Share

PURA-PURA JADI SUPERSTAR
PURA-PURA JADI SUPERSTAR
Penulis: bonanzalalala

DIPECAT JADI PILOT

Jordie berkeringat dingin saat masuk ke dalam ruang HRD di maskapai swasta tempat dia bekerja. Hari ini adalah hari penentuan perpanjangan kontrak kerjanya. Dia sudah bekerja satu tahun sebagai pilot di maskapai itu.

Memang status Jordie masih karyawan kontrak. Namun, hatinya berharap bahwa akan ada keajaiban terkait perpanjangan kontrak kerja dan penetapannya sebagai pilot tetap di maskapai itu.

“Sore, Pak,” Jordie menjabat tangan Kepala HRD maskapainya. Di sana juga ada mentor timnya selama menjadi pilot.

“Silakan duduk,” Kepala HRD mempersilakan Jordie duduk.

Jordie duduk. Telapak tangannya terasa basah. Ada kecemasan dalam hatinya jika kontraknya tidak akan diperpanjang.

Kecemasan Jordie beralasan. Semuanya karena banyak teman-teman satu angkatannya yang diputus kontrak karena alasan efisiensi tenaga kerja di masa pandemi. Sudah beberapa tahun pandemi berjalan. Meski aktivitas penerbangan sudah mulai meningkat, tapi stabilitasnya secara bisnis memang masih dipertanyakan.

Beberapa maskapai sudah ada yang gulung tikar. Maskapai tempat Jordie bekerja terhitung masih bagus karena bisa survive di masa pandemi. Namun, jumlah pengurangan tenaga kerja di maskapai selalu dilakukan secara berkala.

“Jordie, ini keputusan kami untuk kontrak kerjamu,” Kepala HRD memberikan amplop putih pada Jordie.

Jordie menerimanya. Belum sempat Jordie membacanya, Kepala HRD sudah melanjutkan wicaranya.

“Kami minta maaf padamu karena tidak bisa memperpanjang masa kerjamu di sini,” tutur Kepala HRD menerangkan keputusan yang diambil perusahaan atas nasib Jordie. “Kinerjamu bagus. Kamu termasuk salah satu pilot muda berbakat kami. Namun, perusahaan kami memang masih dalam masa berbenah diri dan harus melakukan pengetatan budget. Karena itulah, kami memutuskan untuk memberhentikanmu.”

Pandangan Jordie tercengang menatap keputusan Kepala HRD maskapainya yang menyedihkan itu. Kecemasannya berubah jadi kenyataan. Dia tergabung dalam 100 karyawan maskapai yang akhirnya diputus kontrak kerjanya.

“Ini adalah keputusan final,” lanjut Kepala HRD. “Sekali lagi kami mohon maaf atas keputusan ini. Semoga di lain kesempatan, kita masih bisa bekerja sama.”

Jordie menganggukkan kepala kaku. Perasaannya hancur karena dia diputus kontrak kerjanya.

Langkah Jordie gontai saat memasuki kontrakannya. Dia sama sekali tak bersemangat dan langsung mengurung diri di kamar.

“Die! Jordie!” Hakim, teman Jordie yang senasib dengan Jordie, menerobos masuk ke dalam kamar. Dia mendekati Jordie yang tengah bersedih hati karena pemutusan kontrak kerja.

“Jordie, jangan sedih kamu,” tutur Hakim menghibur Jordie. “Aku juga kena pecat kok.”

“Argh, tapi bulan depan, aku berjanji datang ke rumah orang tua Aster buat ngelamar dia!” timpal Jordie kesal sekaligus sedih.

“Ya udah. Dilamar aja. Kan kalian udah pacaran dari SMA. Udah saling kenal sejak kecil. Kan kamu juga disekolahin sama orang tua Aster, kan? Kalau dikomunikasikan, mereka bakal paham kayaknya,” terang Hakim menyemangati Jordie.

“Nggak bisa, Kim,” balas Jordie. “Aku sudah banyak berutang budi pada keluarga Aster. Kalau aku ngelamar Aster dengan kondisi pengangguran begini, mau ditaruh mana mukaku?!”

Jordie menghela napas gelisah. “Apalagi, Aster kan lagi terkenal banget. Dia influencer kuliner kesukaan anak muda. Kamu bayangin aja berapa banyak gaji dia tiap bulannya. Pengangguran kayak aku nggak pantes banget bersanding sama dia.”

Hakim berdecak. “Terus apa rencanamu? Mau batalin rencanamu ngelamar Aster? Kamu nggak pertimbangin gimana perasaan Aster nantinya?” cerocos Hakim memberikan perspektif lain pada Jordie.

“Aku nggak bakal batalin rencana lamaran itu,” ucap Jordie. “Aku hanya akan menundanya. Aku bakal fokus cari pekerjaan yang stabil.”

“Kamu mau lamar jadi pilot lagi? Yakin bakal ada maskapai yang mau terima?”

Jordie menatap kesal Hakim. “Kamu kok nggak memotivasiku sih, Kim?” protes Jordie.

“Aku hanya ingin kamu realistis aja,” ujar Hakim. “Kamu tahu sendiri kan? Sebelum ada pandemi, udah banyak ribuan pilot nganggur. Ini karena jumlah orang yang mengambil pendidikan pilot jauh lebih banyak dari lowongan kerja pilot yang dibutuhkan. Ditambah lagi, sekarang masih masa pandemi. Kamu yakin beneran bisa kerja jadi pilot lagi?”

“Kalau belum dicoba kan nggak mungkin tahu gimana hasilnya,” timpal Jordie tetap menyimpan asa dalam hatinya. “Aku mau usaha dulu, Kim. Aku yakin usahaku sekarang belum maksimal. Aku bakal usaha lebih baik dari sekarang.”

“Oke deh,” ucap Hakim. “Kabari aku kalau kamu butuh bantuan.”

Jordie menatap Hakim penasaran. “Kamu sendiri mau ngapain habis ini?” tanya Jordie ingin tahu.

“Aku ada rencana mau bikin usaha geprekan ayam,” jawab Hakim ringan. “Tabunganku masih bisa dipakai buat sewa rumah dan aku mau jualan di sana. Aku rasa itu pilihan realistis buat sekarang. Bisnis kuliner kan nggak akan mati karena semua orang butuh makanan.”

Hakim tersenyum simpul menatap Jordie. “Rencanaku sebenarnya aku pengen ajak kamu join bisnis ini. Seenggaknya kalau bisnis kita sukses, kamu kan bisa buka cabang di Bandung. Kalaupun kamu menikah, kamu masih bisa mengandalkan bisnis geprek ayam itu buat jadi penghasilan utamamu. Tapi, kayaknya bisnis geprek ayam bukan pilihan menarik buatmu.”

Hakim menghela napas berat. Dia melangkah keluar kamar Jordie dan menutup pintu kembali dengan rapat.

Jordie termenung memandangi Hakim. Entah mengapa, hatinya merasa bersalah karena sudah berdebat dengan Hakim tadi. Padahal, Hakim membawa rencana yang cukup bagus untuk mereka jalankan setelah ini.

Buru-buru Jordie berlari keluar dari kamarnya. Dia mengejar Hakim. “Kim! Hakim!” teriak Jordie.

“Woi!” balas Hakim. “Aku nonton TV di ruang tengah!”

Jordie menyusul Hakim ke sana. Tampak Hakim duduk di sofa lusuh berwarna cokelat dan tengah menyalakan televisi.

Jordie duduk di sisi Hakim. Dia menepuk bahu Hakim. “Kim, aku nggak bermaksud bilang kalau pekerjaan selain pilot itu adalah pekerjaan yang buruk,” ucap Jordie. “Aku hanya ingin mencoba mendaftar lagi ke beberapa maskapai. Siapa tahu aku bisa kembali jadi pilot. Soalnya Aster sangat menyukai pria dengan profesi pilot. Aku pengen jadi pria yang diidamkan Aster.”

“Hei, santailah. Aku paham kok itu. Lagian, kita udah temenan dari SMA, kan? Kamu udah cerita soal ini berulang kali padaku,” balas Hakim.

“Aku bakal coba selama tiga bulan,” ungkap Jordie menerangkan rencananya. “Kalau selama tiga bulan ini aku nggak dapat balasan dari sama sekali dari maskapai-maskapai yang aku daftari, aku bakal ikut bisnis kulinermu. Bisa, kan?”

Jordie menatap penuh harap pada Hakim. Dia tetap ingin memperjuangkan semuanya dalam kehidupannya. Meskipun, Jordie sangat tahu bahwa kondisi di masa pandemi seperti ini sangatlah sulit bagi semua orang.

“Oke,” jawab Hakim dengan senyum lebar di wajahnya. “Warung geprek ayamku selalu terbuka untukmu. Tapi, kamu harus investasi yang banyak ya?”

Tawa Jordie terdengar. “Oke,” jawab Jordie penuh semangat.

Jordie menyimpan banyak asa dalam hatinya. Dia terus membuat surat lamaran sebagai seorang pilot dengan harapan akan ada maskapai yang mau menerimanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status