduli lagi Anisa menatapnya dengan senyuman penuh arti di bibir."Aku mau melihat, ketika nanti kamu tahu Clara tidur dengan Pak Christ, apa yang akan kamu lakukan pada Clara, Bagas...."Anisa bicara sendiri, sambil terus saja tersenyum penuh arti, seolah tidak sabar menantikan kabar dari Pak Christ bahwa ia sudah meniduri Clara yang berada di bawah pengaruh obat perangsan

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    MUSLIHAT ANISA

    Awalnya, Bagas tidak mau membiarkan Anisa membakar gairahnya. Namun lama kelamaan, Bagas terpancing juga hingga pada akhirnya hanya terdengar rintihan merasa nikmat Anisa di kamar itu ketika Bagas sudah aktif menyentuh dua dadanya bergantian. Mata Anisa terpejam merasakan sentuhan itu di dadanya, dalam sekejap kewanitaannya basah dan Anisa benar-benar ingin Bagas memberikannya kepuasan dengan milik laki-laki itu hingga ia merengek pada Bagas ingin dimasuki. "Kau hamil muda. Aku khawatir itu akan membuat kamu keguguran."Bagas menolak ketika Anisa memintanya untuk dimasuki."Pelan pelan aja, bisa, kan?" rengek Anisa dengan tatapan mata penuh birahi."Kau tidak terbiasa untuk perlahan, begitu juga aku, tidak. Aku tidak mau.""Tapi aku mau punya kamu, Gas.""Kamu bisa menyentuhnya dengan mulutmu, kan?""Terus, punyaku?"Mendengar apa yang diucapkan oleh Anisa, salah satu tangan Bagas yang tadi hanya fokus di dada Anisa turun ke bawah. Tangan itu menelisik ke bawah dan bermain di bagia

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status