Share

Bab 18

"Ka-kamu bilang apa tadi, Ay?" tanya Akbar.

Aku tersadar dari lamunan karena tidak menyangka Akbar akan mendengar gumaman tadi, kemudian salah paham. Aku tahu, dia pasti ingin memperjelas pendengarannya.

Kasihan juga kalau aku jujur padanya perihal hati yang telah jatuh cinta pada lelaki lain jauh sebelum menikah dengannya. Sementara kalau bohong, semua orang tidak ingin hidup dalam sandiwara.

Bahkan aku, lebih baik jujur asal itu benar daripada dicintai dalam kebohongan.

"Itu ...." Aku menelan saliva karena lidah terasa kelu.

"Kamu bilang ...?"

"Hubby, aku mencintaimu," lanjutku jujur.

Akbar merekahkan senyum. Dia pasti semakin gede rasa, terbaca dari wajahnya yang merona malu. Sekarang dia memegang tanganku. "Terimakasih telah mau mencintaiku, Ay."

***

Sementara Akbar sedang mandi, aku segera menyiapkan pakaian kerjanya lengkap sampai dasi dan sepatu. Setelah itu menyusul si Mbok di dapur membantu menyiapkan sarapan pagi.

Waktu bergulir begitu cepat ketika Akbar memanggilku ke kamar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status