Share

bab 8

Tepat ketika malam itu memasuki tengah malam.

Lintang kemukus bersinar terang dan sejajar dengan bumi jagat raya.

Aura mistis di puncak gunung Manggir semakin terasa. Seperti ada pertempuran antara dua kekuatan yang sangat hebat dan menakutkan.

Pertempuran antara kekuatan kegelapan dan kekuatan kebaikan.

Semua daun dan pepohonan layu dan mengering seperti tersedot sari pati nya.

Di saat Rukmini dan Kaslan belum pulih dari keheranan nya namun tiba - tiba bumi bergetar dan kilat petir menyambar sungguh sangat mengerikan.

Rukmini menahan rasa sakit yang luar biasa.

"Sakit kang" ucap Rukmini kepada suaminya,.

Kaslan menyadari kelahiran putra nya akan segera tiba.

"Sabar dek Mini tahan sakit nya kamu harus kuat, sebentar lagi bayi kita lahir.

"Glarrrr!!!!". Kembali suara guntur membelah bumi di sertai kilatan cahaya di langit.

Dari langit muncul cahaya yang semakin lama semakin membesar.

Cahaya itu menerangi seluruh lembah gunung Manggir di malam yang gelap gulita tersebut.

Cahaya tersebut melayang - layang me mutari Rukmini dan Kaslan yang sedang panik.

Karena melihat reaksi alam.

Di saat putra nya mau lahir tiba - tiba alam bereaksi yang sangat dahsyat.

Dengan kecepatan yang luar biasa cahaya itu masuk ke dalam perut Rukmini.

"Aahhhhhhh!!!".

Terdengar Rukmini menjerit dan kemudian diam tak bergerak.

"ueeek... ueekk...".

Suara tangisan bayi yang telah lahir bersamaan cahaya yang masuk ke perut Rukmini.

Di sertai badai dan gempa yang melanda seluruh Nusantara.

Bayi laki- laki itu lahir, bayi yang tampak gagah dan tampan.

Bayi yang kelak akan menjadi penerang bagi jagat raya.

Pelan tapi pasti aura kegelapan mulai sirna. Kabut tebal kehitaman yang menyelimuti gunung pun perlahan - lahan hilang oleh hembusan angin.

Kelahiran bayi itu telah membuat gempa di seluruh penjuru dunia.

Tempat per judian hancur, Rumah bordir luluh lantak, kedai tempat minum, minuman keras pun musnah bahkan altar tempat pemujaan setan pun roboh.

Segala tempat untuk berbuat bermaksiat hancur bersamaan lahir nya anak itu.

Semua orang sangat takut dan keheranan ada fonomena apa sehingga gempa merata di seluruh penjuru alam.

Untuk orang awam mereka mengira bahwa bumi sudah tua. Jadi wajar kalau bencana banyak melanda, namun orang memiliki tingkat sepiritual yang tinggi sangat menyadari.

Bahwa ini adalah sebagai tanda cikal bakal bangkitnya kebaikan yang akan menguasai dunia dan kejahatan sebentar lagi akan segera di kalahkan.

"Rangga wulung!!!! Rangga wulung !!! Rangga Wulung !!!". Tiga kali terdengar suara menggema di seantero gunung dan kemudian lenyap.

Kaslan ternganga di buatnya. Dengan jelas mendengar suara itu sampai akhirnya dia pun ter sadar dan segera bergerak ke arah istrinya.

"Dek Mini putra kita telah lahir". Ucap Kaslan kepada istrinya namun suasana hening.

Tak ada jawaban dari Rukmini tubuhnya diam tak bergerak. Seketika itu wajah Kaslan diliputi, kesedihan, kebingungan dan ke panikan bercampur aduk dalam hati nya.

"Tidaaaaaaakkkkkk, Tuhan.... kenapa ini semua harus terjadi pada ku". Air mata menetes pilu di pipi nya.

Raungan tangisan Kaslan terdengar parau.

Tubuhnya lemas memandang tubuh istri nya yang sudah tak bernyawa sementara anak dalam pangkuan nya menangis keras, membelah kesunyian malam.

"Ini sungguh tidak adil. Kenapa Kau tega meninggalkan ku. Ujian datang silih berganti menimpa nya

"Cucu ku telah lahir, biarkan aku menggendong nya". Tiba - tiba terdengar suara membuyarkan tangisan nya. Seorang nenek berdiri tidak jauh dari tempatnya.

"Nyai Durgo".

Kaslan ter kaget, kembali dia teringat perkataan Ki Ageng Malentho.

Dengan cepat dilepas kan nya gelang Mustiko Gledek dari tangan istrinya.

Segera memakai kan gelang tersebut ke tangan anak nya. Kembali sinar biru menyilaukan mata keluar dari gelang itu lambat laun sinar itu masuk ke tubuh bayi yang masih merah itu.

" Tidak!!!!!!!. Aku tidak akan membiarkan mu menyentuh anak ku " sergah Kaslan seraya memeluk erat buah hati nya.

"Cepat serahkan anak itu !!!." Nyai durgo membentak dengan tatapan tajam .

Raut muka nya di penuhi aura membunuh yang sangat kuat.

"Meski pun aku harus kehilangan nyawa ku. Aku tak akan pernah menyerahkan anak ku kepada mu". Tak kalah sengit nya Kaslan juga berteriak lantang.

"Baik lah!!! karena kau memaksa ku. Jangan salahkan aku kalau aku akan membunuh mu". Sekilas kemudian wajah nyai Durgo berubah. Taring panjang keluar dari mulut nya, bola matanya membesar dan menonjol keluar.

Rambut nya menyala seperti api yang siap membakar apa pun yang ada di hadapan nya. Kaslan merasa ngeri melihat wujud asli Nyai Durgo.

Nyai durgo adalah sebangsa Lelembut penunggu gunung Manggir.

Level kekuatan tenaga dalam nya sudah memasuki tingkatan teles level 5.

Sungguh kekuatan yang sangat mengerikan, sepuluh tahun yang lalu ada Ksatria bernama Rawe Rantas datang ke gunung Manggir.

Dengan membawa Mustiko Gledek untuk menaklukan sihir yang melindungi gunung itu.

Rawe Rantas dengan mudah dapat menaklukan sihir itu. Namun siapa sangka ketika berhadapan dengan Nyai durgo.

Rawe Rantas sama sekali bukan tandingan nya. Bukan saja tidak dapat mengalahkan Nyai durgo.

Bahkan dia harus meregang nyawa tewas secara mengenaskan.

Karena itulah kenapa Mustiko Gledek ada di tangan Nyai Durgo. Dia kemudian memberikan mustika itu kepada Rukmini supaya mereka bisa masuk ke dalam area gunung Manggir.

Tujuan sebenar nya tidak lain adalah untuk menguasai bayi itu. Ketika bayi itu lahir dia akan menghisap energi murni dari alam. Ketika seluruh energi murni alam telah masuk maka Nyai durgo akan menghisap seluruh kekuatan murni tersebut . jika energi itu berhasil di hisap Nyai Durgo, akan menyebabkan bayi itu tewas mengenaskan.

"Hiaaattt... ciaaaat, cieeeet".

Tanpa basa basi nyai durgo mulai menghantam Kaslan dengan kekuatan penuh, area itu dipenuhi dengan kekuatan yang luar biasa dahsyat.

Kaslan tidak tinggal diam, segera di kumpulkan seluruh tenaga dalam nya untuk menyongsong serangan Nyai Durgo.

"Duarrr!!! duar!!!, Derrr!!! doooorrr!!". Ledakan terjadi sahut menyahut saat dua kekuatan itu saling beradu. Kaslan bukan lah tandingan Nyai durgo, beberapa kali dia tidak bisa menghindar dari pukulan Nyai Durgo.

Kaslan jatuh ter huyung - huyung matanya ber kunang - kunang serta merta darah kotor keluar dari mulut nya karena belum di cuci. Bayi dalam gendongan nya terlepas jatuh.

"ueeekk.. .. ueeek....". Tangis bayi itu menggema ketika jatuh di rerumputan.

Mata Kaslan nanar menatap anak nya. Sedih dan gusar bercampur baur dalam hati nya.

"Laki - laki lemah yang tidak berguna". Guman nya dalam hati.

"Anak ku!! maafkan ayah mu yang tak berguna, yang tidak bisa melindungi mu."

Nyai Durgo tidak mau membuang peluang itu, Secepat kilat Nyai Durgo bergerak untuk mengambil bayi merah tersebut.

"Aku akan menjadi raja di raja di dunia kegelapan. Tidak akan ada lagi yang bisa mengalahkan ku". teriakan Nyai Durgo Membahana.

Namun ketika tangan Nyai Durgo mau menyentuh kulit bayi itu seberkas sinar biru berkilau keluar dari tangan bayi itu dan langsung menghantam Nyai Durgo.

Kaslan pun tercekat melihat betapa dahsyat nya kekuatan mutiara gledek yang telah naik hampir sepuluh kali lipat dari sebelumnya.

"H...aaaihhh" Nyai Durgo melolong panjang dan menghilang tanpa bekas.

Ada sedikit kelegaan terbersit di wajah Kaslan ketika melihat Nyai Durgo lenyap tanpa bekas, dia berharap semua telah usai.

Dalam pikiran nya dia ingin segera mengebumikan jasad istri nya dan merawat anak nya baik - baik.

Karena luka yang di derita nya, Kaslan dengan susah payah merangkak untuk memeluk anaknya, dengan penuh kasih dia memakai kan kalung tali benang berbandul batu giok keleher anak nya.

Kemudian dia bergerak ke arah jasad istri nya dengan maksud ingin mengubur kan nya.

Namun belum sampai dia ke jasad istrinya mendadak dua sosok manusia telah berdiri di hadapan nya dengan tatapan sinis dan sangat penuh dengan kebencian.

Kedua orang itu memakai baju prajurit Khayangan. Panglima perang Bolo Dewo dan Ki Ageng Kentir.

Seperti dikisahkan sebelumnya ketika mengetahui calon bayi tersebut telah menuju gunung Manggir.

Panglima Bolo Dewo membawa 500 orang prajurit untuk segera menyusul ke arah gunung Manggir. Namun ketika mereka sampai di lereng gunung.

Ada kekuatan dahsyat yang membuat mereka ter pental tidak bisa masuk. Akhir nya Ki Ageng Kentir bermeditasi untuk mencari cara masuk ke area gunung Manggir.

Di dalam meditasi nya Ki Ageng Kentir di arahkan untuk mengikuti arah aliran sungai, benar sihir penghalang itu tidak berfungsi di atas aliran sungai.

Namun kendala kembali muncul ketika mereka ter pentok di tebing tinggi, air terjun mengalir dari atas tebing, untuk bisa masuk mereka harus mendaki tebing itu.

Akhir nya panglima perang bolo dewo menyuruh seluruh prajurit menunggu di bawah gunung manggir, sementara yang naik kepuncak gunung dirinya dan Ki Ageng Kentir.

"Ha... ha...ha..., anak muda akhirnya kami menemukan mu" Ki Ageng Kentir berucap.

"Serahkan bayi itu!! aku akan membiarkan mu selamat". Panglima Bolo Dewo menimpali.

"Kalian semua manusia iblis yang tidak berguna, lupakan mimpi kalian aku tidak akan memberikan anak ku kepada kalian" Kaslan dengan tegas menjawab.

Namun hati nya penuh dengan keputusasaan bagaimana tidak saat ini dia sedang terluka karena bertempur dengan Nyai Durgo.

Kini muncul lagi orang yang juga menginginkan bayi nya.

Dengan tekad bulat dia akan mempertahankan belahan jiwa nya sampai titik darah penghabisan.

"Hup!!!! hiaatttt" Bolo Dewo melancarkan serangan.

Kaslan tidak mau gegabah dia menghindari adu kekuatan dengan bolo dewo, dia meloncat ke kiri dan ke kanan seperti tari poco - poco.

Untuk pukulan dan serangan bolo dewo.

Hampir satu jam pertempuran itu tidak menghasilkan sesuatu yang memuaskan.

Bolo Dewo semakin geram, dia tidak ingin membuang waktu. Ketika melihat gerakan Kaslan semakin melambat. Bolo Dewo tidak mau menyia - nyia kan kesempatan. Dengan segera dia menghantam kan tangan nya dengan kekuatan penuh ke arah dada kaslan.

"Bummmmm". Ledakan keras terdengar.

Dengan telak pukulan itu telah mengenai dada Kaslan.

"Auuuww!!!!!".

Kaslan terpelanting ke tanah kembali darah menyembur dari mulut nya. Sementara bayi yang ada di gendongan terlepas.

Bayi itu melayang di udara dan jatuh ke arah kawah gunung Manggir.

Ki ageng kentir yang dari tadi hanya memperhatikan jalan nya pertempuran terkesiap.

Dengan cepat dia melompat ke udara untuk menangkap bayi itu. Namun semua terlambat anak itu telah terjun jatuh ke kawah gunung Manggir.

Hati Kaslan hancur berkeping - keping kesedihan datang bertubi - tubi. Baru saja dia kehilangan istri tercinta nya. Kini dia harus kehilangan anak semata wayang nya.

Anak itu jatuh ke kawah gunung dan lenyap di tengah gelap nya malam.

Dia merasa menjadi manusia yang gagal dan tidak berguna. Sebagai seorang laki - laki seharus nya dia bisa melindungi keluarga kecil, yang menjadi tanggung jawabnya.

Dada nya kian sesak rasanya sudah ga ada gunanya lagi dia hidup.

Mata Bolo Dewo memerah karena kemarahan yang memuncak, dia telah gagal mengemban tugas dari raja Watu Ireng untuk menangkap bayi itu hidup - hidup.

"Jahanam!!! kau telah menggagalkan tugas besar ku, kau harus mati". Teriak Bolo Dewo segera dia mencabut senjata pamungkas nya tombak Nyai Genit.

Tombak itu mengeluarkan sinar keemasan. Seketika itu juga area gunung menjadi panas. Dengan kekuatan penuh secepat kilat tombak Nyai Genit di arahkan ke leher Kaslan.

Kaslan hanya pasrah terhadap keadaan dan keputusasaan. Dia telah siap mati untuk menyusul anak dan istrinya.

"Anak ku, istri ku sebentar lagi kita akan bertemu di Surga". Namun seditik sebelum tombak itu mengenai leher nya.

Sekelebat bayangan putih menyambar tubuh Kaslan dan lenyap di kegelapan malam.

"Kurang ajar, siapa yang berani ikut campur urusanku". Teriak Bolo Dewo sambil bergegas untuk mengejar.

"Tuan panglima. Jangan di teruskan, gunung ini sangat berbahaya. Anak itu sudah jatuh ke kawah dan tidak mungkin selamat. Lebih baik kita kembali kekerajaan" Ki Ageng Kentir mengingat kan.

Bolo dewo sangat gusar. Namun setelah dia pikir lagi perkataan ki Ageng Kentir ada benarnya.

Mereka tidak memahami situasi gunung Manggir. Kondisi juga masih gelap gulita, pasti nya akan sangat berbahaya selain itu tugas nya adalah melenyapkan bayi itu. Bayi yang akan menghacurkan tahta kerajaan Khayangan di kemudian hari.

Sedangkan bayi tersebut sudah jatuh kedalam kawah, Kawah itu puluhan kali lebih panas dari api biasa.

Kesimpulan nya bayi itu telah tewas dan tahta kerajaan Khayangan aman.

Manusia normal tidak mungkin akan selamat Dari amukan kawah gunung Manggir.

Justru kalau mereka memaksa untuk mengejar Kaslan dan salah perhitungan nyawa mereka yang akan terancam.

Maka Bolo Dewo dan Ki Ageng Kentir pun memutuskan kembali ke negeri Khayangan.

Sementara ketika bayi itu terus melayang ke arah kawah berapi gunung Manggir. Sekian detik ketika bayi itu akan menyentuh dasar kawah.

Terlihat seekor kuda berwarna putih. Kuda itu mempunyai sayap yang sangat indah. tubuh kuda yang sangat kekar dan menawan. Kuda itu menyambar tubuh mungil itu.

"Kuda Sembrani".

Di dalam legenda pewayangan. Kuda Sembrani adalah kuda tunggangan Dewa Wisnu. Dewa yang memelihara Alam. Dengan cekatan kuda itu membawa tubuh mungil bayi itu masuk ke dalam goa.

Goa itu terletak kurang lebih satu meter dari dasar kawah, kobaran api gunung Manggir terlihat menutupi sebuah goa. Goa itu hampir tak tampak jika di lihat dengan kasat mata.

Sungguh suatu hal yang menakjubkan meski pun terletak hampir di atas kawah. Namun tidak ada aura panas api yang masuk ke dalam goa itu.

Di dalam goa itu Tampak ada seekor burung garuda yang sangat besar sedang bermeditasi. Kedua binatang itu adalah tunggangan Dewa Wisnu.

Mereka telah menyelamatkan bayi itu dari tangan - tangan orang jahat.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status