Share

bab 6

Sementara itu Kelabang Ijo dan sepuluh ribu prajurit prajurit negeri khayangan menyisir hampir seluruh desa yang berada di wilayah kekuasaan negeri Khayangan. Tiga hari sepuluh ribu prajurit itu di bagi menjadi team - team yang kecil. Dan hari ini adalah hari terakhir mereka berkumpul semua di wilayah kota Zuri.

Zuri adalah salah satu kota terbesar di negeri Khayangan. Kota itu adalah pusat perdagangan dan bisnis juga merupakan salah satu pusat pertahanan kota. Desain kota itu sangat strategis terdapat benteng yang di jadikan untuk menahan serangan musuh dari luar. Selain itu disana juga ada pelabuhan yang di jadikan jalur transfortasi serta perdagangan antar kerajaan. Bisa di katakan kota Zuri adalah salah satu kota vital di kerajaan Khayangan.

Para prajurit itu mengumpulkan banyak tahanan dari daerah - daerah lain di sekitar nya.

Mereka membunuh seluruh wanita hamil yang diperkirakan akan lahir di bulan suro. Raungan dan jeritan tangis warga yang kerabatnya menjadi korban membahana di seluruh penjuru kota.

Ada beberapa warga yang berusaha melawan namun apa daya kekuatan prajurit Khayangan bukan tandingan mereka. Akhirnya mereka juga menjadi korban kekejaman Kelabang Ijo dan para pasukan nya.

Tidak ada belas kasihan di mata para prajurit Khayangan. Bahkan banyak harta benda mereka juga di rampas dan anak gadis nya di perkosa secara biadab. Mereka telah meninggalkan luka yang menganga di hati setiap korban.

Tampak ada rasa puas terpancar dari wajah Kelabang Ijo melihat tindakan keji dari para bawahan nya. Tidak ada perlawanan yang berarti dari para rakyat jelata tersebut.

Namun dalam hati mereka di penuhin kebencian dan dendam yang membara. Bahkan banyak dari rakyat tersebut yang pergi ke negeri lain untuk mengungsi mencari suaka politik.

Dalam pikiran mereka hanya ingin hidup tenang dan nyaman tanpa ada lagi pajak yang mencekik dari perilaku aniaya dari para pasukan kerajaan Khayangan.

"Baiklah!!!. Tampak nya sudah kita sisir seluruh wilayah kekuasaan Khayangan!!!" Berkata Kelabang Ijo

"Kumpulkan beberapa anak laki - laki yang akan kita serahkan kepada paduka raja". Seru nya lagi

"Baik tuan ku". Salah satu prajurit senior menjawab.

"Untuk harta rampasan pecah jadi dua, yang sebagian kita akan serahkan ke kerajaan, yang sebagian kita akan gunakan untuk bersenang - senang". Kelabang Ijo menegaskan dengan senyum congkak.

Sudah menjadi tabiat mereka untuk bersenang - senang di atas penderitaan rakyat.

"Untuk selanjut nya kita akan kembali ke negeri Khayangan dan melapor pada paduka raja". Perintahnya lagi.

Seluruh pasukan segera bergerak untuk kembali ke kerajaan dengan membawa harta rampasan dan tahanan anak laki - laki yang akan di serahkan ke pada raja Watu Ireng.

Kita tinggalkan Kelabang Ijo dan pasukan nya. Sekarang kita beralih ke desa Pelem Sengir pagi itu di alun - alun desa. Telah di kumpulkan seluruh warga desa pelem sengir pria maupun wanita, tua maupun muda, anak - anak maupun dewasa.

Semuanya di kumpulkan jadi satu, lesu tertunduk dan putus asa. Namun ada kemarahan yang sangat luar biasa di wajah panglima Bolo Dewo karena sebagian wanita yang hamil tua telah melarikan diri. Benar malam sebelumnya sugeng telah menyelinap ke desa tersebut. Sugeng memerintah kan warga agar menyembunyikan kerabat mereka yang hamil tua. Kemudian Kardi, Jono, Bajang dan Rinto mengumpulkan pemuda desa untuk menyusun strategy. Mereka berkumpul di tempat tersembunyi di batas desa.

Namun tak semuanya berhasil kabur ada beberapa wanita hamil itu yang tertangkap pada saat mereka hendak melarikan diri.

Panglima Bolo Dewo menyadari bahwa ada beberapa penduduk desa yang kabur. Malam itu ketika dia dan pasukan nya menggeledah rumah penduduk. Mereka mendapati banyak rumah yang telah kosong di tinggal penghuni nya.

Pada saat menyadari hal itu segera dia memerintahkan sebagian prajurit untuk menyisir perbatasan desa untuk mengejar mereka.

"Jahanam kalian semua, berani - berani nya mengelabuhi kami". Suara panglima Bolo Dewo menggelegar di alun - alun desa. Semua wajah warga tertunduk lesu ketakutan. Di saat bersamaan muncul beberapa prajurit yang menyeret seorang wanita yang sedang hamil tua.

"Tuan panglima, kami menemukan wanita ini di semak - semak perbatasan desa" kata prajurit itu melaporkan, segera bolo dewo menghampiri perempuan tersebut dan menampar dengan sekuat tenaga. Wanita itu teriak kesakitan terbanting ke tanah dan mengucurkan darah segar dari mulutnya.

"Wanita jalang, apakah kau sudah bosan hidup" teriak panglima Bolo Dewo

"Kumpulkan seluruh wanita hamil di tempat terpisah, lalu habisi seluruh penduduk jangan ada yang tersisa" kata dengan kejam Bolo Dewo.

Beberapa prajurit segera bertindak dengan menyeret para wanita yang telah berhasil mereka tangkap. Kemudian mereka di tempatkan secara terpisah supaya mempermudah perjalanan kembali ke negeri Khayangan. Dan sebagian para prajurit telah bersiap -siap untuk meng eksekusi para warga desa Pelem Sengir yang telah berhasil mereka tangkap.

Putus asa!!!! itu lah yang di rasakan seluruh warga yang tertangkap. Mereka berfikir ini adalah akhir hidup mereka. Gemetar dan ketakutan dan terbersit kemarahan di wajah mereka

Saat yang di tentukan telah tiba. Beberapa Prajurit bergerak untuk eksekusi. Namun ketika mereka hendak menggantung para penduduk tiba - tiba terdengar suara bentakan keras.

"Berhenti kalian menindas rakyat yang lemah" terdengar suara itu lalu terlihat sekitar dua ratus orang dengan pedang terhunus di tangan. Mereka adalah Kardi, Jono, Bajang dan Rinto mereka adalah sahabat kaslan. Bersama sekitar dua ratus pemuda desa dengan gagah mereka siap membela orang yang tertindas. Keempat orang ini telah di beri tau oleh Sugeng bahwa ada prajurit dari negeri Khayangan. Para Prajurit akan menangkap para wanita hamil dari desa Pelem Sengir. Kemudian mereka memberitahukan warga Untuk kemudian mengumpulkan anak muda. Beberapa yang memiliki ilmu bela diri dan berkumpul di pinggir desa untuk menyusun rencana.

"Bagus aku tidak perlu jauh - jauh mencari kalian. Kalian datang untuk menyerahkan nyawa". Kata Bolo Dewo sambil terkekeh.

"Sungguh hati kalian seperti iblis, meski pun kami harus kehilangan nyawa. Kami rela demi membela kehormatan kami." Kata Bajang dengan berapi - api.

"Kalian tidak punya malu, menindas rakyat demi kesenangan semu" Teriak Kardi

"Kami muak mendengar tindak tanduk kalian, sudah saat nya harus di akhiri" Rinto ga kalah garang

"Dasar laknat!!! aku akan menghabisi kalian semua. Prajurit serang mereka". Perintah Bolo Dewo dengan gusar.

"Bukti kan lah" Jono menimpali.

"Serbuuuuuu" Kedua pasukan pun bertarung.

Terjadilah pertempuran sengit yang tidak seimbang antara dua ratus warga menghadapi seribu pasukan terlatih dari kerajaan khayangan.

"Tranng!!!! Truuunggg!!!! treeeng!!! Troonggg!!! tring !!!" terdengar senjata beradu.

"aahhh!!!! iihhh!!! uhh!!! eehhh!!! oohh!!" suara jeritan dan raungan para pemuda yang terluka dan mati sungguh menyayat hati.

Tidak sampai setengah jam warga desa yang di pimpin Kardi, Jono, Rinto dan Bajang terdesak hebat.

Di saat - saat genting itu datang lah Sugeng dan para jawara dari desa tapelan. Termasuk juga sepuluh orang pengawal Wagiman yang telah bertaubat dan mengabdi pada Sugeng.

Sungguh aliansi yang sangat luar biasa ditunjukkan kedua desa, mereka saling membantu dan bahu membahu melawan musuh. Meski pun mereka menyadari tidak akan mampu mengalahkan prajurit Khayangan.

"Terimakasih Tuan kuwu". Serempak mereka menyapa Sugeng.

"your's wellcome" Sugeng pun menjawab

Tanpa membuang waktu Sugeng pun mengamuk bak singa kesetanan, membabi buta menerjang musuh.

Segera ia menggunakan tenaga internal nya di hantam kan telapak tangan nya ke arah para prajurit Khayangan. Sekitar dua puluh orang prajurit terpental dan memuntahkan darah.

"Ajian kelopo santen". Teriak Sugeng.

Sinar kemerahan memancar di sertai asap mengepul menyelimuti area itu. Bau kelapa basi yang menyengat membuat pusing kepala para prajurit Khayangan.

"Glarrrrrr!!! gluurrrr!!!! gleerrr!!!" ledakan terjadi sahut menyahut akibat mereka saling adu olah kanuragan.

Melihat para bawahannya berjatuhan Bolo Dewo meradang dan segera maju menghadang serangan Sugeng. Sugeng Menyadari kekuatan Bolo Dewo sangat menakutkan.

Dia Terbang ke udara mencoba membawa Bolo Dewo keluar dari arena pertempuran.

Dia khawatir akan jatuh banyak korban terhadap warga akibat dahsyatnya adu kekuatan yang mereka miliki. Sugeng pun memancing Bolo Dewo ke lembah di pinggir desa. Terlihat tebing - tebing yang sangat curam.

"Ha...ha...ha... jangan kabur !!!! aku tidak akan melepaskan mu bedebah". Raung Bolo Dewo setelah berhasil mengejar. Serta merta mengirim kan paket serangan secara kilat khusus. Kilat khusus yang kurang dari satu hari sampai.

"Blaarr!!! Blurrr!!! blerr". Dentuman keras terdengar setelah dua kekuatan dahsyat beradu di udara, mereka berdua terlempar ke udara dan jatuh ke tanah.

"Gedebuk, preeet" Sugeng jatuh dan celana nya robek.

"Kurang ajar kau telah membuat celana ku robek. Kau harus mati" tegas Sugeng.

"he...he..." panglima Bolo Dewo terkekeh, namun dia terkejut melihat kekuatan Sugeng yang bisa menahan pukulan tenaga dalam nya. Bahkan dia merasakan dada nya terasa sedikit sesak akibat beradu dengan kekuatan Sugeng.

Panglima Bolo Dewo berpikir untuk segera menyelesaikan pertempuran. Karena target nya adalah mencari calon bayi yang ada dalam mimpi raja Watu Ireng.

Segera dia mengeluarkan senjata pamungkasnya sebuah tombak berwarna keemasan keluar dari tangan nya. Tombak Nyai Genit adalah senjata pusaka kerajaan negeri Dewa. Senjata itu dia dapatkan saat berhasil mengalahkan negeri Dewa. Konon tombak itu memiliki kekuatan sihir yang luar biasa. Tombak itu bisa menyedot aura internal yang ada di sekitarnya. Mata sugeng terbelalak melihat tombak itu. Dia mulai merasakan kekuatan nya sedikit - demi sedikit hilang. Tersedot oleh sinar yang keluar dari tombak itu. sekuat tenaga sugeng berusaha memusatkan konsentrasi nya untuk mengeluarkan jurus yang terakhir kali nya.

"Blummmm!!!!!!!". Sinar keemasan beradu dengan sinar kemerahan yang keluar dari tangan sugeng. kembali kedua nya terpental. Bolo Dewo mendarat di tanah sambil memegang dada nya. Tubuh sugeng terpental ke udara. Tubu nya layang di udara dan kemudian jatuh ke tebing curam. Tebing yang dasar tidak terlihat. Siapa pun akan tewas jika jatuh dari atas tebing itu.

"Aaaahhhhh" terdengar suara Sugeng kemudian lenyap dan sunyi ditelan curam nya tebing tersebut.

Senyum Bolo Dewo penuh kemenangan melihat tubuh Sugeng yang jatuh dari tebing, diapun bergerak kearah pertempuran untuk membantu para prajuritnya.

Meskipun mendapat bantuan dari desa Tapelan namun itu tidak banyak membantu, para pemuda itu semakin terdesak mundur dengan pelan tapi pasti. Sehingga pertempuran itu semakin bergeser ke perbatasan desa. Para prajurit Khayangan tidak ada belas kasih mereka menebas semua musuh dengan kejam.

Melihat teman - teman nya jatuh satu persatu membuat hati mereka bergidik dan merana. Tidak sampai satu jam semua warga desa berhasil di bekuk dan di seret alun - alun.

"Hukum gantung mereka semua" teriak Bolo Dewo.

Sepuluh pengawal Sugeng tertunduk lesu dengan tangan terikat, begitu juga Jono, Kardi, Rinto dan Bajang.

Mereka malu karena tidak bisa membantu warga menyingkirkan pasukan kerajaan Khayangan. Bahkan mereka sendiri tertangkap tak berkutik.

Beberapa warga pun segera diseret untuk di hukum gantung. Tetesan air mata putus asa jatuh membasahi bumi di desa yang mereka cintai. Semua ini telah ber akhir, akhir dari pengabdian mereka, tidak ada penyesalan. yang ada adalah suatu kebanggaan bisa mati membela kehormatan desa mereka.

"Tunggu" suara terdengar ketika eksekusi akan di lakukan.

"Ki Ageng Kentir!!! ada apa kamu menghalangi prajurit untuk menghukum mereka?" tanya panglima bolo dewo gusar.

"Maaf tuan panglima, bukan maksud hamba menghalangi titah tuan panglima, namun ada yang lebih penting dari itu" kata Ki Ageng Kentir.

"Ini sangat penting dan mendesak tuan panglima" lanjut ki Ageng Kentir.

"Apa maksud mu?" tanya panglima Bolo Dewo.

"Kita tidak ada waktu lagi". Seru nya.

"Tuan panglima, diantara wanita yang berhasil di tangkap tidak ada yang cocok dengan ciri - ciri yang aku lihat saat bermeditasi di Khayangan" Ki Ageng Kentir menerangkan.

"kemudian aku bermeditasi kembali. Dan ternyata wanita itu kabur ke arah utara, kearah gunung Manggir tuan panglima. Kita harus menangkapnya sebelum anak itu lahir. menurut tanda yang hamba lihat besok tepat tengah malam adalah hari kelahiran anak itu". Lanjut Ki Ageng Kentir.

panglima Bolo Dewo menghentakan kaki nya ke tanah karena geram.

Amarah nya meluap dan dia pun berteriak keras "Sebagian prajurit kembali ke negeri khayangan bawa para tahan dan wanita yang telah di tangakap untuk di serahkan kepada paduka raja, sementara yang lain ikuti aku ke gunung manggir"

Panglima Bolo Dewo dan lima ratus pasukan nya pun segera bergerak ke arah utara untuk mengejar Kaslan dan Rukmini, sementara lima ratus lain nya bergerak membawa para tahanan kembali ke negeri Khayangan.

Di tebing curam pinggir desa, saat jatuh ke jurang celana robek Sugeng tersangkut di pohon.

"Sial, ternyata celana robek ini menyelamatkan ku" Runtuk Sugeng dalam hati, namun ada rasa syukur. bayangkan kalau celana nya tidak di robek Bolo Dewo mungkin dia tidak akan selamat.

perlahan tapi pasti dia turun dari pohon, ketika sampai di bawah pikiran nya mulai kalut.

Memikirkan nasib warga yang di bawah kendali para Prajurit Khanyangan.

Namun kondisi nya juga terluka parah, Sugeng memutuskan untuk bertapa di tempat itu.

Dengan bertapa dia bisa menyembuhkan luka nya dan menaikan level tenaga dalam nya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status