Home / Urban / PRIA JELEK ITU TERNYATA SULTAN / Bab 4-PRIA JELEK ITU TERNYATA SULTAN

Share

Bab 4-PRIA JELEK ITU TERNYATA SULTAN

Author: Situ Lutpiah
last update Last Updated: 2023-10-07 09:43:09

"Huh! Kami tidak akan pernah menyesali ucapan kami,"ketus Wulan pada Irpan.

"Sudahlah, Wulan. Kita pulang saja, bisa muntah nanti kalau lama-lama mata ibu, lihat pasangan burukk rupa ini." hina Bi Ning dengan tataan rendah pada Puspa dan Adnan.

"Mending burukk rupa, daripada burukk akhlak kayak kalian!" balasku tak kalah sengit.

"Kamu!"raung Bi Ningsih tak terima.

"Apa? Bibi gak terima?"tantangku berani.

"Sudah, Mbak. Jangan di ladenin dua keong racun itu,"ujar Irpan.

"Beraninya kau sebut kami keong racun! Siapa kau di sini, hah?" tanya Bu Ning tak terima.

"Ya, kalau gak mau di sebut keong racun. Lalu keong apa dong? Keong emas," ledek Irpan pada kedua ibu dan anak itu.

"Hey! Sebutan keong racun, sepertinya memang cocok untuk mereka."timpalku menyetujui nama baru yang di buat Irpan untuk mereka.

Mereka nampak mencabbikan bibirnya, raut wajahnya begitu sangat kesal saat ini.

"Dasar kau keong racun, baru kenal sudah ngajak tidur~. Ngomong gak sopan santun, kau anggap aku ayam kampung~"

"Eaa .. Tarik Mang!" Irpan mulai bernyanyi dengan bergoyangan asoy ala ala biduan dangdut.

Semua orang terkecuali Adnan yang menyaksikan tingkahnya nampak tercengang.

Si tampan dengan pakaian necis ala CEO. Bisa menyanyikan lagu dangdut dengan bergoyang heboh ala biduan pantura.

"Sorry, sorry, Jack. Jangan remehkan aku Heyahhh ..." Irpan terus meliuk liuk bagai cacing kepanasan. Tak lupa tangannya juga terus menunjuk wajah Bu Ning, dan Wulan.

Aku terbahak-bahak melihat tingkah asbrudnya yang seperti orang kesurupan.

"Apa dia gila?"tanya Wulan padaku.

"N*jis! Ganteng-ganteng tapi otaknya sabl*ng" umpat Bi Ning, lalu menarik tangan anaknya pergi.

Kedua ibu, dan anak itu pulang dengan wajah misuh-misuh. Selain tak medapat apa yang mereka inginkan, mereka juga mendapatkan sindiran habis-habisan oleh adik iparku.

"Sudah pergi ya, Mbak?" tanya Irpan.

Aku menganggukan kepalaku.

"Huh, ada ternyata orang kaya mereka? Sudah gak tahu malu, mulutnya pedas lagi. Mbak kalau ngadepin mereka pura-pura aja jadi orgil"sarannya yang membuat aku terbahak.

"Maksudnya orang gil@?" tanyaku.

"Iya. Selain ampuh itu juga termasuk menghibur diri, Mbak. Seperti apa yang tadi saya lakukan. Lihat mereka, kesal terus langsung pergi begitu saja, bukan?" ucap Irpan, dengan bangga telah mengusir orang yang telah dia namai keong racun.

"Benar, boleh nanti aku coba." ujarku terkekeh.

Karakter irpan, begitu berbeda dengan Adnan yang katanya kakak kandungnya. Bukan hanya sifatnya saja. Namun, wajah mereka juga berbanding balik. Irpan tipe orang ceria, bawel, dan supel. Berbeda dengan Adnan~ sang Kakak yang irit bicara, dingin, dan kaku.

Aku curiga, apa mereka dari lubang yang sama. Tapi, dari batang yang berbeda.

Tuk!

Aku memukul kepalaku sendiri dengan tangan. Kenapa otakku jadi berpikiran yang tidak-tidak. Tapi ini gara-gara Bang Adnan juga.

Kenapa dia begitu berbeda seperti dengan Adiknya. Ya Allah, jangan sampai ini otak sama hati, terus soudzon mulu sama suami sendiri.

"Kenapa?" tanya Bang Adnan.

Tiba-tiba wajahnya di dekatkan ke wajahku hingga kini hanya berjarak beberapa inci saja.

Aku menjadi salah tingkah ditatap seintim ini. Aku segera memanglingkan wajahku kearah yang berlawanan.

Jantungku dag dig dugan, seperti tengah berdugem di dalam sana.

"Dek~"panggilnya lagi.

"I-ya~" sahutku. Aku menoleh, dan tidak sengaja bibirku mendarat tepat dibibirnya.

Aku langsung membeku di tempat karena wajah kami terlalu dekat, dan itu membuat kami salah tingkah.

Wajahku merona.'Oh Tuhan, aku benar-benar malu'batinku.

"Kenapa Kakak ipar seperti itu?"tanya irpan.

"Entahlah, mungkin dia masih malu."jawab Bang Adnan.

"Malu-malu kucing maksudnya. Tapi, kenapa harus malu? Memang kalian belum jap jip jup apa?" tebak Irpan.

"Memang belum," ceplos Bang Adnan.

"Sepertinya Kakak ipar butuh sedikit pancingan,"saran Irpan.

Mereka terkekeh-kekeh menertawakanku, sebelum aku beranjak pergi berlari ke dalam kamar.

'Sial*n! Emang aku ini ikan apa? Tapi tadi kalau gak di pancing, bibir ini juga gak bakal nempel sama bibirnya Bang Adnan' batinku tanganku terus meraba bibir yang sudah mendapat ciuman pertama ini.

'Betapa manisnya, dan ... Argghh apa-apaan otakku ini?'

"Dek~"panggil Bang Adnan.

Aku hanya menoleh sebentar saat pria itu masuk kedalam kamar. Cepat-cepat aku menutup wajahku dengan selimut.

"I-ya, Bang." sahutku gugup.

Bang Adnan mendekat. Pria itu berusaha menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhku, sedang hatiku sedari tadi sudah kejang-kejang tidak karuan.

"Kenapa wajahnya di tutupi? Kan jadi gak kelihatan cantiknya,"

godanya sambil terus berusaha menyingkirkan penutup wajahku.

'Deh manis banget itu mulut Abang Toib!' kekehku dalam hati.

"Kenapa? Apa kamu tidak sudi lagi melihat wajah ini? Wajah suami burukk rupamu?" tanya Adnan membuat hatiku tercelos.

Aku menggeleng kuat. Bukan seperti itu maksudku, tak lama selimut tebal ini di tarik olehnya.

Deg!

Wajah kami bertemu, dan berjarak hanya beberapa senti saja. Bahkan aku bisa merasakan hembusan nafas hangat dari Bang Adnan.

Badanku langsung panas dingin. Saat mata elang itu menatap mata tajamnya padaku, reflek aku memejamkan mata saat Bang Adnan tiba-tiba mengikis jarak di antara kami.

"Ngapain merem?"tanyanya.

alu memamerkan senyuman indah di bibirnya.

"Brengs*k" gumamkj dalam hati.

"Tadi ngarepin apaan, hayo? Pake merem-merem segala lagi?"goda Bang Adnan yang membuatku kesl sendiri.

Seperti dia sudah tahu. Kalau istrinya sudah kepedean mengharapkan di ciuman lagi dari suaminya.

Aku menundukkan kepala karena rasa malu. Aku menoleh ke arah kanan dan kiri.

"Lagi nyari apa?"tanya Bang Adnan.

"RASA MALU"jawabku lalu menggulung kembali tubuh ini seperti lemper dengan selimut tebal.

Bang Adnan tertawa terbahak-bahak, melihatku yang tengah menahan malu setengah mati.

"Kalau mau bilang .."ujarnya sambil mengungkung tubuhku.

'S i a l * n! Aku ingin berlari keluar. Tapi, saat ini tubuhku sama sekali tak bisa bergerak karena tengah menjadi lemper.

Senyuman menyebalkan terbit di bibir Bang Adnan, saat aku terus saja meronta, dan memberontak.

Cupp!

Seketika aku terdiam. Mata ini langsung membulat, setelah mendapat ciuman untuk kedua kalinya dari pria yang berstatus suamiku.

"Lagi?"tanyanya.

Aku hanya membeku. Mulutku seperti terkunci tak bisa menjawab.

Sesaat wajah Bang Adnan kembali mendekat. Lalu bibir perlahan melumat lembut bibirku.

Selama kurang lebih tiga menit. n

Namun, adegan itu harus terhenti karena terdengar suara ketukan pintu kamar mereka.

Bang Adnan langsung menghentikan ciumannya sebelum membukakan pintu. Pria itu menatap wajahku yang sudah merah seperti tomat.

'Selamet' batinku.

Bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PRIA JELEK ITU TERNYATA SULTAN    Bab 107

    Dulu ia selalu menyakiti wanita yang begitu tulus dan menghormatinya, ia bahkan tak memikirkan perasaan wanita itu saat meminta sang putranya menikah lagi.'Ya aku pantas untuk mendapatkan ini semua'batin bu Harti."Sudah pak bawa mereka!"Titah Bu Nina."Mikeee! Tolong abang Mikee."Mohon Pan Anton."Bang, seperti aku sudah ga bisa jadi istrimu lagi. Kita berpisah saja"Ucap Mikee wanita itu malah pergi meninggalkan Pan Anton, yang mematung.Wajah melas itu sekarang kembali menatap Bu Harti."Bu. Tolong bapak, bu. Tolong lepaskan bapak nanti ya"Pinta Pan Anton."Tadi kau menghinaku dan memiliki wanita j a l a n g itu, sekarang dengan tak tahu malu mau ku bebaskan. Jangan harap!"Ucap Bu Harti."Jangan kebanyakan drama. Sudah bawa sana pak.___Assalamualaikum...Buat sahabat Novel Lutviana, terimakasih sudah bergabung, salam kenal ya, boleh tuker nomor WA 085772683317 japri ya n

  • PRIA JELEK ITU TERNYATA SULTAN    Bab 106

    Wajah Rani yang ketakutan seketika cerah kembali, ia mencoba melawan rasa takutnya."Silahkan laporkan saja. Saya juga akan melaporkan suami ibu"Ujar Rani dengan angkuhnya.Ruan menggeleng kepalanya, tak mengira adik tirinya yang selama ini di anggap polos, ternyata seperti orang yang sudah banyak pengalaman melawan para istri dari lelaki bersuami."Kalau sampai kami di penjara, suami ibu juga akan masuk penjara. Apa ibu mau jadi janda, hah?" Timpal Rini."Kalian mau ngancam saya? Hahaaa saya mana perduli, dengan suami bej@t yang sudah meniduri kalian. Saya lebih baik menjanda dari pada hidup dengan pria samp@h seperti itu" Tegas Bu Nina."Bagaimana ini kak?" lirih Rini pada Rani."Kakak juga ga tahu"Jawab Rani."Aku ga mau masuk penjara" Rini ketakutan setengah mati saat membayangkan dirinya di dalam penjara nanti."Ini semua gara-gara bapak" Ucap Rani.Kedua gadis itu memandang bapaknya dengan pe

  • PRIA JELEK ITU TERNYATA SULTAN    Bab 105

    Sampainya Ryan di rumah Aisyah yang dulu. Di sana sudah ada kejadian ribut-ribut, seorang ibu paruh baya menjambak kasar rambut Rani, wanita itu membabi buta memukul dan menghantam tubuh kecil Rani.."Boneka kecil j a l a n g!"Teriak Wanita itu yang ternyata bermana Bu Nina."Arrggg lepaskan"Ujar Rani kesakitan. ia mencoba melepaskan genggaman tangan Bu Nina dari rambutnya.Ryan segera berlari menghampiri mereka."Ada apa ini, Bu?"Tanya Ryan, yang langsung melerai keduanya.Bu Nina melepaskan genggamannya, napasnya turun naik"J a l a n g s i a l a n, masih muda sudah m u r a h a n. Dasar wanita ga laku "Ucap Bu Nina menggebu-gebu.Rani yang tak terima langsung membalas ucapan pedas Bu Nina."Heh, Bu. Jangan salahkan saya dong, harusnya ibu ngaca, body ibu ini sudah seperti karung beras, dekil dan kumel. Ya jelas suami ibu kecantol sama saya yang masih muda"Ejek Rani.Wanita paruh baya itu semakin kesal, ia

  • PRIA JELEK ITU TERNYATA SULTAN    Bab 104

    Saat Rama membawa masuk Ryan ke dalam rumahnya. Lelaki itu terpaku, pada saat menatap apa yang tengah di lihatnya sekarang."Aisyah.."Panggil Ryan.Semua yang berada di meja itu m yadengan, termasuk Aisyah.Ryan tersenyum, menatap wajah Aisyah yang hari ini begitu sangat-sangat cantik.Ia menyadari seberapa bodohnya dia, sudah meninggalkan mantan istrinya itu.Rama yang menyadari tatapan itu tak suka. "Cepat, apa yang mau kamu sampaikan pada istriku? "Bolehkah aku hanya berdua dengannya? Sungguh aku tak akan berbuat macam-macam"Ucap Ryan.Rama yang merasa geram. Ia hampir menonjok pipi Ryan, namun di cegah oleh teriakan Aisyah."Mas, jangan...."Cegah Aisyah lalu beralih menatap Ryan"Dan kamu. Maaf saya tidak bisa jika hanya berbicara berdua, karena kita bukan muhrim. Kalau mau berbicara denganku maka ucapkan di sini, di hadapan suami dan keluarga baruku, atau tidak sama sekali."Tegas Aisyah.

  • PRIA JELEK ITU TERNYATA SULTAN    Bab 103

    Selamat pagi Kio tampan" Sapa Aisyah saat melihat bocah gembul itu, baru saja keluar dari kamarnya."Ayo makan sarapannya dulu, sayang"Seru Aisyah.Kio yang sudah rapi dengan pakaian seragamnya, berjalan ke arah meja makan."Papa sama nenek belum keluar, Mah?"Tanya Kio."Sebentar lagi" Jawab Aisyah.Tak lama Rama, dan Bu Puspa keluar dari kamar mereka masing-masing."Aduh, cucu nenek sudah tampan"Ucap Bu Sarah."Aduh bidadari surganya Rama, cantik banget hari ini."Goda Rama. Semejak menikah dengan Aisyah hidupnya begitu berwarna, tak ada hari tanpa gombalan dan godaan untuk istrinya itu."Papa nih, pagi-pagi sudah gemblong"Ucap Kio dan itu membuat Aisyah dan Puspa tertawa."Bukan gemblong sayang, tapi gombal" Larat Aisyah. Lalu mereka duduk di kursinya yang seperti biasa, semua sudah mulai memakan makanannya dengan lahap, kecuali Aisyah. Wanita itu tak makan bahkan tak minum sama sekali hari i

  • PRIA JELEK ITU TERNYATA SULTAN    Bab 102

    "Bapak!..."Jerit Rani dan Rini."Kamu pembunuhan!" Mereka menatap tajam wajah Ryan."Sudah lebih baik kita obati dulu. Ayo bantu ibu, kita bawa ke kamar"Titah Bu Harti.Marni yang mendengarnya langsung mencegah mereka" Ett... Mau ke kamar? Tidak bisa, kalian harus segera pergi dari rumahku."Ujar Marni."Dasar kakak ipar jahan@m! Tak punya hati kau mengusir kami, dengan kondisi yang bapak seperti ini"Umpat Rani dan Rini."Bodo amat. Aku tidak perduli dengan tua bangk@ itu, yang jelas kalian harus keluar sekarang!"Ucap Marni dengan angkuh.Ryan langsung mendekat pada sang istri, ia memenangkannya."Sayang, biarkan mereka mengobatinya terlebih dahulu. Jika dia mati aku pasti akan di penjara, dan tak bisa bersama kamu lagi"Ucap Ryan, sebenarnya ia juga takut jika kejadian ini di laporkan pada polisi, ia memang salah, karena sudah lepas kontrol tubuhnya."Baiklah. Aku beri waktu kalian 3 jam dari sekar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status