Accueil / Romansa / PERNIKAHAN GAGAL NORMAL / BAB 3 - PENCERAHAN DI TENGAH RUMPUT

Share

BAB 3 - PENCERAHAN DI TENGAH RUMPUT

Auteur: Aurora Rei
last update Dernière mise à jour: 2025-02-15 10:51:37

Hari ini adalah hari bersejarah.

Bukan karena Nadia mendadak semangat mencari kerja. Bukan juga karena dia akhirnya berhenti fangirling. Tapi karena untuk pertama kalinya dalam hidup, Nadia memegang cangkul.

Ya, CANGKUL.

“Bu, aku yakin ini aman?” tanya Nadia, memandangi alat berkebun di tangannya dengan tatapan waspada.

Ibunya berdiri di teras dengan tangan berkacak pinggang. “Ya ampun, Nad, itu cuma cangkul. Bukan granat.”

Nadia meringis. “Tapi aku belum pernah kerja fisik. Ini berbahaya buat mental aku.”

Ibunya menghela napas panjang. “Nadia. Kamu udah 25 tahun, tapi baru pertama kali nyentuh tanah di halaman rumah sendiri. Itu yang bahaya.”

LAGI-LAGI SKAKMAT.

Dengan terpaksa, Nadia mulai menggali rumput liar di halaman. Matahari terik. Keringat mulai mengalir di pelipisnya. Ini melelahkan... dan menyebalkan.

Baru lima menit bekerja, Nadia udah mulai curiga: ini misi dari ibunya buat menyiksanya pelan-pelan.

“Bu, ini bisa masuk kategori kerja paksa nggak?” keluhnya sambil duduk di tanah.

“Kamu cuma nyabut rumput, bukan membangun piramida.”

“Tapi kenapa rasanya kayak dihukum?”

Ibunya menghela napas. “Nadia, kalau kamu nggak mau kerja, nggak mau bantu di rumah, nggak mau menikah... lalu hidup kamu mau dibawa ke mana?”

Nadia mendongak, memikirkan pertanyaan itu sejenak. “Ke fansign.”

Ibunya menutup mata, berusaha bersabar.

Saat sedang sibuk mencabut rumput, tiba-tiba Nadia melihat seseorang lewat di depan rumahnya—tetangga sebelah. Seorang cewek muda, sekitar 19 tahun... gendong bayi.

Nadia langsung kaget. GENDONG BAYI?!

Otak Nadia butuh beberapa detik untuk memproses informasi ini.

“Dia udah nikah?! Udah punya anak?!”

Sementara itu, cewek itu melihat ke arah Nadia dan tersenyum ramah. “Pagi, Kak Nadia!”

Nadia masih melongo. “Eh... pagi.”

Cewek itu melanjutkan langkahnya, meninggalkan Nadia dalam kebingungan.

Dia langsung bangkit dan masuk rumah dengan wajah panik.

"BU! ADA YANG GAK BERES DI DUNIA INI!"

Ibunya, yang lagi nyapu di ruang tamu, menoleh dengan tatapan malas. “Apalagi?”

“Anak tetangga sebelah yang baru lulus SMA itu udah punya anak!”

Ibunya mengangguk santai. “Oh, iya. Nikah tahun lalu.”

Nadia hampir jatuh pingsan. “SERIOUSLY?! Aku aja masih sibuk ngevote bias, kok dia udah punya anak?! Apa aku yang aneh?!”

Ibunya menatapnya dari atas ke bawah. “Kamu baru sadar?”

Nadia memegangi kepalanya. “Oh Tuhan, ini dunia macam apa? Anak 19 tahun udah jadi emak-emak, sedangkan aku... aku...”

“Kamu baru pertama kali nyentuh cangkul.”

DAGGER STRIKE.

Nadia jatuh terduduk di lantai. “Hidupku penuh kegagalan.”

Ibunya menepuk bahunya. “Jangan sedih, Nad. Minggu depan kamu lamaran. Siapa tahu nanti nyusul punya anak juga.”

Nadia langsung berdiri dengan ekspresi horor. “BU, JANGAN NGOMONG SEMBARANGAN! BIAR KATA AKU MENGANGGUR, AKU MASIH PUNYA HARGA DIRI!!”

Ibunya terkekeh. “Harga diri nggak bisa nolak takdir, Nak.”

Nadia menatap ke langit, mencoba menerima kenyataan hidup yang semakin absurd.

---

Saat Nadia masih sibuk meratapi hidupnya, tiba-tiba suara ayahnya terdengar dari ruang tamu.

“Nad, sini sebentar.”

Nadia berjalan lesu ke ruang tamu, masih dengan tangan belepotan tanah. “Apa lagi?”

Ayahnya menatapnya dari balik koran. “Besok malam kita makan malam di rumah Adrian.”

“APA?!”

Ibunya mengangguk santai. “Iya, besok kita ke rumahnya. Sekalian ngobrol lebih jauh sama keluarganya.”

Nadia merasakan dunia runtuh. “Bu, Ayah, aku belum siap! Aku bahkan belum tahu mau pakai baju apa, ngomong apa, atau gimana caranya nggak kelihatan bego!”

Ayahnya melipat koran. “Gampang. Pakai baju sopan, senyum, dan jangan banyak ngomong.”

“Itu sama aja kayak jadi patung!”

Ibunya menyeringai. “Ya, lebih baik diem daripada ngomong sembarangan.”

Nadia menggigit bibir. Ini jebakan.

“Gimana kalau aku nggak datang?” coba Nadia bernegosiasi.

Ayahnya menatapnya dingin. “Berarti mulai besok, internet di rumah ini dimatikan.”

SERANGAN PALING KEJAM.

Nadia menghela napas panjang. “Oke, aku ikut.”

Ibunya tersenyum puas. “Bagus. Besok, jam tujuh malam, jangan ngaret.”

Nadia kembali ke kamarnya dengan perasaan campur aduk. Besok, dia harus menghadapi Adrian dan keluarganya.

Siapa tahu, besok bakal jadi malam paling canggung seumur hidupnya.

---

Nadia di bandingin jadi kpopers lebih cocok jadi wibu gk sihh sama pemain genshin impact 😌

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 8 – PERSIAPAN LAMARAN YANG BIKIN PUSING

    Senin pagi.Nadia masih di kamar, berbaring dengan nyaman sambil menggulir layar ponselnya. Mata masih sedikit sepet karena begadang semalam, tapi tangannya terus bergerak mencari hiburan di TikTok.Bukan, bukan video tentang tips pernikahan atau cara bersikap anggun saat lamaran. Yang muncul di berandanya justru video idol K-Pop dan diskon lightstick BLACKPINK yang entah kapan bakal turun harga lagi.Hidup terasa damai, sampai—BRAK!Pintu kamar Nadia mendadak terbuka lebar dengan suara menggelegar, membuatnya hampir melempar ponsel saking kagetnya."NADIAAA!!!"Suara ibunya menggema di seisi ruangan.Nadia buru-buru bangkit, meski kepalanya masih pening. "Ya Allah, kenapa sih, Bu?! Saya nggak ngapa-ngapain!"Ibunya berdiri di ambang pintu dengan ekspresi setengah panik, setengah kesal. "Kenapa kamu masih tiduran?! Lamaran semakin dekat! Harus persiapan!"Nadia melirik jam dinding. Masih jam delapan pagi. Masih ada tujuh hari sebelum hari H."Bu, itu masih seminggu lagi," ucapnya den

  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 7 - AYAH

    --- Minggu siang. Matahari sudah tinggi, tapi Nadia masih saja meringkuk di kamar, selimutan sambil scroll TikTok. Sejak bangun tadi, dia belum melakukan hal produktif. Bahkan niatnya buat mandi pun masih sebatas wacana. Tapi yang paling bikin dia kesal... Kenapa di FYP isinya pernikahan semua?! Seorang pengantin menangis haru di pelaminan. Geser. Sepasang pengantin bergandengan tangan di bawah dekorasi mewah. Geser. Seorang istri membagikan kisah perjalanan cintanya yang penuh liku sampai akhirnya menikah dengan pria impiannya. Nadia mendengus kesal. "Astaga, algoritma TikTok, tolong lah..." Seolah hidupnya belum cukup dipenuhi obrolan soal pernikahan, sekarang media sosialnya juga ikut-ikutan?! Dia melempar HP ke samping dan menatap langit-langit kamar. Harus keluar dari kamar sebelum makin stress. Dengan langkah malas, dia akhirnya turun ke ruang tamu. Di sana, ibunya sudah duduk manis di depan TV, seperti biasa. Dan seperti yang sudah bisa ditebak… Gopi

  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 6 - MAKAN MALAM YANG MENCEKAM

    ---Setelah ADEGAN MEMALUKAN DI TIANG PAGAR, akhirnya Nadia berhasil ditarik masuk ke rumah Adrian.Nadia duduk dengan posisi super kaku di meja makan Adrian.Piring di depannya masih utuh. Sendok di tangannya bahkan belum digerakkan.Dia nggak berani gerak. Nggak berani ngomong.NGGAK BERANI NGELIHAT ADRIAN SAMA SEKALI.Sepanjang makan, kepalanya terus menunduk. Fokus ke nasinya aja.Tapi masalahnya… DIA NGERASA DIAWASI.Dan itu bikin dia makin grogi."Jangan tegang gitu, Nadia. Santai aja, anggap rumah sendiri," kata ibunya Adrian ramah.Nadia mencoba tersenyum. "I-iya, Tante…"TAPI TETEP NUNDUK.Adrian yang duduk tepat di seberangnya akhirnya bersuara, nadanya datar seperti biasa. "Kamu bisa makan sambil lihat ke depan, lho."Nadia menggeleng cepat. "Aku nggak bisa."Adrian mengangkat alis. "Kenapa?"Masih nunduk, Nadia mengaduk-aduk nasinya. "Nggak apa-apa…"Ayahnya Adrian tertawa kecil. "Kamu malu, ya?""IH, NGGAK!!" Suara Nadia malah naik satu oktaf.Ayahnya Nadia ikut nimbrung,

  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 5 - "PERJALANAN KE NERAKA EH RUMAH ADRIAN"

    Hari ini hari besar. Hari di mana Nadia secara resmi akan dijual ke pria asing yang bahkan dia belum pernah lihat! Tapi apakah dia bakal terima gitu aja? OH, TENTU TIDAK. Nadia udah nyusun rencana "GAGALIN MAKAN MALAM" dengan strategi yang sangat jenius. Dandan menor + baju pelangi = calon besan ilfil. "Jenius banget gue," pikirnya sambil senyum licik di depan cermin. Makeup-nya? Full set kayak mau manggung di konser K-Pop. Foundation tebel, eyeliner setajam silet, lipstick merah menyala, dan blush on jebret biar kelihatan kayak abis ditampar. Baju? PELAAAANGI. Atasan kuning ngejreng, rok hijau terang, sepatu pink neon. Pokoknya nyentrik abis! Kalau ada lomba fashion disaster, dia pasti juara satu. Dia baru aja selesai berdandan ketika pintu kamar terbuka… Dan di sanalah IBUNYA. Mata ibunya langsung menyipit tajam. Bibirnya menipis. "Nadia…" suara ibunya rendah, tapi penuh ancaman. "Duh, kok bulu kuduk gue merinding?" "Ya, Bu?" Nadia tersenyum polos. "I

  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 4 - KEPO

    ---Nadia baru aja selesai mandi dan rebahan di kasur ketika tiba-tiba HP-nya bergetar GILA-GILAAN.Drrt! Drrt! Drrt!Notifikasi grup chat "anak didik mama papa" muncul di layar.Winda: NADIAAA!!Siti: KAMU MAU LAMARAN? SERIUSAN?!Intan: LAMA BANGET JOMBLO, SEKALI LAMARAN LANGSUNG DOKTER WOY KEREN JUGA KAMU!!Rina: KOK NGGAK NGUNDANG KITA?! KAPAN NIKAHNYA?!Tari: Tunggu… katanya kamu masih sibuk fangirling?! Gimana ceritanya bisa tiba-tiba NIKAH?!Nadia ngeliatin HP dengan ekspresi ERROR 404."INI APAAN SIH?!"Seketika dia duduk tegak. Belum ada 24 jam sejak ibunya ngumumin lamaran, tapi gosip ini udah menyebar lebih luas dari berita skandal idol!Dengan panik, Nadia langsung ngetik.Nadia: WEI WEI WEI, SIAPA YANG SEBARIN GOSIP?!Tapi yang bales justru bikin Nadia makin pengen ngamuk.Siti: Emak lo, Nad.Intan: Iya, tadi mamaku baru aja teleponan sama mamamu. Terus beliau bilang, ‘Oh, si Nadia minggu depan lamaran, calonnya dokter lho.’Tari: Nad, lo tau gak, gosip ibu-ibu itu lebih k

  • PERNIKAHAN GAGAL NORMAL    BAB 3 - PENCERAHAN DI TENGAH RUMPUT

    Hari ini adalah hari bersejarah. Bukan karena Nadia mendadak semangat mencari kerja. Bukan juga karena dia akhirnya berhenti fangirling. Tapi karena untuk pertama kalinya dalam hidup, Nadia memegang cangkul. Ya, CANGKUL. “Bu, aku yakin ini aman?” tanya Nadia, memandangi alat berkebun di tangannya dengan tatapan waspada. Ibunya berdiri di teras dengan tangan berkacak pinggang. “Ya ampun, Nad, itu cuma cangkul. Bukan granat.” Nadia meringis. “Tapi aku belum pernah kerja fisik. Ini berbahaya buat mental aku.” Ibunya menghela napas panjang. “Nadia. Kamu udah 25 tahun, tapi baru pertama kali nyentuh tanah di halaman rumah sendiri. Itu yang bahaya.” LAGI-LAGI SKAKMAT. Dengan terpaksa, Nadia mulai menggali rumput liar di halaman. Matahari terik. Keringat mulai mengalir di pelipisnya. Ini melelahkan... dan menyebalkan. Baru lima menit bekerja, Nadia udah mulai curiga: ini misi dari ibunya buat menyiksanya pelan-pelan. “Bu, ini bisa masuk kategori kerja paksa nggak?” keluhnya sambil

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status