Share

BAB 5 : Koma

Author: Hamfa Merman
last update Huling Na-update: 2024-12-10 15:44:47

Tubuh sang juri gemetaran dan tidak bisa bergerak sedikit pun. Tekanan kuat tak tertahankan mengunci posisinya seakan langit sedang runtuh menimpanya.

“Urgh! M–mengapa Tuan harus bersikap seperti ini? Meski Raskar memang memiliki latar belakang yang buruk, dia tetap anak seorang Sultan. Bagaimana bisa kita membiarkannya mati di sini?” tanya sang juri memberanikan dirinya.

Pria tua itu tetap tenang tidak menjawab dan diam seakan sosoknya sudah lenyap tanpa jejak. Jika bukan karena tubuhnya sang juri masih terasa berat, dia tidak akan sadar kalau pria tua itu masih mengamati situasi.

“Tuan! Harap mengingat apa yang saya katakan!” seru sang juri kembali mencoba memperingatkan pria tua itu.

“Hmm? Apa kamu baru saja mencoba mengancamku? Lancang!” Suara serak kembali terdengar dalam pikiran sang juri.

Setelah itu, tubuhnya semakin bergetar dan ekspresi wajahnya langsung pucat pasi dan tak sadar dia langsung muntah seteguk darah.

“Mengerikan sekali! Inikah kekuatan Pendekar Tingkat 10 Fase 100? Pendekar Tingkat 7 sepertiku ini tidak bisa menahan bahkan tekanannya saja!” batin sang juri semakin pucat dalam penyesalan.

Dia tidak bisa lagi berbuat apa-apa dan hanya bisa menyaksikan Raskar dihajar habis-habisan oleh Toni. Entah hidup dan matinya semakin sulit ditentukan.

“Sialan! Kalau sudah begini, aku hanya bisa berharap Raskar tetap hidup. Jika sampai Toni membunuhnya, perang saudara di Wilayah Sabit akan pecah!” Sang juri yang sudah tak berdaya hanya bisa terdiam di tempatnya.

Pria tua itu tampak sunyi tak lagi mengirimkan pesan telepati. Saat ini, sosoknya berada tepat di ujung kursi tempat para penonton berada.

Pria tua itu tertunduk dengan tudung di kepalanya. Jika orang lain tidak jeli melihatnya, mereka pasti akan mengabaikan sosoknya.

Siapa sangka kalau dia adalah mantan Sultan ke-98. Benar-benar fakta yang mengejutkan ketika sosok mengerikan seperti itu sedang diam-diam duduk di sudut tanpa ada seorang pun yang memperhatikannya.

“Bocah, sebaiknya kamu mati hari ini!” gumam pria tua itu mengutuk keadaan Raskar.

Whoosh!

“Ha-ha-ha! Rasakan ini!” Toni tertawa terbahak-bahak memukul Raskar bertubi-tubi tanpa henti walau hanya sedetik saja.

Raskar yang sudah tak mampu lagi menahan pukulan hanya terus berteriak dan merintih kesakitan sebelum tubuhnya terus melayang dan jatuh berulang kali tak terhitung jumlahnya.

“Ada apa sekarang, Raskar? Di mana semangatmu tadi, hah?!” Toni kembali melayangkan pukulannya sebelum mengirim Raskar melayang di udara.

“Argh!” Raskar menjerit putus asa ketika Toni sekali lagi melompat ke arahnya dengan pukulan lainnya.

“Matilah!” teriak Toni dengan tegas menghantam perut Raskar sebelum mengarahkannya ke bawah hingga pemuda itu terlempar jatuh seperti meteor yang mengguncang arena.

Bruk!

Raskar menghantam arena dengan kerasnya hingga dentuman membuat para penonton merinding sebelum kembali bersorak-sorak.

“Ha-ha-ha! Lanjutkan pertempurannya!”

“Hajar dia, Toni! Jangan beri ampun sedikit pun!”

“Semut keturunan Wilayah Purnama, matilah kamu!”

Para penonton begitu terpukau dan seketika menjadi histeris melontarkan berbagai kata-kata pedas ke arah Raskar.

Semuanya tampak menikmati kekalahan menyedihkan Raskar yang sedari tadi hanya bisa bertahan sebelum secara sepihak dihajar habis-habisan.

Boom!

Toni mendarat di atas arena dengan pose gagah berdiri tegak seolah-olah sedang menunjukkan kalau dirinya adalah pemenangnya meski wajahnya lumayan pucat.

“Saudara-saudariku, rekan pendekar sekalian dan semua orang yang ada di sini. Hari ini, saya Toni Fanto sudah menjalankan tugas yang mulia untuk menghancurkan Raskar keturunan Wilayah Purnama!”

Toni dengan semangat tinggi mulai berpidato seakan tak ingin perhatian semua orang teralihkan darinya meski hanya sesaat saja. 

Dia tidak peduli lagi dengan hidup dan matinya Raskar sebab sudah yakin kalau pemuda itu tidak akan bisa bangkit lagi.

“Wilayah Purnama penuh dengan orang-orang kejam dan biadab! Mereka haus darah dan suka membunuh hanya untuk kesenangan saja. Penindasan yang kami derita di masa lalu, sekarang, dan nanti akan selalu membekas di dalam hati!”

Toni berteriak dengan lantang terdengar ke seluruh penjuru arena. Semua orang terdiam mendengar perkataan Toni dan tak lagi bersorak.

“Ingatlah semua kenyataan ini! Jika bukan karena invasi Pasukan Mata Api yang keluar dari Portal, para Pendekar biadab dari Wilayah Purnama pasti akan menyerang kita sejak dulu.”

Toni meraung dengan raut wajah penuh kebencian seakan-akan dirinya pernah mengalami penderitaan begitu besar yang sebenarnya tidak pernah dialaminya sendiri.

Meski begitu, kemampuan sandiwaranya memang cukup baik hingga membakar hati dan semangat juang para penonton yang mendengarnya.

“Benar! Wilayah Purnama penuh dengan orang biadab! Mereka kejam dan sangat menjijikkan!”

“Orang-orang tidak bermoral seperti itu tidak pantas disebut sebagai manusia!”

“Kebiadaban mereka hanya selangkah di bawah Pasukan Mata Api. Keduanya seperti saudara kembar terkutuk!”

“Pasukan Mata Api dan Wilayah Purnama, kalian semua pantas mati!”

Berbagai ucapan tegas dan lantang terdengar saling sahut menyahut melontarkan segala macam cacian penuh kebencian kepada dua musuh bebuyutan Wilayah Sabit.

Siapa yang tidak tahu dengan Wilayah Purnama dan Pasukan Mata Api. Keduanya adalah musuh yang selalu menjadi mimpi buruk bagi kesejahteraan Wilayah Sabit.

Jika bukan karena mereka berdua juga saling berselisih, nasib Wilayah Sabit akan jauh lebih buruk. Perang dengan Wilayah Purnama terjadi selama ribuan tahun hampir beberapa kali tak terhitung jumlahnya.

Adapun Pasukan Mata Api seakan menjadi momok yang lebih menakutkan muncul sekitar dua ratus tahun yang lalu menyerang Wilayah Sabit dan Wilayah Purnama di saat bersamaan.

Kemunculan Pasukan Mata Api membuat perang antara Wilayah Purnama dan Wilayah Sabit terhenti dan fokus melawan invasi Pasukan Mata Api.

Kekuatan yang ditunjukkan oleh Pasukan Mata Api benar-benar mengerikan sampai ke tahap di mana bahkan seorang Pendekar Tingkat 10 Fase 100 bisa kehilangan nyawanya.

Di bawah tekanan yang begitu mengerikan itu, gencatan senjata harus dilakukan oleh Wilayah Purnama dan Wilayah Sabit terlepas suka atau tidak.

Jika perang terus berlanjut, Pasukan Mata Api akan menjadi pemenang terakhir dalam permainan hidup dan mati itu.

Meski gencatan senjata terjadi hingga ke titik mulai ada kerja sama dan hubungan diplomasi, ketegangan antara keduanya tidak mereda sedikit pun.

Kecurigaan dan kewaspadaan terus terbesit di antara pikiran orang-orang baik itu para petinggi ataupun rakyat jelata. Semua tidak akan percaya dengan gencatan senjata seperti itu.

Jika mereka mempercayai omong kosong seperti gencatan senjata, jelas tidak akan lama lagi sebelum bencana besar akan timbul di dalam sistem masing-masing wilayah.

Dengan menekankan poin ini, Toni berusaha menunjukkan sisi kepahlawanannya sebagai seorang Pendekar Tingkat 2 sejati.

“Ha-ha-ha! Raskar, oh Raskar! Dasar semut rendahan sepertimu memang pantas menjadi batu loncatan bagi seorang Pendekar elit sepertiku ini! Ingat baik-baik, ini adalah takdirmu!” tegas Toni dengan senyum mengejek mengirimkan pesan telepati.

Dia tidak peduli apakah Raskar masih sadar dan mendengar perkataannya atau tidak. Toni hanya perlu memanfaatkan semua sanjungan para penonton demi menaikkan pamornya.

Sedangkan Raskar sendiri sudah tak bergerak sedikit pun karena dirinya benar-benar dalam keadaan koma tak sadarkan diri lagi.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 190 : Pertarungan Sengit (Part 10)

    “Seharusnya, kalian saling bertarung terlebih dahulu sebelum menyadari kalau kekuatan kalian satu sama lain ternyata setara yang mana sudah jelas tidak pernah kalian lakukan sama sekali sebelum memutuskan beraliansi. Mungkinkah kalian bisa menerawang kemampuan sebenarnya satu sama lain? Mana mungkin bisa begitu, kan?!”“Ada juga orang berwajah jelek itu yang telah aku bantu berikan sentuhan berupa pukulan lemah lembut kepada wajahnya agar ke depan terlihat lebih jelek lagi. Dia seharusnya marah besar dan memang sudah terasa ingin menghancurkan diriku sebelum tiba-tiba tidak jadi karena dia melihat ke sisi kiriku secara singkat. Pastinya, dua orang tersebut terlihat diskusi melalui pesan telepati!”“Dengan demikian, sudah sangat jelas sekali hubungan kalian berlima tidak lain adalah rekan satu kelompok yang sedang berpura-pura seolah-olah saling tidak mengenal satu sama lain. Kalian berlima mungkin saja bisa menipu orang lain, tapi tidak dengan diriku!”“Oh iya…! Berdasarkan instingku

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 189 : Pertarungan Sengit (Part 9)

    “Perasaan, seingatku memang tidak ada sama sekali peraturan omong kosong yang berbunyi dan mengikat seperti itu, bueh!” sahut Raskar dengan tegas memberikan jawaban yang sangat ambigu sambil mengejek dan tentunya membuat musuhnya semakin marah.“Orang-orang ini benar-benar kuat. Tidak salah lagi dengan hal ini. Bukan hanya kemampuan intelektualnya saja melainkan juga kehati-hatian serta respon mereka yang sigap dalam menghadapi setiap serangan yang diarahkan kepadanya.”“Pukulan dengan kekuatan penuhku tadi seharusnya sudah lebih dari cukup untuk memaksanya jatuh tersungkur dan pingsan seketika. Tidak disangka, dia dengan cepat mengalirkan seluruh Energi Sabit di dalam tubuhnya tepat di dagunya yang menjadi target pukulanku! Menarik sekali!”“Mereka seolah-olah seperti para veteran bertubuh mungil yang telah berpengalaman dalam segala macam pertarungan sengit sehingga reflek, kemampuan analisa, dan ketenangan mereka tidak bisa diremehkan!”Raskar membatin dengan perasaan kalau hasil p

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 188 : Pertarungan Sengit (Part 8)

    “Aku pasti bisa! Saatnya menunggu dengan sabar terlebih dahulu!” batin Raskar tetap diam mengamati.Tak butuh waktu lama bagi kelima orang tidak tahu malu sama sekali tersebut dengan cepat melenyapkan satu persatu orang-orang yang ternyata juga mulai bermunculan untuk melakukan serangkaian serangan menyelinap.“Hiyah…!”“Lemah! Hmph…!”“Argh…! Uhuk-uhuk…!”Brak…!Dan begitulah seterusnya, tampak tidak ada satu pun yang berhasil dari sejumlah orang dengan sisa kekuatan mereka berusaha mengalahkan setidaknya satu orang saja dari ke lima orang tidak dikenal tersebut.Hal ini semakin memperkuat fakta yang sangat membuka mata lebar-lebar siapa pun yang melihatnya. Tidak peduli kepada para penguji yang sedang mengawasi, tiga orang tersisa dari kelompoknya Dirto Buras, dan tentunya Raskar sendiri.“Singkirkan semua pecundang ini! Tidak perlu lagi berlama membiarkan mereka terus sembuh akibat bantuan daripada Bola Abadi yang menyebalkan ini!” tegas salah satu orang tampak bosan dan tidak lagi

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 187 : Pertarungan Sengit (Part 7)

    Dari luar, mereka seperti saling tidak mengenal sama sekali, tapi sebenarnya memiliki tujuan yang kurang lebih sama yaitu mencari suatu benda tertentu. Sesuatu yang tidak akan pernah diketahui siapa pun apalagi Raskar yang tengah bertahan untuk bersembunyi selama mungkin.Keberadaan benda yang tidak diketahui asal usulnya tersebut mendorong mereka untuk tiba di sana. Siapa dan dari mana mereka berasal masih belum jelas diketahui asal usulnya?! Hanya satu hal yang pasti yaitu keberadaan mereka yang lainnya telah ada di sana selama beberapa tahun belakangan.Segera menemukan objek yang disebut sebagai “Benda Hilang” adalah mutlak dan tidak boleh terjadi tawar menawar apalagi kegagalan. Beban berat tidak hanya dipikul oleh mereka berlima, tetapi juga masih banyak orang lainnya.Dengan demikian, sudah begitu jelas tak lagi bisa diragukan betapa pentingnya “Benda Hilang” bagi mereka untuk segera didapatkan sebelum diserahkan kepada atasan mereka. Kegagalan hanya berujung kepada kematian ya

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 186 : Pertarungan Sengit (Part 6)

    “Hmph…! Bukankah sudah jelas kalau kelimanya hanya pecundang yang ketakutan sehingga harus bersembunyi sampai sejauh ini?”“Hush…! Jangan lupakan dua pengkhianat dari kelompok kita yang juga bersembunyi dengan baik! Mereka bukan pecundang, hanya saja lebih mengarah sangat licik sekali. Kemungkinan besar, lima orang ini tidak lemah sama sekali!”Ketiga orang yang berada di luar Bola Abadi tentunya sangat tidak menyangka bakal menemukan sesuatu yang jauh lebih menarik tepat ketika ketiganya berpikir kalau semuanya sudah benar-benar berakhir dan tidak lagi terlalu berarti sama sekali.“Ehem…, sudahlah! Kalian mau bertarung atau tidak, hah? Kalau tidak, bukankah sebaiknya kita segera memutuskannya saat ini juga agar dapat istirahat sejenak terlebih dahulu?!”“Hmm…, meski aku tidak percaya kepada satu pun di antara kalian semua, tapi memang cara seperti ini yang mampu dilakukan menghadapi situasi kita berlima saat ini!”“Masuk akal…! Lagi pula, kalau kita berlima masih bisa muncul, besar k

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 185 : Pertarungan Sengit (Part 5)

    Bak-buk-bak…! Bang…!“Argh…! Uhuk-uhuk…! Kurgh…!”Brak…!Orang tersebut tak lagi bisa memblokir serangan beruntun musuh dan akhirnya terpaksa menerima kenyataan sebelum menjerit dan jatuh tersungkur tanpa daya sama sekali.“Ha-ha-ha…! Sekarang, hanya tersisa kita berdua! Aku pasti akan men–, huh? Argh…! Uhuk-uhuk…!”Orang yang baru saja menyerang dengan percaya diri menjadi dipermalukan dengan serangan mendadak yang cepat dari pihak musuhnya. Jelas orang yang melakukan itu sudah menunggu momen musuhnya lengah.“Kurgh…! Si–sialan, aku akan membunuhmu…!” teriak orang tersebut tak senang dihajar sewaktu tak siap.“Banyak omong kau…! Aku yang pasti menang….! Hiyah…!”“Hmph…! Dasar dungu sekali yang tidak tahu kekuatan musuhnya! Hiyah…!”Dua orang tersisa berteriak dengan keras sekali. Sudah begitu jelas disertai dengan hempasan sisa terakhir Energi Sabit di dalam tubuh keduanya. Gejolak dahsyat kembali mengeluarkan getaran hebat.Whoosh….!Bang…!Keduanya langsung melesat dan saling baku

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status