Share

PERAWAT CINTA
PERAWAT CINTA
Penulis: YUDI MASRAMID

1. Akademi Perawat

Masuk di sebuah sekolah kesehatan seperti Akademi Perawat, merupakan sebuah perjuangan sendiri bagi Artika Hasta Dewi.

Disana dia belajar, Ilmu Kesehatan, ilmu Dasar Keperawatan, Biomedik, Antropologi Kesehatan dan. berbagai ilmu kesehatan lainnya

Ilmu seperti anatomi alat alat tubuh manusia.

Dia belajar bagaimana sistem pencernaan dan pernapasan manusia bekerja.

Mempelajari tentang penyakit syaraf dan perawatan.

Ada juga ilmu komputer dan bahasa Inggris untuk memperlancar pekerjaan mereka nantinya memasuki dunia kerja.

Pekerjaan praktek dan sekolah yang melelahkan dengan banyak mata pelajaran harus pula praktek di rumah sakit, pagi, sore atau malam.

Pelajaran ilmu kesehatan yang mirip dengan ilmu kedokteran itu dipadatkan dalam waktu relatif singkat.

Sungguh sekolah yang melelahkan dan menyita tenaga.

Lalu bagaimana jika berpacaran?

Artika sudah berpacaran selama setahun ini. Umurnya yang sudah 24 tahun sebenarnya adalah sangat ideal untuk menikah.

Hormonnya begitu bergelora dan dia berkenalan dengan Yudika mahasiswa kedokteran yang lebih sibuk dari Artika.

Yudika tinggal dikamar Apartement didepan Artika. Apartemen kecil dengan luas 21 meter persegi dengan fasilitas gym dan kolam renang.

Pada pertama kali mereka bertemu di kolam renang Apartemen.

Yudika melihat Artika dalam balutan baju renang yang ketat.

Lalu lanjut dipertemuan berikutnya.

Pergaulan di Apartemen membuat pergaulan pacaran mereka terlalu bebas.

Di Apartemen Yudika ada dikamar Artika. Begitu juga Artika , suatu ketika ada dikamar Yudika. Tetapi lebih banyak waktu mereka habiskan di kamar Artika. 

Kali ini dikamar Artika Yudika tidur disana dan mencium wajahnya, Artika balas menciumnya pula.

Mereka berciuman dengan penuh gairah. Banyak yang mengira mereka adalah kerabat dekat. Penghuni Apartemen sudah menganggap hal biasa untuk mereka berpasangan di apartemen.

Yudika melingkarkan lengannya di leher Artika, menarik bibir bawah dengan giginya, menggerakkan lidahnya di atasnya, menyebabkan desahan kasar napas kasar Artika.

"Selamat ulang tahun, aku sangat mencintaimu!" Yudika tersenyum,

"Aku juga sangat mencintaimu!" Kata Artika masih di tempat tidurnya.

“Ayo segera bangun, sarapan atau akan terlambat ke kampus,” kata Yudika kepada Artika dengan nada serius.

Setelah kata-kata ini, Artika masih harus bangun dari tempat tidur yang nyaman dan pergi mandi.

Ia memasak dengan cepat dengan sesuatu yang sudah disiapkannya di kulkasnya. 

Meletakkan di meja dan buru buru berpakaian perawatnya.

Setelah itu, Artika masih harus menata rambutnya.

" Mmm, apa itu yang aku pikirkan?" Artika mendekati Yudika dari belakang dan memeluknya, Yudika berbalik dan menyentuh bibirnya.

Yudika menciumnya dengan belitan lidahnya dalam ciuman yang hangat .

" Yudika, kita  akan terlambat jika kita melanjutkan," Artika dengan enggan menjauh darinya, terus menatap matanya.

"Jadi, ayo kita sarapan," kata Artika sambil duduk di meja.

Artika dan Yudika ssarapan nasi goreng dan ada juga roti panggang dengan selai raspberry di atasnya. Mereka makan dengan cepat dan tanpa suara.

Dalam tiga puluh menit mereka sudah meninggalkan apartemen dan pergi kampus.

Kampus Akademi Perawatan dan Fakultas Kedokteran hampir menyatu di rumah sakit besar itu.

Hanya  tersisa tujuh menit sebelum jam masuk dimulai.

Artika mulai berjalan lebih cepat, dan sekarang Yudika mengikut dari belakang. Di sebuah lorong, mereka berpisah. 

Yudika melambai kepada Artika, gadis itu juga mengangkat tangan.

Artika berlari ke kampus Akademi Perawat tempatnya kuliah.

Begitu juga Yudika di Fakultas Kedokteran bergegas masuk.

Pelajaran pertama Artika adalah ilmu Neurologi, setelah itu Teknik perawatan, Nursing Art atau ilmu kecakapan perawatan.

Artika sangat suka pelajaran itu.

Guru mereka Nyonya Noor Daltias, memasuki ruang kelas.  Pelajarannya sangat cepat dan menarik.

Ada tempat tidur didepan kelas; untuk praktek bagaimana melipat kain dan membersihkan tempat tidur pasien dengan lipatan tertentu sehingga tempat tidur menjadi rapi.

Ada lagi cara memandikan pasien dalam keadaan bedrust total, agar pasien tetap nyaman dalam perawatan.

Setelah itu pelajaran sejarah perawatan, ibu Florence Nigtinghale putri berdarah bangsawan yang mengabdikan diri merawat pasien miskin.

Perawat yang meminta dikirim ke medan pertempuran untuk merawat pasien yang sakit.

Saat istirahat,  Artika pergi ke teman sekolah terbaiknya, Tati saling bergosip.

"Hai, Tati " Artika tersenyum pada sahabatnya.

"Hai juga selamat ulang tahun,"  dia tahu temannya itu ulang tahun kemaren tapi tidak merayakannya.

"Apa yang diberikan Yudika untuk ulang tahunmu?"

Tati bertanya pada Artika.

“Tidak ada,” kata Artika  tertawa,

Mendekati siang dikantin rumah sakit  Yudika datang ke kampusnya.

"Aku sudah bosan, " Yudika berkata dan Artika tersenyum.

Pelajaran dan praktek berlangsung sangat cepat hari ini. Yudika masih saja mengikuti mata kuliah kedokterannya yang padat.

***

Malam harinya, baru Yudika pulang, Artika menyiapkan makan malam.

Butuh waktu sekitar dua jam untuk menyelesaikan pekerjaan itu ketika    Yudika menjenguk ke kamar apartemen Artika.

"Jadi hari ini kita memiliki makan malam yang meriah, ayam dengan saus asam manis, dua salad ringan,"

Mereka duduk di meja, makan malam, berbicara tentang segala hal dan tentang apa saja.

Betapa tiba-tiba Yudika menjadi serius, Artika bahkan menjadi tegang.

Yudika bangkit dan berjalan ke arah Artika  dan mengulurkan sebentuk cincin.

"Selamat ulang tahun, kemaren tidak sempat;" ujarnya.

"Kenapa dengan cincin?" Tanya Artika.

"Maukah kau menikah denganku? Ini cincinnya."

Artika tertawa. Jantungnya berdegup kencang seperti tidak bisa bernapas.

Artika menatap matanya. Mengapa Yudika begitu menawan?

Yudika sayang kepada Artika, gadis itu menarik napasnya dan menghembuskannya.

"Aku mau," sahut Artika mencoba serius.

"Tapi kita belum akan menikah sekarang," ujarnya lagi. 

Lalu Artika menuju ke kamar tidur, menyimpannya di sebuah tempat.

Yudika datang lebih bergairah, dia mencium Artika.  Saat dia menyentuh bibir Artika memiringkan kepalanya agar dapat menikmati.

Kemudian dia meraih  blus Artika dengan tangannya dan menyentuh dada.

Saat Yudika menanggalkan pakaian Artika dia mencium dari perut ke leher saat lidahnya menyentuh dada Artika mengusap putingnya.

Artika ingin membantunya, ketika Yudika sendiri mulai melepas kemeja dan celananya.

Yudika tidak bisa menahan senyum saat menatapnya. Dia mencondongkan tubuh ke arah Artika dan menyentuh leher gadis itu dengan bibirnya.

Artika melanjutkan dengan ciuman di tubuh dan dia menikmati belaian Yudika.

Yudika meninggalkan ciuman lain di bibir Artika dan mulai memasuki dirinya. Dia mulai bergerak perlahan pada awalnya, 

Tubuh mereka menyatu dalam kebersamaan yang sangat indah melayang layang seperti di surga. 

Setelah selesai dengan tubuh berpeluh yang diserap aircon.

Setelah itu Artika berbaring tengkurap, memeluk Yudika mendengarkan detak jantungnya dan setelah beberapa saat Artika tertidur lelap. 

Artika menjadi pacar Yudika. Mengunjunginya setiap waktu di Kampus pada waktu istirahat atau makan di Cafe rumah sakit. Semua orang mengenalnya sebagai orang yang beruntung. 

Artika beruntung karena menemukan pacarnya yang sebentar lagi jadi dokter. 

***

Tapi di Apartemen sesuatu terjadi pada Artika. Gadis itu gelisah. 

Mata Artika meredup.

"Apa yang kamu pikirkan?"

Yudika bertanya pada Artika dengan berbisik.

"Tidak ada apa-apa," kata Artika.  sambil tersenyum.

Dia masuk kampus seperti biasa dan mengikuti pelajaran. 

Di pelajaran berikutnya, Artika merasa tidak enak badan.

Sekarang adalah pelajaran pendidikan jasmani, Artika tidak terlalu mementingkan ini.

Jadi dia sudah pulang lebih cepat ke Apartemen.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status