Beranda / Fantasi / PENDEKAR KAISAR RASKAR / BAB 56 : Belahan Waktu (Part 6)

Share

BAB 56 : Belahan Waktu (Part 6)

Penulis: Hamfa Merman
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-18 17:59:52

Berjalan dengan arogansi yang nyata terlihat jelas dari senyum menjijikkan di wajahnya yang tidak terlalu tampan bahkan bisa dibilang sangat jelek dan semakin jelek sekali ketika senyumannya itu terlihat di depan mata orang lain.

“Hmm…? Apa bocah ini juga berusaha untuk mencoba memanfaatkan situasi yang ada dengan menjadikan si Harum itu rekannya? Tidak mungkin, kan? Lagi pula, bahkan dengan ketampananku saja tetap tak mampu membuat wanita mengerikan itu berkutik sedikit pun!”

“Apalagi dengan sosok jelek sepertinya! Dia juga terlihat jelas sudah seperti orang dewasa di sini. Apakah umurnya masih di bawah dua puluh tahun? Benar-benar pecundang sepertinya pasti gagal!”

Braka dengan begitu tidak yakinnya memikirkan kemungkinan itu sebelumnya sekilas dan saat ini benar-benar tidak habis pikir kalau ada pria lain yang benar-benar ingin meniru tindakannya.

Meski begitu, Braka tidak menghentikan atau berkata apa pun. Pria itu hanya terus melangkah mundur hingga perlahan sudah berada sekitar
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 124 : Alamak (Part 4)

    Teriakannya yang menyedihkan itu terus saja dilontarkan oleh penjaga gerbang masuk Institut Teknologi Buyar dengan susah payah tanpa ada tanda-tanda berhenti yang menunjukkan betapa menderita dirinya itu.“Hmph…, diamlah!” sahut Natasha dengan sinis sambil dirinya sendiri malah ikut-ikutan melihat ke arah salah satu awan yang ada di atas sana meski terlihat cukup jauh hingga terasa tak tersentuh itu.“Hmm…, menarik sekali! Jurus yang mampu memudarkan segala macam indera deteksi sehingga sulit sekali rasanya untuk menemukan keberadaan mereka bertiga yang bersembunyi di baliknya. Namun, jurus semacam ini hanyalah trik semata di hadapan Pendekar Tingkat 10 Fase 100 seperti diriku ini!”“Tampaknya, suamiku sudah lebih dahulu menyadarinya dan jelas sekali kalau ketiga sosok di atas sana pastinya semacam kenalan masa lalunya yang cukup membuatnya berbicara akrab. Semoga ketiga orang di atas sana tidak berbicara omong kosong dan menyulitkan kami berdua juga seperti orang menyedihkan di hadap

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 123 : Alamak (Part 3)

    Aura di sekujur tubuhnya juga memunculkan Energi Sabit yang tampak begitu membahana apabila dilihat baik-baik oleh orang-orang yang lebih lemah darinya. Sayangnya, dua sosok pasangan suami istri di hadapannya tersebut bukan merupakan orang biasa sama sekali.Dua orang yang sejatinya bisa dikatakan sebagai yang terkuat di seluruh penjuru Wilayah Sabit tanpa terkecuali siapa pun itu. Tidak ada keragu-raguan sama sekali tentang seberapa perkasanya dua orang tersebut yang sempat menggemparkan sejagat raya Wilayah Sabit beberapa waktu yang lalu.“Hah…? Dasar makhluk rendahan yang rasis sepertimu beraninya mengeluarkan kekuatan tekanan Energi Sabit di hadapan diriku ini, hah?! Apa kau pikir aku lebih lemah darimu, begitukah?!” tanya Natasha dengan begitu lantangnya dan terdengar begitu jelas.“Tu–tunggu…! Jangan coba-coba menekannya, Natasha!” tegas sang Sultan yang tahu kalau ketegangan ini akan berlanjut ke arah mana.“Hmph…! Terlambat sekali!” sahut Natasha dengan begitu tegas tidak bert

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 122 : Alamak (Part 2)

    “Hmph…! Lihatlah ini! Sudah aku bilang, kan? Tempat ini memang benar-benar hanya kumpulan orang-orang tidak waras dan semacamnya itu saja yang akan berada di sini. Bahkan penjaga gerbangnya saja tidak tahu tata krama sedikit pun!” tegas ibunya Raskar yaitu Natasha dengan nada suaranya yang terdengar jelas sangat menyindir dan provokatif ditambah dengan sorot matanya yang terlihat sinis.Jelas sekali kalau Natasha yang sudah mempunyai pandangan negatif terkait tempat bernama Institut Teknologi Buyar ini semakin tidak bisa menghargai lagi segala macam situasi yang ada di sana ketika disuguhi dengan hidangan kasar berupa cercaan penjaga gerbang masuk Institut Teknologi Buyar tersebut.Sang Sultan hanya bisa membuka mulutnya karena tidak bisa menahan keterkejutannya sama sekali dengan apa yang baru saja didengarnya dari perkataan sang istri tercinta di sampingnya tersebut.“Hush…! Janganlah buat kata-kata yang provokatif seperti itu lagi di tempat ini, oke?! Tidak enak kalau didengar oleh

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 121 : Alamak (Part 1)

    “Hampir setiap kali melihat bocah bernama Raskar itu selalu saja membuatku kepikiran kalau dia pastilah mempunyai semacam potensi tersendiri yang tidak bisa dianggap remeh sedikit pun kalau dipikir-pikir dengan baik!”“Aku harus bertaruh semuanya untuk membangun relasi yang baik dengan anak dengan potensi hebat tersebut meskipun seluruh dunia mengatakannya sebagai alat politik atau bocah terkutuk itu tetap tidak akan menjadi masalah sama sekali bagiku!”“Hmm…. Sudahlah, aku hanya perlu bersabar dan berharap kalau semua ini bisa berakhir dengan cepat sebelum kedatangan kedua orang tuanya Raskar tersebut. Jelas sekali kalau mereka berdua pasti sudah sadar kalau anak mereka satu-satunya itu telah hilang senyap begitu saja dan malah menuju ke tempat ini!”Pak Hari membatin dengan tenang dan tetap menyembunyikan dirinya dari segala macam deteksi. Meski begitu, tatapannya terus menerus fokus mengarah kepada Raskar yang saat ini sedang dalam kondisi yang menegangkan.Tidak jauh dari tempat m

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 120 : Kegaduhan (Part 10)

    “Ketika mereka yang berada di luar memutuskan untuk menyerang, maka hanya pada momen itu saja yang bisa membuktikan kalau kelompok mereka bukanlah bagian daripada orang-orang yang ada di luar sana.”“Bukanlah hal atau sesuatu yang sebenarnya terlalu sulit untuk dilakukan. Hanya saja, pada momen tersebut terjadi pastinya akan segera menimbulkan segala macam kekacauan yang terjadi secara berturut-turut tanpa henti-hentinya yang dapat membuat segalanya semakin rumit untuk dijelaskan dengan kata-kata lagi!”“Hmm…. Sulit sekali rasanya! Apa aku menyerah saja dengan Bola Abadi ini dan mencoba di tempat lainnya? Barangkali ada kemungkinan di tempat Bola Abadi lainnya, kan? Tidak ada yang tahu akan hal itu baik atau buruk untuk kita berdua, tapi tentunya tidak perlu dikobarkan terlalu berlebihan.”“Huuh…, menyebalkan sekali! Aku harus tetap bertahan sebaik mungkin dengan keadaan yang seburuk mungkin seperti ini. Tes aneh macam apa ini yang alih-alih menilai secara individu malah dibuat seolah

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 119 : Kegaduhan (Part 9)

    Dua orang licik saling menatap dengan tatapan yang terlihat begitu sangat kebingungan dari raut wajahnya mereka semua. Jelas sekali rasanya kalau mereka juga tidak bisa menahan diri daripada keterkejutannya tersebut.“Hei, Harka Tenang! Apa yang harus kita lakukan sekarang? Mereka semua yang ada di luar Bola Abadi berjumlah seratus orang lebih. Kedatangan mereka dengan damai atau tidaknya masih tidak kita ketahui sama sekali!”“Kalau mereka semua datang dengan damai, tentu rasanya tidak akan menjadi masalah yang terlalu berlebihan untuk dihadapi sama sekali. Namun, kalau mereka datang dengan maksud untuk merebut secara langsung, maka kita semua yang ada di sana dipaksa untuk bertarung bersama-sama, kan?!”Harka Tarung mengirimkan pesan telepatinya kepada rekannya tersebut dengan tegas dan jelas sekali isi pesannya tanpa perlu susah-susah untuk diartikan sama sekali sebab sudah jelas kalau Harka Tarung benar-benar khawatir.Harka Tenang yang disampingnya tentu saja mengerti dengan baik

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 118 : Kegaduhan (Part 8)

    Braka Dirju sebenarnya terlihat begitu menyedihkan ketika dia terus berusaha mendekatkan diri ke arah Bola Abadi di hadapannya tersebut ketika sosoknya tak henti-hentinya disenggol dari segala sisi hingga terkadang membuatnya jatuh.Bruk…!“Urgh…! Sialan kau, wanita mengerikan! Lihatlah baik-baik kalau aku kelak tidak akan sama sekali melepaskan dirimu. Demi Allah tidak akan sama sekali! Setelah semua ini berakhir, aku pasti akan berlatih sekeras mungkin!”“Apabila diperlukan untuk berlatih terus menerus sampai jenggotku tumbuh memanjang sebelum akhirnya rontok karena sudah waktunya. Intinya, aku pasti akan membalas semua perbuatanmu kepadaku tanpa terkecuali!”“Rasa sakit yang telah kau tempelkan di dalam hatiku ini benar-benar tidak akan pernah bisa dihapuskan begitu saja. Demi burung yang terbang ke langit, aku pasti akan melampaui dirimu suatu saat nanti sampai kau sendiri pasti akan dikejutkan dengan kehebatanku di masa depan yang akan datang!”Braka yang tersungkur itu terus men

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 117 : Kegaduhan (Part 7)

    Selain kelompoknya Dirto Buras dan bawahannya itu, semua orang yang ada di sana diam-diam saling bertukar pikiran melalui pesan telepatinya yang kurang lebih merasa ada yang aneh dengan semua kejadian yang baru saja selesai beberapa saat yang lalu itu.Kebingungan mereka semua tentunya didasarkan kepada fakta kalau mereka telah berada di dalam Bola Abadi hampir dalam waktu yang bersamaan dengan dua orang licik dan Raskar yang sejak tadi sudah menguasai Bola Abadi ini.Dengan demikian, mereka yang tahu betul dengan hubungan antara dua orang licik tersebut dengan Raskar merasa seperti secara paksa dibuat bingung dan bimbang terkait tingkah laku daripada ketiga orang tersebut yang terasa aneh.Ada sebagian yang berasumsi kalau semua perselisihan dan perdebatan di antara ketiga orang tersebut sebelumnya hanyalah sandiwara yang digunakan untuk memicu konflik berkepanjangan di antara semua orang yang ada di dalam Bola Abadi tersebut.Namun, tidak sedikit pula yang skeptis dengan asumsi liar

  • PENDEKAR KAISAR RASKAR   BAB 116 : Kegaduhan (Part 6)

    “Apa lagi memangnya selain mundur dan kembali duduk dengan tenang di tempat kita sebelumnya, hah?! Hanya itu saja yang paling bisa aku pikirkan sebagai solusi untuk penyelesaian masalah huru-hara yang kau ciptakan ini!”“Hah…? Sudah aku bilang tidak perlu menyalahkanku terus-menerus! Lagi pula, kau sendiri juga tidak mampu mengendalikan diri gara-gara melihat tatapan matanya Raskar juga, kan?! Kita berdua memang pada kenyataannya sedang dijebak oleh bocah terkutuk itu sejak awal tadi dan ini semua bukanlah salahku!”“Hmph…! Kalau bukan karena ulahmu sendiri yang terlalu berlebihan malah menatapnya, kita berdua pasti tidak akan terjerumus dalam ilusi dan pengaruh jurus yang kemungkinan besar dibuat oleh Raskar itu sendiri!”“Cuih…! Terserah kau saja kalau begitu! Aku sudah benar-benar bosan terus-menerus berdebat dengan orang menyebalkan sekali seperti dirimu ini. Menyebalkan sekali!”“Hmph…! Apakah kau pikir aku tidak berpikiran yang serupa sepertimu, begitu? Aku juga sudah bosan dari

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status