Share

MENJENGUK AKASH

Author: LilyAnnie
last update Last Updated: 2025-07-19 10:08:56

Asha menatap anak remaja yang bersujud di depannya, ia menarik kakinya agar tidak disentuh sembarangan. “Kamu siapa?” tanya Asha.

“Saya Bagas, anak pak Agus. Saya minta maaf karena Bapak saya, Pak Akash jadi ikut kecelakaan dan sekarang malah lebih parah dari Bapak saya, saya mewakili Bapak saya minta maaf Bu.”

Asha menghela nafas dan melirik pada Maha, berharap kakak iparnya itu paham kalau dia tidak suka dengan situasi saat itu.

Maha bergerak, ia membantu anak laki-laki berusia belasan itu berdiri dan duduk berselang satu bangku dari Asha duduk.

“Kamu gak perlu minta maaf, ini semua kecelakaan yang gak disengaja. Suami saya cuma berusaha melakukan tugasnya,” ucap Asha.

“Tapi kalau Pak Akash gak nolong Bapak, mungkin beliau gak akan masuk rumah sakit seperti sekarang. Pasti—”

“Takdir,” potong Asha. “Itu semua sudah takdir, jadi tolong jangan merasa bersalah. Bapak kamu gimana kondisinya?” Remaja bernama Bagas yang sejak tadi menundukkan kepalanya, akhirnya berani angkat kepala–menata
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   ENDING

    Siapa sangka pernikahan Akash dan Asha yang dimulai dengan niat untuk melunasi hutang Kinasih, dan berniat diakhiri dalam waktu satu tahun ternyata bisa bertahan hingga 10 tahun.Dalam satu dekade itu, mereka dikaruniai dua orang pangeran dalam hidup mereka. Atha yang penyayang dan perhatian, serta Kael yang lucu dan menggemaskan. Keduanya, lahir dari sebuah hubungan yang dulunya tidak diharapkan.Dan kini, setelah sepuluh tahun berlalu, ternyata biduk rumah tangga itu bisa dipertahankan.Dua hari di Jogja menjadi hadiah ulang tahun pernikahan yang indah untuk Asha dari Akash. Waktu terasa diberikan khusus untuk mereka—waktu yang selama ini nyaris tak pernah mereka miliki tanpa distraksi, tanpa suara anak-anak, tanpa pekerjaan yang mengejar dari segala arah.Makan malam yang indah, perjalanan siang yang menyenangkan, obrolan yang hangat, wajah yang terus tersenyum, tawa lebar dan gurauan yang selalu membuat suasana terasa jauh lebih hidup.“Mas,” panggil Asha dengan penuh kelembutan.

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   SAINGAN BARU UNTUK ASHA

    “Mas, ini—”Kalimat Asha terhenti saat merasakan kedua tangan Akash melingkar di pinggangnya. Sementara dagu pria itu bertahta di bahu kirinya.“It’s our honey moon, right?” bisiknya. Asha mengangguk pelan menjawab ucapan Akash. “Dan ini akan jadi kamar honeymoon kita, sayang.”Asha memejamkan matanya, suara Akash di telinganya terdengar berat, ia tahu kemana arahnya ini semua. Tapi, apa tidak berlebihan pikirnya? Kamar ini benar-benar dihias seperti kamar pengantin baru.Di atas kasur, taburan kelopak mawar membentuk pola hati yang sederhana namun penuh makna. Tepat di tengahnya, ada sebuah kotak kecil berwarna ivory, dibungkus pita emas tipis yang berkilau.“Mas,”

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   MAKAN MALAM

    Angin malam berhembus lembut, lampu kota mulai berkelip di kejauhan—siluet Malioboro dan jalanan Jogja di malam hari tampak redup indah dari ketinggian. Mereka duduk di meja kecil di sudut rooftop, di salah satu hotel di Jogja. Satu meja sudah dihias dengan lilin pelan yang berkelip, menciptakan atmosfer hangat dan intim.“Mas,” ucap Asha dengan suara tenang.“Kenapa, Sayang?” jawab Akash.“Ini … kita liburan berdua, anak-anak gimana?” tanya Asha.Sejujurnya, dia masih kaget dengan semua ini. Tiba-tiba dibawa ke Jogja dengan alasan pekerjaan, tapi ternyata malah liburan dalam rangka anniversary. Tentu dia akan memikirkan kondisi kedua putranya di Jakarta.Akash mengulas senyum. “Jangan khawatir, mereka tahu kok kita liburan. Mereka juga lagi liburan di rumah Oma dan Opanya.”Asha berdecak pelan. “Kenapa gak sekalian diajak aja sih? Kan seru liburan rame-rame,” ucap Asha, dengan wajah sedikit cemberut.Pria yang kini berusia 38 tahun itu mengusap lembut tangan istrinya. “Ada masanya ki

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   HAPPY ANNIVERSARY

    Sesampainya di bandara, keduanya segera melakukan check in. Asha sedikit kebingungan, “Kok langsung check in?” pikirnya. Padahal sebelumnya mereka tidak ada rencana untuk berangkat, lalu … kenapa tiba-tiba bisa check ini? Tiketnya dari mana?Lalu kebingungan berikutnya terjadi, ketika mendengar pengumuman yang meminta penumpang pesawat menuju Jogja segera naik ke pesawat.“Jogja?” tanya Asha dalam hatinya. “Emang kita ada klien dari Jogja? Siapa?”Tapi, sama seperti sebelumnya, Asha tidak bertanya banyak. Dia menurut saja, apalagi saat itu dia melihat wajah Akash sudah cukup lelah.Sepanjang perjalanan, Asha memilih diam meski ada banyak pertanyaan di kepalanya. Bahkan dia sedang berpikir apa yang akan dibahas dengan klien nanti? Kontrak? Masalah? Atau apa?Saat pesawat mendarat di Bandara Adisutjipto, Akash justru lebih tenang. Seseorang sudah menunggu mereka di bagian kedatangan. Seorang pria yang langsung menyerahkan kunci mobil pada Akash.“Ayo sayang,” ajak Akash sambil menggengg

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   MENUJU 1 DEKADE

    Atha akhirnya masuk ke ruangan ayahnya setelah rapat selesai dan rekan kerjanya meninggalkan ruangan. Pria kecil itu terlihat antusias menceritakan teman-teman barunya yang lebih banyak dibanding saat di TK. Ia juga menunjukkan apa yang digambarnya di sekolah. Gambar dirinya dan Fadlan, teman barunya yang juga suka menggambar.Sementara Atha bercerita banyak, Akash setia mendengarkan. Sesekali ia menanggapi dengan kata ‘Wah, keren atau maa syaa Allah.’Ada rasa lega di hati Akash dan Atha saat melihat binar di mata putra mereka, belum lagi semangatnya bercerita, senyumnya, tawanya. Pria kecil itu baru berhenti bicara setelah dia lelah, menguap beberapa kali dan berakhir berbaring di atas sofa panjang.“Sepertinya dia happy,” ucap Akash.Asha mengangguk sambil meletakkan kopi di atas meja kerja Akash. Wangi kopi menguar, mengundang pria berkacamata itu segera menyesapnya.“Ah, akhirnya bisa minum kopi hari ini,” kekehnya.Kening Asha mengernyit. “Memang hari ini belum minum kopi?”A

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   BERKUNJUNG KE KANTOR AYAH

    Waktu menunjuk pukul sebelas siang, saat anak-anak dari kelas 1 Hasan keluar. Mereka berlari ke satu arah, ke tempat para orang tua menunggu mereka. Di antara semua anak itu, ada Atha yang berlari sambil berteriak.“Bunda!” tangannya terentang lebar.Sementara Asha spontan berjongkok dengan tangan yang tidak kalah lebarnya. Saat mereka bertemu, keduanya saling berpelukan.Asha pikir, Atha akan kehabisan energinya, ternyata … energinya masih sama seperti pagi tadi. Wajah anak berumur 6.5 tahun itu tampak begitu bahagia, matanya berbinar, dan dia tepat setelah pelukannya melonggar dia tidak segan bercerita tentang banyak hal.Tentang kelas barunya, banyak temannya, gurunya yang ramah. Dan Asha bersyukur, karena Atha ternyata bisa berbaur dengan begitu mudahnya dengan lingkungan barunya.“Mau langsung pulang? Atau—”“Ke kantor ayah yuk Bun, Atha mau cerita soal sekolah Atha ke Ayah.”Asha tidak menolak, mereka berjalan sambil bergandeng tangan menuju parkiran. Di sana supir kantor yang d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status