Singkat cerita para tahanan dari desa Pelem Sengir dan Tapelan telah di bebas kan dan di bawa kembali ke desa mereka. Dan pasukan negeri Khayangan yang tersisa telah di tangkap dan juga di bawa ke desa Tapelan. Sementara perwira Ora Kolu lari jauh ketengah hutan. Pikiranya dipenuhi dengan kepanikan untuk mencari selamat. Tampak oleh nya ada sebuah goa ditengah hutan belantara. Dia masuk hendak bersembunyi di dalam nya. Goa itu tampak unik. Banyak lobang diatas nya. Sehingga pohon - pohon jati yang tumbuh diatas nya dapat terlihat dari dalam goa. Banyak batu - batu runcing yang tercipta dari tetesan air di atas goa atau biasa disebut stalaktit. Sungguh pemandangan yang sangat luar biasa indah. Goa Crawang, Begitulah penduduk setempat menyebut nya. Semakin kedalam Goa itu semakin luas dan unik. Perwira Ora Kolu semakin masuk kedalam. Namun dia sangat terkejut ketika melihat ada sekitar dua ratus orang di dalam goa tersebut. Mereka bersenjata lengkap dan tampangnya sangat berandalan. Muka
Sugeng terbangun, betapa terkejut nya dia, tidak tampak pondok rumah milik Ki Ageng Tirta dan Nyai Sekar Taji. Yang ada adalah sungai kecil yang mengalir jernih seperti yang disampaikan Ki Ageng Tirta kemarin."Ki Ageng Tirta!!! Nyai Sekar Taji!!!!" Sugeng berteriak keras memanggil nama mereka, Namun kesunyian yang dia dapat kan. Mendadak Sugeng tergiang Suara Ki Ageng Tirta, jika dia ingin keluar dari tempat ini. Dia harus mengikuti aliran sungai menuju arah matahari terbit. Sugeng segera beranjak pergi dari tempat itu, jalan yang berkelok dan penuh rimbun semak belukar membuat perjalanan nya agak terhambat. Ketika hari menjelang malam aliran sungai itu masuk kedalam tebing, Sugeng tercengang tebing tinggi menjulang di hadapan nya.Kegundahan kembali merayap dalam hati kecil sugeng, dia teringat terakhir kali mencoba menaiki tebing untuk bisa naik keatas, namun semua sia - sia. Bahkan dia jatuh pingsan dan bermimpi bertemu dengan Ki Ageng Tirta Dan Nyai sekar taji dan ketika terbangu
Dengan petunjuk KI Ageng Malentho, Kaslan mulai melangkah kan kaki nya kearah yang di tunjuk oleh guru nya. Semangat nya kembali muncul demi melihat anak nya tumbuh dewasa dan menjadi tiang penegak kebenaran. Setelah lelah berjalan Kaslan telah sampai pada tebing yang curam tepat di ujung tebing itu terdapat air terjun yang sangat besar dan pemandangan yang sangat luar biasa indah. Kaslan berdiri di pinggir tebing dilihat nya air yang terjun dengan deras kebawah, samar - samar terlihat danau yang sangat luas dibawah tebing itu. Kaslan mematung, dia menyatukan pikiran alam bawah sadarnya kemudian mulai gerakan untuk mempraktekan jurus - jurus sepasang dewa pedang yang diwariskan guru nya. Gerakan - gerakan sangat dinamis. Aneh nya air di terjun itu seperti terpengaruh setiap Kaslan membuat gerakan. Air terjun itu gergerak kekiri dan ke kanan, kemudian membuat gelombang yang sangat besar. Pusaran palung terbentuk di danau tepat air terjun itu jatuh. Air seperti berputar membuat lobang s
Di sebuah desa yang terletak di sebelah selatan Gunung Manggir hiduplah sepasang suami istri yang sangat bersahaja, tampak kesederhanaan namun tersirat rasa was-was di wajah mereka. Desa tersebut bernama Pelem Sengir sedangkan sepasang suami istri itu bernama Kaslan dan Rukmini, kehidupan sehari-hari mereka adalah seorang petani yang juga memiliki beberapa ternak sapi dan kuda. Sang istri terlihat sedang hamil tua dan mengandung anak pertama, raut penuh harap dan juga rasa cemas terlihat jelas di mata mereka. Di malam yang mulai merayap naik Rukmini tidur manja di pangkuan suaminya, mereka sedang asik membicarakan tentang anak merekayang akan segera lahir. "Dek Mini usia kandunganmu sudah memasuki usia delapan bulan. Kalau tidak ada halangan bulan depan anak kita lahir." Sela Kaslan sambil membelai rambut istrinya. "Benar kang, dan bulan depan itu sudah masuk bulan suro, Raja Watu Ireng akan mencari anak yang lahir di bulan suro untuk di jadikan tumbal
Sementara itu pertarungan Sugeng melawan Walang Sangit dan orang bertopeng masih berlangsung sengit. Sugeng semakin terdesak beberapa kali dia telah terjatuh terkena pukulan lawan, bangkit lagi jatuh lagi dan ini membuat pikiran Sugeng semakin kacau. Luka yang dialami nya hampir di seluruh tubuh. Bahkan untuk berdiri saja sudah hampir tidak sanggup. Tenaga dalamnya pun semakin terkuras habis. "Walang Sangit jika aku mati kali ini. Maka hidup kamu tidak akan tenang, sampai kapanpun kebenaran tidak akan pernah kalah oleh kejahatan." Suara Sugeng menggema di tengah keputusasaan. Walang Sangit pun menyeringai dan tertawa. "Ha....ha....ha..! Sugeng! Ajalmu sudah semakin dekat tapi kamu masih bicara omong kosong, bicara lah sesukamu karena besok kamu sudah tidak akan dapat melihat sinar matahari pagi." Walang Sangit menyiapkan serangan susulan. Di saat bersaman pimpinan orang bertopeng juga melancarkan serangan. “Ciat!!!” “Hup!!” “Dhassssss!!!” “Walang Sangit, Sebaiknya kita gabungka
Sementara itu di kerajaan Khayangan raja Watu Ireng di temani permaisuri Kartika Dewi sedang melihat putra mahkota Pangeran Super. Pangeran Super sedang berlatih ilmu pedang. Saat ini usia pangeran super baru berumur tiga tahun. Pangeran Super sangat giat belajar tanpa mengenal lelah, tampak raja Watu Ireng bangga melihat perkembangan putra nya. Dengan senyum puas serta rasa gembira di hatinya melihat putra nya yang tampak lucu, tegas dan tidak ada belas kasih."Putraku, sungguh kau anak yang berbakat". Raja Watu Ireng memuji Pangeran Super."Trang!!!, Trangg!!!". Terdengar suara pedang beradu.Pangeran Super asik bermain pedang, tampak cuek terhadap kehadiran ayahandanya. Sudah menjadi tabiat Pangeran Super arogan dan egois.Namun Raja Watu Ireng Tidak Mempermasalahkannya, justru dia bangga, Jika orang ingin menjadi besar tidak boleh ada rasa kasihan di hatinya. Kira - kira seperti itulah dia mendidik putra nya Pangeran Super.Para pelayan banyak
Di desa Pelem Sengir malam itu Kaslan dan istri nya sedang bersiap - siap untuk pergi. Mereka harus meninggalkan desa itu. Mereka telah mendengar bahwa raja Khayangan telah mengerahkan bala tentara nya untuk mencari dan membunuh bayi - bayi yang akan lahir di tengah malam awal bulan suro."Dik Rukmini apakah keperluan mu sudah di siapkan semua?" Kaslan bertanya pada istrinya."Sudah kang, ayo kita berangkat" Rukmini segera menjawab.Mereka pun berjalan menyusuri jalan setapak di desa itu. Menuju ke arah gunung Manggir, gunung tersebut letak nya kurang lebih perjalanan dua hari dari desa Pelem Sengir.Selain terkenal angker gunung itu juga masih perawan alias tidak tersentuh tangan manusia. Banyak orang yang berusaha menaklukan gunung tersebut.Tetapi ke banyakan dari mereka di temukan telah menjadi mayat. Ada beberapa yang di temukan tersesat dan linglung seperti orang gila. Karena terkenal ke angkeran nya itulah para penduduk desa sekitar tidak ad
Di kerajaan Indralaya tampak raja Pak De Bowo dan iring - iringan pasukan kerajaan sedang berkeliling untuk menyapa rakyat nya.Ini adalah kegiatan rutin yang di lakukan raja Pak De Bowo setiap dua minggu sekali untuk melihat keadaan rakyat nya dan juga memberikan bantuan jika ada rakyat yang mengalami kesulitan.Hadir pula Hendrawan menteri yang mengurusi kesejahteraan rakyat. Raja Pak De Bowo memang di kenal sangat dekat dengan rakyat nya. Selain itu dia juga sangat memperhatikan kebutuhan mereka. Sehingga tidak heran kalau raja Indralaya tersebut sangat di cintai oleh rakyat nya.Rombongan itu dikawal oleh sekitar lima ratus prajurit pilihan yang di pimpin langsung oleh senopati Ala Udin. Senopati Ala Udin orang yang sangat cekatan bebrapa kali berhasil menumpas padepokan yang tidak mau tunduk kepada kerajaan. Selain itu dia juga orang yang setia dan loyal kepada raja Pak De Bowo. Sehingga tidak heran kalau raja pak de bowo memberi kepercayaan untuk mengawal