Alexander menatap Arum yang sedang berjongkok di bawah."Ada apa nak, kenapa kau ada di bawah?" Tanya Alexander dengan membantu Arum untuk berdiri."Baju mu juga kotor..." Ucap Alexander saat melihat baju Arum yang terkena tepung."Tidak papa Tuan..." Ucap Arum.Semua pelayan di sini menatap Alexander dan Arum dengan penasaran.Kenapa mereka terlihat sangat dekat."Apa Arum juga jadi simpanannya Tuan Alexander?" Bisik beberapa pelayan."Iya sepertinya dia bukan cuma menggoda Tuan Jack tapi juga ayahnya..." Ucap pelayan yang lainnya.Mereka semakin mengata-ngatai Arum."Apa Jack masih menjadikan mu pembantu?" Tanya Alexander tidak percaya.Padahal Alexander sudah bilang ke Jack untuk memperlakukan Arum dengan baik."Saya hanya menolong seperlunya saja..." Ucap Arum."Tetap saja kau tidak boleh bekerja Arum, kau kan sedang hamil, jadi tidak boleh terlalu lelah...." Ucap Alexander.Semua pelayan langsung melebarkan matanya terkejut, jadi Ayah nya Jack juga tau kalau Arum sedang hamil.Mem
Jack mengepalkan tangannya dengan kuat, dia langsung membalik badannya menghadap ke arah Alexander."Berani-beraninya kau..." Ucap Jack dengan menatap Alexander tajam.Berani-beraninya Alexander membongkar rahasia Jack.Padahal dia sudah janji untuk merahasiakan nya.Semua orang masih shock saat mendengar fakta bahwa Arum adalah istri Jack."Kau jadikan Arum pembantu, padahal dia sedang hamil anak mu Jack, apa kau tidak khawatir sedikit pun?" Alexander mulai menurunkan nada bicaranya.Napas Jack naik turun menahan emosi, Jack sangat marah sekarang.Jack berjalan cepat ke arah Alexander."KAU!" Teriak Jack dengan menunjuk wajah Alexander.Sean yang melihat Jack ingin memukul ayahnya, langsung menahan tangan Alexander."Jangan Tuan..." Ucap Sean dengan memegang tangan Jack.Kalau di biarkan bisa babak belur Alexander nanti oleh Jack."Dia Ayah mu..." Ujar Sean, jangan sampai Jack menghajar ayahnya sendiri.Jack menepis dengan kasar tangan Sean.Buk.Jack memukul meja yang ada di dekatnya
Arum duduk di sofa yang ada di dalam kamar Jack.Sedangkan Jack duduk di atas meja yang tepat berada di depan Arum.Jack menyilangkan tangan nya di dada, dia menatap Arum dengan tajam.Arum memainkan jari-jari tangannya dengan gugup. Tidak ada yang bicara sama sekali. Karena Jack diam saja dari tadi, dan Arum terlalu takut untuk membuka suaranya.Arum tau Jack sedang emosi sekarang.Dan Arum yakin kalau Jack mau memarahinya.Satu, dua menit, bahkan sampai sepuluh menit Jack tidak kunjung bicara juga.Karena terlalu lama diam dan menunggu, Arum pun memberanikan diri mengangkat wajahnya.Arum menatap Jack yang juga sedang menatap nya dengan wajah datarnya."Aku tidak tau, kenapa Tuan Alexander bicara begitu...," Ujar Arum lirih.Arum tidak mau di salahkan, Arum yakin Jack pasti marah karena semua orang akhirnya tau tentang pernikahan mereka."Sungguh aku juga tidak mau semua orang tau tentang pernikahan kita, tolong jangan memarahi ku atau menghukum ku,..." Ucap Arum dengan mata yang
Pagi-pagi sekali Arum sudah bangun, dan sekarang dia pun sudah selesai mandi.Arum mengeringkan rambutnya dengan handuk.Dia berjalan ke depan cermin."Wah sudah terlihat..." Ucap Arum dengan mengusap perutnya.Perut Arum sudah terlihat membuncit.Wajar saja kandungannya sudah masuk empat bulan.Arum merasa anaknya sangat baik, Arum jarang sekali muntah, apalagi ingin makan sesuatu. Cuman dia lebih sering ngemil saja.Arum melihat pipinya yang terlihat semakin cabi saja.Arum tersenyum senang, dia mengelus perut nya."Anak baik..." Ujar Arum.Arum kembali mengeringkan rambutnya, setelah itu dia menyisir rambutnya.Setelah siap Arum berjalan keluar kamar dari kamarnya. Seperti biasa Arum haru pergi ke kamar Jack.Arum pun berjalan menuju kamar Jack, setelah sampai di depan pintu kamar Jack Arum berhenti sebentar.Arum menarik napas dalam, lalu menghembuskan nya.Setelah ke jadian kemarin Arum sama sekali tidak keluar dari kamar, dia mengurung dirinya di kamar.Semoga pagi ini Jack tida
Setelah selesai sarapan Arum di ajak Sean untuk mengobrol di taman yang ada di depan Mansion Jack.Baru kali ini mereka bicara berdua dengan serius seperti ini."Jadi Jack ke Amerika bukan karena pekerjaan?.." Tanya Arum lagi."Bukan, Jack tidak ada kerjaan di sana. Tadi dia tidak bilang apa-apa, dia hanya menitip kan pekerjaannya saja kepada ku..." Ucap Sean.Sean saja terkejut pas Jack bilang ingin ke Amerika."Sudah lama dia tidak begini..." Ucap Sean.Membuat Arum menoleh ke arah Sean."Maksudnya?" Tanya Arum."Walaupun dia tidak bilang apa-apa, tapi aku tau, setiap kali dia pergi keluar negri, pasti dia ingin menenangkan diri nya dulu....." Ucap Sean."Apa mungkin ada hubungannya dengan kejadian kemarin..." Tebak Arum.Arum takut Jack merasa terganggu karena hubungan mereka terungkap, Jack mungkin saja malu, karena orang-orang tau Arum itu istrinya."Mungkin saja..." Ucap Sean.Membuat Arum semakin merasa bersalah."Dulu, Jack juga pernah tinggal di luar negri selama berbulan-bul
Pikiran Arum terus di penuhi tentang Jack, kenapa Jack pergi dari rumah. Arum terus saja bertanya-tanya, tapi Arum tetap tidak mendapatkan jawabannya.Terus soal Ibunya Jack, Arum tidak menyangka ternyata seperti itu cerita keluarga nya Jack.Di balik sosok Jack yang kuat, pasti tersimpan banyak kesedihan di hatinya.Ayahnya Jack selingkuh, terus ibunya meninggal bunuh diri. Kalau Arum jadi Jack, Arum pasti tidak sanggup menjalankan semuanya.Jadi Jack sering bangun pagi, bukan karena dia suka bangun pagi. Tapi karena dia sering mimpi buruk tentang Ibunya. Jack pasti punya rasa trauma nya sendiri.Arum menghembuskan napasnya berat, entah mengapa setelah mengetahui semua fakta tentang Jack. Arum jadi ingin selalu ada di sebelah Jack. Tapi Arum sadar walaupun Arum istri Jack, dia tetap tidak punya hak apapun atas diri Jack.Arum mengusap perutnya."Doa in Papah kamu ya nak, semoga dia baik-baik aja..." Ucap Arum bicara dengan anaknya.Arum menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang, dia j
Sudah seminggu Jack pergi dari rumah, dan sampai sekarang Jack tidak pulang juga.Perasaan Arum semakin tidak karuan rasanya. Berapa lama Jack akan pergi, banyak pertanyaan di benak Arum.Apalagi kata Sean sudah seminggu Jack tidak bisa di hubungi juga. Membuat perasaan Arum semakin gelisah saja."Arum..." Panggil Diana, namun Arum tidak kunjung menyahut juga."ARUM..." Teriak Diana dengan menggoyang bahu Arum.Membuat Arum terkejut."Ya ampun Di, nggak usah teriak-teriak..." Ucap Arum dengan mengusap kupingnya, kuping Arum pengang rasanya karena teriakan Diana."Ya habisnya kamu ngelamun terus di panggil nggak nyahut-nyahut..." Ucap Diana.Diana heran kenapa Arum hobi sekali melamun sekarang."Nih lihat rambut kamu udah jadi..." Ucap Diana dengan memberikan kaca ke Arum.Arum langsung melihat ke kaca itu, dia memegang rambutnya yang di potong pendek oleh Diana."Bagus banget..." Puji Arum.Rambut Arum jadi lebih rapi."Wah.. kamu emang jago motong rambut Di..." Ucap Arum senang.Ram
Arum berjalan menuju kamar Jack, dia masuk kedalam lift. Perasaan Arum sudah tidak menentu rasanya.Ting.Pintu lift pun terbuka, Arum pun keluar dari lift, dia berjalan ke pintu kamar Jack.Tok.Tok.Arum mengetuk pintu kamar Jack."Masuk.." terdengar suara Jack dari dalam.Arum menyiapkan mentalnya dulu, sebelum masuk kedalam kamar Jack.Arum menarik napasnya dalam, lalu menghembuskan nya perlahan, supaya dia tenang.Setelah merasa berani, barulah Arum membuka pintu kamar Jack.Ceklek.Arum membuka pintu kamar Jack.Arum melihat Jack yang sedang duduk di dekat jendela kamarnya, Jack menatap Arum dengan wajah datarnya.Jantung Arum langsung berdebar tak karuan, Arum menelan ludahnya susah payah.Setelah seminggu mereka tidak bertemu, tidak ada yang berubah dari Jack."Ada apa Tuan?" Tanya Arum.Itu kata-kata pertama yang Arum ucapkan.Jack masih tetap diam, dia terus menatap Arum dengan intens.Arum menelan ludahnya susah payah, Arum mencoba menebak apa yang sedang Jack pikirkan seka