Share

6.

"Halo, aku sedang sarapan. Tidak, lanjutkan saja." Kelana menerima telepon sambil melihat ke arah Marlina.

"Apakah itu Kanaya?" Marlina mencoba memastikan. "Kamu tahu, kalian tidak perlu sungkan, aku tahu kalian teman dekat."

"Apa maksudmu?" Kelana sedikit meninggikan nada suaranya. "Kenapa aku harus sungkan, Sudah menikah atau tidak, aku bebas menerima telepon dari siapapun. Aku hanya melihat kearahmu karena ada nasi menempel diwajahmu."

"Hah, apa." Marlina langsung meraba-raba wajahnya mencoba mencari nasi yang masih menempel di wajahnya. "Bukankah ucapanmu tadi sedikit keterlaluan, apa kau tidak memandangku sebagai istrimu?"

"Apa kau punya hak untuk berkata seperti itu? Kau setuju menerima pernikahan ini karena uang kan, bahkan kau dengan berani meminta mama untuk melunasi semua hutang-hutang keluargamu. Aku kira kau gadis yang lugu, tapi ternyata kau lebih licik dari dugaanku. Kau sudah lihat seberapa banyak harta yang sudah kamu dapatkan setelah menikah denganku?" Kelana denga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status