Share

Bab 8  Aletta Berulah

“Jangan sebut namaku dengan mulut busukmu itu. Dasar wanita kampung murahan! Aku tidak rela kamu menyebut namaku!” pekik Aletta sambil tangannya mengayun dan secepat kilat menampar Ambar.

Kejadian yang berlangsung tidak sampai satu menit dan sangat mendadak itu, membuat para pelayan dan satpam yang masih ada di ruang tamu terkesiap. Mereka menatap Ambar nanar, merasa kasihan. 

Akan tetapi, dengan kenyataan Aletta adalah nona muda dari sisi keluarga ibu tiri Alvaro, juga memiliki reputasi sebagai model ternama, para pelayan tahu menyentuh Aletta sama dengan mencari masalah.

Di sisi lain, Ambar masih membeku setelah ditampar oleh Aletta. Hanya ketika kesadarannya kembali barulah tangan gadis itu menyentuh pipinya, yang masih terasa perih dan panas. Dia mengangkat pandangan, lalu kembali menatap Aletta dengan saksama.

“Nona Aletta, mohon tenang sesaat. Apa alasan Anda tiba-tiba datang dengan marah dan berakhir menampar saya?” Ambar berusaha tenang untuk meredam emosi Aletta. 

“Siapa kamu berani menyuruh saya untuk tenang?! Lagi pula siapa yang bisa tenang kalau kekasihnya digoda orang? Oleh pembantu kampungan pula!” bentak Aletta. 

Ambar menghela napas. Dia sudah menduga Aletta akan mempermasalahkan hubungannya dengan Alvaro. Hanya saja, dia tidak menyangka kalau wanita muda nan cantik itu bisa begitu tidak tahu malu dengan mengakui Alvaro sebagai kekasihnya.

Sejak kapan Alvaro  menjalin hubungan dengan Aletta? Semua orang di rumah ini juga tahu itu hanya niatan sepihak dari ibu tiri Alvaro saja. Alvaro sendiri tidak pernah setuju!

Namun, meski tahu semua itu hanya omong kosong belaka, tetapi Ambar tidak boleh sembarangan menyanggahnya. 

Akhirnya, dengan tenang, Ambar pun berkata, “Nona, saya rasa tidak baik bagi Anda untuk berbicara buruk mengenai Tuan kami.”

Beberapa pelayan di ruangan itu saling berpandangan mendengar kata-kata Ambar. Ucapan Ambar membuat bingung semua orang, termasuk Aletta.

“Apa maksudmu?” tanya Aletta ketus. 

“Semestinya kalau benar Nona adalah kekasih Tuan Alvaro, pasti Nona lebih tahu Tuan Alvaro adalah pria seperti apa.” 

Ambar menambahkan dengan mata menatap lurus sosok Aletta. “Tuan Alvaro bukan pria yang mudah digoda seperti ucapan Anda. Jadi, ucapan Nona tadi sama saja dengan menghina Tuan Alvaro.” 

Mata Aletta terbelalak dan wajahnya memerah. “Kamu sedang memutar ucapanku dan mempermainkanku? Dasar pembantu kurang ajar!” 

Tangan Aletta terangkat. Dia siap menampar Ambar lagi, tetapi ….

“Berhenti!” 

Sebuah suara keras mencegahnya. Membuat Aletta dan Ambar sontak menoleh ke sumber suara itu. 

Ternyata Bu Galuh sudah berdiri di pintu ruang tamu.  Nenek Alvaro itulah yang sudah menghentikan perbuatan yang akan dilakukan oleh Aletta.

Sekarang wanita yang masih tampak berwibawa meski sudah berusia lanjut itu berjalan perlahan memasuki ruang tamu kediaman Alvaro. Matanya menatap Ambar dan Aletta bergantian. 

“Nenek …,” sebut Aletta dengan suara lirih. Gadis itu langsung berubah sikap, menjadi manis dan agak memelas. 

Ambar sendiri hanya membungkuk hormat kepada Bu Galuh, selagi dalam hati dia bertanya-tanya ‘Apa rencana pernikahanku dengan Alvaro sudah tersebar di keluarga Hadinata? Itukah alasan semua orang bertandang ke kediaman ini untuk mencari tahu lebih jelas dan menghentikan pernikahan kami?’

Bu Galuh menatap Ambar. Perempuan itu diam sesaat sebelum akhirnya menoleh ke arah Aletta dan bertanya, “Sedang apa kamu di sini?” 

“Aku mendengar kabar pernikahan Alvaro, Nek.” Aletta sengaja membuat wajahnya tampak sangat sedih dan memelas, seperti sesuatu yang berharga miliknya direbut secara paksa. “Walaupun aku sedih dengan keputusan Alvaro, tapi aku tetap ingin datang untuk mengucapkan selamat. Akan tetapi … sepertinya aku tidak disambut dengan baik!” 

Kening Bu Galuh berkerut. “Tidak disambut dengan baik?” 

Lalu dia menoleh ke arah Ambar dan menatapnya tajam.

Dalam hati Aletta, dia tertawa sambil melirik Ambar, ‘Dia pasti akan habis hari ini.’ 

Aletta sudah merasa yakin akan menang. Siska, tantenya, sudah memberi kabar kalau hari ini Nenek Galuh akan datang sendiri untuk mengurus masalah pernikahan Alvaro, dan pastinya itu berarti rencana perkawinan Alvaro dengan Ambar akan dihentikan. 

Jadi, Aletta sengaja datang untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan. Gadis itu yakin  dia bisa menjadi perbandingan langit dan bumi dengan Ambar. Siapa tahu karena itu Nenek Galuh akan langsung memasangkan dirinya dengan Alvaro untuk menggantikan Ambar! 

Bibir Aletta menyunggingkan senyum ketika dia membayangkan impiannya akan segera terwujud. 

Memecah keheningan, Bu Galuh pun berkata, “Ketika ada tamu, maka kita harus menjamunya dengan baik.” 

Dia kemudian beralih kepada Ambar dan berujar, “Ambar, kamu tahu yang harus dilakukan tanpa perlu saya ajarkan, bukan?

Ucapan Bu Galuh itu membuat semua orang di ruangan itu terkesiap termasuk para pelayan. Mereka menatap Ambar dan merasa agak kasihan kepadanya. Bagaimanapun juga Ambar akan segera menikah dengan Alvaro, tetapi Bu Galuh malah menyuruhnya untuk menjamu dengan baik seorang Aletta, wanita yang jelas-jelas dari dulu berusaha dijodohkan dengan Alvaro.

Bukankah … ini sama saja dengan ingin membuat Ambar menyadari  posisinya sebagai orang yang lebih rendah?

Namun, Ambar tetap tenang mendengar perintah itu. Dia bahkan  membungkuk hormat, “Baik, Nyonya Besar.”

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ardhya Rahma
Hehehe mungkinkah?
goodnovel comment avatar
Luvdiana
Apa Bu Galuh lebih suka dgn Aletta ya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status