Share

BIAR SAJA

Seharian hampir tak ada pembicaraan di antara ketiganya. Meski mulut gatal untuk berkata-kata, mereka saling diam saja. Rumah ini seolah-olah tak berpenghuni.

Lepas Isya, Farhan menghampiri gadis yang sedang termenung di taman. Lama keduanya terjeda dalam diam. Hingga salah seorang memecahkan kesunyian.

“Aku harus bagaimana?”

Fahira bicara hampirbrak tertangkap indera pendengaran. Untunglah Farhan sedang tak melamun jadi konsentrasi pada kata-kata. Jarak di antara mereka pun cukup dekat.

Farhan menoleh pada wanita cantik yang sedang memainkan jarinya. Direngkuh tubuh itu ke dalam pelukan.

“Harusnya dia tanya baik-baik, bukan marah-marah begitu,” lanjut Fahira

Tangisan Fahira meledak juga. Didekap erat pamuda yang sewajah dengannya. Belaian lembut Farhan cukup membantunya meredakan emosi yang meluap-luap.

“Itu tandanya Bayu sangat mencintai kamu. Dia terlalu takut kehilanganmu,” ungkap Farhan.

Kali ini, Fahira membenarkan ucapan itu. Namun, tetap saja kesal pada sikap emosionalnya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status