Share

Dilema

"Darimana aja kamu, Nda? Jam segini baru pulang."

Baru saja aku menutup pintu mobil langsung disambut suara yang memekakan telinga. Aku menoleh ke arah Mas Ilham hendak menjawab pertanyaannya, tapi belum juga kujawab dia sudah kembali bersuara. "Maksud kamu apa nyuruh-nyuruh Titin buat ngusir Riana, hah?"

Yang membuat dia emosi bukan karena aku telat pulang, tapi Riana yang terusir. Aku harus terbiasa dengan keadaan ini sebelum palu pengadilan diketuk. Kini di hatinya hanya ada Riana.

"Sudah sepantasnya," jawabku datar kemudian berlalu meninggalkannya yang berdiri di ambang pintu penghubung garasi dan dapur.

"Kamu benar-benar keterlaluan, Nda!" bentaknya. Aku tak menghiraukannya. Segera kubersihkan diri di kamar mandi, kemudian bersujud kepada Sang Pemilik hati. Kuadukan segala pahit getir yang mendera jiwa.

Malam semakin merayap. Rumah ini pun semakin sunyi bagai tak berpenghuni. Kumelangkah keluar kamar. Menyalakan televisi di ruang keluarga. Lebih tepatnya bekas ruang keluarga. Ter
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status