Qing Lan yang sedang setengah mengantuk tiba tiba langsung tersadarkan sepenuhnya oleh suara Xingyue yang nyaring, terlebih lagi dengan apa yang disampaikan oleh Xingyue bahkan membuatnya lebih terkejut lagi.
Qing Lan langsung tersadar sepenuhnya dan bangkit untuk membersihkan diri sebentar lalu berganti pakaian. Tentu saja tidak membutuhkan waktu lama baginya untuk memilih pakaian. Terutama karena dirinya sendiri tidak memiliki banyak pakaian yang layak, jadi dia segera berlari keluar untuk melihat Ayahnya yang sedang membaca laporan keuangan keluarga selama beberapa tahun belakangan ini. Dahi Ayahnya berkerut dalam dan Qing Lan tahu bahwa pasti ada kesalahan yang dibuat oleh Nyonya Lu dalam pencatatan itu. "Lan'er memberi salam kepada Ayah! " Seru Qing Lan. "Lan'er, kamu sudah tiba! Ayo, Ayah akan mengajakmu untuk pergi melihat dunia luar. " Balas Qing Yang. Qing Lan menganggukkan kepalanya dan tidak bisa menahan perasaan antusias yang bergejolak di dalam dadanya. Sulit untuk tidak merasa antusias disaat Ayahnya mengambil inisiatif untuk mengajaknya keluar. Ini adalah pertama kalinya bagi Qing Lan untuk duduk di kereta kuda yang sama dengan Ayahnya, Qing Lan menjaga sikapnya di sepanjang jalan dan merasa agak takut jika saja Ayahnya merasa bahwa dirinya terlalu sederhana. "Ayah, apakah kamu tidak akan pergi ke Pengadilan Istana hari ini? " Tanya Qing Lan setelah lama ragu ragu. Qing Yang tertawa kecil lalu menatap putrinya yang dengan susah payah mencari topik setelah tegang sejak masuk kereta tadi, "Kondisi di Pengadilan Istana cukup santai jadi Yang Mulia melihat bahwa aku cukup sibuk beberapa bulan belakangan ini sehingga memberikan waktu libur padaku selama tiga hari. " Jawab Qing Yang. "Hm, baiklah. Kalau begitu maka Lan'er akan meminta pengajaran Ayah mengenai kaligrafi dan pencatatan laporan keuangan selama beberapa hari ini. " Ucap Qing Lan dengan bahagia. "Baiklah, apakah kamu sudah memiliki kuas dan batu tinta? " Tanya Qing Yang. "Belum..... " Jawab Qing Lan dengan ragu. Qing Yang hanya menganggukkan kepalanya dan tidak berkata apa apa lagi sehingga Qing Lan tidak berani bertanya lagi. Awalnya Qing Lan merasa agak cemas dan berpikir bahwa Qing Yang akan mengajaknya untuk bertemu dengan kolega Ayahnya. Terkadang beberapa pejabat Kekaisaran senang membawa putri mereka untuk dijadikan alat pamer kepada orang orang bahwa putri mereka begitu baik dan terdidik sehingga Qing Lan merasa cemas dan takut dirinya tidak cukup baik di mata Ayahnya tetapi ternyata dia salah. Ayahnya berhenti di toko pakaian dan turun lebih dahulu lalu mengajaknya untuk turun juga, Qing Lan menatap toko ini sejenak lalu memandang Ayahnya lagi. "Apakah Ayah ingin mencari pakaian untuk musim dingin ini? " Tanya Qing Lan. "Tidak, musim dingin masih beberapa bulan lagi. Ini untukmu. " Jawab Ayahnya dengan santai. Qing Lan terdiam lalu melihat Ayahnya mengatakan sesuatu pada tukang jahit lalu tukang jahit itu membawa meteran dan mengajaknya masuk ke dalam ruangan untuk mengukur tubuhnya. Qing Lan tidak bisa menahan getaran perasaan halus di dalam tubuhnya, ternyata seperti ini rasanya dimanjakan oleh orang tuanya. "Tubuh Nona sangat bagus, begitu ramping dan halus. " Puji tukang jahit wanita tua itu. Qing Lan tidak tahu harus tertawa atau menangis, tubuhnya sangat ramping dan tipis ini juga karena dia kekurangan gizi. Dia makan makanan basi setiap harinya sehingga tubuhnya sangat kurus. Untung saja genetiknya bagus sehingga kulitnya putih pucat walaupun tidak terlalu cerah dan bibirnya merah ceri secara alami. "Terima kasih atas pujian bibi. " Balas Qing Lan. Setelah itu Qing Lan diajak keluar oleh tukang jahit itu dan melihat bahwa Ayahnya sedang melihat lihat kain yang dipajang oleh Tukang Jahit ini. "Tuan, kami baru saja kedatangan sutra dari laut barat. " Ucap Tukang Jahit itu dan mengeluarkan tiga gulungan kain yang begitu indah. Yang pertama berwarna merah muda , lalu yang kedua berwarna oranye dan yang ketiga berwarna biru laut. Ketiganya memiliki warna yang begitu indah sampai sampai membuat Qing Lan tidak bisa menahan diri untuk menyentuhnya. Qing Yang langsung mengetahui keinginan putrinya ini dan menyodorkan ketiga gulung kain ini kepada Tukang Jahit itu sehingga Qing Lan segera mundur dan mengira Ayahnya tidak suka dengan ketiga kain itu sebelum Ayahnya berkata, "Buatkan sepuluh setelah pakaian, tiga diantaranya menggunakan bahan ini. " Ucap Qing Yang. Lalu Qing Yang berjalan lagi dan menunjuk beberapa jenis motif kain lagi dan semuanya sangat indah dimata Qing Lan, sejujurnya kain di sini terlalu indah sampai sampai Qing Lan sulit untuk memilih di antaranya. Setelah selesai memilih semuanya, wajah Tukang Jahit itu langsung tersenyum begitu lebar ketika mendapatkan pesanan besar kali ini. "Totalnya adalah 5 tael perak. " Ucap Tukang Jahit itu menghitung semuanya lalu Qing Yang membayarkan semuanya. Qing Lan hampir saja menjatuhkan rahangnya ketika mendengarkan harga dari pakaiannya itu, satu tael perak setara dengan seribu koin Wen. Jika lima tael perak maka lima ribu koin Wen. Jika dirinya yang sebelumnya hanya diberikan 30 koin Wen setiap bulannya, maka butuh hampir 14 tahun baginya untuk membeli sepuluh setel pakaian ini ! Mendengarnya saja sudah membuat Qing Lan hampir pingsan sementara Qing Yang baik baik saja dan merasa santai. Ketika keduanya masuk ke dalam kereta kuda, Qing Lan bahkan tidak tahu harus berkata apa pada Qing Yang karena tangannya sudah berkeringat dingin. Selama dia menjadi istri Adipati Li yang sangat dihargai oleh Kaisar sekalipun, penggunakan satu tael perak akan dimarahi tanpa henti. Jadi ketika seseorang memperlakukannya dengan begitu baik seperti sekarang ini maka Qing Lan merasa terlalu takut bahwa semua ini hanya mimpi indah yang dengan sengaja membuainya yang membuatnya terlena. "Ayah, apakah pakaian itu tidak terlalu mahal? " Tanya Qing Lan dengan ragu. "Mahal atau tidak , tergantung pada cara kamu memandangnya. Pakaian bukanlah barang sekali pakai, harga masing masing pakaianmu tadi kurang lebih 500 koin Wen, jika kamu menjahit nya sendiri maka kamu tidak hanya akan membuang tenaga tetapi juga waktu. " Ucap Qing Yang dengan bijak. Karena itu Qing Lan menyetujui kata kata Ayahnya dan tidak mencoba untuk berdebat lagi, lagipula sebentar lagi sudah akan pulang. Namun perkiraan Qing Lan salah karena Qing Yang tidak mengajaknya kembali melainkan pergi ke toko buku. Qing Lan samar samar merasa bahwa ini ada kaitannya dengan kuas dan batu tinta tadi. Kali ini ketika Qing Yang masuk, pemilik toko buku itu langsung menyambut Qing Yang di pintu masuk dan Qing Lan dalam diam mengikuti Ayahnya dari belakang. "Tuan Qing, tidak biasanya kamu tiba di sini pada akhir bulan. " Ucap pemilik toko buku itu dengan buru buru mengajak Qing Yang untuk masuk. Pandangan Su Yushu tiba tiba terpaku pada salah satu sudut toko buku yang tidak mencolok,lalu tidak bisa tidak memandang terus menerus ke sudut toko buku itu. Pikirannya melanglang buana kala melihat pemandangan ini, pemandangan yang mungkin tidak pernah ada sebelum kepemimpinan Kaisar Nanhe.Qing Lan yang sedang setengah mengantuk tiba tiba langsung tersadarkan sepenuhnya oleh suara Xingyue yang nyaring, terlebih lagi dengan apa yang disampaikan oleh Xingyue bahkan membuatnya lebih terkejut lagi. Qing Lan langsung tersadar sepenuhnya dan bangkit untuk membersihkan diri sebentar lalu berganti pakaian. Tentu saja tidak membutuhkan waktu lama baginya untuk memilih pakaian. Terutama karena dirinya sendiri tidak memiliki banyak pakaian yang layak, jadi dia segera berlari keluar untuk melihat Ayahnya yang sedang membaca laporan keuangan keluarga selama beberapa tahun belakangan ini. Dahi Ayahnya berkerut dalam dan Qing Lan tahu bahwa pasti ada kesalahan yang dibuat oleh Nyonya Lu dalam pencatatan itu. "Lan'er memberi salam kepada Ayah! " Seru Qing Lan. "Lan'er, kamu sudah tiba! Ayo, Ayah akan mengajakmu untuk pergi melihat dunia luar. " Balas Qing Yang. Qing Lan menganggukkan kepalanya dan tidak bisa menahan perasaan antusias yang bergejolak di dalam dadanya. Sulit untuk
Xingyue berteriak ketika didorong sampai terjatuh dan Bibi pengantar makanan dari dapur utama itu mendobrak pintu lalu menunjuk Qing Yang sebelum akhirnya melihat dengan jelas siapa yang sedang duduk makan bersama dengan Qing Lan. "Maafkan..... Maafkan aku Tuan! " Seru Bibi itu langsung membenturkan kepalanya di tanah dengan keras. "Begitu lancang! Apakah di kediaman ini sudah tidak ada aturan lagi?! " Tanya Qing Yang dengan kemarahan yang meledak ledak. "Jangan marah, Ayah. Kemarahan akan merusak kesehatanmu. " Ucap Qing Lan menghibur Ayahnya. "Sam.... Nona pertama benar Tuan! Harap redakan amarah Tuan! " Seru Bibi itu hampir saja menyebut Qing Lan sebagai sampah. Tetapi Qing Yang tidak bodoh dan kemarahan Qing Yang hampir meledak pada saat ini, Qing Yang menendang keranjang yang dibawa oleh Bibi itu lalu menunjukkan beberapa tulang ikan dan tulang ayam serta nasi yang telah menguning. Qing Yang berjongkok sementara Bibi itu gemetar ketakutan ketika melihat Qing Yang menyadari
"Lan'er memberi salam kepada Ayah. " Ucap Qing Lan dengan sopan dan lembut. "Bangunlah, jangan terlalu sungkan. " Balas Qing Yang membantu putrinya untuk berdiri. Lalu Qing Yang melihat sekeliling halaman putrinya yang begitu kosong dan sepi. Tetapi Qing Lan berpura pura tidak menyadari perhatian Ayahnya. "Maafkan Lan'er karena tidak bisa menyiapkan banyak hal untuk menyambut Ayah. " Ucap Qing Lan dengan penyesalan. "Apakah biasanya halaman mu selalu sekosong ini? " Tanya Qing Yang mengerutkan dahinya. "Hm, sejak beberapa tahun belakangan ini Nyonya Lu berkata bahwa Kediaman Perdana Menteri kita harus menjadi panutan bagi orang orang sehingga harus banyak berhemat agar Ayah tidak dipersulit oleh orang orang di Pengadilan Istana. " Jawab Qing Lan dengan polos. "Omong kosong! Sejak kapan aku membutuhkan kalian untuk hidup menderita agar orang orang tidak menyerang ku?! Apakah aku tidak mampu? " Tanya Qing Yang dengan kesal. "Ayah jangan marah, niat Nyonya Lu sangat
Tongkat kayu diangkat lalu kedua orang itu dipukul bersama sama, suara jeritan yang mengoyak hati bergema di sana dan membuat hati orang orang yang mendengarnya bergetar tak karuan. Entah karena ketakutan ataupun kengerian. Keduanya yang menggunakan pakaian putih perlahan lahan memiliki warna lain di punggung mereka, yaitu merah darah. Darah mengalir dan membasahi seluruh pakaian mereka tanpa menyisakan sepetak lahan bersih. Bibi Gui menjerit dari suara yang lantang sampai suaranya habis, keringat mengalir deras dari tubuhnya dan membasahi lantai. Sementara pelayan pria itu menangis dengan keras seperti anak kecil yang membuat semua orang terganggu. Nyonya Lu yang tidak tahan dengan darah, sekarang dipaksa untuk melihat hal ini dengan mata kepalanya sendiri sehingga tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa mual dan pusing. Sebelum akhirnya Nyonya Lu pun pingsan, untung saja ada suaminya yang menangkap dengan sigap. Qing Yang langsung meminta pelayan untuk membawa Nyonya
Seluruh pasang mata tertuju pada Qing Lan pada saat ini tetapi Qing Lan tidak buru buru untuk mengklarifikasi dirinya sendiri. Walaupun awalnya terkejut tetapi ketika mendengar tuduhan tak berdasar ini, Qing Lan tidak bisa menahan tawanya. "Bibi Gui benar benar tahu bagaimana caranya bercanda. Tadi pagi, Bibi Gui ingin menghukum ku tanpa alasan yang jelas tetapi aku menolak dengan alasan bahwa Nenek telah menungguku. Mungkin......... karena ini Bibi Gui menuduhku dengan alasan tak masuk akal ini. " Ucap Qing Lan. Semua orang menganggukkan kepalanya dan merasa bahwa perkataan Qing Lan ini masuk akal, lagipula reputasi Qing Lan sebagai wanita bodoh sudah terkenal, bagaimana mungkin bisa merencanakan rencana yang begitu cermat? "Lagipula, nenek melihatnya bersama denganku. Bagaimana mungkin aku bisa merencanakan semua ini dengan begitu cermat? " Tanya Qing Lan. "Benar sekali, pelayan ini mengatakan omong kosong! Menuduh majikan dengan tuduhan palsu dan berzina akan mendapatkan hukuma
"Kemampuanku terbatas membuat Ayah tertawa, tetapi jika Adik Mei tidak keberatan maka aku juga akan berusaha sekuat tenaga untuk mendidik Adik Mei. " Ucap Qing Lan dengan rendah hati. "Suamiku, Lan'er masih muda dan baru saja sembuh. Bagaimana jika Mei'er , aku yang mendidiknya? " Tanya Nyonya Lu. "Nyonya Lu berpengetahuan luas dan lebih berpengalaman dibandingkan dengan Lan'er. Lan'er pikir, memang tugas ini lebih cocok untuk diberikan pada Nyonya Lu. " Tambah Qing Lan. Qing Yang melihat putrinya dan menganggukkan kepalanya, putrinya memang sudah berubah menjadi lebih dewasa. Qing Yang awalnya hanya ingin mengetes sikap putrinya. Jika Qing Lan menerima tugas ini tanpa ragu ragu maka orang orang akan menyimpulkan bahwa Qing Lan besar kepala karena dipuji oleh orang orang atas sikapnya. Tetapi karena Qing Lan bersikap rendah hati, tidak haus akan pengakuan dan sadar dengan kemampuan sendiri sehingga membuat Qing Yang memandang putrinya dengan cara yang baru. Setelah it