Share

S2 - BAB 7

7.

Semilir angin sore berembus syahdu. Menemaniku yang sedang duduk di bangku kayu di bawah pohon angsana yang rindang. Terhampar halaman yang luas di depanku, dan kurang lebih limapuluh meter dari sini merupakan gapura pembatas area putra dan putri.

Satu tahun sudah berlalu sejka Fanisa mengutarakan keinginan abangnya untuk meminta kesempatan padaku. Sejak hari itu pula kudengar  lelaki bernama Elang itu sudah tidak menjadi santri di pondok ini lagi. Setelah tahu bahwa Elang mengikutiku ke mari, tentu aku mencari tahu tentangnya, tetapi pihak pondok mengatakan jika lelaki itu sudah tidak lagi di sini.

Entah. Aku tidak tahu alasannya. Hanya saja, aku memang tidak memberikannya kesempatan seperti yang dia minta. Karena untuk apa? Jika untu bertanggungjawab, tentu sudah begitu lama kejadian itu berlalu. Darah dagingnya sudah berusia 12 tahun sekarang. Lalu untuk apa kesempatan yang dia minta? Putrinya bahkan sudah bahagia tinggal bersama Rafk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status