“Lagu ini saya persembahkan untuk perempuan yang telah meluluhkan hati saya, perempuan yang telah bersabar menghadapi segala kekurangan yang saya punya. Perempuan yang tidak pernah menyerah dengan segala keegoisan saya,” ungkap Akash.
Tiap tamu saling lihat ke kanan kiri, seolah mencari siapa wanita yang dimaksud.
“Dia ada di sana.”
Akash menunjuk ke arah Asha berdiri, sayangnya para tamu tidak hanya melihat Asha tapi juga Amora di sana. Hingga beberapa orang mengira Akash akan menyanyikan satu lagu untuk Amora, termasuk Amora sendiri.
Amora tersenyum simpul, ia melangkah mendekat ke arah panggung dan membuat banyak pasang mata makin yakin kalau pria yang ada di panggung itu akan menyanyi untuknya. Bahkan Asha yang tadinya yakin pada Akash p
Adrian Bramantyo–Ayah dari Amora Chandrakirana datang ke CMP untuk memenuhi undangan Chakra. Tidak pernah terbersit dalam kepalanya akan mendapat undangan dari Chakra. Dulu sekali, dia cukup sering datang ke CMP untuk bertemu dengan Shandy–sahabat lamanya, terutama setelah rencana pertunangan Akash dan Amora tercetus. Tapi setelah pertunangan itu ditolak mentah-mentah oleh Akash, sejak itu hubungannya dengan Shandy cukup renggang.Tapi setelah mengetahui apa alasan Chakra memanggilnya dan memintanya datang sendiri, Adrian meradang.“Pak Chakra, apa kau ingin menuduh putriku telah melukai menantumu?” tanya Adrian dengan nada penuh penekanan.Adrian benar-benar tersulut emosinya saat mendengar ucapan Chakra yang mengatakan kalau Amora telah melukai Asha secara sengaja.
Cantika benar-benar tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Sekarang, dia mulai bisa menarik benang merah yang kusut di dalam kepalanya. Bagaimana hubungan yang terlihat serasi di depan orang banyak saat itu tiba-tiba kandas tanpa alasan.Banyak desas-desus yang terdengar setiap reuni datang. Tentang Amora dan Akash yang tiba-tiba putus. Dari berita Akash punya pacar lain, Amora punya gebetan baru atau sekedar mereka berdua ingin rehat saja dari hubungan asmara.Tidak pernah ada yang tahu alasan sebenarnya apa, termasuk Cantika yang terbilang dekat dengan Akash.Baru kali ini dia mendengar kisah yang sebenarnya. Pantas saja setiap ada reuni Akash lebih memilih pergi lebih dulu dari tempat acara setiap kali melihat kedatangan Amora. Dia tidak pernah burkat apappun, setiap ditanya kenapa. Bahkan setiap ada yang bilang dia gamon karena Amora selalu membawa gandengan baru ke acara reuni, dia juga tidak pernah menanggapi.“Sejak mereka putus, Akash gak pernah kelihatan dekat dengan peremp
Senja belum sepenuhnya jatuh ketika Cantika berdiri gelisah di pojok sebuah kafe kecil yang tak jauh dari kantor tempat Farid bekerja. Jemarinya yang dingin menggenggam gelas kopi, matanya terus menatap pintu masuk, berharap pria itu segera datang.Setelah mendengar pengakuan Amora, ia menjadi tidak tenang. Ia seperti merasa dihantui rasa takut. Apalagi setelah semalam dia mendapat kabar dari ayahnya kalau Asha berada di ICU dan belum sadarkan diri setelah kejadian itu. Belum lagi, bayi kecilnya lahir prematur dan saat ini berjuang di ruang NICU.Setelah cukup lama menunggu, Farid akhirnya muncul, mengenakan kemeja biru langit yang sedikit kusut dan wajah lelah yang tak bisa ia sembunyikan. Ia tersenyum kecil melihat Cantika, lalu duduk di hadapannya tanpa banyak kata.“Ada apa, tumben ngajak ketemu?” ta
Cantika yang sedang sibuk dengan pekerjaan di ruang kerjanya terkejut melihat sosok Amora berdiri di depan pintu. Wajah perempuan itu terlihat pucat dan gelisah. Merasa Amora sedang kebingungan, ia akhirnya mengakhiri pekerjaannya dan mengajak Amora masuk.“Mor, ada apa? Kok tegang begitu?” tanyanya.Amora duduk di sofa lalu menyesap teh yang baru saja disajikan OB di atas meja. “Aku rasa aku baru saja melenyapkan nyawa seseorang,” lirihnyaCantika terdiam, otaknya seperti tidak bekerja saat itu. “Maksudnya? Siapa?”“Asha.” Jawaban pendek Amora membuat Cantika menutup mulutnya dengan kedua tangan.Amora lalu menceritakan apa ya
Bayi mungil dengan berat 2.1kg terbaring dalam inkubator transparan. Tubuhnya dibalut popok kecil, kabel dan selang melekat di kulit tipisnya. Ada masker oksigen kecil di wajahnya. Mesin ventilator berdengung pelan, membantu nafas mungilnya bertahan di dunia yang terlalu cepat menyambutnya.Seorang perawat menulis data bayi kecil itu di papan status:Nama bayi: Bayi Nyonya AshaUsia kehamilan saat lahir: 34 mingguKondisi saat lahir: Prematur, Respiratory DistressTindakan: CPAP, pemberian surfaktan, observasi saturasi, nutrisi melalui selang (NGT)
Pintu IGD terbuka dengan cepat saat petugas medis mendorong ranjang Asha masuk. Wajahnya pucat, sejak dari rumah tadi dia sudah tidak sadarkan diri, darah terlihat mengalir dari balik gamisnya. Kinasih dan Amerta hanya bisa menangis saling menguatkan. Sementara Nadia yang sejatinya mulai membenci Asha tiba-tiba merasa iba.Dia memang tidak menyukai hubungan Akash dan Asha. Dia juga ingin melihat Asha menderita, tapi melihat perempuan yang pernah menjadi teman untuk saling berbagi setahun lalu membuatnya cukup shock. Dia berdiri mematung di depan ruang IGD, kepalanya ikut penuh. Ia lalu melihat Kinasih dan Amerta yang masih tergugu, kedua tangan mereka bertaut saling menggenggam.Kedua wanita itu tampak begitu terpukul dengan kondisi Asha saat itu. Amerta yang biasa terlihat tegar, hari ini terlihat jadi makhluk paling rapuh. Sepanjang perjalanan dia hanya menan