Share

Pertemuan Rina dan Shakila

Setahun berlalu begitu cepat setelah kepergian pak Bagas untuk selamanya.

Bu Rina yang memilih untuk melanjutkan perjuangan almarhum suaminya mengurus perusahaan yang sedang berkembang pesat , pun semakin banyak mendapat keuntungan.

Sampai pada suatu hari perusahaan batu bara peninggalan almarhum suaminya melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan ekspor impor milik suami Shakila kekasih gelap Zydan yang tak lain adalah menantunya.

"Bagaimana pak Suseno, apa bisa kita bertemu siang ini untuk membicarakan lanjutan kerjasama yang akan kita jalani.?" tanya bu Rina melalui sambungan telfon.

"Boleh bu , dengan senang hati saya akan menemui bu Rina.!" sahut Suseno.

"Oke terimakasih pak Suseno,nanti saya share lokasi pertemuan kita pak.!" jawab bu Rina dan memutus sambungan telfon.

Ini bukan pengalaman baru bagi bu Rina menemui klien sebab sebelum menikah dengan almarhum suaminya, bu Rina juga merupakan seorang wanita karir yang memilih berhenti untuk mengurus keluarganya sesuai permintaan suami nya kala itu.

"Perusahaan kami akan dengan senang hati membantu perusahaan bu Rina untuk mengekspor batu bara milik perusahaan bu Rina ke berbagai negara yang ditentukan. Keuntungan perusahaan bu Rina tentu juga menjadi bagian keuntungan perusahaan kami." ucap Suseno setelah penandatanganan surat perjanjian kerjasama.

"Saya percaya dengan kinerja perusahaan pak Suseno, saya harap kerjasama kita ini bisa berjalan dengan semestinya.!" tukas Bu Rina menambahkan.

"Saya mengenal baik almarhum pak Bagas , beliau orang yang sangat teliti dan tidak mau sembarangan memilih perusahaan yang akan diajak bekerjasama." "Ternyata bu Rina juga sama hebatnya dengan beliau.Mampu mengembangkan perusahaan yang sudah ditinggal dan sekarang malah sudah memasuki kancah dunia.!" ucap Suseno memuji kemampuan bisnis Bu Rina.

"Terimakasih pak Suseno, anda juga sama hebatnya dengan pengusaha-pengusaha muda lainnya meski usia anda sudah tidak muda lagi tapi jiwa muda anda dalam berbisnis tidak kalah dengan pemula seperti saya." balas bu Rina merendah.

"Mungkin karena saya memiliki istri yang masih sangat muda , efek mudanya menular pada saya bu.!" imbuh Suseno tertawa.

"Oh ya ? Istri pak Suseno masih muda ?"

"Wanita beruntung."!"tukas bu Rina memuji.

"Istri ketiga saya bu. Istri pertama saya sudah meninggal dan istri kedua saya pergi dengan pria lain.!" ujar Suseno.

"Maaf pak.?" ucap Bu Rina.

"Tidak apa'apa bu, justru sekarang saya merasa lebih bahagia dan merasa lebih muda meski usia saya sudah 65 tahun.!" Ucap Suseno antusias.

Tengah asik bercengkrama tiba-tiba seorang wanita muda berpakaian cukup seksi menghampiri meja tempat bu Rina dan Suseno mengadakan meeting.

"Mas ? Kok kebetulan sekali kita ketemu di restoran yang sama.?" ucap wanita itu seraya mengecup pipi Suseno yang sudah berkeriput.

"Kamu kok bisa disini sayang.?" tanya Suseno seraya berdiri dari tempat duduknya.

"Iya mas, tadi kebetulan lewat aku lihat ada mobil kamu di parkiran ,ya udah aku mampir aja."jawab wanita muda itu.

"Kamu sedang rapat ya.?" tanya wanita muda itu lagi.

"Iya"sahut Suseno singkat.

"Oh iya bu Rina, kenalin ini istri yang tadi saya ceritakan.?" ucap Suseno kepada bu Rina.

Bu Rina pun turut berdiri dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman dan disambut oleh istri Suseno.

"Rina." ucap bu Rina memperkenalkan diri.

"Shakila." sahut Shakila yang tidak lain adalah kekasih gelap menantu Rina.

"Senang berkenalan dengan mbak Shakila." ucap bu Rina seraya tersenyum.

"Sama-sama bu Rina."

Mereka pun duduk bertiga di satu meja setelah memesan beberapa makanan sembari bercengkrama.

"Ngomong-ngomong, bu Rina punya berapa orang anak.?" Tanya Suseno.

"Saya memiliki satu orang anak saja pak dan sudah menikah." jawab bu Rina.

"Jadi sekarang ini ibu tinggal sendiri di rumah.?" tanya Suseno lagi tanpa bermaksud apa-apa.

"Yaa begitu lah pak resiko punya anak tunggal, perempuan pula. Kalau sudah menikah tentu kewajibannya mengikuti suaminya." lanjut bu Rina seraya tersenyum.

Shakila terlihat jenuh dengan pembicaraan dua orang tua yang saat ini di dekatnya.

"Mas , Aku lanjut ke toko lagi ya.?" ucap Shakila beralasan agar bisa beranjak.

"Oiya sayang , kamu hati-hati ya.?"

"Saya permisi duluan bu Rina.?" imbuh Shakila berpamitan.

Bu Rina mengangguk pelan dan tersenyum.

"Istri pak Suseno punya toko.?" tanya bu Rina.

"Iya bu Rina, Shakila minta di bukakan usaha katanya sih jenuh dirumah terus." jawab Suseno seraya menatap kepergian Shakila.

"Wah , anda suami yang sangat perhatian dengan kenyamanan istri." ucap Bu Rina memuji dengan tulus.

"Saya sudah tua bu, saya juga tau kenapa dia mau saya nikahi. Usia Shakila masih 27 tahun dan cantik pula.!" ucap Suseno tertawa.

Bu Rina paham maksud perkataan Suseno.

"Oh iya bu kalau ibu atau putri ibu berniat membeli berlian ke toko Shakila saja, nanti saya suruh kasih diskon."

"Oh mbak shakila bisnis berlian.?" tanya Bu Rina.

"Iya bu Rina , dia mintanya bisnis itu. Saya hanya menuruti saja, yang penting dia tidak mengganggu bisnis saya yang lain.!" jawab Suseno.

Sudah 2 jam pertemuan mereka berlangsung dan akhirnya Rina berpamitan.

-Zydan Bertemu Bu Rina-

"Siang nanti kita ke rumah oma ya ma, Nabira kangen sama oma." ucap Nabira pada Rindy yang sedang menata pot bunga di halaman rumahnya..

"Ehm , nanti mama telfon oma dulu ya ? Siapa tau oma nggak dirumah. Sekarang kan oma jarang dirumah."

"Iya mam.!" sahut Nabira.

"Memangnya sekarang mama punya kegiatan apa Ndy.?" tanya Zydan yang tiba-tiba muncul dari arah dalam rumah.

"Kamu itu parah banget Zy jadi menantu nggak tau kabar mertua sendiri ! Udah setahun ini mama kan ngurusin bisnis batu bara peninggalan papa.!" umpat Rindy kesal dengan pertanyaan Zydan yang bersikap seolah dirinya bukan siapa-siapa.

"Masa sih ? emangnya mama bisa.?"tanya Zydan seraya mengunyah buah apel yang dibawanya dari dalam rumah.

"Bisa lah ! Mama itu dulunya juga wanita karir yang sukses sebelum menikah sama papa. Jangan anggap remeh dengan kemampuan bisnis mama.! Aku aja anaknya kalah jauh dari mama.!" ucap Rindy membanggakan sang ibu.

"Kalau deketin mamanya Rindy salah nggak yaa.? "Secara dia kan janda kaya raya plus pinter juga.!" batin Zydan mulai menggila ingin memangsa mertuanya sendiri.

"Nanti siang aku antar ya kerumah mama.?" ucap Zydan menawarkan diri.

"Tumben.?" sahut Rindy.

"Tumben apaan sih Ndy, biasanya juga kalau aku lagi nggak sibuk aku mau kan nganterin kamu kerumah mama.?" ketus Zydan.

"Iya iya."sahut Rindy seraya melangkah ke pot bunga yang lainnya meninggalkan Zydan dengan rencana busuknya.

"Oma.!" teriak si kembar Nabira dan Sabira ketika bertemu omanya.

"Hey cucu oma ! Oma kangen banget sama kalian.!" seru oma sembari memeluk kedua cucunya yang cantik.

"Maa.?" sapa Zydan menyalami sang mertua.

"Kamu ikut juga Zy ? Nggak kerja.?" tanya Bu Rina.

"Nggak ma, lagi libur.!" jawab Zydan asal.

"Rindy mana.?" tanya bu Rina yang belum melihat kehadiran Rindy.

"Ada kok ma , lagi di luar lihatin bunga mama. Katanya sih mau di bawa pulang kalau ada yang bagus."

"Rindy,rindy , dari kecil suka banget sama bunga."gumam mama tersenyum menatap Rindy dari kaca jendela.

"Mama makin segar aja nih kelihatannya.? Balik jadi wanita karir lagi ya ma.?" tanya Zydan mulai menjalankan rencananya.

"Seger apaan , mama udah tua cuma karena rajin olahraga dan menjaga pola makan. Mama jadi terlihat seger.!" sahut bu Rina.

"Mama senang olahraga juga.?" tanya Zydan.

"Iya , tapi olahraga di halaman belakang rumah aja."

"Kenapa nggak coba ikutan fitness ma ? Lebih asik karena banyak temennya." ucap Zydan semakin berani.

"Fitness ? Waduh, mama udah tua Zy mana mungkin ada orang seusia mama di tempat fitness.!"

"Kamu ada-ada aja." ucap bu Rina tertawa kecil.

"Mama belum tua banget kok, lagi pula di tempat fitness banyak juga yang seumuran mama. Kalau mama mau nanti Zydan temenin daftar. Biar mama makin semangat kerjanya dan fit juga pastinya." bujuk Zydan tidak patah semangat mendekati sang mertua yang di pikir mudah untuk dijerat.

"Nanti mama pikirkan Zy , Mama sedang sibuk ngurusin kerjasama perusahaan mama dengan perusahaan ekspor impor. Rencananya mama mau mengekspor batu bara ke negara lain.!" tutur bu Rina antusias.

"Wonder woman.!" puji Zydan pada mertuanya.

Beberapa saat Zydan terhenyak setelah mendengar perkataan bu Rina.

"Perusahaan ekspor impor ? Kayak pernah denger tapi dimana ya.!" bisik batin Zydan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status