Semua orang membungkuk dengan hormat, dan menyapa Bos mereka dengan ramah.
Walaupun percuma, karena sapaan mereka tidak pernah di balas.
Jack Gilbert pria berwajah dingin, tidak pernah tersenyum. Tatapannya selalu mengintimidasi dan menakutkan.
Walaupun wajahnya sangat tampan, dengan alis tebal, hidungnya yang mancung, rambut berwarna coklat ke emasan, matanya juga berwarna kecoklatan. Tubuh yang tinggi dan tegap. Bisa di bilang dia itu sempurna.
Di tambah dia juga kaya raya, CEO muda yang mempunyai banyak perusahaan.
Tidak satu perempuan pun yang tidak menginginkan Jack.
Siang ini seperti biasa Jack datang ke salah satu perusahaan nya, untuk mengecek semua pekerjaan dari karyawannya.
Jack berjalan menuju ruangannya, ada lima bodyguard yang mengikutinya dari belakang.
Jangan heran Jack memang selalu di ikuti oleh bodyguard kemanapun dia pergi. Musuh Jack itu ada di mana-mana, jadi dia harus jaga-jaga setiap waktu.
Jack masuk ke dalam ruang meeting, semua staf yang ada di dalam ruangan itu langsung berdiri dan menunduk hormat.
"Ini hasil rapat yang kemarin Pak..." Ucap salah satu Manager memberikan map berwarna biru ke hadapan Jack.
Jack langsung duduk di kursinya dan mengambil map itu, lalu memeriksa nya.
Semua orang di sana merasa was-was, jangan sampai laporan mereka ada yang salah. Mereka tidak mau di amuk oleh Bos mereka yang kejam ini.
Jack itu sangat teliti dalam pekerjaan, salah sedikit saja Jack langsung marah besar. Semuanya harus sempurna, tidak boleh ada yang salah sedikit pun.
Jack tersenyum miring, setelah membaca laporan yang di berikan oleh bawahannya.
Buk.
Jack langsung melempar map itu ke wajah pegawainya.
Semua orang langsung menunduk takut.
"Sampah..." Ucap Jack dengan menatap mereka satu persatu.
"Bisa-bisanya kalian kasih ini ke saya, apa mata kalian buta!" Ucap Jack kesal.
Laporan yang di berikan oleh bawahannya sangat berantakan dan acak-acakan, membuat Jack kesal saja.
"Semuanya salah, saya tunggu sampai besok, perbaiki semuanya..." Ucap Jack.
Setelah mengatakan itu Jack langsung keluar dari ruang Meeting, dia berjalan menuju ruangannya.
Jack masuk kedalam ruangannya, dia mengusap wajahnya kasar. Kenapa hari ini semua orang kerjanya nggak benar, membuat emosi saja.
Kadang Jack merasa percuma karena membayar mereka semua.
Ceklek.
Ruang kerja Jack di buka dari luar.
Sean asisten pribadi Jack yang masuk.
Jack menatap Sean dengan tajam.
"Apa kau tidak di ajarkan sopan santun..." Ucap Jack ke Sean.
Sudah berulang kali Jack bilang ke Sean, kalau masuk ke ruangannya harus ketuk pintu lebih dulu.
Tapi Sean masih saja masuk sembarangan.
Sean hanya cengengesan.
"Maaf Bos..." Ucap nya."Cuma mau ngasih tau, kalau nanti malam Bos ada meeting di salah satu restoran..." Ucap Sean memberitahu jadwal Jack.
"Batalkan..." Ujar Jack.
Jack sedang tidak Mood untuk meeting dan bertemu dengan siapapun.
"Tapi Bos..."
Jack langsung menatap Sean dengan tajam.
"Aku bilang batalkan, ya batalkan..." Ucap Jack meninggikan suaranya.
"O..oke..." Ujar Sean, daripada dia kena amuk.
Luka di bibir Sean saja belum sembuh. Gara-gara di pukul Jack kemarin. Sean tidak mau mendapat luka baru lagi.
Kemarin Sean tidak sengaja meninggalkan berkas Jack di rumah. Dan membuat Jack marah, karena berkas itu mau di pakai untuk meeting.
Alhasil Sean mendapat pukulan di wajahnya. Kalau bukan karena gaji yang besar, mungkin Sean sudah berhenti kerja dari dulu.
"Pergi sana..." Usir Jack, saat Sean masih asik berdiri di dekat mejanya, seperti orang bodoh.
Sean langsung membungkuk lalu keluar dari ruangan Jack.
Sekarang Sean harus mengatur semua jadwal Jack ulang.
Jack itu selalu seenaknya sendiri, Jack enak tinggal ngomong. Tapi Sean yang ketar-ketir menghadapi kemarahan klien mereka, karena membatalkan meeting seenaknya.
****
Setelah seharian lelah bekerja, malam harinya Jack akan pergi untuk menghibur dirinya.
Itu kebiasaan yang sering Jack lakukan.
Jack turun dari mobilnya, kali ini hanya Sean yang menemaninya, sementara bodyguard nya tidak dia bawa.
Kali ini tampilan Jack lebih santai, Jack memakai jaket kulit berwarna hitam, serta celana Jeans sobek-sobek. Rambutnya dia biarkan berantakan, membuatnya terlihat seksi.
Tidak ada Jack yang rapi, seperti saat dia ke kantor.
Jack masuk ke salah satu klub malam miliknya.
"Selamat malam tuan..." Sapa para pegawai di klub itu.
Jack melewati mereka begitu saja.
Begitu Jack masuk, Suara dentuman musik mengalun keras. Memenuhi ruangan. Semua orang meliuk-liuk kan tubuhnya mengikuti alunan musik.
Ini tempat yang paling tepat, untuk menghilangkan penat karena seharian bekerja.
Semua mata wanita langsung tertuju ke arah Jack. Jack itu sangat tampan, tapi mereka takut untuk mendekati Jack lebih dulu.
Karena Jack tidak suka kalau ada perempuan yang mendekatinya lebih dulu.
Jack tersenyum miring, saat melihat seorang wanita berbaju seksi tengah berjoget di depannya dengan menggoda.
Jack meremas dada wanita itu, membuat wanita itu kesenangan.
Jalang, batin Jack mengatai wanita di depannya.
Semua wanita akan senang hati melemparkan tubuhnya di hadapan Jack.
Setelah itu Jack terus berjalan sampai ke tengah-tengah lantai dansa.
Setiap melewati perempuan-perempuan yang sedang berjoget heboh. Tangan Jack tidak pernah diam, dia meremas dada dan membelai tubuh wanita-wanita itu, dan kadang mencium mereka bergantian.
Sean menggelengkan kepalanya melihat tingkah Bos nya ini.
"Jack is Jerk..." Ucap Sean.
Julukan itu sangat cocok untuk Jack.
Setiap malam ini yang di lakukan Jack, bahkan Jack sering kali bercinta di kantor atau dimana pun yang dia mau.Sean berdoa semoga Bos nya ini tidak terkena penyakit.
Setelah puas berjoget Jack langsung duduk di salah satu kursi VVIP.
Sudah banyak minuman yang tersedia di sana. Meja ini memang khusus untuk Jack.
Jack langsung meneguk minuman itu dari botolnya. Tanpa repot-repot menuangnya ke gelas.
Tidak lupa dia mengambil rokoknya dan menghisapnya.
Semakin malam suasana di klub semakin ramai.
Sean masih setia mengikuti Jack.
Jaga-jaga kalau Jack sampai teler."Apa kamar untuk ku sudah siap?" Tanya Jack ke salah satu bawahannya di Klub itu.
"Sudah Bos...." Ucap nya dengan menunduk.
Jack kembali meminum Wine yang ada di dalam botol hingga habis.
"Sean kau pulang duluan..." Suruh Jack ke Sean.
Jack menghembuskan asap rokoknya, malam ini Jack tidak mau Sean menemaninya. Jack mau sendiri saja, ada Sean membuat Jack repot saja.
"Tapi Bos..." Tolak Sean.
Sean hanya takut Jack mabuk dan melakukan hal yang membahayakan.
"Pulang bodoh .." suruh Jack tak terbantahkan.
Setelah itu Jack meninggalkan Sean begitu saja.
Sean menghembuskan napasnya sabar. Oke Sean akan pulang, terserah lah. Sean harap Jack tidak menimbulkan masalah baru.dan membuat keributan lagi.
Jack masuk ke dalam salah satu kamar. Di sana sudah ada dua perempuan yang menunggunya.Jack tersenyum miring."Kita main bertiga malam ini..." Ucap Jack.Kedua wanita itu langsung merapikan penampilan mereka, mereka ingin terlihat cantik. Siapa tau mereka bisa mengambil hati Jack.Tidak lupa membuat gerakan yang menggoda. Agar Jack bergairah saat melihat mereka.Jack mendekat ke arah kedua perempuan itu. Bahkan wangi parfum Jack saja sudah membuat mabuk kepayang.Jack mengelus bahu salah satu wanita di sana dengan gerakan yang sensual."Let's play Baby..." Ujar Jack dengan suara beratnya yang terdengar seksi.Malam ini Jack langsung bersenang-senang dengan dua wanita sekaligus.Suara desahan dan teriakan kenikmatan terdengar nyaring di kamar itu.Kegiatan malam Jack yang tidak m
Sebulan telah berlalu semenjak kejadian pemerkosaan itu.Jack sudah tidak peduli lagi dengan kejadian itu. Sampai sekarang pun tidak ada orang yang melaporkannya ke polisi.Bagus lah, Jack tidak perlu repot-repot mengurus masalah pemerkosaan itu lagi.Kalaupun Jack di laporkan ke polisi, Jack akan menyelesaikan semuanya dengan uang. Biar uang yang menyelesaikan masalah.Jadi lebih baik Jack melupakan malam itu, anggap saja tidak pernah terjadi.Ceklek.Pintu ruang kerja Jack di buka dari luar.Jack langsung melihat ke arah pintu ruang kerjanya. Siapa yang berani masuk ke ruangannya tanpa ketuk pintu lebih dulu.Jack menyeringai ketika melihat siapa yang datang."Tuan Alexander..." Ujar Jack dengan tersenyum miring."Ada perlu apa
Sean melirik wajah Jack yang terlihat sangat suram hari ini.Sean meringis saat melihat luka di tangan Jack yang belum di obati, bahkan darahnya sudah kering.Kalau Jack sudah seperti ini, Sean tidak berani untuk bertanya, lebih baik dia diam saja.Masalah yang Jack hadapi pasti cukup berat.Selama perjalanan menuju pulang, tidak ada yang bicara sama sekali. Suasana sangat hening di dalam mobil.Mobil yang mereka tumpangi pun akhirnya tiba di Mansion megah milik Jack.Bodyguard Jack segera turun dan membuka kan pintu untuk Jack.Jack pun turun dan berjalan masuk kedalam rumahnya, sudah banyak pelayan yang berdiri dan menyambut kedatangan Jack.Mereka semua menunduk ketika Jack melewati mereka.Jack berjalan menuju kamarnya, yang ada di lantai empat, Jack menggunakan lift untuk sampai ke kamarnya.
Pernikahan Jack dan Arum sudah selesai di laksanakan. Sekarang mereka sah sebagai suami istri.Tidak ada pesta, tidak ada gaun ataupun jas. Arum hanya menggunakan Dress putih selutut, sedang kan Jack hanya memakai baju setelan kantornya. hanya pernikahan sederhana.Bahkan ini tidak tampak seperti pernikahan.Ini semua permintaan Jack. Kalau tidak seperti ini Jack tidak mau menikah. Alex hanya menuruti saja.Yang hadir juga cuma dua orang, yaitu Sean dan Alex.Sean sangat terkejut saat melihat Jack menikah.Apa yang terjadi sebenarnya dengan Bos nya ini. Kenapa tiba-tiba dia menikah. Apalagi wanita yang di nikahi Jack hanya perempuan yang sangat sederhana. Seperti bukan Jack saja.Pasti ada sesuatu yang terjadi, sampai Jack harus mendadak menikah seperti ini.Selesai acara Jack langsung pulang menggunakan mobilnya.Jack pulang sendiri tanpa mengajak Arum yang jelas-jelas sudah menjadi istrinya."Sean, kau antar Aru
Pagi ini seperti biasa Jack turun ke bawah untuk sarapan.Semua pelayan sudah menyiapkan sarapan untuknya.Jack melirik ke arah Arum yang ikut berdiri di sebelah pelayan yang lain nya.Mata mereka tidak sengaja bertemu, Jack tersenyum miring. Baju pelayan memang sangat cocok untuk Arum.Bahkan baju pelayan yang Arum gunakan sekarang, lebih bagus daripada baju gembel yang Arum gunakan saat pertama kali mereka bertemu.Jack masih tidak menyangka dia bisa menikah dengan perempuan seperti Arum.Arum menundukkan kepalanya saat Jack terus memperhatikan nya sedari tadi.Jack mengalihkan tatapannya dari Arum.Lalu Jack langsung duduk dan bersiap untuk makan.Sebelum nafsu makan Jack hilang, karena menatap wajah Arum.Namun baru saja Jack akan menyuap kan makanannya.
Jack yang baru pulang dari kantor, langsung berjalan menuju kamar nya."Selamat sore Tuan..." Sapa para pelayan yang berpapasan dengan Jack.Jack tidak membalas sapaan mereka semua, Jack terus berjalan dengan angkuhnya menuju kamarnya.Ceklek.Jack masuk ke dalam kamarnya.Jack mengangkat sebelah alis nya, saat melihat seseorang berada di dalam kamarnya.Jack terus memperhatikan orang itu. Tampaknya orang itu sedang memperhatikan foto nya."I hate you...."Samar-samar Jack mendengarkan apa yang orang itu ucapkan.Jack tersenyum miring, saat mendengar orang itu bilang dia membencinya.Saat orang itu berbalik dan melihat Jack.Jack langsung menatap Arum dengan tajam. Berani sekali Arum bilang seperti itu tentang dia.
Pagi ini Arum sudah berada di dapur membantu pelayan yang lain untuk memasak sarapan."Arum kenapa mata mu bengkak, apa kau habis menangis semalam?" Tanya Diana ke Arum.Arum yang sedang mengiris sayur langsung menoleh ke arah Diana."Tidak.." Ucap Arum berbohong.Padahal dia memang habis menangis semalaman, karena bertengkar dengan Jack.Arum menangis sejadi-jadinya semalam."Kalau mau ngobrol jangan di sini..." Celetuk salah satu pelayan.Menghentikan pembicaraan Arum dan Diana.Arum langsung menoleh ke arah pelayan itu.Arum mengerutkan keningnya, perasaan kemarin Arum tidak melihat pelayan ini.Apa dia pelayan baru, batin Arum.Arum melihat penampilan perempuan di depannya ini. Dia memakai seragam pelayan seperti yang Arum kenakan, tapi se
Jack keluar dari hotel dimana dia dan pelayan nya selesai melakukan hal-hal yang menyenangkan. Seperti janji mereka tadi pagi.Setelah bermain dengan Beti, Jack meninggalkan Beti begitu saja. Setelah Jack memberikan Beti uang. Di luar gajinya sebagai pelayan.Sean yang menunggu Jack di lobi, langsung menggelengkan kepalanya, melihat tingkah Jack.Memang Jack tidak pernah berubah, bahkan pelayan nya sendiri saja di tiduri.Jack masuk ke dalam mobilnya, Sean pun ikut masuk."Ke klub..." Ucap Jack ke supirnya.Sean langsung menoleh ke arah Jack tidak percaya, sekarang sudah jam satu pagi dan Jack masih mau ke klub.Apa Jack tidak lelah."Tapi Bos...""Diam..." Jack langsung memotong ucapan Sean.Jack malas mendengar ocehan Sean. Sean terlalu banyak protes.Sean