Share

bab 4

Di desa Pelem Sengir malam itu Kaslan dan istri nya sedang bersiap - siap untuk pergi. Mereka harus meninggalkan desa itu. Mereka telah mendengar bahwa raja Khayangan telah mengerahkan bala tentara nya untuk mencari dan membunuh bayi - bayi yang akan lahir di tengah malam awal bulan suro.

"Dik Rukmini apakah keperluan mu sudah di siapkan semua?" Kaslan bertanya pada istrinya.

"Sudah kang, ayo kita berangkat" Rukmini segera menjawab.

Mereka pun berjalan menyusuri jalan setapak di desa itu. Menuju ke arah gunung Manggir, gunung tersebut letak nya kurang lebih perjalanan dua hari dari desa Pelem Sengir.

Selain terkenal angker gunung itu juga masih perawan alias tidak tersentuh tangan manusia. Banyak orang yang berusaha menaklukan gunung tersebut.

Tetapi ke banyakan dari mereka di temukan telah menjadi mayat. Ada beberapa yang di temukan tersesat dan linglung seperti orang gila. Karena terkenal ke angkeran nya itulah para penduduk desa sekitar tidak ada yang berani naik ke puncak gunung Manggir.

Kaslan dan Rukmini memutuskan akan menaiki gunung tersebut walaupun nyawa mereka menjadi taruhan nya. Yang mereka pikirkan adalah anak yang ada dalam kandungan tersebut harus selamat.

Selamat dari kejaran raja Watu Ireng. Mereka meninggalkan rumah secara diam - diam tak seorang pun tau.

Di saat mereka sedang berjalan menyusuri jalan setapak di perbatasan desa pelem sengir tiba - tiba terdengar suara banyak derap kaki kuda dari kejauhan.

Ketika suara derap kaki kuda semakin mendekat. Segera Kaslan menarik istri nya untuk bersembunyi di balik semak - semak belukar.

"Hati - hati dik Rukmini sepertinya ada banyak suara kaki kuda berjalan ke arah desa kita. Ini sangat mencurigakan". Kata Kaslan memberi tahu istri nya.

"Benar kang, apakah mereka para prajurit dari negeri Khayangan?" Rukmini menanyakan.

"Aku tidak tau pasti, tapi firasat ku mengatakan akan ada sesuatu yang akan terjadi. Kita harus selalu waspada terhadap setiap kemungkinan" kata Kaslan menimpali.

Tak lama kemudian rombongan orang - orang berkuda itu melewati jalan di mana mereka bersembunyi di balik semak - semak nya. Benar terlihat dua orang memimpin para prajurit tersebut.

Dia adalah panglima Bolo Dewo dan Ki Ageng Kentir seribu pasukan khusus mengiringi di belakang mereka.

"Ki Ageng Kentir apakah masih jauh desa yang kau maksudkan itu?" panglima Bolo Dewo bertanya kepada Ki Ageng Kentir.

"Maaf tuan panglima, kalau tidak salah menurut penglihatan ku ketika bermeditasi. Saat ini kita sudah berada di perbatasan desa tersebut". Jawab Ki Ageng Kentir

"Menurut mu apakah kita harus menyerang desa ini malam ini? atau kah kita menunggu besok pagi?" lagi panglima Bolo Dewo mengajukan pertanyaan.

"Tuan panglima sebaik nya kita menunggu besok pagi untuk menangkap para wanita hamil di desa ini". Ki Ageng Kentir menjawab.

"Apa pertimbangan mu sehingga menyarankan kita bergerak besok pagi? bukan kah kita sergap mereka semakin cepat semakin baik?" Panglima Bolo Dewo sedikit gusar.

"Tuan panglima kita belum mengenal seluk beluk desa ini. Akan lebih baik kita mengutus beberapa prajurit untuk mempelajari situasi desa ini" Ki Ageng Kentir menjawab.

"Dan lagi kondisi saat ini sangat gelap gulita, jika kita salah memperhitungkan saya khawatir mereka akan banyak yang lolos" Ki Ageng Kentir melanjutkan.

Terlihat panglima Bolo dewo mengerutkan kening nya memikirkan apa yang di ucapkan ki Ageng Kentir barus saja. Setelah berfikir sejenak dia memutuskan untuk mengikuti saran Ki Ageng Kentir.

"Masuk akal juga pertimbangan mu, baik lah di depan sepertinya ada tanah lapang kita berhenti di sana untuk membuat tenda dan beristirahat" kata Bolo Dewo.

"Prajurit!! kita berhenti disini untuk beristirahat, segera buat tenda!!" perintah Bolo Dewo kepada prajurit nya.

"Sepuluh orang tolong menyusup ke dalam desa, peta kan desa ini dan gali informasi sebanyak - banyak nya" kata Bolo Dewo.

"Sendiko dawuh tuan panglima" sepuluh orang berdiri memberi hormat dan segera meninggalkan perkemahan menuju desa Pelem Sengir.

Sementara di dalam semak belukar hati kaslan di liputi kebimbangan, antara dia pergi meninggalkan desa untuk menyelamatkan istri dan calon bayi yang akan lahir ataukah tetap di desa Pelem Sengir untuk membantu warga desa melawan para prajurit Khayangan. Dia pun memutuskan melanjutkan perjalanan dengan pertimbangan target para prajurit kerajaan Khayangan adalah dia dan istrinya. Sementara kalau pun dia tinggal belum tentu dia bisa mengalahkan para prajurit itu.

"Sebaik nya kang mas kaslan tetap tinggal untuk membantu warga desa, biarlah aku melanjutkan perjalanan sendiri ke lereng gunung Manggir" kata Rukmini melihat kegundahan hati suaminya.

"Dik Rukmini lereng gunung Manggir sangat berbahaya, aku tidak akan tega membiarkan kau berangkat sendiri ke sana, terlalu berbahaya" sela kaslan.

"Terus apa rencana kita kang?" tanya Rukmini.

"Kita mampir ke desa tapelan untuk memberi tahu kang Sugeng tentang kejadian ini, semoga kang Sugeng bisa membantu desa pelem sengir. Kemudian kita bisa melanjutkan perjalanan lagi ke arah lereng gunung Manggir." jelas nya lagi.

"Baik lah kang, sebaik nya memang begitu" kata Rukmini membenarkan suaminya.

Arah utara adalah perjalanan ke lereng Manggir jika di tempuh dari desa Pelem Sengir. Akhir nya mereka berbelok ke arah timur untuk menuju desa Tapelan, mereka pun bergerak di tengah gelapnya malam.

Menjelang tengah malam akhirnya mereka sampai di kediaman Sugeng.

Tampak beberapa warga sedang melakukan patroli keamanan ini kalau di zaman milenial namanya ronda, ya semenjak peristiwa perampokan oleh Walang Sangit dan kawan - kawan nya, Sugeng memerintahkan kepada warga desa untuk meningkatkan kewaspadaan nya, selain itu Sugeng juga mewajibkan anak muda di desa Tapelan untuk belajar ilmu bela diri.

ketika mereka tiba di rumah Sugeng, sepertinya penghuni rumah telah tidur, rumah itu terlihat sepi hanya ada dua orang penjaga rumah yang sedang asik mengobrol.

"Kang Kaslan sepertinya kang Sugeng sudah tidur, apa yang harus kita lakukan" Rukmini tampak ragu.

"Kita temu in penjaga itu" kata Kaslan seraya berjalan menuju pos jaga.

Melihat ada dua orang menuju ke arah mereka penjaga tersebut segera mengambil sikap siaga satu, karena sebelumnya mereka siaga dua.

"Siapa di situ" tanya penjaga sambil mengambil kuda - kuda untuk menyerang.

"Tahan!!! aku mau ketemu kang Sugeng" kata kaslan menenangkan mereka.

Tentu saja seluruh warga Tapelan mengenal Kaslan pahlawan yang menyelamatkan mereka dari pembantaian Walang Sangit yang bekerja sama dengan Wagiman.

"Tuan Kaslan!!!" mereka serempak berkata

"Baik tuan, mohon untuk menunggu di pendopo, kami akan segera membangunkan tuan kuwu" para penjaga itu pun bergegas untuk membangunkan sugeng.

"Tok... tok.. tok... tokk" terdengar suara ketukan pintu.

Tak lama kemudian pintu terbuka tampak Sugeng berdiri di balik pintu sambil mengerutkan kening nya

"Ada apa malam - malam ini membangunkan ku" terdengar suara Sugeng bertanya kepada penjaga yang ada di depan nya.

"Maaf tuan kami mengganggu istirahat anda" jawab para penjaga.

"Ada tuan Kaslan dan istrinya menunggu tuan di pendopo" lanjut para penjaga.

Sugeng ter heran - heran mendengar pernyataan penjaga rumahnya, timbul pertanyaan ada apa gerangan sehingga tengah malam seperti ini berkunjung ke rumah nya.

"Baiklah, kembalilah kalian ke tempat jaga, sebentar lagi aku akan menemui adinda Kaslan" perintah Sugeng.

Singkat cerita setelah para penjaga pergi Sugeng pun bergegas ke pendopo untuk menemui Kaslan.

"Adinda Kaslan dan adinda Rukmini angin apa yang membawa kalian malam - malam ini berkunjung kemari" tanya Sugeng setelah bertemu Kaslan.

"Kang mas Sugeng, kondisi saat ini sangat genting para prajurit dari negeri Khayangan telah berkemah di perbatasan desa Pelem Sengir" Kaslan mulai menjelaskan.

Kembali raut wajah Sugeng berkerut karena terkejut sekaligus khawatir. Sesungguhnya Sugeng tau bahwa setiap tahun apabila telah tiba bulan suro.

Raja Watu Ireng akan menumbalkan bayi laki - laki di pertengahan bulan yaitu saat bulan purnama bersinar terang sempurna. Raja watu ireng selalu mengerahkan pasukan nya untuk mencari anak laki - laki yang lahir di bulan suro. Tetapi Sugeng tidak mengira bahwa mereka datang secepat itu.

"Aku khawatir terjadi hal yang tidak di inginkan. Kang mas ingat kata guru kita Ki Ageng Saripin sepuluh tahun yang lalu mengenai akan munculnya pahlawan pembela kebenaran dan penegak keadilan.

Menurut perkiraan tahun ini lintang kemukus akan muncul di tengah malam dan sejajar dengan bumi. kemungkinan itu lah yang menyebabkan negeri Khayangan bergerak lebih cepat" Kaslan menjelaskan.

Ingatan melayang ke sepuluh tahun yang lalu, benar Ki Ageng Saripin pernah menjelaskan bahwa sepuluh tahun yang akan datang.

Akan muncul lintang kemukus sebagai tanda pahlawan dunia persilatan akan lahir. Lintang Kemukus itu akan muncul tepat tengah malam di awal bulan suro.

Posisi nya yang sejajar dengan bumi itu akan mengalirkan energi murni antara langit dan bumi. Sebagai tanda akan lahir nya seorang anak pembela kebenaran.

"Adinda Kaslan apa yang harus kita lakukan?" Sugeng bertanya dengan raut penasaran.

"Kang mas, malam ini aku akan membawa istri ku pergi untuk menyelamatkan bayi dalam kandungan nya, namun di sisi lain aku mengkhawatirkan keselamatan warga desa Pelem Sengir, aku mohon kang mas Sugeng bisa membantu ku" kata Kaslan menjelaskan.

Sugeng memperhatikan Rukmini yang telah hamil tua. Ada rasa iba dalam hatinya menyaksikan istri adik seperguruannya harus lari menghindar dari kejaran para prajurit negeri Khayangan.

"Apa yang bisa aku lakukan untuk membantu mu?" Sugeng mengajukan pertanyaan.

"Kang mas, negeri Khayangan sangat kuat. Kita bukan tandingan mereka se bisa mungkin harus hindari pertempuran dengan para prajurit negeri Khayangan. Aku tidak ingin orang yang tidak berdosa menjadi korban" kata Kaslan. Negeri Khayangan adalah salah satu negeri adi kuasa di Nusantara tentunya bukan tandingan desa Pelem Sengir atau pun Desa Tapelan.

Sungguh Kaslan dalam dilema yang sangat luar biasa. Sebenarnya dia tidak ingin meninggalkan desa Pelem Sengir di saat keadaan seperti ini. Namun disisi lain keselamatan keluarga nya juga sangat lah penting. Karena dia tau target sesungguhnya dari para prajurit dari negeri Khayangan adalah anak yang ada dalam kandungan istri nya.

"kang mas, aku mohon malam ini kang mas Sugeng bisa menyelinap ke desa Pelem Sengir. Untuk memberitahukan warga desa agar membawa pergi wanita - wanita yang telah hamil tua sebelum semuanya terlambat" Kaslan melanjutkan.

"Para prajurit itu hanya mencari anak - anak yang akan lahir di bulan suro, maka yang harus di lakukan adalah menyembunyikan para wanita yang kemungkinan akan melahirkan di bulan suro ini" Kaslan kembali menjelaskan.

Rukmini hanya diam membisu. Namun dalam hati nya bergemuruh sangat ketakutan akan keselamatan anak yang di kandung nya. Sugeng pun sangat memahami akan situasi yang terjadi saat ini, dia pun akan melakukan yang terbaik untuk membantu adik nya.

Keheningan menyelimuti rumah itu, semua diam dengan pikiran masing - masing. Tak lama terlihat Martini istri Sugeng datang membawa teh hangat untuk mereka.

"Silahkan di minum teh nya. Biar hangat badan nya, Dek Rukmini bagaimana khabar mu?" Martini menyapa mereka.

"Baik Mbak Yu" Jawab Rukmini singkat, kekalutan masih menyelimuti pikiran nya.

"Wah kandunganmu sudah besar ya. Sebentar lagi aku akan punya keponakan". Sela Martini sambil melihat perut Rukmini.

"Benar Mbak yu, Usia kandungan ku sudah memasuki sembilan bulan". Rukmini menjelaskan

"Aku juga sedang isi lho, gak mau kalah dengan adik Rukmini" Kata Martini sambil mengelus perutnya.

"Benarkah itu Mbak yu? Aku turut seneng mendengar nya". Rukmini pun sumringah mendengar kakak nya hamil juga.

"Iya dek, kandungan ku baru berusia dua bulan". Lanjut Martini. mereka pun semakin asik bercengkrama sampai lupa kalau disitu ada suami mereka. Sampai akhir nya Martini menyadari kalau mereka sedang membahas hal yang sangat penting. Martini pun langsung memutuskan pamit untuk beristirahat kembali, karena tidak mau mengganggu pembicaraan mereka.

"Sepertinya kalian lagi membicarakan masalah yang serius, silahkan lanjutkan aku mau istirahat kembali" Martini berkata lalu pamit masuk kembali ke dalam rumah nya.

"Baik lah Mbak yu, terimakasih teh nya" Kata Rukmini.

Setelah istri nya masuk Sugeng pun melanjutkan pembicaraan sebelumnya.

"Baiklah kalau begitu, aku akan mencoba untuk memberi tahu warga desa Tapelan dan warga desa Pelem Sengir untuk mengungsikan sementara kerabat mereka yang telah hamil tua" Sugeng menimpali.

"Adinda Kaslan silahkan lanjutkan perjalanan adinda. Aku akan mencoba mengalihkan perhatian para prajurit negeri Khayangan. Aku akan berusaha dan mencoba sekuat tenaga untuk menyelamatkan warga desa" Sugeng menyatakan kesanggupannya.

"Baiklah kang mas, kami akan melanjutkan perjalanan aku titipkan warga desa Pelem Sengir kepadamu" Kaslan berkata dengan mata berkaca - kaca. Dia merasa terharu melihat kakak nya rela berkorban untuk membantu nya.

Malam kian larut akhir nya Kaslan dan Rukmini pamit untuk melanjutkan perjalanan, hatinya sedikit tenang setelah mendengar kesanggupan Sugeng.

Maka malam itu juga Kaslan dan Rukmini melanjutkan perjalanan nya dengan berjalan kaki menyusuri gelap nya malam.

Dan Sugeng memerintahkan penjaga rumahnya untuk memberi tau warga desa Tapelan. Siapa pun yang mempunyai kerabat yang hamil tua untuk segera menyembunyikan nya. Sementara dia sendiri diam - diam pergi menyelinap ke desa Pelem Sengir.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status