Share

BAB 2. KACAU

Author: Dinnost
last update Last Updated: 2025-11-12 12:26:40

Bunyi klakson yang terus menerus membuat pengendara lain mengumpati Jere yang tampak terburu-buru padahal jelas-jelas jalanan memang sangat padat. Pria itu tidak peduli dengan umpatan atau teriakan yang di tujukan padanya karena yang paling penting sekarang adalah segera tiba di rumah keluarga Ella.

"Kenapa jadi kacau begini, sih?"

Dia masih tidak percaya Ella membatalkan pernikahan. Jika berita ini sudah sampai pada pada orang tuanya berarti Ella juga sudah menyampaikan kepada orang tuanya.

"Masa sih dia tega?" ujar Jere masih tidak percaya.

Lolos dari kemacetan, dia menggila saat jalanan mulai sepi. Dan tidak lama dia segera tiba di depan rumah megah dan kokoh berwarna sage putih.

Dia di persilahkan masuk oleh satpam dan langsung di bawa ke ruangan dimana ada kedua orang tua Ella dan satu pria penuh tato di lengannya.

Cecil berdiri dan langsung tepuk tangan menyambut kedatangan mantan calon menantunya itu, "Bagus sekali Jere. Baguuuusss!" ujarnya dengan seringaian yang belum pernah Jere lihat.

Dengan langkah secepat citah, Cecil menghampiri Jere dan langsung menampar pipinya kemudian menendang kakinya hingga membuat Jere berlutut sembari menahan sakit.

Juan langsung berlari dan memeluk istrinya yang hendak menginjak telapak kaki Jere dengan tumit sepatunya.

Melihat adegan itu, Xander teringat kejadian bertahun-tahun lalu saat Cecil menggunakan tumit sepatu menghajar seseorang di club. Pria itu tersenyum dalam diam karena sampai setua ini, anak asuhnya itu masih saja bar-bar.

"Sudah kupesankan agar kau tidak menunjukkan batang hidungmu di hadapanku kalau tidak akan kuratakan seperti aspal tapi dengan beraninya kau datang kesini setelah kau menyakiti putriku, badjingan!"

"Sudah Ma, sudah. Kita bicarakan tanpa emosi."

"Aaahhhk, gimana bisa bicara tanpa emosi sama anj!ng satu ini, cuih!"

Cecil meludah tepat di hadapan Jere namun Jere tidak berani protes bahkan tidak mendongak sedikitpun karena tidak ingin di ratakan.

Dalam posisi menunduknya, dia merapatkan gigi karena kesialan hari ini. Ini bukan pertama kali dia mengabaikan panggilan Ella. Bukan pertama kali juga mengingkari janji tapi kenapa Ella harus datang ke kantornya dan memergoki aksinya yang sedang berc!nta dengan perempuan lain. Sialnya, dua hari lagi adalah hari pernikahan mereka.

Bagai buah simalakama,

Tak lama, terdengar derap langkah terburu-buru dari arah pintu masuk. Jantung Jere semakin berdetak tak karuan begitu mendengar geraman pria yang dia kenali adalah suara papanya.

"Anak s!alan," ujar Jansen seraya mendekat dan menampar Jere hingga terpental ke lantai. Mamanya berteriak tak kuasa melihat keadaan anaknya lalu berteriak agar suaminya menghentikan pukulan.

"Stop Pa, Stop! Dia bisa mati kalau di pukuli terus," ujar wanita itu seraya berlari memeluk anaknya yang sudah lemas dan bibirnya berdarah.

"Mas, Jeng, ayo kita bicarakan baik-baik. Jangan pake kekerasan," ujar wanita itu dengan isak sembari menatap Cecil dan Juan.

"Jang Jeng Jang Jeng, nggak ada Jeng Jeng-an lagi," gumam Cecil tapi dia berbalik dan berjalan menuju sofa.

Juan mempersilahkan keluarga itu duduk agar mendengarkan sesuatu yang membuat mereka semakin mantap membatalkan pernikahan dan tidak akan memberikan maaf pada Jere.

Dengan kerlingan matanya, Xander meletakkan ponselnya di atas meja setelah membuka file rekaman yang dia dapat dari kantor Jere tadi.

"Beb, kamu nggak khawatir sama tunangan kamu tadi? Dia melihat kita dengan jelas loh," ujar seorang perempuan.

"Nggak, kamu tenang saja. I know her well. Paling sekarang dia lagi nangis dan menenangkan diri di apartemennya. Nanti juga akan bersikap baik-baik saja."

"Seyakin itu?"

"Hmmm, Dia sangat mencintaiku. Selain itu, dia nggak akan membuat sesuatu yang bisa mempermalukan keluarganya."

"Bodoh sih menurutku."

"Ya. Tapi untuk saat ini kebodohannya menguntungkan kita kan? Kita akan tetap bisa seperti ini walaupun dia udah tahu."

"Tapi kalian akan menikah dua hari lagi. Setelah itu aku pasti akan di tinggal, kan?" tanya perempuan itu dengan nada sedih-sedih manja.

"Nggak lah. Kamu nggak akan pernah aku tinggalkan. Selama kamu bersikap baik dan menurut, aku akan tetap ada untuk kamu. Cuma itu,.." jawab Jere menggantung."Jangan pernah minta dinomor satukan. Karena itu tidak akan pernah bisa."

Hening sejenak sebelum terdengar suara gresek-gresek.

"Baiklah, aku akan bertahan jadi nomor dua. Tapi jangan mengabaikanku terlalu lama hanya karena Ella ya."

"Iya. Bertahanlah.  Apapun yang kamu minta akan aku penuhi, apalagi setelah aku menjadi suaminya, salah satu perusahaan yang tadinya milik Ella, aku yang akan handle. Kamu bisa mendapatkan apa pun yang kamu mau."

"Kalau aku minta anak?"

"Bisa, tapi apa kamu bisa mengurusnya sendirian saat masih bayi?"

"Carikan aku babysitter saja kalau soal itu," jawab perempuan itu.

Keduanya terdengar terkekeh riang dengan segala rencana jahat mereka. Mendengar rekaman percakapan untuk yang kedua kalinya tetap saja membuat hati Cecil memanas.

Pria yang selama ini di anggap baik dan sangat penyayang ternyata lebih licik dan lebih jahat dari seekor ular.

Matanya menatap tajam Jere yang terus menunduk. Tanpa seorang pun tahu, bahwa sekarang Jere sedang berpikir keras darimana rekaman percakapan itu mereka dapatkan.

Sekilas dia menduga bahwa itu dari Windy -selingkuhannya-.

"Beb, sebaiknya kamu pergi menemui Ella. Dan bilang padanya bahwa kamu di jebak oleh rekan bisnis. Bilang saja aku adalah suruhan rekan bisnismu  yang ingin melihatmu hancur. Katakan padanya kalau kamu diberikan obat perangsang jadi nggak sadar sudah melakukan itu pada orang lain," saran si wanita membuat Jere sedikit menggumam.

"Ide yang bagus. Tapi sebelum pergi, bolehkah aku minta sekali lagi? Anggap saja aku masih terpengaruh obat."

Itu adalah akhir dari percakapan mereka dan sebelum rekaman di tutup sempat terdengar decapan dan desa-han kedua orang itu.

Xander mengambil ponselnya dari atas meja kemudian tanpa jeda langsung menelepon seseorang.

Di hadapan banyak orang dia bicara, "Sudah sampai? Bawa masuk kalau begitu."

Mereka tidak tahu apa maksud Xander. Siapakah kira-kira tamu itu?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PENGANTIN PENGGANTI   7. KALIAN HARUS MENIKAH

    "Kamu tahu apa yang kami alami dan berapa kerugian kami karena ulahmu?"Pria 60an tahun itu menatap lekat pada pria muda yang duduk di hadapannya.Pria muda itu menggeleng pelan."Siapa namamu?""Sebastian, Om."Juan mengangguk dengan bibir bawah mencebik."Sebastian!"Bastian mengangkat wajah begitu namanya di panggil dengan nada tegas. "Yang menyeretmu kesini adalah putriku. Namanya Ella. Dan dia seharusnya menikah besok tapi calon suaminya membatalkan pernikahan dengan alasan bahwa ada seseorang dari anggota keluarganya melihat dan mendengar seorang pria menggandeng dan mengakui putriku sebagai pacarnya di depan orang tuanya."Deg!Jantung Bastian langsung berdetak kuat sekali hentakan dan rasanya seperti berhenti berdetak setelah hentakan kuat itu.Bukankah itu yang pernah dia lakukan?"Kami tidak bisa membatalkan undangan yang tersebar karena waktunya sudah mepet. Karena itu, kamu harus bertanggungjawab! Kamu yang akan menggantikan pengantin pria yang membatalkan pernikahan."P

  • PENGANTIN PENGGANTI   6. PERCAYA PADAKU

    "Pa... Pa... Papa..." panggil Ella setelah sampai di rumah. Dia berjalan sembari memegang tangan Tian agar pria itu tidak kabur. Sementara Tian, matanya melihat ke segala penjuru rumah itu dan sadar bawa gadis yang sembarang dia seret bukan gadis biasa.Juan keluar dari ruang kerja di ikuti oleh Cecil di belakangnya. Kedua orang tua itu mengerutkan kening melihat wajah Ella yang berseri sembari menarik satu orang pria yang sepertinya masih muda."Jangan batalkan pernikahannya, Ella akan menikah dengannya saja!""APA?""APA?"Bastian dan Cecil berteriak bersamaan begitu mendengar ucapan Ella. Sementara Juan, dia menatap Bastian dari atas sampai ke bawah dan menemukan bahwa pria ini bukan orang biasa. Terlihat cerdas walau pun sedikit urakan."Hei, kenapa jadi menikah sih?" tanya Bastian hendak menarik tangannya tapi Ella mempererat genggamannya bahkan sampai menggunakan dua tangan. Giginya juga di rapatkan sebagai pertanda bahwa dia sudah mengerahkan semua tenaganya."Kamu bilang akan

  • PENGANTIN PENGGANTI   BAB 5. SALING MENGUNTUNGKAN

    Dari balik gorden jendela kamarnya, Ella memandangi pria berbaju hitam itu berjalan mundur kemudian berputar meninggalkan gerbang rumah mereka.Sejak hampir satu jam lalu pria itu berdiri disana dan memohon untuk di perbolehkan masuk tapi satpam tidak memperdulikannya karena sesuai aturan baru, Jere dan keluarganya di larang masuk.Jere mendongak dan bertemu tatap dengan Ella, pria itu mengatupkan tangan untuk meminta maaf lalu membuat kode memanggil dengan tangannya.Ella diam tanpa respon hingga pria itu benar-benar pergi dengan mobilnya."Aku menaruh harapanku padamu tapi kamu menghancurkannya dengan cara yang sangat mengerikan. Dimulai dari kemarin sampai selama-lamanya, kamu tidak akan pernah bisa mendekatiku lagi. Aku pastikan itu," gumam Ella seraya meraba dadanya yang masih bergetar.Sebegitu menyakitkannya perbuatan Jere, cinta yang sudah bertumbuh selama tiga tahun lebih tidak serta merta gugur begitu saja. Masih ada sisa-sisa rasa yang membuat dadanya masih berdegup kencang

  • PENGANTIN PENGGANTI   BAB 4. PENGALAMAN PRIBADI KAH?

    Cecil berputar dan menatap Jansen dengan dingin. Tidak ada lagi aura pertemanan yang melingkupi mereka. Jika dulu setiap bertemu mereka akan bersenda gurau tanpa merasa tersakiti oleh setiap kata ejekan yang masing-masing mereka lontarkan, kini, hawa permusuhanlah yang bernaung di tengah-tengah mereka. Cecil tidak ingin bergurau justru ingin menggulat pria buncit itu."Itu urusanmu. Aku juga akan mengurus undanganku," jawabnya datar lalu melangkahkan kaki kembali."Kamu juga tidak bisa memaksakan kehendakmu pada Ella. Apa Ella setuju batal menikah?"Langkah Cecil berhenti dan dia berbalik menatap Jansen.Pandangannya remeh saat dia tersenyum dan mendesis pada pria berstatus anggota dewan itu."Aku ibunya, aku memilih keputusan yang terbaik buatnya. Sebelum aku memutuskan, aku juga sudah bertanya padanya. Sekalipun dia tidak mau membatalkan pernikahan ini seperti dugaan anakmu untuk menjaga kehormatan kami sekeluarga, aku tetap akan membatalkannya. Karena bagiku, kehormatan dan kebaha

  • PENGANTIN PENGGANTI   BAB 3. SEJAK KAPAN SELINGKUH?

    Dengan tatapan tajam yang serasa bisa menguliti habis yang di tatapnya, Cecil duduk menghadap seorang wanita muda yang baru saja di bawa masuk oleh anggota Xander. Menurut info dari Xander, dia adalah wanita yang bersama Jere tadi di kantor.Cecil melihatnya dari atas hingga ke bawah berulang kali dan menilai perempuan muda itu dengan sudut bibir terangkat."Siapa namamu?""Windy Tante," jawab wanita itu sembari mencicit nyaris tidak terdengar."Sudah berapa lama?" tanya Cecil lagi dan pertanyaan itu membuat si wanita -Windy- mendongak dan bisa melihat dengan jelas wajah menawan wanita paruh baya di hadapannya. Tidak terlihat jelas guratan di wajahnya sehingga tidak terlihat bahwa dia seorang ibu yang sudah siap menikahkan anaknya."Sek--"Cecil mengangkat tangannya untuk menghentikan. Sejenak dia menatap Jere yang menatap tajam Windy begitu juga dengan Jansen dan Sumarni."Biiii!" teriak Cecil, "tolong panggilkan Ella di kamarnya," lanjutnya.Menurutnya, Ella perlu mendengar pengakua

  • PENGANTIN PENGGANTI   BAB 2. KACAU

    Bunyi klakson yang terus menerus membuat pengendara lain mengumpati Jere yang tampak terburu-buru padahal jelas-jelas jalanan memang sangat padat. Pria itu tidak peduli dengan umpatan atau teriakan yang di tujukan padanya karena yang paling penting sekarang adalah segera tiba di rumah keluarga Ella."Kenapa jadi kacau begini, sih?"Dia masih tidak percaya Ella membatalkan pernikahan. Jika berita ini sudah sampai pada pada orang tuanya berarti Ella juga sudah menyampaikan kepada orang tuanya."Masa sih dia tega?" ujar Jere masih tidak percaya.Lolos dari kemacetan, dia menggila saat jalanan mulai sepi. Dan tidak lama dia segera tiba di depan rumah megah dan kokoh berwarna sage putih.Dia di persilahkan masuk oleh satpam dan langsung di bawa ke ruangan dimana ada kedua orang tua Ella dan satu pria penuh tato di lengannya.Cecil berdiri dan langsung tepuk tangan menyambut kedatangan mantan calon menantunya itu, "Bagus sekali Jere. Baguuuusss!" ujarnya dengan seringaian yang belum pernah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status