Share

SAKIT

67

Tak ada yang kupedulikan lagi. Menyambar tas di atas meja kerja, kemudian berlari dari sana secepat yang aku bisa.

Semua orang yang melihat atau tak sengaja berpapasan, menatap dengan heran karena aku berlari sambil menangis.

Sekali lagi aku tidak peduli. Yang kuinginkan saat ini menjauh. Menjauh dari siapa pun. Aku memanggil ojek yang kebetulan mangkal tak jauh dari kawasan gedung perkantoran itu.

Aku ingin pulang dan menangis sejadi-jadinya. Aku bahkan lupa jika yang kutuju saat ini adalah rumah Tuan Sultan. Rumah laki-laki yang sudah menghancurkan segalanya. Bukan hanya hatiku, tetapi hidupku secara keseluruhan.

Aku tidak tahu apalagi yang harus kulakukan setelah ini. Semua sudah hancur berkeping-keping.

Masa depan yang awalnya sudah terbayang indah dan tertata rapi, semua hancur berantakan.

Tak kusangka semua hanya fatamorgana semata. Semua hanya sandiwara laki-laki itu yang entah kenapa sampai setega ini melakukan semua.

Aku hampir menabrak Marini yang keluar dari pintu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (18)
goodnovel comment avatar
Jumiyati Syariah
semangat Anaaa.....
goodnovel comment avatar
Endang Prihatin
Ngapain pake pamit? Msh berharap dipertahankan ya?
goodnovel comment avatar
wah yuti
keputusan tepat biola,kmu hrs tingglkn sultan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status