Home / Pendekar / PENDEKAR MACAN KUMBANG / PERJANJIAN DENGAN TUAN PUTRI

Share

PERJANJIAN DENGAN TUAN PUTRI

Author: AKANYAWAN
last update Last Updated: 2021-12-31 11:44:41

Jati Luhur dulunya adalah seorang tabib Kerajaan Paladu. Namun sesudah pensiun dari pekerjaannya, dia memilih menjadi ajudan sang putri.

Dia kemudian meminta para pemuda mencari beberapa tanaman obat, untuk kemudian direbusnya di gerabah dan dijadikan ramuan. Hal itu berguna untuk meredakan rasa sakit yang dialami si pemuda. 

Beruntung tak lama kemudian, pemuda itu sadar. Dia memang memiliki tenaga dalam yang besar, sehingga bisa lebih cepat membaik dibandingkan orang pada umumnya. 

Meski melihat perkembangan yang baik dari si pemuda setelah siuman, Jati Luhur tetap melanjutkan ritual penyembuhan. Dia memijat beberapa bagian tubuh sang pemuda. Sementara itu, Tuan Putri memilih beristirahat karena malam semakin larut. 

"Aku yang tua renta ini bernama Jati Luhur, seorang ajudan Tuan Putri Kerajaan Paladu. Kalau boleh tahu, siapa namamu anak muda? Kau tidak berasal dari Paladu, bukan?" tanya Jati Luhur tampak penasaran dengan pemuda berpakaian hitam compang-camping tersebut. 

Sangat langka ada seorang pemuda yang memiliki struktur tubuh yang kuat. Meski pria tua itu tak bisa menakar seberapa kuat sebenarnya pemuda di hadapannya itu. 

"Namaku Angga Saksana." Ingin rasanya Angga berucap seperti itu.

Namun tertahan, karena dia sekarang adalah seorang buronan. Jadi dia berpikir untuk menyembunyikan identitas aslinya. 

"Saya Anggara. Saya tersesat di Pantai Selatan, dan dikejar warga karena dituduh maling ternak," jawab Angga Saksana pada akhirnya. 

Angga terpaksa berbohong demi keselamatan dirinya. Dia harus hidup, demi bisa menjalankan wasiat dari sang guru, yaitu mencari Jati diri. 

Jati Luhur tidak lanjut bertanya, karena paham kondisi luka si pemuda. 

Keduanya memutuskan beristirahat setelah kondisi Angga sudah lebih baik. Mereka melewati malam di tepi Sungai Jago yang dingin, dengan banyak suara jangkrik yang mengganggu tidur. 

***

Pagi ini, Tuan Putri, Angga Saksana, Jati Luhur dan tiga pemuda desa sudah terbangun dari tidur mereka yang tidak nyenyak. Beristirahat di tempat terbuka tidak ada yang enak, karena situasi serba tidak nyaman. 

Angga Saksana kemudian pergi ke Sungai Jago untuk membersihkan wajah. Sekaligus menyembuhkan dirinya sendiri dengan kemampuan yang didapat dari gurunya. Meskipun terluka parah, namun dia masih ingat siapa dirinya. Kemampuan yang dimilikinya juga masih utuh, hanya tak ingin ditunjukkan kepada orang lain. 

"Kenapa kau berbohong kepada ajudanku, Pendekar?" Tiba-tiba Angga dikagetkan oleh seorang wanita yang berada persis di belakangnya. 

Namun, dia lebih terkejut lagi karena mengenali wajah perempuan tersebut. Hal itu membuatnya tidak bisa berbohong. 

"Aku terpaksa melakukannya, karena sedang menjadi buronan," ucap Angga berusaha membela diri. 

"Tetapi bukan dituduh maling ayam, kan?" tanya perempuan yang tak lain adalah Tuan Putri. 

"Tentu saja bukan. Aku jadi seperti ini karena lelaki yang hampir memperkosamu waktu itu," jawab Angga Saksana.

Mendengar hal tersebut, Tuan Putri cukup terkejut. Sesuatu yang kebetulan, karena ternyata benar bahwa pemuda di depannya itu adalah penyelamatnya kala ia nyaris diperkosa Seta Jelang. Kemarin dia belum yakin dengan ingatannya tentang sosok Angga. Namun, setelah mengonfirmasinya sendiri, dia percaya. 

Peristiwa itulah yang membuat Sang Putri tahu bahwa Angga berbohong. Meskipun dia tidak menceritakan apa yang diketahuinya kepada Jati Luhur. 

"Aku tidak akan menceritakan hal ini kepada siapa pun, namun dengan satu syarat. Bagaimana?" tanya sang putri. 

"Syarat apa yang Tuan Putri inginkan?" tanya Angga penasaran. Dia memang sudah diberitahu Jati Luhur, bahwa perempuan yang ada di depannya ini adalah putri Gusti Prabu. 

"Mengikat sebuah perjanjian. Hanya kita berdua. Aku akan membantumu, tetapi kau juga harus membantuku!" 

Ucapan itu keluar dari mulut sang putri. Hal itu jelas membuat Angga bingung. Haruskan dia menyetujui perjanjian dengan putri?

"Bagaimana? Apa kamu bersedia?" tawar Tuan Putri lagi. Perempuan yang parasnya bak bidadari itu tersenyum, meskipun itu jelas mengintimidasi. 

"Tuan Putri tidak memberi pilihan untuk menolak," ucap Angga sambil garuk-garuk kepala. 

Putri mengangguki ucapan Angga, karena memang dia mau pemuda itu setuju dengan syarat yang diajukannya. 

"Ini perjanjiannya, dengarkan baik-baik," ujar Tuan Putri. “Kau harus menjadi pengawalku selama satu tahun.”

Tuan Putri percaya kepada Angga karena sudah tahu kemampuan pemuda itu. Seta Jelang saja yang memiliki kedigdayaan tinggi bisa kalah dengan mudah. 

"Baiklah. Aku bersedia," ucap Angga. Tak ada yang tidak senang menjadi pengawal Putri yang sangat cantik. Meskipun begitu, Angga merasakan sesuatu yang aneh pada diri Tuan Putri. 

"Tetapi ingat, kau harus menjadi ajudan paling lemah! Tidak boleh menggunakan kedigdayaan yang kau punya di depan umum." Tuan Putri menambahkan. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   Melarikan Diri

    Setelah itu dilanjutkan dengan adat perkawinan antara Adyaksa dengan Lintang Ayu Wardani. Keduanya dinikahkan oleh sesepuh yaitu tak lain adalah Aki Jati Luhur.Angga harus menjadi wali bersama ayahnya, Prabu Bajra Wastu Kencana.Di tempat itu juga diadakan sebuah adat ketika seorang adik melangkahi kakaknya dalam sebuah pernikahan. Angga harus lari kemudian dikejar oleh Adyaksa sampai dapat. Sebagai bukti bahwa Anggara Wastu Kencana telah rela jika adiknya menikah, sebuah adat yang akan terus dijaga sampai ratusan tahun ke depan."Kenapa aku mau disuruh berlari?" ucap Angga sambil garuk-garuk kepala. Namun dia tampak kaget ketika di antara penonton ada seorang perempuan yang tersenyum kepadanya. Hal itu jelas membuat dirinya kaget bukan main, mungkin takut diajak nikah seperti adiknya."Apa yang terjadi kepadamu?" tanya Ranu Paksi kepada muridnya yang tampak bingung."Ada urusan pribadi yang sedikit mengganggu, paman" ucap Angga."Apa yang bisa aku bantu?" tanya Ranu Paksi mencoba me

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   Raja Guru Adyaksa

    "Tentu saja, sekali gerakan kau akan kehilangan kepalamu.""Kenapa kau paham dengannya?""Tentu saja, ketika kau sibuk di Istana. Aku mengangkat seorang murid yaitu dirinya." ucap Semanik yang seakan membuat Pangeran Mandura tidak percaya hal itu terjadi.Pangeran Mandura tetap menganggap Angga seperti dulu, hanya orang lemah yang tidak punya kemampuan apa-apa."Jadi apa yang akan kau lakukan jika aku tetap akan berangkat?" tanya Pangeran Mandura yang malah kecewa dengan ayahnya yang justru memberikan kemampuan kepada orang lain. Padahal Pangeran Mandura sendiri yang tak pernah pulang ketika berada di Istana Sindang Nagara dimana akan dilakukan prosesi Raja baru."Aku yang akan membunuhmu!"Jelas semua orang kaget dengan ucapan dari Semanik. Tidak mengerti apa yang sebenarnya dipikirkan oleh resi yang paling berpengaruh itu."Partai Ngarai Biru adalah milik Anggara Wastu Kencana, jadi akan setia terhadap yang sah apapun yang terjadi!"Beberapa orang yang mendengarkan ucapan dari Seman

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   MUNCULNYA WANITA ASING

    "Bukan, aku bukan putra Mahkota. Sudah ada Raja baru yang akan memimpin Nagarawangi ke depannya." ucap Angga yang kini bicara sendiri namun menggunakan suara yang berbeda dengan aslinya.Mendengar hal itu jelas membuat Pangeran Mandura terkejut bukan main, tak mengerti siapa yang akan meneruskan tahta Sindang Nagara."Siapa yang kau maksud?" tanya Pangeran Mandura tampak penasaran."Satu yang pasti bukan dirimu!"Angga malah bicara seenaknya yang membuat Pangeran Mandura jelas tersinggung, lawannya tahu niatnya. Meskipun masih penasaran, namun rasa kesal lebih menumpuk di dirinya.Angga sama sekali tidak menjelaskan bahwa yang akan menjadi Raja adalah Adyaksa yang menikahi Gusti Putri Lintang Ayu Warda

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   PERGERAKAN DARI NGARAI BIRU

    “Maafkan Ayah, Aku sedang urusan penting di Hutan Mati. Sepertinya tempat kita dulu sangat cocok untuk dijadikan tempat perjuangan mendapatkan tahta Sindang Nagara.” ucap sang anak yang tidak merasa sedih akan kematian adiknya sendiri itu.“Mau kau jadikan apa anakku? Bukankah bencana dahsyat itu sudah memperingatkan kita untuk tidak gegabah di sana?” Sang Ayah mencoba untuk memberi masukan kepada anaknya yang semakin hari semakin tidak jelas pikirannya.“Tenang saja ayah, tidak akan terjadi apa-apa. Sindang Nagara sedang kosong, ini kesempatan kita untuk mendapatkan tahta itu.”Anak tersebut adalah Pangeran Mandura semakin bersemangat untuk melancarkan hasrat terpendam nya. Hasrat yang selama ini tertutup oleh sang ayah, yang ternyata adalah seseorang yang mengabdi lama di Sindan

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   RAJA CODET DAN BAYANGAN HITAM

    Angga berteriak ketika ada sebuah senjata menyerang, jelas membuat Prana Shinta kaget. Namun dapat ditahan menggunakan tangan, sehingga serangan tidak datang lagi.JLEP!Sebuah anak panah terbang dengan sangat cepat, langsung mengenai pohon. Beruntung tidak kena ke tubuh tiga orang yang sedang berjuang."Hei bayangan hitam, siapa kau? Cepat tunjukan siapa kau?" tanya Prana Shinta sambil mengeluarkan pedang miliknya."Apa yang akan kita lakukan?" tanya Prana Shinta sambil waspada terhadap serangan."Kita harus berpencar, supaya ketahuan dimana sebenarnya serangan datang!"Keduanya berpencar seraya mencari dari mana asal serangan yang datang. Namun aneh

  • PENDEKAR MACAN KUMBANG   SEPASANG WALET MERAH

    "Raja, aku di sini," ucap perempuan yang menjadi pasangannya. Tampak jika perempuan itu tertimpa reruntuhan, namun dia bisa selamat dari kematian."Syukurlah kau tidak apa-apa, ayo kita pergi dari sini. Kita tunggu apakah ada orang yang datang atau tidak," ucap Raja yang ternyata masih hidup. "Menurut dugaan pasti ada serangan lain yang akan merebut Nagarawangi!"Keduanya kemudian pergi dari reruntuhan yang membuat mereka terluka. Ada yang lecet, ada juga yang terluka dalam hingga perlu pertolongan temannya.Dua puluh persen dari semua kekuatan memang masih bisa bertahan, mereka memutuskan untuk kembali ke kediaman Raja. Mengikuti apa yang diperintahkan oleh Raja bahwa akan mengawasi jika serangan datang.***

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status