Share

Bab 21

Tak lama kemudian, mereka sampai di rumah Ustaz Ramli. Dion sengaja memarkirkan mobil agak jauh ke dalam, tepat di halaman belakang. Di sana ia sudah disambut Aldi dan beberapa temannya.

“Sudah ditunggu di pendopo, Kak.” Aldi menyilakan Dion dan Adisti berjalan lebih dulu.

Dion segera menggenggam erat jemari wanitanya itu menuju pendopo yang tidak jauh dari parkiran.

Perasaan Adisti benar-benar tidak enak begitu kakinya melangkah di tangga pendopo. Sebenarnya ia sudah merasakan keanehan saat mobil Dion baru saja masuk halaman. Namun, ia masih berusaha menahan diri untuk tidak protes.

“Kenapa kita ke sini lagi?” tanya Adisti ketus. Ia ingat betul bagaimana dirinya pingsan dan merasa hawa tidak enak di rumah Ustaz Ramli. Namun, ia sedikit heran, tumben sekali ia tidak pingsan atau kesakitan seperti sebelumnya.

“Menyembuhkanmu!” jawab Dion datar.

Adisti mengernyit, tiba-tiba ia menghentikan langkah lalu berusaha melepas genggaman Dion. Namun, Dion semakin erat menggenggam jemari Adisti.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status