"Kalau nggak mau sakit, ya jangan nikah sama seleb. Resikonya bisa makan hati setiap hari, setiap detik malah,"
Suara itu jelas mengagetkan Raline yang kini tengah duduk di bangku rotan di tepi kolam renang.
Suara Bayu.
"Nih, minum dulu biar bisa lebih rileks," Bayu menawarkan satu gelas coklat hangat yang sengaja di buat sendiri olehnya untuk Raline.
Raline menerimanya dengan senang hati. Bayu masih ingat minuman kesukaan Raline. Yaitu, segala macam minuman yang berbau coklat. Apalagi itu coklat murni.
"Makasih ya,"
Penthouse International Club. Sebuah club malam yang terletak di pusat Jakarta, yang menawarkan semarak dunia malam yang penuh hingar bingar. Kepiawaian para DJ seksi dalam menciptakan music dengan kualitas audio terbaik, para penari latar yang berbusana minim, serta lantai dansa yang sangat luas, cukup menawarkan sensasi dunia malam nan erotis, yang tak akan terlupakan bagi para pengunjungnya yang kebanyakan berasal dari kaum remaja dan dewasa. Seorang laki-laki berkemeja hitam dengan bagian lengan kemeja yang tergulung sampai siku dan beberapa kancing bagian atasnya yang sengaja dia lepas, hingga memperlihatkan sebagian dada kekarnya yang mulus, terlihat sangat menikmati suasana sekitar. Sampai detik ini kesadarannya masih penuh, karena dia baru menghabiskan satu botol minuman ke
Semalam, sesampainya Marcel dan Kiara di rumahnya. Marcel mendapatkan kenyataan buruk, saat tiba-tiba Kiara yang dalam keadaan tidak sadar justru malah jackpot dalam pelukannya saat dirinya hendak membawa Kiara ke dalam kamar tamu. Jadilah, dia harus membereskan semua cairan berbau asam yang memenuhi sebagian pakaiannya dan pakaian Kiara. Sebab itulah, Marcel menggantikan pakaian Kiara dengan kemeja miliknya. Dia tidak setega itu, membiarkan tubuh Kiara yang kotor dan berbau akibat terkena muntahannya sendiri lalu dibiarkan tidur begitu saja, sebab Marcel adalah salah satu pria yang cinta dengan kebersihan dan segala halnya yang harus sempurna di matanya. "Ihhh brengsekkk!!! Sekarang jawab yang jujur, lo bener cuma gantiin baju gue doang? Nggak berbuat aneh-anehkan?" Kiara merasa harus memastikan kembali bahwa
"Karena Raline mikirin Basti yang sekarang lagi asik berduaan sama Anggun di Semarang, iyakan Lin?" Bayu tersenyum puas di akhir kalimatnya. Dari cara Bayu menatapnya kali ini, Raline benar-benar tidak suka. Helen tertawa pelan. "Ya ampun, sayang... Basti itukan sedang shooting di sana, bukan pacaran apalagi selingkuh. Percaya deh sama Mamih, Basti itu tipe laki-laki setia. Dia nggak mungkin khianatin kamu. Ternyata kamu lucu juga ya, Lin. Polos betulan ternyata menantu Mamih ini," Helen berusaha untuk menghibur Raline, sebab dia tahu persis apa yang di rasakan Raline sekarang. "Raline sayang, perlu kamu tahu, dulu itu Mamih juga seorang aktris, kamu pasti tahukan? Film Mamih itu banyak loh, dan semua piala
Hari ini adalah hari terakhir Basti di Semarang, karena besok mereka sudah harus kembali ke Jakarta sampai proses shooting selanjutnya dilaksanakan. Ada kemungkinan proses shooting selanjutnya akan di adakan di daratan eropa, yang rencananya akan memakan waktu hingga berbulan-bulan. Dan itu artinya, Basti harus mempersiapkan diri untuk kembali berpisah dengan Raline, nanti. Jadwal shooting hari ini sudah selesai sejak pukul 20.30 WIB tadi. Dan rencanya, malam ini, Basti dan Aksel ingin berjalan-jalan keliling kota Semarang untuk sekedar cuci mata atau membeli oleh-oleh khas kota Venetie Van Java itu. Kini, mereka sedang berada di Kawasan Simpang Lima, Semarang dan ingin menuju Tugu Muda. Mereka melewati sebuah jalan yang diberi nama jalan Pandanaran. Jalan yang berada di tengah-tengah kota Semarang ini merupakan sentra jajanan oleh-oleh khas Semarang. Di tempat inilah makanan khas Semarang seperti lumpia,
Raline keguguran. Dan menurut penuturan dokter spesialis kandungan yang menangani Raline, keguguran yang di alami Raline itu bersifat di sengaja atau mungkin disebabkan ketidaktahuan sang Ibu terhadap hal apa saja yang harus dihindari untuk di konsumsi oleh ibu hamil. "Saya menemukan begitu banyak kandungan zat kimia yang sifatnya beracun dalam tubuh Janin yang dikandung Nona Raline. Dan zat-zat itu berasal dari makanan yang tidak higienis, tidak matang, atau bahkan mentah. Selain itu saya menemukan kandungan bromelain yang sangat tinggi, hingga menyebabkan pelunakkan leher rahim. Dan itulah yang memicu kontraksi pada rahim hingga menyebabkan pendarahan dan akhirnya terjadilah keguguran. Kondisi janin Nona Raline terlihat cukup memprihatinkan bagi saya. Dan yang menjadi pertanyaan saya, apa selama ini Nona Rali
"Non Raline keguguran, Tuan. Sekarang, Nyonya Helen dan Tuan Bayu sedang di rumah sakit. Saya baru selesai mengemas pakaian Non Raline untuk di bawa ke rumah sakit, tapi barusan Nyonya Helen telepon, suruh saya nggak usah ke rumah sakit, soalnya Non Raline nggak jadi di rawat, langsung pulang malam ini," Suara Mbok Asih selaku asisten rumah tangganya terus menggema di telinga. Dunianya berputar tak menentu. Dirinya kian linglung. Kakinya yang mulai gemetaran langsung berderap merangkak mencari sandaran untuk menopang tubuhnya yang seakan begitu berat. TIDAK! INI TIDAK BOLEH TERJADI! ANAKKU... Basti
"Aku gendong kamu sampai ke kamar, ya Lin?" Bayu menawarkan pertolongannya pada Raline saat mereka sudah sampai di kediamannya. Rani dan Ibnu tidak ikut serta sebab Helen meyakinkan mereka bahwa Raline akan baik-baik saja di bawah pengawasan Helen. "Nggak usah, aku naik kursi roda aja," tolak Raline pelan. Helen dan Bayu membantu Raline untuk turun dari mobil dan mendudukan Raline di kursi roda yang telah di siapkan Hans, Ajudan Helen. Raline meringis sekali lagi, menahan sakit di bagian perutnya. Proses kuretase tadi benar-benar menyiksanya. Sangat menyakitkan. Raline merasa perutnya seperti di mixer dari dalam. Sakitnya sungguh tak tertahankan. Tapi, Raline tak bisa menyembunyikan kelegaan di hatinya saat ini, meski dia akui, dia merasa sangat jahat.
Seumur hidup, Basti tak akan pernah melupakan kejadian itu. Meski saat itu dia hanya tahu sebatas rasa ketidaksukaan melihat ibunya diperlakukan kasar. Namun seiring bertambahnya usia, perlahan Basti mulai mengerti, bahwa selama ini, Ibunya tengah bermain gila dengan laki-laki lain, yang merupakan Om Basti sendiri. Adik dari Jonas. Kekecewaan Basti terhadap Helen pun semakin menjadi. Hingga detik ini. "Tidak Basti. Percaya pada Mamih, Mamih ingin berubah. Maafkan Mamih, Nak. Beri Mamih kesempatan ya, sayang?" tangan Helen hendak menangkup ke dua pipi Basti, namun tubuhnya lebih dulu di dorong oleh Basti. Meski hanya dorongan pelan, tapi kondisi Helen yang mulai terguncang membuatnya limbung dan kehilangan pijakan. Bayu yang melihat ibunya d