Beranda / Romansa / DENDAM ANAK LELAKIKU / BAB 7 - PERTEMUAN KEMBALI

Share

BAB 7 - PERTEMUAN KEMBALI

Penulis: Reinee
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-24 11:35:45

Hari itu, Ayu mengundang Raka untuk menghadiri meeting dengan staf pemasaran Adiatama, sehubungan dengan tawaran kerja yang pernah dibicarakannya.

Sesampai di area parkir kantor Adiatama, mata Raka langsung tertumbuk pada sebuah mobil terparkir di salah satu sudut yang diyakini dikenalnya. Dia ingat pernah melihat mobil itu sebelumnya di halaman rumah sang ibu. Oleh karenanya, Raka segera tahu bahwa ayahnya sedang berada di kantor hari itu. Hatinya langsung mencelos teringat kembali kejadian beberapa waktu lalu di rumah ibunya.

"Selamat siang, ada yang bisa kami bantu, Pak?" Seorang resepsionis cantik menyambutnya dengan sangat ramah.

"Saya diundang Bu Ayu untuk meeting dengan tim pemasaran," jelasnya penuh percaya diri.

"Oh, Anda Pak Raka?" tanyanya dengan senyum makin ramah. Mungkin tak menyangka bahwa tamu undangan bosnya ternyata masih semuda itu dan sangat rupawan.

"Iya, benar."

"Anda dipersilakan langsung ke ruangan rapat, Pak. Mari saya antar," kata wanita yang segera meninggalkan meja kerjanya itu untuk berjalan menuju lift, dikuti Raka.

"Rakaa!"

Namun baru beberapa jengkal melangkah, sebuah suara tak asing memanggilnya. Sontak Raka pun menoleh.

Seorang lelaki dengan setelan jas hitam dengan kemeja blue ocean sedang berjalan tergesa menghampiri tempatnya berdiri. Si resepsionis terlihat menunduk hormat saat orang itu sampai di depan mereka.

"Pak Romi, selamat siang," sapanya ramah. Tapi Romi mengacuhkannya.

"Mau apa ke sini, Ka? Apa kamu mau melamar kerja?" tanyanya begitu penasaran. Raka terlihat hanya tersenyum tipis.

"Itu bukan urusan Anda!" ujarnya ketus pada sang ayah.

"Tolong yang sopan, Ka! Ini tuh kantor papa. Kalau memang kamu butuh kerjaan, kamu kan tinggal bilang sama papa. Papa bisa kok merekomendasikan kamu di posisi terbaik perusahaan ini," ujar lelaki itu jumawa. Lagi-lagi, Raka hanya tersenyum sinis menanggapi kepercayaan diri ayahnya.

"Aku nggak butuh bantuan Anda," ketusnya.

"Jangan sombong gitu kamu, Ka!" Romi mulai emosi dengan sikap anaknya yang dingin dan seolah tak mengenalnya. "Kalau papa laporkan aplikasi kamu ke bagian HRD di sini, mau sampaì kapan pun kamu nggak akan pernah bisa diterima di perusahaan ini. Ngerti kamu?! Jadi, lebih baik kamu ikut ke ruangan papa sekarang. Kita bicara baik-baik. Papa akan bantu kamu mendapatkan pekerjaan." Rupanya lelaki itu tetap pada pendirian, membujuk anaknya untuk mau berbaikan dengannya.

"Maaf Pak Romi. Tapi Pak Raka ke sini bukan untuk melamar pekerjaan," tiba-tiba si resepsionis menyela.

"A-pa maksudmu?!" Romi menoleh ke arah wanita berbalut blazer itu dengan tatapan tak suka, sekaligus penasaran. Dahinya berkerut aneh. "Tidak usah mencampuri urusan kami. Atau kamu ingin dipecat ya?!" ucapnya setengah membentak.

"Tapi itu benar, Pak. Pak Raka ini diundang langsung oleh Bu Ayu ke sini untuk menghadiri rapat dengan divisi marketing," jelas si resepsionis takut-takut.

"Apa?! Coba kamu ulangi sekali lagi!" Mata Romi membelalak tidak percaya. Tapi sejurus kemudian, dia pun tertawa keras setelah mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh si resepsionis.

"Kamu jangan bercanda! Mana ada rapat dengan direktur bajunya seperti ini." Romi menunjuk ke arah anak sulungnya yang saat itu memang berpenampilan lumayan santai, tak seperti dirinya yang dibalut pakaian formal. Romi menertawakan si resepsionis yang dipikirnya sedang berkelakar itu.

"Kamu jangan sembarangan ngomong ya. Dia itu anakku. Mana mungkin dia kenal sama Bu Direktur.” Romi tersenyum remeh.

"Ada apa ini, Pak Romi?" Tiba-tiba saja, Ayu muncul di tempat itu diikuti seorang petugas keamanan yang membawakan tas kerjanya. "Kenapa ribut-ribut di kantor?" lanjutnya.

"Oh, Bu Ayu. Selamat siang.” Romi langsung menunduk hormat menyadari bos besarnya datang.

"Bisa kita mulai sekarang?" tanya Raka santai sebelum Ayu sempat berbincang lebih jauh dengan sang ayah. Ayu menyambut pertanyaan Raka dengan anggukan penuh semangat.

"Tentu saja, mari kita ke atas, Pak Raka.” Wanita itu lalu mempersilahkan Raka masuk ke dalam lift yang sudah dibukakan oleh satpam.

Romi yang melihat kejadian itu hanya terbengong tak mengerti. Bagaimana mungkin anak lelakinya bisa seakrab itu dengan direktur di perusahaannya yang bahkan tak pernah berani disapanya jika sedang tak tersenyum?

Saat Raka dan Ayu menghilang di balik pintu lift, Romi segera menyeret lengan si resepsionis untuk menyingkir dari tempat itu.

"Orang tadi apanya Bu Ayu?" tanyanya penuh selidik.

"Aduuh!! Tolong lepaskan tangan saya dulu, Pak. Anda menyakiti saya," protes si resepsionis karena cengkeraman Romi di lengan yang membuatnya sakit. Romi yang kesal segera menghempaskan kasar wanita itu. Beruntung dia tak jatuh.

"Pak Raka itu tamu khusus Bu Direktur, Pak. Selain itu saya tidak tahu apa-apa."

"Bagaimana bisa kamu tidak tahu? Kamu kan yang bertugas menyambutnya?"

"Bu Ayu hanya menyuruh saya menyambut Pak Raka dan mengantarkannya ke ruangan meeting divisi pemasaran. Selain itu saya tidak tahu apa-apa, Pak Romi," jelas resepsionis itu lagi.

Romi mendengus kesal karena tidak bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan dari wanita itu.

"Ya sudah, kembali kerja sana kamu!"

Dengan tergopoh, wanita cantik itu pun meninggalkan Romi, salah satu manajer lapangan yang memang terkenal memiliki attitude kurang baik, terutama pada para bawahan wanitanya itu.

*

Dua jam kemudian saat meeting usai. Ayu memberi kode sebelum Raka bangkit dari kursinya.

"Pak Raka, bisa ikut ke ruangan saya sebentar?" tanyanya. Raka pun mengangguk, bangkit, dan berjalan mengikuti langkah Ayu menuju ke ruangannya.

"Aku senang akhirnya bisa menjalankan kerjasama ini, Raka," ucapnya tanpa basa basi saat hanya berdua saja di dalam ruang direktur.

"Aku juga senang dan ini kehormatan besar buat aku.” Raka tak kalah antusiasnya.

"Oh iya, di bawah tadi aku lihat kamu ngobrol sama Pak Romi. Apa kalian saling kenal? Dia itu salah satu manajer lapangan senior di sini loh." Ayu terlihat penasaran.

"Ehm sebenarnya … “ Raka ragu untuk menjawab. Banyak hal tiba-tiba berkecamuk di pikirannya. “Dia ayahku ….” Kerongkongannya terasa tercekat mengatakan hal itu.

"Oh ya?" Ayu membulatkan mata, sedikit tak percaya. Meski secara perawakan, keduanya memang sangat pantas sebagai ayah dan anak. Tapi bukankah keduanya terlihat tak terlalu akur? “Tapi tadi sekilas kulihat hubungan kalian sepertinya tidak baik-baik saja ya? Atau mungkin aku yang salah?” Wanita itu berbicara sangat hati-hati.

“Banyak hal yang sudah terjadi di antara kami, Yu. Dia dan ibuku sudah berpisah. Lalu dia juga pernah mengusirku dari rumah.”

“Oh ya? Separah itu hubungan kalian?”

“Maaf ya, seharusnya aku tak menceritakan hal pribadi denganmu di tempat ini, Yu. Sekali lagi aku minta maaf.”

“Tidak masalah, Raka. Aku kan yang tadi nanya. Aku malah senang kamu terbuka. Tapi jika memang berat untuk diceritakan, mungkin lain kali jika ada waktu.” Aku tersenyum, memiringkan wajah menatap pemuda di hadapannya. Mungkin wanita itu berharap senyumnya bisa membuat Raka lebih peryata padanya.

“Dia meninggalkan ibuku untuk wanita lain.”

Akhirnya kalimat itu keluar juga dari mulut Raka. Meski masih setengah hati, akhirnya Raka pun membagikan sebagian kepahitan hidupnya pada relasi barunya itu.

Di sisi lain, alih alih menjaga jarak dengan manusia yang sedang bermasalah, Ayu justru makin mengagumi segala hal yang diperbuat Raka.

Bersambung …

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Langit
kalo ayu jadi batu loncatan aja kan kasihan juga dia punya masa lalu kelam trus udah ngarep lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • DENDAM ANAK LELAKIKU   BAB 80 - FINALLY, LOVE (ENDING)

    Suasana haru nampak dalam pesta pernikahan yang mewah itu saat pengantin wanita yang terlihat begitu muda dan cantik beberapa kali menitikkan air mata karena teringat akan kedua orang tuanya.Akhirnya, disinilah dia berlabuh. Di hati seorang pangeran yang kebahagiaannya bahkan telah direnggut oleh ibunya semasa masih hidup.Mayla sungguh bak putri dalam dongeng yang dipersunting pangeran tampan yang baik hati. Cintanya yang berakhir dengan kebahagiaan membuat iri banyak pasang mata yang kebetulan mengetahui jalan hidupnya.Pesta itu tidak begitu mewah karena hanya dihadiri oleh tamu-tamu undangan dari kalangan teman, sahabat, dan kerabat saja. Namun segala sesuatunya sangat mengesankan betapa sang pengantin pria sudah mempersiapkan pesta itu dengan hati.Tak jauh beda dengan Mayla, Ibu Rani pun nampak sangat haru dengan pernikahan putra pertamanya. Kekhawatirannya akan dendam sang anak pada ayah kandungnya ternyata tidak terbukti benar. Raka membuktikannya dengan akhir yang membahagiak

  • DENDAM ANAK LELAKIKU   BAB 79 - LOVE YOU, KAKAK

    "Dia di mana, Bik?" Bik Sani langsung menyambut saat Raka tiba di halaman rumah. Raka berjalan tergesa menuju teras rumah."Di kamarnya, Pak. Dari semalam nggak mau ke luar kamar, nggak mau makan. Nangis terus," jelas Bik Sani, mengikuti langkah Raka menuju ke dalam."Siapkan makanannya, bawa ke kamar, Bik.""Baik, Pak."Sampai di depan kamar Mayla, Raka ragu untuk mengetuk. Hari itu sebenarnya dia belum punya rencana untuk menemuinya. Namun karena Bik Sani menelpon dengan panik dan mengabarkan bahwa Mayla yang tidak mau keluar kamar, akhirnya dia berubah pikiran.Tak ada sahutan dari dalam saat akhirnya Raka mengetuk kamar itu. Hingga dia pun memutuskan untuk membukanya paksa.Raka menghela nafas lega saat dilihatnya Mayla sedang tidur meringkuk di atas ranjang."May!" Raka mendekat dengan buru-buru, memegang kepala gadis yang terlihat terbaring lemah di atas ranjang itu. Badannya sedikit panas. Raka mulai panik."Bik! Bibi!" Teriakannya membuat Bik Sani langsung berlari tergopoh menu

  • DENDAM ANAK LELAKIKU   BAB 78 - MARAH?

    Beberapa bulan setelah kejadian yang sangat mengesankan bagi Mayla itu, kakaknya tak pernah terlihat datang.Hari demi hari berlalu, setiap pagi Mayla selalu bersemangat saat ada suara mobil yang tiba-tiba seperti akan berhenti di depan rumah. Dia selalu berharap Raka yang datang untuk mengantarkannya ke sekolah seperti biasa.Dia juga selalu berharap kakaknya itu akan ada di luar gerbang memanggilnya dengan nada galak seperti biasanya. Tapi semuanya itu tak pernah terjadi. Dia pergi dan pulang dari sekolah dengan naik angkot seperti sebelumnya. Tak pernah lagi ada Raka yang tiba-tiba muncul mengagetkan dan membuatnya takut. Raka seperti menghilang di telan bumi.Beberapa kali ada notifikasi perbankan yang masuk ke ponsel Mayla. Sejumlah dana masuk ke rekeningnya disertai pesan; belanja bulan ini, gaji Bik Sani, uang sekolah, atau bersenang senanglah. Siapa lagi yang mengirimkan uang sebanyak itu selain Raka?Lalu beberapa kali terkadang ada pesan masuk ke aplikasi hijaunya."Sudah di

  • DENDAM ANAK LELAKIKU   BAB 77 - SORRY, LOVE

    "Semalam mau tanya apa?" Tiba-tiba Raka bertanya di sela-sela sarapan.Bik Sani sudah menyiapkan dua piring nasi goreng spesial pagi itu untuk kedua momongannya."Eeehm, itu Kak ... " Mayla mendadak gagu. Keinginan kuatnya semalam untuk segera bertemu Raka dan menanyakan hal yang membuatnya penasaran mendadak hilang seketika melihat wajah yang menatapnya dengan tak berkedip dan mendominasi seperti biasa."Itu apa?" desak Raka. "Katanya penting, nggak bisa diomongin lewat telpon, katanya harus sekarang. Kenapa malah diam?" cecar Raka.Mayla menelan ludah susah payah. Dia heran karena selalu saja jadi seperti orang bodoh saat sedang berhadapan dengan Raka."Itu Kak ... kemarin May dijemput Ayah pas pulang sekolah.""Aku tau. Trus ngapain?""Kakak tau? Gimana kakak bisa tau?" Dahi Mayla berkerut."Apa sih memangnya yang nggak aku tau dari kamu?" ucap Raka bernada merendahkan. "Trus kenapa?" lanjutnya."Itu ... Ayah bilang sesuatu sama Mayla.""Bilang apa?" Raka beralih ke piring di depann

  • DENDAM ANAK LELAKIKU   BAB 76 - FALLIN' IN LOVE

    "Mayla!" Firman langsung berteriak saat melihat Mayla muncul dari pintu gerbang sekolah."Ayah!" Mata Mayla berbinar melihat sang Ayah yang sedang berdiri di dekat mobil MPV keluaran tahun lama itu."Ayah kok di sini?" tanyanya saat berhasil sampai di dekat Firman."Kebetulan tadi Ayah lewat, jadi sekalian mampir. Kamu sudah makan? Temenin Ayah makan siang yuk?" ajak Firman. Mayla pun mengangguk senang.Selain teman-temannya di sekolah dan keluarga Ibu Rani, Mayla sangat jarang berinteraksi dengan orang lain. Kehadiran Ayah hari itu sepertinya membawa suasana lain dalam hatinya.Mayla masuk ke dalam mobil Firman tepat pada saat mobil Raka berhenti di depan sekolahnya.Melihat Mayla dijemput sang Ayah, Raka pun langsung melaju meninggalkan tempat itu.Dia yakin hari itu Mayla akan mengetahui kartu merahnya. Ayahnya pasti akan mengatakan padanya tentang lamaran itu..*****"Apa? Ayah pasti bercanda kan?" Mayla membelalakkan mata tidak percaya di sela-sela makan siang di sebuah Restoran P

  • DENDAM ANAK LELAKIKU   BAB 75 - INIKAH SAATNYA?

    Berbeda dengan saat di rumah, sikap Raka di ruko ternyata lebih cuek. Saat sampai di sana, dia langsung meminta salah seorang karyawan wanitanya untuk membantu Mayla mengenal pekerjaan barunya. Sementara dia sendiri sibuk di ruang kerja bersama Radit.Kikuk dan minder. Itu yang dirasakan Mayla di kantor itu. Menjadi yang paling muda dan paling tidak mengerti apa-apa. Mayla jadi tersadar jika hidupnya selama ini hanya disibukkan dengan ketidak-beruntungan."Setelah selesai, jangan lupa filenya disimpan ya. Buat nanti laporan mingguan ke Bang Raka," ucap karyawan wanita itu menyudahi penjelasan. Mayla hanya mengangguk, kurang yakin."Oke, kalau ada masalah nanti tanyain aja, nggak usah malu. Semuanya baik kok di sini," ujarnya lagi. Meski sudah diperlakukan ramah seperti itu, Mayla tetap saja merasa asing. Terlebih karena Raka juga tak memperlakukannya spesial di tempat itu.*****Jam sudah menunjuk pukul 5 sore saat sebagian besar karyawan sudah mulai meninggalkan ruangan. Hanya beberap

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status