Share

Bab. Bertemu keluarga Rion

You’re all i need beside me girl

You’re all i need yo turn my world

You’re all i want inside my heart

You’re all i need when we’re apart

You’re all that i need

Dering ponsel Rion terus berbunyi, tapi ia masih saja tetap bergelung didalam selimutnya.

Say, say that you’ll be there

Whenever i reach out

To feel you’re hand in mine

Stay, stay within my heart

Whenever i’m alone

I’ll know that you are there

(You’re All I need, White Lion)

Rion akhirnya terbangun dan mengambil poneslnya yang sejak tadi berdering. Ternyata Arka yang menghubunginya.

“Halo Sayang, ada apa?”

“Pah, nanti Arka jadi dijemput kan?”

“Dijemput? Hmm ... Oh iya iya, tentu jadi dong.”

“Nanti papah minta tolong pelayan papah, namanya Bu Gita untuk jemput Arka, oke!”

“Yeee ...nanti Arka mau ke duffan ya Pah, besok papah libur kan?”

“Siap bos, iya dong besok papah libur.”

“Jam berapa bu Gita mau jemput Arka?”

“Hmm ... Mungkin jam 10, nanti papah akan memberitahunya terlebih dahulu, Boy.”

“Oke, Arka gak sabar dijemput Bu Gita.”

Rion hanya tersenyum menanggapi keantusiasan anak laki-lakinya itu. Setelah selesai berbicara dengan Arka, pria itu bersiap-siap untuk pergi ke kantornya.

Dia menyeduh segelas kopi dan membuat roti panggang sendiri. “Begini banget nasib jomblo, mau sarapan gak ada yang bikinin.” Rion berdialog dengan dirinya sendiri seraya menertawai nasibnya.

Selesai sarapan, Rion membuat pesan untuk Gita disecarik kertas kosong.

Gita, tolong jemput anak saya dirumah pagi ini. Kamu bisa pergi menggunakan taksi online, ongkosnya saya taruh dimeja. Dan dikartu nama saya ada alamat rumahnya.

Terima kasih

Selesai menulis pesan itu, Rion pun pergi berangkat menuju perusahaannya.

Sementara itu pagi ini Gita pergi ke apartemen Rion dengan naik ojek online. Sesampainya di loby apartemen,dia tersenyum ramah pada Pak Burhan.

“Selamat pagi Mba Gita!” sapa Pak Burhan

“Pagi Pak Burhan. Saya keatas dulu Pak.” Gita balas menyapa laki-laki itu. Kemudian dia meminta kunci apartemen kepada Sely. Setelah menaiki lift, Gita pun sampai di unit apartemen bernomor 99 itu. Dia menempelkan kuncinya dan pintu apartemen langsung terbuka.

Gita melihat-lihat kedalam ruangan, terlihat masih bersih, tidak seperti kemarin. Walaupun masih terlihat bersih, Gita tetap menyapu dan mengepel ruangan itu, lalu ia menuju kamar merapihkan tempat tidur dan pakaian yang bergelatakn dibawah. Setelah hampir 1jam, Gita sudah menyelesaikan semua pekerjaannya. Kemudian dia menuju dapur, mencuci beberapa piring kotor bekas makan Rion semalam.

Selesai merapihkan dapur, ia membuka kulkas ternyata hanya berisikan beberapa kaleng bir dan air mineral. Gita mengambil 1botol air mineral kemudian ia duduk menuju meja makan. Matanya menyipit melihat secarik kertas bertuliskan sebuah pesan untuknya dan uang lima ratus ribu rupiah.

Setelah membaca isi pesan tersebut, Gita merapihkan dirinya lagi, lalu keluar dari unit apartemen itu. Gita memesan taksi online dilobby , kemudian tak lama mobil itu pun datang. Setelah memberitahu alamat yang ditujunya kepada supir, Gita pun duduk dengan tenang. Sebenarnya dia sedikit grogi karena akan bertemu dengan anak Rion. Gita juga baru mengetahui ternyata Rion sudah memiliki anak. Hampir satu jam perjalanan akhirnya Gita sampai didepan gerbang sebuah rumah mewah di Timur Jakarta.

Setelah membayar ongkos taksi, Gita menghampiri security rumah mewah itu.

“Permisi Pak, saya Gita, pelayannya Pak Rion, ditugaskan untuk menjemput anaknya Pak Rion.”

Satpam tersebut memperhatikan penampilan Gita dari atas ke bawah dengan tatapan ragu.

“Sebentar ya Mba, saya konfirmasi dulu ke dalam.” Kemudian satpam tersebut masuk kedalam ruangannya dan menelpon rumah. Lalu tak lama ia segera kembali dan membuka kan gerbang untuk Gita.

“Silahkan Masuk, langsung kedalam rumah aja ya, den Arka masih sarapan.”

Gita hanya menganggukan kepala seraya tersenyum ramah pada pria itu.

Ketika Gita hendak mengetuk pintu, ternyata Andro telah membuka pintu terlebih dulu.

“Permisi, saya Gita yang ditugaskan untuk jemput anaknya Pak Rion.” Gita menyapa dengan ramah pria yang ada didihadapannya ini, pria itu menatap Gita dengan tatapan intens, manik coklat milik pria itu beradu pandang dengan manik coklat terang milik Gita. Sesaat mereka saling menatap, tanpa ada kata.

“Ehem ... Andro kamu belum berangkat?” suara Vega menyadarkan keduanya.

Gita pun menjadi salah tingkah, lalu memutus pandangan dengan Andro, kemudian ia tersenyum ramah kepada perempuan yang terlihat lebih tua darinya tapi masih sangat cantik.

“Maaf Bu, saya Gita ...”

“Dia yang mau jemput Arka, Mah.” Andro meneruskan kalimat Gita kepada mamahnya.

“Ooh ... Jadi ini yang namanya Gita, masuk Yuuk, sebentar ya Arka nya masih sarapan,” sahut Vega sambil tersenyum kepada Gita.

Wanita itu mengajak Gita menuju dapur.

“Arka ini lho udah datang mba Gita nya yang mau jemput kamu.”

“Halo Arka,” sapa Gita ramah kepada Arka.

“Halo juga mba, tungguin Arka ya, sebentar lagi Arka selesai sarapannya.” Ucap Arka manis.

“Tenang aja, mba Gita tungguin Arka sampai selesai.” sahut Gita sambil tersenyum manis.

Andro yang sejak tadi tidak bisa melepaskan pandangannya dari Gita, begitu terpesona dengan senyuman wanita cantik itu.  Vega yang memperhatikan tingkah laku anak keduanya itu pun hanya menggelengkan kepala.

“Andro katanya kamu mau pergi, mau jemput pacar kamu yang namanya Stella Stella itu.” Ujar Vega menyindir putranya.

“Ck ... Pacar apa sih Mah, Stella mah bukan pacar aku, dia cuma temen aja kok.” sahut Andro mengelak tuduhan sang mamah.

Vega hanya menggelengkan kepalanya, ia tahu kalau Andro tidak mau mengakuinya karena ada Gita yang baru saja duduk bersama mereka.

“Arka udah selesai, Ayo Mba Gita kita berangkat!” ucap Arka dengan senyuman riang.

“Biar nanti Om Andro ikut anter Arka pake mobil.” seru Andro sambil menyeruput menghabiskan kopi miliknya.

“Lho, katanya semalem kamu gak bisa anter Arka, Dro.” seru sang mamah.

“Oh sekarang bisa kok, aku gak jadi jalan sama Stella, dia udah jalan sama yang lainnya.” Andro mencoba memberi alasan yang masuk akal kepada sang mamah.

Padahal Andro baru saja memutuskan untuk membatalkan kencannya dengan Stella setelah melihat Gita. Andro terpana saat mereka saling menatap didepan pintu rumah tadi. Tentu saja dia tidak akan melepaskan kesempatan untuk bisa mengenal Gita lebih jauh.

“Ya sudah anter pake mobilmu sana, nanti keburu macet dijalan!” ujar sang mamah pada Andro.

“Siap Komandan, laksanakan!”

“Come on Arka, kita pergi ketempat papah kamu, are you ready, Boy?”

“I’m ready captain!”

Andro menggendong Arka dibahunya lalu menuju keluae rumah, Gita dan Vega yang menyaksikan aksi kedua pria berbeda usia itu hanya tersenyum.

“Nak Gita, titip Arka ya!” Vega menepuk bahu Gita hangat.

Gita hanya menggukan kepalanya, “ Saya Permisi, Bu! Assalammu’alaikum!”

“Wa’alaikumussalam, hati-hati ya kalian.” Sahut Vega.

Didalam mobil, Andro sudah menunggu Gita. Arka duduk dibangku tengah bersama mainannya. Gita ingin duduk ditengah menemani Arka, tapi tiba-tiba Andro menginterupsinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status