Share

Kopi Pahit

Tempat parkir adalah satu-satunya tempat yang ingin kutuju setelah mengetahui saldo rekening Mas Ilham. Bisa-bisanya dia masih meminta uang padaku. Sayang sekali kah dia mengeluarkan uang untuk ibunya sendiri? Atau uang itu dia rencanakan untuk keperluan gundiknya?

Kutelpon Sintya mengabarkan kalau aku mau langsung pulang.

"Ya, Mba?"

"Sin, Mba mau langsung pulang. Kamu enggak apa-apa cuma berdua dengan Mas Ilham?"

"Iya, Mba. Enggak apa-apa. Mba Mayang istirahat dulu aja. Besok kerja kan?"

"Iya, Sin. Kalau ada apa-apa kamu kabari Mba ya?"

"Iya, Mba. Mba Mayang hati-hati ya. Ini sudah malam sekali, hampir dini hari malah."

"Iya, makasih ya, Sin."

Sungguh aku sudah sangat tidak ingin melihat wajah lelaki tamak itu lagi. Hatiku sangat sakit. Bahkan di saat seperti ini pun dia masih berpikir untuk membohongiku. Apa sebenarnya yang ada dipikiran laki-laki itu?

Selanjang jalan air mata ini terus mengalir. Rasanya nlangsa, berkali-kali diri ini dibohongi. Terlalu bodohkah aku selama ini? Pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
makanya jgn jadi istri yg menye2 dan terlalu menganggap diri sempurna. daon muda lebih krenyes daripada daun tua yg alot
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu blokir dulu tlon s ilham dn kmu cpt2 beresin uang2 d toko mu suru tranfer semua k rekening mu mayang suru kepercayaan mu yg ada d toko jangan sampe ilham ngambil uang dr sana lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status