Home / Romansa / PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO / Bab. Bertemu keluarga Rion

Share

Bab. Bertemu keluarga Rion

Author: Telang Ungu
last update Huling Na-update: 2023-09-21 14:37:20

You’re all i need beside me girl

You’re all i need yo turn my world

You’re all i want inside my heart

You’re all i need when we’re apart

You’re all that i need

Dering ponsel Rion terus berbunyi, tapi ia masih saja tetap bergelung didalam selimutnya.

Say, say that you’ll be there

Whenever i reach out

To feel you’re hand in mine

Stay, stay within my heart

Whenever i’m alone

I’ll know that you are there

(You’re All I need, White Lion)

Rion akhirnya terbangun dan mengambil poneslnya yang sejak tadi berdering. Ternyata Arka yang menghubunginya.

“Halo Sayang, ada apa?”

“Pah, nanti Arka jadi dijemput kan?”

“Dijemput? Hmm ... Oh iya iya, tentu jadi dong.”

“Nanti papah minta tolong pelayan papah, namanya Bu Gita untuk jemput Arka, oke!”

“Yeee ...nanti Arka mau ke duffan ya Pah, besok papah libur kan?”

“Siap bos, iya dong besok papah libur.”

“Jam berapa bu Gita mau jemput Arka?”

“Hmm ... Mungkin jam 10, nanti papah akan memberitahunya terlebih dahulu, Boy.”

“Oke, Arka gak sabar dijemput Bu Gita.”

Rion hanya tersenyum menanggapi keantusiasan anak laki-lakinya itu. Setelah selesai berbicara dengan Arka, pria itu bersiap-siap untuk pergi ke kantornya.

Dia menyeduh segelas kopi dan membuat roti panggang sendiri. “Begini banget nasib jomblo, mau sarapan gak ada yang bikinin.” Rion berdialog dengan dirinya sendiri seraya menertawai nasibnya.

Selesai sarapan, Rion membuat pesan untuk Gita disecarik kertas kosong.

Gita, tolong jemput anak saya dirumah pagi ini. Kamu bisa pergi menggunakan taksi online, ongkosnya saya taruh dimeja. Dan dikartu nama saya ada alamat rumahnya.

Terima kasih

Selesai menulis pesan itu, Rion pun pergi berangkat menuju perusahaannya.

Sementara itu pagi ini Gita pergi ke apartemen Rion dengan naik ojek online. Sesampainya di loby apartemen,dia tersenyum ramah pada Pak Burhan.

“Selamat pagi Mba Gita!” sapa Pak Burhan

“Pagi Pak Burhan. Saya keatas dulu Pak.” Gita balas menyapa laki-laki itu. Kemudian dia meminta kunci apartemen kepada Sely. Setelah menaiki lift, Gita pun sampai di unit apartemen bernomor 99 itu. Dia menempelkan kuncinya dan pintu apartemen langsung terbuka.

Gita melihat-lihat kedalam ruangan, terlihat masih bersih, tidak seperti kemarin. Walaupun masih terlihat bersih, Gita tetap menyapu dan mengepel ruangan itu, lalu ia menuju kamar merapihkan tempat tidur dan pakaian yang bergelatakn dibawah. Setelah hampir 1jam, Gita sudah menyelesaikan semua pekerjaannya. Kemudian dia menuju dapur, mencuci beberapa piring kotor bekas makan Rion semalam.

Selesai merapihkan dapur, ia membuka kulkas ternyata hanya berisikan beberapa kaleng bir dan air mineral. Gita mengambil 1botol air mineral kemudian ia duduk menuju meja makan. Matanya menyipit melihat secarik kertas bertuliskan sebuah pesan untuknya dan uang lima ratus ribu rupiah.

Setelah membaca isi pesan tersebut, Gita merapihkan dirinya lagi, lalu keluar dari unit apartemen itu. Gita memesan taksi online dilobby , kemudian tak lama mobil itu pun datang. Setelah memberitahu alamat yang ditujunya kepada supir, Gita pun duduk dengan tenang. Sebenarnya dia sedikit grogi karena akan bertemu dengan anak Rion. Gita juga baru mengetahui ternyata Rion sudah memiliki anak. Hampir satu jam perjalanan akhirnya Gita sampai didepan gerbang sebuah rumah mewah di Timur Jakarta.

Setelah membayar ongkos taksi, Gita menghampiri security rumah mewah itu.

“Permisi Pak, saya Gita, pelayannya Pak Rion, ditugaskan untuk menjemput anaknya Pak Rion.”

Satpam tersebut memperhatikan penampilan Gita dari atas ke bawah dengan tatapan ragu.

“Sebentar ya Mba, saya konfirmasi dulu ke dalam.” Kemudian satpam tersebut masuk kedalam ruangannya dan menelpon rumah. Lalu tak lama ia segera kembali dan membuka kan gerbang untuk Gita.

“Silahkan Masuk, langsung kedalam rumah aja ya, den Arka masih sarapan.”

Gita hanya menganggukan kepala seraya tersenyum ramah pada pria itu.

Ketika Gita hendak mengetuk pintu, ternyata Andro telah membuka pintu terlebih dulu.

“Permisi, saya Gita yang ditugaskan untuk jemput anaknya Pak Rion.” Gita menyapa dengan ramah pria yang ada didihadapannya ini, pria itu menatap Gita dengan tatapan intens, manik coklat milik pria itu beradu pandang dengan manik coklat terang milik Gita. Sesaat mereka saling menatap, tanpa ada kata.

“Ehem ... Andro kamu belum berangkat?” suara Vega menyadarkan keduanya.

Gita pun menjadi salah tingkah, lalu memutus pandangan dengan Andro, kemudian ia tersenyum ramah kepada perempuan yang terlihat lebih tua darinya tapi masih sangat cantik.

“Maaf Bu, saya Gita ...”

“Dia yang mau jemput Arka, Mah.” Andro meneruskan kalimat Gita kepada mamahnya.

“Ooh ... Jadi ini yang namanya Gita, masuk Yuuk, sebentar ya Arka nya masih sarapan,” sahut Vega sambil tersenyum kepada Gita.

Wanita itu mengajak Gita menuju dapur.

“Arka ini lho udah datang mba Gita nya yang mau jemput kamu.”

“Halo Arka,” sapa Gita ramah kepada Arka.

“Halo juga mba, tungguin Arka ya, sebentar lagi Arka selesai sarapannya.” Ucap Arka manis.

“Tenang aja, mba Gita tungguin Arka sampai selesai.” sahut Gita sambil tersenyum manis.

Andro yang sejak tadi tidak bisa melepaskan pandangannya dari Gita, begitu terpesona dengan senyuman wanita cantik itu.  Vega yang memperhatikan tingkah laku anak keduanya itu pun hanya menggelengkan kepala.

“Andro katanya kamu mau pergi, mau jemput pacar kamu yang namanya Stella Stella itu.” Ujar Vega menyindir putranya.

“Ck ... Pacar apa sih Mah, Stella mah bukan pacar aku, dia cuma temen aja kok.” sahut Andro mengelak tuduhan sang mamah.

Vega hanya menggelengkan kepalanya, ia tahu kalau Andro tidak mau mengakuinya karena ada Gita yang baru saja duduk bersama mereka.

“Arka udah selesai, Ayo Mba Gita kita berangkat!” ucap Arka dengan senyuman riang.

“Biar nanti Om Andro ikut anter Arka pake mobil.” seru Andro sambil menyeruput menghabiskan kopi miliknya.

“Lho, katanya semalem kamu gak bisa anter Arka, Dro.” seru sang mamah.

“Oh sekarang bisa kok, aku gak jadi jalan sama Stella, dia udah jalan sama yang lainnya.” Andro mencoba memberi alasan yang masuk akal kepada sang mamah.

Padahal Andro baru saja memutuskan untuk membatalkan kencannya dengan Stella setelah melihat Gita. Andro terpana saat mereka saling menatap didepan pintu rumah tadi. Tentu saja dia tidak akan melepaskan kesempatan untuk bisa mengenal Gita lebih jauh.

“Ya sudah anter pake mobilmu sana, nanti keburu macet dijalan!” ujar sang mamah pada Andro.

“Siap Komandan, laksanakan!”

“Come on Arka, kita pergi ketempat papah kamu, are you ready, Boy?”

“I’m ready captain!”

Andro menggendong Arka dibahunya lalu menuju keluae rumah, Gita dan Vega yang menyaksikan aksi kedua pria berbeda usia itu hanya tersenyum.

“Nak Gita, titip Arka ya!” Vega menepuk bahu Gita hangat.

Gita hanya menggukan kepalanya, “ Saya Permisi, Bu! Assalammu’alaikum!”

“Wa’alaikumussalam, hati-hati ya kalian.” Sahut Vega.

Didalam mobil, Andro sudah menunggu Gita. Arka duduk dibangku tengah bersama mainannya. Gita ingin duduk ditengah menemani Arka, tapi tiba-tiba Andro menginterupsinya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab 23. Menemui Rion

    Saat ini Anggita sudah berada di depan pintu apartemen Rion. Beberapa kali ia memencet bel tapi tidak ada yang membukakan pintu, ia jadi semakin khawatir. Apa benar yang dikatakan Andro tadi? Sekacau apa laki-laki itu? Membuat Anggita semakin cemas.Akhirnya wanita itu memutuskan untuk masuk ke dalam apartemen, bersyukur passwordnya belum berubah. Anggita lalu membuka pintu kemudia masuk secara perlahan ke dalam ruangan. Benar apa yang dikatakan Andro, keadaan apartemen Rion tak ubahnya bagai perahu yang diterjang badai. Lukisan-lukisan mahal terjatuh, cermin di ruangan pun hancur. Anggita menelan salivanya kasar, semarah apakah pria itu. Ia tidak menyangka bahwa Rion akan sekacau ini. Anggita membersihkan ruangan itu dengan cepat, sebelum Rion terbangun. Ia merasa bertanggung jawab karena dirinya lah Rion jadi sekacau itu. Setelah semuanya rapih kembali. Anggita berniat mengetuk pintu kamar Rion. Tapi ia urungkan niatnya itu, sebab Anggita khawatir Orion akan lebih marah saat meliha

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab 22. DILEMA

    Praaang !Orion melempar botol minuman keras itu ke tembok kamarnya, seketika serpihan kaca berserakan. Wajahnya memerah, matanya menyiratkan luka."Mengapa Anggita? Mengapa kau berbohong? Aku tahu kau mencintaiku," oceh pria yang sedang dalam pengaruh alkohol. Setelah mengantar Anggita pulang, Orion melarikan mobilnya menuju Klub. Ucapan wanita itu seperti gaung yang memantul di dalam kepalanya. Membuat hatinya panas dan hanya dengan cara seperti ini ia meluapkan amarahnya. Ia tidak mau menyakiti Anggita, ia sangat mencintai wanita itu. Tapi, apa yang ia dapatkan sekarang. Orion merasa dipermainkan olehnya. "Aku tidak akan diam saja, kau harus jadi milikku Anggita, bagaimana pun caranya. Yaa, tidak ada yang boleh memilikimu selain aku," tutur Rion sebelum akhirnya ia tertidur.***Pagi harinya Anggita tengah bersiap merapihkan kopernya, hari ini ia sudah memutuskan akan tinggal bersama Pamannya yang tinggal di Yogyakarta. Setelah beberapa hari lalu pamannya menawari ia pekerjaan u

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab 21. Penolakan Anggita

    Saat ini Gita dan Rion sudah berada didalam mobil, wanita itu terpaksa menuruti Orion, ia tidak mau sesuatu yang lebih buruk terjadi pada Raya. Ia sendiri terkejut melihat kemarahan Orion yang sedemikian rupa. Begitu menyeramkan, ia khawatir Raya bisa terbunuh ditangan pria itu.Keduanya saling terdiam, tak ada yang memulai pembicaraan. Bahkan Anggita sejak tadi tidak mau menatap ke arah Rion, pandangannya fokus pada jalanan dibalik jendela mobil disampingnya. Rion sendiri fokus mengemudi, ia tidak mau amarahnya membuatnya hilang kontrol dan berujung petaka nantinya. Diliriknya wanita berhijab ungu disampingnya, ia tahu Gita pasti sangat marah atas kelakuannya, tapi ia tidak bisa menahan api cemburu yang berkobar didalam dadanya. Kemudian ia melihat pergelangan tangan Gita yang berjejak merah, bekas cekalan tangannya. Seketika hatinya merasa menyesal telah berlaku kasar pada wanita yang dicintainya.***Anggita pikir Rion akan membawanya ke apartemen laki-laki itu, ternyata dugaannya

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab.20 Hal yang tak terduga

    Suara musik bercampur dengan suara para tamu undangan membuat kepala Anggita sedikit pening. Tadinya ia ingin menolak ajakar Raya untuk datang ke pesta pernikahan Nanda, teman semasa sekolah mereka di SMU dulu. Untung matanya sudah tidak terlalu sembab, walaupun tadi Raya sedikit curiga ketika melihatnya keluar dari rumah. Mau tidak mu Anggita memakai make up tipis untuk menyamarkan jejak kesedihan di wajahnya."Git, foto dulu sini sama Raya, kalian nih diam-diam jadian juga ya." tutur Nanda seusai Gita dan Raya memberikan selamat kepada wanita itu. "Apa sih Nan, gue sama Gita masih temenan kok." balas Raya seraya terkekeh.Gita hanya tersenyum canggung, dia sebenarnya tidak terlalu akrab dengan Nanda, hanya kenal saja. Tapi dulu Nanda adalah salah satu gadis yang sempat ngejar ngejar Raya saat masih SMU. "Mau nyari yang kaya gimana lagi si Ray, kelamaan lo ... keburu kiamat tar." oceh Nanda lagi, gadis itu memang terkenal ceriwis dan termasuk salah satu gadis populer disekolah mere

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab. 19. Kedatangan Linda

    Anggita tengah menyiram tanaman didepan rumah. Sejak ibunya meninggal satu bulan yang lalu, ia juga sudah mulai bekerja lagi. Raya menawarkan pekerjaan padanya sebagai admin dikantornya. Gita pun langsung menerima tawaran kerja tersebut. Karena ia tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan menangisi kepergian sang ibu."Permisi!" Seorang wanita berpakaian modis berdiri didepan pagar rumah Anggita. Wanita itu pun menyudahi kegiatannya, dan menghampiri tamunya. "Ya, siapa ya?" tanya Gita sopan pada wanita itu."Kamu yang namanya Anggita?" Wanita itu melihat Anggita dengan sorot mata tajam dan merendahkan, dlilihatnya Gita dari atas sampai ke bawah serays tersenyum sinis."Saya mau bicara! Saya Mamahnya Arka," ucap wanita itu lagi.Anggita pun membuka pintu pagarnya dan mempersilahkan Linda masuk."Silahkan duduk!" "Gak perlu! Saya cuma ingin mengingatkan kamu, kalau saya masih ibunya Arka dan Rion juga masih suami saya, kami cuma salah paham aja, dan sebaiknya ... kamu menjauh dari sua

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab 18. Kepergian Emak

    Pagi ini langit begitu cerah tapi disuatu rumah menjadi mendung karena hujan air mata, Anggita diam terpaku disamping jenazah wanita yang telah melahirkannya. Air mata tak kunjung berhenti mengalir di pipinya yang putih. Matanya sembab karena banyak menangis, tapi ia tak perduli. Yang ia harapkan saat ini adalah sang ibu kembali bangun dan menyapa sambil tersenyum padanya seperti kemarin. Andara yang duduk disebelahnya pun tak luput dari kesedihan yang menimpa Anggita. Ia juga merasa saat kehilangan sosok emak, karena wanita tua yang bersahaja itu memiliki hati yang baik, dan sering menolong keluarganya.Seorang wanita berpakaian rapih diikuti kedua pria tampan dibelakangnya, datang memasuki rumah Anggita, dan tentu saja sosok mereka menjadi perhatian para tetangga yang sedang bertakziah ditempat itu. Bisik-bisik terdengar dari mulut mereka, ada yang bertanya siapa gerangan tamu-tamu itu, ada yang memuji betapa tampan kedua pria itu."Anggita, mamah turut berduka cita atas meninggaln

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab. 17 Losing You

    Wajah Anggita terlihat panik, pria dihadapannya ini tidak sedkitpun berpaling menatapnya. Anggita memutar otaknya, alasan apalagi yang harus ia lontarkan agar Rion mau pergi dari rumahnya. Ia tahu keadaan mereka yang seperti ini sangat tidak menguntungkannya. Rion terus maju mendekati wanita yang membuatnya hampir frustasi, sejak ia pergi meninggalkan halaman rumah keluarganya dengan Andro. Andro sialan, aku akan menghajarnya nanti setelah dari sini, batin Rion memaki. Dibelakang Anggita kini hanyalah dinding, ia tidak bisa kemana mana lagi. "Jangan mendekat lagi!" ujar Anggita dengan suara sedikit lebih kencang.Tapi Rion tidak mengindahkan perintah wanita itu, dia terus maju mendekat ke arah wanita bermata coklat itu. Dengan tatapn tajam, Rion berjalan menghampiri Anggita. Tiba-tiba Rion menyatukan keningnya ke kening Anggita. "Jangan menolakku lagi, aku bisa gila!" bisik Rion, kedua tangannya menempel pada dinding, memenjarakan wanita itu agar tidak bergerak kemana pun. Jantung

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab 16. Menghindar darimu

    Andro belum membuka helmnya, ia sudah melihat Anggita berada dihadapannya dengan berurai air mata. Sedangkan ia melihat kakaknya sedang menuju ke arah mereka dengan wajah tak terbaca."Tolong anter saya pulang sekarang, Dro!" seru Anggita lagi seraya menaiki belakang motor Andro sambil memegang bahu pemuda itu. "Jalan sekarang, Tolong!" titah Gita dengan nada mengiba.Andro tidak tega melihat keadaan Gita yang menyedihkan, ia langsung menjalankan lagi motornya dengan kecepatan. Padahal ia juga sudah melihat, Rion sedang berlari ke arahnya. Sorry Bang, keadaan Anggita lebih penting, batin pria itu. Sepanjang jalan, Andro hanya terdiam begitupun Gita yang sesekali masih terisak. Andro melihat Gita dari kaca spion, wajahnya memerah karena menangis. Tapi Andro tidak mengantar wanita itu kerumahnya. Ia tak ingin ibunya Anggita curiga dengan keadaan putrinya, oleh karena itu, Andro membawa Anggita menuju ke sebuah Taman Kota."Maaf, merepotkanmu." ucap Gita pelan sambil menundukkan wajah.

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   bab 15. Terlukanya Anggita

    Saat ini Anggita sudah berada didalam sebuah taksi online. Ia tentu saja menolak tawaran Andro yang gila itu. Andro yang merasa kecewa dengan Gita pun melajukan motornya terlebih dahulu. Didalam hati ia sediki menyesal, kenapa harus membawa si Jimbo tadi kerumaj Anggita. Karena Anggita terang-terangan menolak untuk naik dibelakang motor balapnya. Taksi online itu sudah berhenti didepan gerbang rumah keluarga Syailendra. Anggita pun kemudian menyapa sang satpam.Ketika itu bertepatan dengan mobil Rion yang ingin masuk ke gerbang. Anggita pun memalingkan wajahnya. Rion kemudian membuka kaca mobilnya dan melihat ke arah Gita."Masuk Git!" seru Rion seraya tersenyum.Tapi Anggita tidak mengindahkan perintahnya, dia terus berjalan melewati gerbang dan memasuki rumah mewah itu. Sedangkan Orion terburu-buru memarkikan mobilnya sembarangan untuk bisa mengejar wanita itu.Anggita disambut ramah oleh Vega dan beberapa teman juga kerabat keluarga Syailendra yang sedang berkumpul."Sini Git!" se

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status