PERNIKAHAN GAGAL NORMAL

PERNIKAHAN GAGAL NORMAL

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Oleh:  Aurora Rei On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
8Bab
115Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Nadia hanya ingin hidup santai sebagai fangirl, tapi orang tuanya malah menjodohkannya dengan seorang dokter muda. Awalnya, dia pikir suaminya adalah orang paling normal di dunia. Sayangnya, dia salah besar.

Lihat lebih banyak

Bab 1

BAB 1 - "HAH?APA?!"

Nadia tenggelam dalam dunia fangirling-nya. Dengan headphone menempel di telinga, dia menikmati fancam bias kesayangannya yang baru di-upload beberapa jam lalu. Tangannya lincah scroll komentar di Twitter, sesekali ngakak sendiri melihat teori-teori fans yang makin absurd.

"Gila, ini beneran manusia? Kenapa dia bisa sekeren ini?"

Dia menggigit bantal, berusaha menahan teriakan biar nggak dibilang orang gila sama ibunya, yang sejak tadi sudah beberapa kali melirik curiga dari luar kamar.

Hari ini harusnya damai. Seperti biasa, Nadia akan menghabiskan waktu dengan scrolling media sosial, streaming MV, dan perang voting. Hidupnya sempurna.

Setidaknya sampai detik ini.

BRAK!!

Pintu kamarnya terbuka dengan keras, bikin jantung Nadia hampir copot.

"NA-DI-A!"

Suara ibunya menggelegar seperti guntur di siang bolong.

Nadia, yang masih tenggelam dalam dunia fangirling, cuma menoleh sebentar. "Hmm?"

Ibunya berdiri di ambang pintu dengan ekspresi tajam. Wajahnya serius, tangannya berkacak pinggang.

Ada firasat buruk.

"Kamu udah tua," kata ibunya tegas.

JLEB.

Nadia yang tadinya santai langsung berhenti nge-scroll. Otaknya butuh beberapa detik buat memproses kata-kata itu.

"Hah? Apa?"

Ibunya menarik napas panjang, seolah mengumpulkan kesabaran. "Kamu udah 25 tahun! Tiap hari kerjaannya cuma fangirling, maraton drama, terus nangis gara-gara karakter fiksi! Hidup kamu tuh kapan seriusnya?"

Nadia bangkit dari posisi rebahannya, memasang wajah tidak terima. "Bu, fangirling itu pekerjaan full-time! Aku sibuk! Banyak idol yang harus aku dukung, banyak fancam yang harus aku tonton, banyak perang voting yang harus aku menangkan!"

Ibunya mendengus, jelas tak terkesan. "Itu bukan kerjaan. Udah, mulai sekarang hentikan semua itu. Kamu bakal lamaran bulan depan."

DUNIA SEAKAN BERHENTI BERPUTAR.

Nadia membelalakkan mata. "Hah? APA??!"

"Minggu depan. Lamaran," ulang ibunya dengan nada datar, seakan-akan ini hal biasa.

Nadia nyaris tersedak ludahnya sendiri. Dia buru-buru memeriksa HP, memastikan apakah ini tanggal 1 April. Bukan. Jadi ini bukan prank.

"Bu… bu, aku nggak denger dengan jelas. Bisa ulangi? Tapi lebih pelan?"

Ibunya mendekat dan berbisik, "Minggu depan. Lamaran."

BYAR. Otak Nadia mendadak error. Suhu ruangan terasa naik 100 derajat.

"Bu, aku nggak butuh suami! Aku butuh tiket konser!"

"Tiket konser nggak bisa ngasih ibu cucu!"

"SIAPA YANG MAU NGASIH CUCU?!"

Ibunya memijat pelipisnya, tampak lebih lelah dari biasanya. "Nadia, dengar ya. Kamu itu udah 25. Nggak kerja, nggak ada target hidup, masa depan kamu nggak jelas. Jadi ibu carikan solusi terbaik."

Nadia mengangkat tangan, matanya membulat. "Mungkin, MUNGKIN, aku bukan masalah yang harus diselesaikan?"

Ibunya menatapnya lama sebelum berkata, "Ya, mungkin, tapi ibu udah malas mikirin ini. Udah, pokoknya minggu depan lamaran. Calon suamimu dokter, mapan, serius, dan punya masa depan cerah."

Nadia mendelik. "Dokter? Mapan? Serius? Kayak cowok-cowok di drama Korea?"

"Ya, kurang lebih."

"Halah, kayaknya membosankan."

Ibunya memicingkan mata. "Lebih membosankan mana? Suami dokter atau hidup kamu yang tiap hari cuma nonton orang joget di layar HP?"

Nadia diam. Itu serangan telak.

"Tapi Bu, gimana kalau aku nggak suka dia?"

Ibunya mengangkat bahu. "Ya, tinggal usaha buat suka."

"Kalau dia nggak suka aku?"

"Dia laki-laki, dia nggak punya pilihan."

Nadia menjatuhkan diri ke kasur. "Dunia ini kejam."

"Nggak sekejam dompet ibu yang tiap bulan bocor buat beli album-album kamu."

Itu pukulan kedua.

Nadia merenung, menatap langit-langit kamar. Apakah hidupnya selama ini benar-benar sebegitu nggak jelas sampai ibunya tega menjualnya ke pernikahan seperti ini?

"Oke, oke, terus nama orang yang katanya mau jadi suamiku siapa?"

"Adrian."

"Adrian? Kok kayak nama-nama cowok yang suka sok cool di novel remaja?"

"Ya, pokoknya dia orangnya baik, sopan, dan—"

"Udah pernah ketemu?" potong Nadia.

Ibunya mengangguk. "Sudah. ibu dan ayah kenal keluarganya. Dia anak baik."

"Anak baik atau korban yang pasrah dijodohkan sama aku?"

Ibunya tidak menjawab, hanya tersenyum tipis.

Nadia mengerang dan menutup wajahnya dengan bantal. "Bu, serius, aku nggak siap nikah. Aku nggak tahu cara jadi istri yang baik, aku nggak tahu gimana caranya mencintai orang yang bahkan belum pernah aku temui!"

Ibunya duduk di tepi kasur, suaranya jadi lebih lembut. "Nadia, ibu tahu kamu belum siap. Tapi kadang, kesiapan itu nggak datang sebelum kita terjun ke dalamnya. Mama dan Papa dulu juga dijodohkan, dan lihat? Kami baik-baik saja."

Nadia mengintip dari balik bantal. "Iya, tapi kalian nggak punya fan account buat nge-stan idol, kan?"

Ibunya tertawa kecil. "Nggak, tapi ibu punya fan account buat jualan hijab."

Nadia mendengus. "Nggak sama, Bu."

Ibunya menepuk bahunya pelan. "Coba kenalan dulu, ya? Kalau nanti kamu benar-benar nggak cocok, kita bisa bicara lagi. Tapi berusahalah dulu."

Nadia diam. Ia tahu, melawan ibunya sama saja dengan melawan alam semesta. Perempuan itu sudah menyiapkan segalanya.

Akhirnya, ia menghela napas panjang. "Baiklah. Aku akan ketemu dia dulu. Tapi kalau dia nggak menarik, aku kabur."

Ibunya tersenyum puas. "Setidaknya, coba dulu."

Setelah ibunya keluar kamar, Nadia menatap layar HP-nya. Video biasnya masih terputar, sang idol menari dengan sempurna di panggung.

Lalu dia menatap ke luar jendela. Dalam hati, dia berharap tiba-tiba ada alien yang menculiknya sebelum minggu depan tiba.

Karena ini semua… terdengar seperti awal dari bencana besar.

.............

nb; hai ini adalah novel pertama aku, semoga kalian suka :)

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
8 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status