Share

PESONA CEO CASANOVA
PESONA CEO CASANOVA
Penulis: Alinda Desi ana

Satu

Semua orang membungkuk dengan hormat, dan menyapa Bos mereka dengan ramah.

Walaupun percuma, karena sapaan mereka tidak pernah di balas.

Jack Gilbert pria berwajah dingin, tidak pernah tersenyum. Tatapannya selalu mengintimidasi dan menakutkan.

Walaupun wajahnya sangat tampan, dengan alis tebal, hidungnya yang mancung, rambut berwarna coklat ke emasan, matanya juga berwarna kecoklatan. Tubuh yang tinggi dan tegap. Bisa di bilang dia itu sempurna.

Di tambah dia juga kaya raya, CEO muda yang mempunyai banyak perusahaan.

Tidak satu perempuan pun yang tidak menginginkan Jack.

Siang ini seperti biasa Jack datang ke salah satu perusahaan nya, untuk mengecek semua pekerjaan dari karyawannya.

Jack berjalan menuju ruangannya, ada lima bodyguard yang mengikutinya dari belakang.

Jangan heran Jack memang selalu di ikuti oleh bodyguard kemanapun dia pergi. Musuh Jack itu ada di mana-mana, jadi dia harus jaga-jaga setiap waktu.

Jack masuk ke dalam ruang meeting, semua staf yang ada di dalam ruangan itu langsung berdiri dan menunduk hormat.

"Ini hasil rapat yang kemarin Pak..." Ucap salah satu Manager memberikan map berwarna biru ke hadapan Jack.

Jack langsung duduk di kursinya dan mengambil map itu, lalu memeriksa nya.

Semua orang di sana merasa was-was, jangan sampai laporan mereka ada yang salah. Mereka tidak mau di amuk oleh Bos mereka yang kejam ini.

Jack itu sangat teliti dalam pekerjaan, salah sedikit saja Jack langsung marah besar. Semuanya harus sempurna, tidak boleh ada yang salah sedikit pun.

Jack tersenyum miring, setelah membaca laporan yang di berikan oleh bawahannya.

Buk.

Jack langsung melempar map itu ke wajah pegawainya.

Semua orang langsung menunduk takut.

"Sampah..." Ucap Jack dengan menatap mereka satu persatu.

"Bisa-bisanya kalian kasih ini ke saya, apa mata kalian buta!" Ucap Jack kesal.

Laporan yang di berikan oleh bawahannya sangat berantakan dan acak-acakan, membuat Jack kesal saja.

"Semuanya salah, saya tunggu sampai besok, perbaiki semuanya..." Ucap Jack.

Setelah mengatakan itu Jack langsung keluar dari ruang Meeting, dia berjalan menuju ruangannya.

Jack masuk kedalam ruangannya, dia mengusap wajahnya kasar. Kenapa hari ini semua orang kerjanya nggak benar, membuat emosi saja.

Kadang Jack merasa percuma karena membayar mereka semua.

Ceklek.

Ruang kerja Jack di buka dari luar.

Sean asisten pribadi Jack yang masuk.

Jack menatap Sean dengan tajam.

"Apa kau tidak di ajarkan sopan santun..." Ucap Jack ke Sean.

Sudah berulang kali Jack bilang ke Sean, kalau masuk ke ruangannya harus ketuk pintu lebih dulu.

Tapi Sean masih saja masuk sembarangan.

Sean hanya cengengesan.

"Maaf Bos..." Ucap nya.

"Cuma mau ngasih tau, kalau nanti malam Bos ada meeting di salah satu restoran..." Ucap Sean memberitahu jadwal Jack.

"Batalkan..." Ujar Jack.

Jack sedang tidak Mood untuk meeting dan bertemu dengan siapapun.

"Tapi Bos..."

Jack langsung menatap Sean dengan tajam.

"Aku bilang batalkan, ya batalkan..." Ucap Jack meninggikan suaranya.

"O..oke..." Ujar Sean, daripada dia kena amuk.

Luka di bibir Sean saja belum sembuh. Gara-gara di pukul Jack kemarin. Sean tidak mau mendapat luka baru lagi.

Kemarin Sean tidak sengaja meninggalkan berkas Jack di rumah. Dan membuat Jack marah, karena berkas itu mau di pakai untuk meeting.

Alhasil Sean mendapat pukulan di wajahnya. Kalau bukan karena gaji yang besar, mungkin Sean sudah berhenti kerja dari dulu.

"Pergi sana..." Usir Jack, saat Sean masih asik berdiri di dekat mejanya, seperti orang bodoh.

Sean langsung membungkuk lalu keluar dari ruangan Jack.

Sekarang Sean harus mengatur semua jadwal Jack ulang.

Jack itu selalu seenaknya sendiri, Jack enak tinggal ngomong. Tapi Sean yang ketar-ketir menghadapi kemarahan klien mereka, karena membatalkan meeting seenaknya.

****

Setelah seharian lelah bekerja, malam harinya Jack akan pergi untuk menghibur dirinya.

Itu kebiasaan yang sering Jack lakukan.

Jack turun dari mobilnya, kali ini hanya Sean yang menemaninya, sementara bodyguard nya tidak dia bawa.

Kali ini tampilan Jack lebih santai, Jack memakai jaket kulit berwarna hitam, serta celana Jeans sobek-sobek. Rambutnya dia biarkan berantakan, membuatnya terlihat seksi.

Tidak ada Jack yang rapi, seperti saat dia ke kantor.

Jack masuk ke salah satu klub malam miliknya.

"Selamat malam tuan..." Sapa para pegawai di klub itu.

Jack melewati mereka begitu saja.

Begitu Jack masuk, Suara dentuman musik mengalun keras. Memenuhi ruangan. Semua orang meliuk-liuk kan tubuhnya mengikuti alunan musik.

Ini tempat yang paling tepat, untuk menghilangkan penat karena seharian bekerja.

Semua mata wanita langsung tertuju ke arah Jack. Jack itu sangat tampan, tapi mereka takut untuk mendekati Jack lebih dulu.

Karena Jack tidak suka kalau ada perempuan yang mendekatinya lebih dulu.

Jack tersenyum miring, saat melihat seorang wanita berbaju seksi tengah berjoget di depannya dengan menggoda.

Jack meremas dada wanita itu, membuat wanita itu kesenangan.

Jalang, batin Jack mengatai wanita di depannya.

Semua wanita akan senang hati melemparkan tubuhnya di hadapan Jack.

Setelah itu Jack terus berjalan sampai ke tengah-tengah lantai dansa.

Setiap melewati perempuan-perempuan yang sedang berjoget heboh. Tangan Jack tidak pernah diam, dia meremas dada dan membelai tubuh wanita-wanita itu, dan kadang mencium mereka bergantian.

Sean menggelengkan kepalanya melihat tingkah Bos nya ini.

"Jack is Jerk..." Ucap Sean.

Julukan itu sangat cocok untuk Jack.

Setiap malam ini yang di lakukan Jack, bahkan Jack sering kali bercinta di kantor atau dimana pun yang dia mau.

Sean berdoa semoga Bos nya ini tidak terkena penyakit.

Setelah puas berjoget Jack langsung duduk di salah satu kursi VVIP.

Sudah banyak minuman yang tersedia di sana. Meja ini memang khusus untuk Jack.

Jack langsung meneguk minuman itu dari botolnya. Tanpa repot-repot menuangnya ke gelas.

Tidak lupa dia mengambil rokoknya dan menghisapnya.

Semakin malam suasana di klub semakin ramai.

Sean masih setia mengikuti Jack.

Jaga-jaga kalau Jack sampai teler.

"Apa kamar untuk ku sudah siap?" Tanya Jack ke salah satu bawahannya di Klub itu.

"Sudah Bos...." Ucap nya dengan menunduk.

Jack kembali meminum Wine yang ada di dalam botol hingga habis.

"Sean kau pulang duluan..." Suruh Jack ke Sean.

Jack menghembuskan asap rokoknya, malam ini Jack tidak mau Sean menemaninya. Jack mau sendiri saja, ada Sean membuat Jack repot saja.

"Tapi Bos..." Tolak Sean.

Sean hanya takut Jack mabuk dan melakukan hal yang membahayakan.

"Pulang bodoh .." suruh Jack tak terbantahkan.

Setelah itu Jack meninggalkan Sean begitu saja.

Sean menghembuskan napasnya sabar. Oke Sean akan pulang, terserah lah. Sean harap Jack tidak menimbulkan masalah baru.dan membuat keributan lagi.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yuli Defika
Fakboy beraksi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status