Share

Bab 5- PRIA JELEK ITU TERNYATA SULTAN

Ceklek!

Saat Bang Adnan membuka pintu kamar, terlihat siapa orang yang telah menganggu kami, dan itu ternyata Irpan~Adiknya.

"Ada apa?"tanya Bang Adnan ketus.

"Aku lapar"jawabnya sambil mengelus-elus perut.

"Apa wajahku ini seperti makanan?" tanya Bang Adnan.

"Bukan.Tapi, seperti brownies pake toping oreo" ceplos Irpan terkekeh.

"Sudah sana pergi! Buat makanan sendiri di dapur sana!"usir Bang Adnan.

"Buatkan," pinta Irpan penuh permohonan.

"Tidak ada! Aku lagi sibuk memancing di dalam," tolak Bang Adnan.

Brugh!

Lalu pintu tertutup dengan kencang. Aku langsung pura-pura tertidur.

"Ah, gara-gara si Irpan. Jadi dia sudah tidur duluan."

"Eh. Siapa itu Puspa?"tanya Ibu-ibu rempong.

"Adiknya Bang Adnan,"jawabku seadanya.

Wajah mereka nampak terkejut.

"Ngaco, kamu Puspa. Masa modelan kaya suamimu itu bisa punya adik setampan dia?"tanya mereka tidak percaya.

"Iya, beda jauh banget itu mah."

"Bagaikan langit, dan bumi, si tampan dan si b* r i k."

"Atau jangan-jangan dia selingkuh kamu, Pus?"

"Awas saja kalau gara-gara kamu, kampung kita jadi kena malapetaka."

"Ayo ngaku aja, Pus. Kalau pria itu simpanan kamu."tuduh mereka.

"Mungkin orang yang kemarin ngasih perhiasan itu, Sugar Daddy kamu. Pantas saja bisa dapat perhiasan jutaan ternyata dari hasil perbuatan haram." ujar ibu-ibu penggosip yang sok tahu.

'Haruskah aku meutup warung ini saja. Kupingku panas setiap mendengar ocehan, dan nyinyiran mereka. Ditambah warung ini juga kenapa selalu menjadi beskem ghibahan mereka,'batinku.

"Kayaknya kampung ini bakal kena bala petaka. Bukan gara-gara saya. Tapi, karena tukang ghibah, dan tukang fitnah."balasku pada ibu-ibu itu.

Wajah mereka langsung memerah. Nampak di kedua mata mereka ada kilat amarah dengan menatap wajahku tajam.

Aku memutar bola mata malas. Lalu tersenyum sinis pada mereka.

Tin!

"Permisi! Orang kaya baru mau lewat," ujar Bi Ning dan Wulan.

Kedua Ibu, dan anak itu turun dari mobil mewah dengan gaya artis yang tengah naik daun. Tangan keduanya melambai-lambai ke arah rombongan ibu-ibu ini.

"Dih, kirain siapa? Ternyata dua keong racun itu,"ujar Irpan sambil terkekeh saat melihat tingkah norak kedua wanita itu.

"Tapi, tunggu! Itu seperti mobil ..." Irpan tidak melanjutkan ucapanya. Pria itu malah menatap Bang Adnan dengan wajah kebingungan,

Bang Adnan hanya membalas dengan senyuman miring, dan anggukan kecil.

"Shut! Tutup mulutmu, dan sembunyilah." perintah Bang Adnan menyuruh Irpan untuk bersembunyi.

Irpan yang tak mengerti maksud dari suamiku. Tetap menurut, dan segera masuk kedalam rumah untuk bersembunyi. Aku dapat melihat Irpan tengah mengintip di balik celah gorden jendela.

'Apa maksudnya?"gumamku kebingungan melihat tingkah mereka.

"Ibu-ibu, mohon minta perhatiannya! Saya ingin menginformasikan bahwa anak saya Wulan, akan menikah seminggu lagi dengan pacarnya." ujar Bi Ning dengan gaya angkuhnya.

"Hadir, ya. Kami akan melangsungkan pernikahan ini dengan sangat mewah. Ibu-ibu bakal nyesel kalau gak hadir nanti," timpal Wulan tak kalah sombong.

Tak lama turunlah seorang pria berpakaian necic ala CEO.

"Wih! Itu calon suaminya si wulan?"tanya Ibu-ibu kepo.

"Iya, tampan bukan? Gak kaya suami b u r i k nya si Puspa itu,"ledek Wulan dengan menggandeng tangan pria yang katanya calon suaminya.

Ibu-ibu langsung menertawakan kami. Apalagi saat melihat apa yang terjadi dengan wajah Bang Adnan.

Mata pria itu sengaja di telengkan seperti si wakwaw, dan itu menjadikan tawaan bagi para ibu rempong.

'Nih laki di hina malah ngelawak,"kekehku dalam hati

"Ya, menurutku dia bukan tandinganku. Kami beda jauh ibarat antara langit, dan bumi. Bukan hanya tentang kekayaan. Tapi, juga fisik."ujar calon suami Wulan.

Aku menghela nafas dalam, tak ada adab memang mulut mereka ini.

"Wah! Hebat kamu, Wulan. Dapat cowok gak kaleng-kaleng. Apalagi wajahnya bukan kaleng bekas kaya suami saudara kamu itu,"ledek Bu Dewi padaku.

"Kalian tahu, siapa sebenarnya nama calon suami saya yang tampan ini?" tanya Wulan dengan dagu terangkat.

"Siapa?"balas ibu-ibu kepo.

"Ayo, Sayang. Perkenalkan pada mereka semua," ujar Eulan pada calon suamianya.

"Perkenalkan saya Sandi. Pengusaha muda sukses, dan seorang manajer dari artis top dunia."unjuk Sandi calon suami Wulan.

Pria itu memperkenalkan dirinya dengan sombong, dan angkuh kepada para ibu-ibu.

"Artis top dunia, siapa?"tanya mereka bingung.

"Kalian tidak tahu?" tanya Sandi, Ibu-ibu itu menggeleng dengan kompak.

"Artis terkenal Sultan Khaizan, artis top yang menguasai puluhan bahasa dunia. Dia bisa sukses juga karena bantuan calon suamiku ini. Mas Sandi yang membantu Sultan Khaizan hingga sesukses sekarang,"ujar Wulan bangga.

"Amazing banget, si Wulan bakal jadi istri sang miliader ini mah."

"Jelaslah! Menantu saya ini, Ibu-ibu anak orang kaya. Bisa di bilang juga Sultan karena dia ini memiliki 20 cabang mall, dan 6 perusahaan di Indonesia. Yang, lebih waw-nya lagi menantuku ini juga memiliki perusahaan di luar negri, dan sampingan-nya seorang manajer dari artis top itu."jelas Bi Ning begitu bersemangat menceritakan kekayaan calon menantunya.

Bang Adnan yang mendengarkan ocehan Bi Ning terlihat tengah menahan tawanya. Begitu pula dengan Irpan yang tengah mengintip dari jendela.

"Oh, ya."cemooh Bang Adnan.

Wajah Sandi yang tadinya begitu bahagia di sanjung-sanjung oleh mertuanya. Kini tiba-tiba murung, dan menatap tajam wajah bang Adnan.

"Selamat, semoga lancar pernikahannya. Semoga semua baik-baik saja, saat mereka semua sudah mengetahui yang sebenarnya tentang dirimu."sinis Bang Adnan.

Bersambung

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status