Share

PENGGARIS SEGITIGA
PENGGARIS SEGITIGA
Penulis: Bebekz_hijau

PROLOG

Menjadi anak salah satu konglomerat Indonesia, bukanlah keinginan Selena Audrey Soeryaatmadja. Kehidupan jetset dengan segala kemewahan serta barang-barang branded dengan harga selangit bukan sesuatu yang disukainya. 

"Untuk apa memiliki sesuatu yang begitu mahal hingga menjadi penjara untuk diri sendiri. Lihatlah ibu-ibu pejabat yang lebih memilih basah kehujanan demi menjaga agar tas mahal mereka tidak kena air," itulah kata-kata candaan yang selalu ada dalam pikirannya. Hampir semua orang mengagumi apa yang dimiliknya, tetapi tidak dengan Selena. Baginya, harta itu hanya pelengkap, yang terpenting adalah menjaga dan membahagiakan ayahnya.

Semenjak mama pergi meninggalkan mereka, Selena hanya tinggal berdua dengan Papa. Ayahnya,  Poetra Soeryaatmadja adalah satu-satunya pewaris Grup Soerya, yang bergerak di bidang obat-obatan. Pabrik obat dengan ribuan karyawan, membawanya menjadi salah satu dari 20 orang terkaya di Indonesia. Hampir seluruh rumah sakit di Indonesia menggunakan produk obat-obatan dari pabrik mereka, Soerya Farma Medicine.

"Jadi? Kapan kamu bisa bantu-bantu Papa di pabrik?"

"Pap, Selena baru pulang dari US, baru juga lulus. Apa sebaiknya Selena mencari pengalaman di perusahaan lain dulu? Mencoba merangakak dari bawah," jawab Selena sambil menikmati sarapan paginya.

"Kalau mau cari pengalaman, merangkak dari bawah, kamu juga bisa kerja di kantor Papa. Banyak anak magang juga. Terserah kamu mau di bagian apa, papa akan kabulkan."

"Pah, ga mungkin Selena bisa magang di kantor papa. Hampir semua karyawan papa, kenal sama aku . Mereka selalu memperlakukan Selena seperti putri raja. Mana ada anak magang yang diperlakukan seperti putri raja selain Selena?" jawab Selena.

"Ha,ha,ha...tentu saja, kamu kan putri Papa satu-satunya, jadi wajar saja kalau mereka berlaku seperti itu."

"Risih,Pa. Pagawai papa selalu berlomba untuk menawarkan jasa ini itu. Bahkan di pabrik saja, Selena ga bisa bikin kopi sendiri, barang-barang juga selalu dibawain. Mereka selalu menawarkan bantuan yang kadang Selena tidak perlukan."

"Ya sudah, kalau begitu. Lalu apa rencanamu?" tanya Papa sambil menurunkan koran yang dibacanya dan meletakkannya di atas meja.

"Selena akan melamar pekerjaan di perusahaan lain dulu," jawab Selena penuh percaya diri.

"O...ooo...tidak semudah itu anakku sayang, Papa tahu kamu anak yang mandiri, tapi tetap saja kamu ini pewaris satu-satunya dari Grup Soerya. Papa tidak pernah cari musuh, tetapi memang harus disadari, kalau tidak semua orang menyukai kita, jadi..."

"Jadi...?"

"Jadi, Papa tetap harus memastikan kalau kamu akan selalu aman. Kamu tidak pernah mau ditemani bodyguard atau asisten pribadi, jadi tinggal 1 pilihan yang tersedia. Mau tidak mau, Papa harus menitipkan kamu pada perusahaan kawan Papa."

"Selena ga mau, itu nepotis...,"

"A...a...aaaa..." jawab Papa sambil menggoyangkan kepalanya. "Bukan sayang, kamu boleh melamar pekerjaan, masalah diterima atau tidak, papa janji, papa tidak  akan ikut campur. Hanya..., tempatnya saja yang Papa tentukan. Tempat yang Papa bisa yakin dengan keamanan kamu," jawab Papa.

Selena berpikir sebentar. Suka, tidak suka, omongan Papa ada benarnya. Menjadi putri konglomerat memang bukan hal yang mudah.

"Baiklah, jadi di perusahaan apa saja Selena boleh melamar?" tanya Selena pasrah.

"Kamu mau cari pengalaman di bidang apa? Biar Papa yang pilihkan perusahaanya. O ya, dan ingat maksimal hanya 2 tahun. Karena tahun berikutnya, kamu harus bantuin papa di pabrik," kata Papa sambil tersenyum.

"2 tahun? Hanya 2 tahun?" jawab Selena protes.

"Ya sudah, 3 tahun mentok, dan kamu kerja sama Papa. Ok?"

"Tiga tahun?" sesungguhnya Selena masih ingin mengajukan penawaran lebih lanjut. Waktu tiga tahun akan berasa sangat singkat, tapi sepertinya itulah tawaran terbaik yang dimilikinya.

"Baiklah, deal," Selena setuju.

"Bagus. Jadi, kamu mau cari pengalaman di bidang apa?" tanya Papa sambil memandangi anak perempuan satu-satunya.

Bibir perempuan itu menyeringai. Senyum super manisnya tersirat di pipi yang tampak kemerahan.  Hanya dengan melihat senyuman anak kesayangannya itu, Papa tahu, kalau Selena akan meminta sesuatu yang sedikit sulit untuk dikabulkan.

Bebekz_hijau

Hai semuanya. Terima kasih yang sudah mampir ke cerita aku. Mohon bantuannya untuk meninggalkan jejak di storyku ya. Untuk membuat semangat berkarya semakin membara, juga untuk menerima masukkan atas tulisan ini. Aku ingin sekali berkembang, jadi mohon bantuannya.

| Sukai
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Deonisio Puna
bagus sekali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status