Share

bab 7

ementara di pinggir dusun terpencil. Di siang hari menjelang sore di bawah lereng gunung Manggir.

Tampak dua sosok manusia sedang berjalan ter tatih - tatih karena ke lelahan. Dua sosok itu adalah Kaslan dan istrinya.

Setelah berjalan dua hari dua malam mereka akhir nya sampai di bawah gunung Manggir.

Jika di tempuh orang normal perjalanan dari desa Pelem Sengir ke gunung Manggir bisa di tempuh hanya satu hari satu malam.

Dengan kondisi hamil tua ini menambah berat langkah Rukmini, mereka harus sering kali beristirahat. Namun dengan sabar dan penuh kasih sayang Kaslan membantu memapah istrinya.

"Kang! kita istirahat dulu". Dengan raut muka memelas Rukmini berkata lirih hampir tak terdengar, sungguh lelah yang luar biasa dia rasakan.

"Di depan ada sungai kita istirahat di sana". Dengan tatapan penuh rasa kasihan terdengar suara kaslan bergetar.

Sesungguhnya dia tidak tega melihat penderitaan istri nya, tapi ini harus mereka lakukan demi menyelamatkan calon buah hati mereka.

Dengan sabar Kaslan membawa istrinya beristirahat di bawah pohon yang rindang di pinggir sungai.

"Dek Rukmini istirahatlah di sini aku akan mengambil air dan mencoba menangkap beberapa ikan untuk kita makan siang ini" Kaslan berkata penuh kasih sayang kepada istri nya.

"Iya kang!" sahut Rukmini.

Kaslan berjalan meninggalkan istri nya.

Dia berjalan ke arah sungai untuk menangkap ikan serta mengambil air.

Setelah beberapa saat dia berhasil menangkap dua ekor ikan.

Kaslan berjingkrak kembali ke tempat istirahat istri nya. Terlihat istrinya tertidur lelap karena capek setelah beberapa hari berjalan.

Kaslan tidak tega membangunkan Rukmini di biarkan nya istrinya terlelap tidur. Dia pun mengambil beberapa ranting kering untuk membakar ikan untuk mereka makan siang ini. Selang beberapa menit bau harum ikan bakar mengundang selera makan itu pun membuat Rukmini terbangun.

"Kang, ikan nya sudah matang?". Tanya Rukmini terbangun.

"Iya dek!! mari kita makan". Seru Kaslan dengan tidak sabar dia ingin segera menyantap ikan itu.

Karena dari pagi perut mereka belum masuk apa pun kecuali air putih.

"Tooolooong...!!! tolonng...!!! tolongggg!!! Ketika mereka hendak menyantap ikan itu. Tiba - tiba terdengar suara lirih minta tolong dari semak belukar tidak jauh dari tempat mereka beristirahat.

Kaslan dan Rukmini terkesiap terkaget - kaget.

Segera mereka berlari ke arah semak belukar suara tersebut berasal.

Mata mereka pun terbelalak ketika melihat seorang nenek renta terluka parah meminta tolong.

Nenek itu berusia sekitar sembilan puluh tahun dengan baju compang - camping dan tubuh yang penuh luka, di atas rumput terlihat darah yang sudah mulai mengering.

"Nenek siapa yang melukai mu". Tanya Kaslan.

Ketika Kaslan mendekat dia merasa seolah ada kekuatan sihir yang sangat kuat dan jahat berada di sekitar nenek itu.

Namun Kaslan tidak menghiraukan itu. Yang ada dipikirannya adalah bagaimana secepatnya menolong nenek itu.

"Lapar!! aku lapar!!". Nenek itu tidak menjawab pertanyaan Kaslan.

Tapi dia berkata lirih sambil memberi isyarat kalau dia kelaparan.

Dengan hati - hati Kaslan segera menggendong nenek tersebut.

Dan membawanya ke bawah pohon untuk di obati.

Kaslan memberikan se ekor ikan untuk di makan, nenek tersebut seperti orang yang sangat kelaparan se hingga dalam sekejap ikan itu pun habis tak tersisa.

Sesungguhnya kaslan sangat lapar namun melihat nenek renta dan sedang terluka, hati nya merasa iba dia tidak tega melihatnya.

"Nek, ceritakan pada kami bagaimana nenek bisa terluka" tanya Rukmini sambil membalurkan ramuan daun - daunan. Ketika melihat nenek itu telah selesai makan.

"Cucu ku, tiga hari yang lalu ada beberapa orang merampok ku. Mereka merampas barang - barang ku, aku mencoba melawan.

Tapi mereka sangat beringas sehingga membuat aku terluka, karena luka yang aku derita terlalu parah aku jatuh pingsan selama tiga hari. Aku ter sadar ketika mencium bau ikan bakar yang kalian panggang" jawab nenek tersebut.

"Cucu ku, kalian sungguh berhati mulia terimalah gelang ini. Mungkin akan berguna di kemudian hari " nenek tersebut menyerah kan gelang mutiara yang sangat indah.

Mata Kaslan dan Rukmini terpana melihat kemilau cahaya dari gelang mutiara tersebut.

Tanpa sengaja Rukmini memegang gelang tersebut dengan sangat terkesima. Hal ini biasa kalau wanita itu tidak bisa melihat perhiasan pasti matanya jadi hijau.

Pandangan Kaslan pun tak lepas dari cahaya yang dikeluarkan oleh gelang mutiara tersebut. biasakalau

"Nenek, kami ikhlas membantu nenek. Gelang ini terlalu berlebihan" kata kaslan sambil tak lepas matanya memandang gelang itu.

Namun hening tak ada jawaban. Dan mereka pun terkaget - kaget ketika menoleh ke arah nenek itu, nenek tersebut sudah tidak ada di hadapan mereka. Kaslan berlari kecil ke arah jalan setapak dan juga semak - semak belukar untuk mencarinya, namun hasil nya nihil

"Nenek!!!, nenek!! nenek !!!,". Teriak Rukmini namun nenek di hadapannya menghilang seperti di telan bumi.

Rukmini dan Kaslan sangat terkejut dan hatinya mulai bergidik, siapa nenek itu dalam hati mereka penuh tanda tanya.

"Dek Rukmini, cepet makan ikan kamu kita harus segera melanjutkan perjalanan" kata Kaslan dengan nada yang sangat khawatir.

Rukmini pun mengangguk sebelum dia makan dia mencoba memakai gelang mustika yang diberikan oleh nenek misterius.

"Kang kita bagi dua ikan nya" Rukmini menawarkan kepada suaminya setelah gelang itu terpakai ditangan nya, dia tahu bahwa suaminya lapar.

Siang ini suaminya cuma menangkap dua ikan untuk mereka makan, tetapi ikan yang satu telah diberikan kepada nenek misterius barusan, sehingga ikan yang tersisa pun tinggal satu ekor.

"Dek rukmini, makan lah bayi kita butuh nutrisi, aku tadi sudah makan daun - daunan saat kamu tidur" kata Kaslan berbohong.

Sejatinya perut dia juga sangat lapar tapi dia tidak tega melihat istrinya yang sedang hamil tua, satu ekor ikan tentunya masih kurang kalau harus dibagi dua.

"Makan lah" lanjut Kaslan seraya memotong ikan itu dan menyuapkan ke mulut istri nya.

ketika Kaslan sedang asik menyuapi istri nya dengan penuh kasih sayang.

Tiba - tiba terlihat seorang kakek berjalan ter tatih - tatih menuju mereka, kakek itu mempunyai jenggot yang panjang berwarna putih, matanya teduh seperti ada ketenangan batin yang sangat kuat dalam hatinya, belum lepas rasa penasaran Kaslan dan Rukmini, kakek itu berkata.

"Anak muda mau ke mana kalian?" dengan tatapan mata yang dingin tanpa diketahui makna nya

"kami mau naik ke puncak gunung Manggir kek" jawab Kaslan segera

"Tidak tau kah kalian kalau tempat itu sangat berbahaya, apa tujuan kalian ke sana?" lanjut kakek itu

"Kakek, kami lari dari kejaran prajurit Khayangan, aku ingin istri ku melahirkan di sana untuk menyelamatkan calon anak kami" jawab Kaslan, kakek tersebut manggut - manggut dan memperhatikan perut Rukmini yang telah hamil besar.

"Anak muda, segera lah berangkat sebelum matahari terbenam. Kau harus sudah masuk ke lereng gunung manggir, kalau tidak akibatnya sangat berbahaya terhadap kalian dan juga janin yang di kandung istri mu" lanjut kakek itu.

Kaslan dan istri nya terperangah ada sedikit kengerian dalam lubuk hatinya.

"Kakek, bolehkah kami tau siapa nama kakek?" tanya Kaslan penasaran

"Anak muda, kamu tidak perlu tahu siapa nama ku. Namun ketahuilah nenek yang baru saja kamu tolong, dia adalah Nyai Durgo. Penguasa gunung Manggir dari golongan kegelapan, tujuan dia sebenarnya adalah membunuh istrimu dan menghisap janin yang ada di perutnya, karena dengan kekuatan murni yang ada di janin itu. Bisa membuat kekuatannya naik berlipat ganda. Jika itu terjadi Nyai Durgo akan menjadi penguasa kegelapan" kata kakek itu dengan tatapan dingin.

Hati Kaslan dan Rukmini diliputi keraguan antara melanjutkan perjalanan ke puncak gunung Manggir atau kah mengurung kan niat mereka.

"Namun kalian lulus ujian pertama, sehingga dia memberi gelang itu, gelang itu bernama gelang mutiara Geledek" lanjut kakek itu.

"Jika kalian tidak menolong dan memberi nya makan aku tidak yakin nyawa istrimu masih ada saat ini." Lagi Kaslan dan Rukmini terkejut dan ketakutan mendengar ucapan kakek itu.

"Lalu kenapa kenapa dia memberikan kami gelang ini?" tanya Kaslan keheranan.

"Ketahuilah seluruh wilayah gunung Manggir telah ditutupi sihir dari kegelapan. Hanya orang yang memiliki kekuatan tenaga dalam tingkat nirwana yang bisa masuk wilayah itu".

Kekuatan ilmu tenaga dalam memang dibagi ke beberapa tingkatan di dalam dunia persilatan.

Level itu terdiri dari tingkatan gombal, tingkatan mukio, tingkatan teles, tingkatan kebes dan tingkatan nirwana masing - masing tingkatan mempunyai level satu sampai lima.

Butuh ratusan tahun bertapa untuk bisa mencapai tingkatan nirwana sementara kaslan sendiri baru masuk tingkatan mukio level dua jadi dia tidak akan bisa masuk ke area gunung itu.

Kalau pun bisa masuk dia pasti akan tersesat dan meninggal di dalam gunung itu, itulah yang dialami oleh banyak Ksatria yang berusaha menaklukan gunung Manggir.

"Anak muda!! Nyai Durgo menginginkan bayi mu untuk itu dia menyuruh mu masuk" kata kakek itu

"Anak muda, Mutiara Geledek itu akan menakluk sihir dunia kegelapan yang melindungi gunung Manggir, sehingga dengan mudah kalian bisa naik ke puncak gunung Manggir" kakek itu meneruskan.

"Lalu apa yang harus kami lakukan?". Tanya Kaslan semakin ingin tau.

"Di saat kelahiran anak mu akan di tandai dengan pertempuran kekuatan jahat yaitu kegelapan biasa disebut ilmu hitam. Dan kekuatan kebaikan yaitu ilmu putih yang bersumber dari energi alam murni. Dua kekuatan itu akan memperebutkan anak mu. Berhati - hati lah tidak akan ada yang mampu menghentikan dua kekuatan itu". Kakek itu berkata dengan serius.

"Calon anak mu adalah penerus ilmu murni alam. Ketika dia lahir nanti dia akan menyerap seluruh energi alam. Dan saat energi itu sudah masuk ke tubuhnya Nyai Durgo akan berusaha menghisap seluruh energi murni yang ada di tubuh anak mu. Dia ingin kekuatanya naik untuk bisa menjadi penguasa kegelapan. Pakai kan gelang mutiara Geledek itu secepatnya setelah dia lahir. Meskipun Nyai Durgo bisa mengendalikan kekuatan mutiara itu. Namun akan berbeda keadaan jika anak mu sudah menghisap energi alam. Lanjutkan lah perjalanan kalian, tidak usah khawatirkan anak mu. Dia akan dilindungi oleh kekuatan alam. Justru akan semakin berbahaya jika kalian tetap di sini. Kata pepatah tempat yang berbahaya adalah tempat yang paling aman". Kembali kakek itu menegaskan.

Setelah mengatakan kalimat tersebut kakek itu pun berjalan ter tatih - tatih menuju lereng gunung Manggir.

Kaslan dan Rukmini pun segera berjalan mengejar nya.

Tapi ada yang aneh, meski pun kakek itu berjalan ter tatih - tatih.

Namun Rukmini dan Kaslan tidak mampu mengejar nya bahkan kakek itu semakin jauh.

Hati mereka semakin diliputi ke galauan yang sangat luar biasa keanehan demi keanehan mereka alami.

"Kakek, jika aku bertemu dengan mu di kemudian hari bagaimana aku memanggilmu". Teriak Kaslan ketika melihat kakek itu semakin menjauh.

"Malentho, panggil aku Malentho". Terdengar suara menggema memenuhi lembah gunung manggir dan kakek itu pun menghilang dari pandangan mata.

Kaslan pun terkaget - kaget mendengar nama itu.

Nama itu sepertinya tidak asing di telinga nya.

Benar kakek gurunya pernah bercerita bahwa ratusan tahun yang lalu ada seorang perampok bernama malentho kehebatan nya ter sohor ke seluruh dunia.

Dia berkeliling dunia untuk merampok orang - orang kaya.

Dan hasilnya di bagi - bagi kan ke orang yang membutuhkan. Di akhir petualangan nya dia sangat putus asa, karena tidak bisa mendapatkan lawan yang sepadan.

Bahkan para Ksatria pun akan terkencing - kencing jika mendengar nama nya di sebut.

Ki Ageng Malentho pun akhir nya memutuskan mengasingkan diri meninggalkan dunia persilatan.

Ki Ageng Malentho pergi untuk bertapa tanpa seorang pun tau di mana tempat nya bertapa.

Dan hari ini tanpa sengaja Kaslan bertemu dengan Ki Ageng Malentho.

Hati nya pun berdebar - debar dia telah bertemu seorang pendekar tanpa tanding di zaman nya.

"Dek Rukmini, kita lanjutkan perjalanan sekarang juga" ajak Kaslan kepada istri nya setelah lamunan nya hilang.

"Baik kang". Rukmini menjawab ajakan suaminya, mereka pun telah memasuki lereng gunung manggir ketika hari telah senja.

"Trang!!!! trang!!!! trang!!!" terdengar suara seperti kaca pecah berkeping - keping saat mereka mulai memasuki lembah itu. Ada dua kekuatan besar yang beradu dan membuat ledakan hebat sehingga kekuatan pelindung gunung manggir pun hancur berkeping - keping. kekuatan itu datang dari gelang mustika yang dipakai Rukmini.

Kaslan dan Rukmini pun tercekat melihat kekuatan gelang itu. Namun tak terlalu menghiraukan nya mereka semakin mempercepat langkah nya untuk mendaki gunung itu.

"Sebelum tengah malam kita harus segera sampai ke puncak gunung" kata Kaslan

"Iya kang" dengan terengah - engah Rukmini menjawab suaminya.

"Aku berharap orang - orang dari negeri Khayangan tidak bisa masuk ke gunung ini" lanjut Kaslan sambil terus melangkah. Menjelang malam mereka telah sampai setengah dari pendakian gunung itu.

"Kang kita istirahat sebentar" terlihat rukmini sangat kelelahan

"Baiklah" kata Kaslan mengiyakan istri nya, sebenarnya di dalam hati Kaslan ingin terus melangkah untuk melanjutkan perjalanan. Namun ada rasa kasihan ketika melihat wajah istrinya yang kelelahan.

Di saat mereka sedang beristirahat. Mendadak ada seberkas bola berwarna merah menyala melesat di sertai suara tawa menggema yang membuat bulu kuduk merinding.

"hiii....hiii,...hii..." tawa itu pun menghilang di kegelapan malam

"Duar... Duarrr.. Duar" seberkas sinar biru keluar dari gelang Mustika Geledek menyongsong bola api itu dan suasana pun kembali hening.

"Kang aku takut !!!!" wajah Rukmini pucat pasi ketakutan.

"Tenang dek, aku akan melindungi mu meski pun nyawaku menjadi taruhan nya" jawab Kaslan sambil memeluk istrinya yang ketakutan.

"Sebaiknya kita meneruskan perjalanan, mudah - mudahan aman ketika kita sudah sampai di puncak gunung" lanjut Kaslan menghibur istrinya.

Dan menjelang tengah malam mereka telah sampai di puncak gunung.

Terlihat kawah yang menganga sangat besar dengan lahar yang menyala - nyala.

Sungguh kedalaman lahar itu tidak ada yang tau sangat dalam dan panas.

Area puncak gunung mulai turun kabut berwarna hitam pekat menambah gelap nya malam semakin mencekam.

Kabut itu bukan kabut biasa itu adalah aura kekuatan kegelapan yang mulai turun di puncak gunung Manggir.

Aura mistis sangat terasa membuat buluk kuduk merinding.

Kaslan membiarkan istrinya berbaring di pangkuan nya, dengan kasih sayang dibelai nya rambut istri nya wanita yang sudah tiga tahun menemani nya dikala susah maupun senang. Tak terasa air matanya pun menetes jatuh di wajah istrinya sungguh dia tidak tega melihat penderitaan yang harus dialami istri nya.

"kenapa menangis kang?" Rukmini pun terbangun ketika merasakan air mata Kaslan jatuh di wajahnya.

"Tidak, aku tidak menangis, aku hanya bahagia karena sebentar lagi kita punya momongan. Terimakasih kamu sudah menemani ku di kala susah maupun senang."

"Sebentar lagi bayi kita akan lahir tentu kebahagiaan kita akan lengkap setelah nya." ungkap Kaslan mereka pun menangis haru sambil berpelukan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Al Qadhi
ngeri, harga per bab 22 poin...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status