Home / Fantasi / PUTRI PENGUBAH TAKDIR ELYSIA / BAB 24 : DI BALIK BAYANG-BAYANG PUNCAK

Share

BAB 24 : DI BALIK BAYANG-BAYANG PUNCAK

Author: TenMaRuu
last update Last Updated: 2025-06-05 12:22:43

Hutan pinus kecil itu terasa seperti surga mini setelah horor di Lorong Bisikan dan ketegangan menghindari patroli Umbra. Aku langsung ambruk begitu kami menemukan ceruk yang cukup terlindung di antara akar-akar pohon pinus raksasa. Napasku masih memburu, setiap otot di tubuhku menjerit protes. Arista, dengan wajah yang tak kalah pucatnya, dengan hati-hati merebahkan Riel di atas hamparan daun pinus kering.

Pangeran Elf itu mengerang pelan, matanya terpejam rapat, keningnya basah oleh keringat dingin meski udara di sini menusuk tulang.

Kondisinya benar-benar mengkhawatirkan.

"Kita berhasil," desah Arista, lebih seperti mencoba meyakinkan dirinya sendiri daripada memberitahuku. Ia menatap ke arah puncak gunung yang kini sebagian tertutup kabut, seolah memastikan Vane Morwen dan pasukannya tidak tiba-tiba muncul dari sana.

"Ya, berhasil kabur," sahutku getir. Kabur. Bukan menang. Dan dengan Riel yang nyaris sekarat begini, aku tidak yakin ini bisa disebut keberhasilan.

Malam itu, tidurk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PUTRI PENGUBAH TAKDIR ELYSIA    BAB 30: UJIAN PENJAGA HUTAN

    Pohon yang berjalan. Pohon yang marah.Butuh beberapa detik bagi otakku yang kelelahan untuk mencerna pemandangan mustahil di depan kami. Ini bukan sekadar monster hutan. Ini adalah perwujudan... jiwa dari hutan itu sendiri. Menjulang tinggi, berakar pada zaman, dan jelas... sangat tidak menyukai kami."Treant," desis Arista di sampingku. Kedua belatinya sudah siaga dalam genggaman, postur tubuhnya merendah, siap menerkam. "Penjaga Kuno hutan ini. Jangan bergerak tiba-tiba, Liora."Terlambat. Sekujur tubuhku sudah membeku kaku.Suara gemuruh rendah kembali menggema dari tubuh raksasa itu. Suara itu tidak keluar dari mulut, melainkan bergetar dari setiap serat kayunya, seolah ribuan akar tercabut paksa dari perut bumi."SIAPA... YANG... MENGGANGGU... KETENANGAN HUTAN INI?"Suaranya lambat, berat, dan sarat akan amarah purba yang telah lama tertidur.Dua titik cahaya hijau lumut yang menyala di tempat yang seharusnya menjadi mata, kini menatap lurus ke arahku. Ia bisa merasakannya. Ener

  • PUTRI PENGUBAH TAKDIR ELYSIA    BAB 29: JALUR CAHAYA BIRU

    Riel dan Arista menatapku, ekspresi mereka terpaku dengan campuran antara kaget dan ragu. Aku mengerti kebingungan mereka. Beberapa saat lalu aku sama tersesatnya, kini aku menawarkan diri menjadi pemandu. Dari sudut jiwa yang mana datangnya kepercayaan diri ini, aku sendiri tak tahu.Aku hanya membalas tatapan mereka dengan senyum tipis."Aku tahu jalannya," ujarku, suara terdengar lebih mantap dari yang kurasakan."Ikuti aku."Tanpa menunggu persetujuan mereka, aku berbalik dan melangkah lebih dulu. Memasuki kembali labirin akar-akar pohon raksasa yang tadinya terasa begitu menyesatkan.Namun kali ini, semuanya berbeda.Aku tidak lagi melihat dengan mata biasa. Aku memejamkan mata sejenak, membiarkan indera Aether-ku yang baru lahir ini mengambil alih sepenuhnya. Seluruh duniaku yang tadinya dipenuhi hijau dan cokelat kini memudar, digantikan oleh fokus mutlak pada benang-benang energi biru pucat yang menari-nari di dalam benakku.Benang-benang itu seperti pita cahaya gaib yang dite

  • PUTRI PENGUBAH TAKDIR ELYSIA    BAB 28: PERBATASAN SENJA

    Perpisahan dengan Faelan dan kehangatan Suaka Sylvan terasa seperti mimpi yang berakhir terlalu cepat. Hanya butuh satu langkah melewati tirai air terjun, dan dunia luar yang kejam kembali menyergap kami tanpa ampun.Kami kembali menjadi buronan. Kembali menjadi target.Namun kali ini… ada harapan. Ada tujuan yang jelas."Perbatasan Senja," gumam Arista. Matanya yang tajam menatap jalur menurun di depan kami, sebuah pemandangan yang terasa begitu asing dan tidak ramah. "Menurut peta Elara, kita harus melewati hutan lebat di kaki lembah itu."Beberapa jam pertama perjalanan terasa menipu. Lereng-lereng landai yang kami susuri dipenuhi hutan pinus yang lebih rapat dari sebelumnya. Suara angin tak lagi meraung-raung, dan udara terasa sedikit lebih hangat seiring menurunnya ketinggian kami. Sebuah ketenangan yang hampir membuat kami lengah.Riel, meski masih sesekali meringis jika bergerak terlalu cepat, sudah bisa berjalan tanpa tongkat. Langkahnya lebih mantap, dan wajahnya yang pucat p

  • PUTRI PENGUBAH TAKDIR ELYSIA    BAB 27 : MENUJU PERBATASAN

    Tiga Hari.Selama tiga hari penuh, suaka Sylvan di balik tirai air terjun ini telah menjadi rumah kami. Benteng kami dari dunia luar yang kejam. Di sini, waktu seolah melambat, berjalan seirama dengan denyut alam itu sendiri.Untungnya, di bawah perawatan Faelan dan Arista, kondisi Riel membaik dengan pesat. Setiap hari, lukanya dibersihkan dengan air suci dari kolam yang telah kumurnikan, dan ia menelan ramuan herbal pahit racikan Faelan. Perlahan tapi pasti, racun sihir gelap Umbra itu enyah dari tubuhnya. Wajahnya yang semula sepucat kertas, kini mulai merona, dan napasnya jauh lebih teratur.Hari ini, untuk pertama kalinya, ia berhasil duduk sendiri di tepi kolam. Gerakannya memang masih kaku dan ia masih butuh bantuan untuk sekadar berdiri."Sudah kubilang, aku baik-baik saja," ujarnya dengan nada keras kepala yang khas saat Arista mencoba membantunya bersandar lebih nyaman.Aku yang duduk tak jauh darinya hanya bisa memutar bola mata.Dasar Pangeran Elf, baru saja sadar sudah so

  • PUTRI PENGUBAH TAKDIR ELYSIA    BAB 26 : SUAKA SYLVAN

    Saat kami melangkah melewati tirai air terjun yang berkilauan, dunia luar yang dingin dan kejam seolah lenyap seketika. Semua digantikan oleh keajaiban yang sama sekali berbeda.Gua ini… bukan sekadar gua.Ini adalah sebuah suaka.Udara hangat dan lembap menyambut kami, dipenuhi aroma wangi bunga-bunga malam, tanah subur, dan lumut basah. Dinding-dinding batunya tidak berkilau oleh kristal, melainkan diselimuti lapisan lumut hijau zamrud yang berpendar lembut. Cahaya hijau pucat yang menenangkan itu terasa begitu… hidup.Di tengah gua, sebuah kolam kecil dengan air sejernih cermin memantulkan pendaran lumut, menciptakan pemandangan yang sureal dan damai.Di tempat ini, aku bisa merasakan aliran Aether dengan sangat jelas; bersih, murni, dan berdenyut mengikuti ritme kehidupan alam. Sangat kontras dengan energi kacau di puncak gunung atau aura gelap Umbra yang memuakkan.Rasanya seperti paru-paruku yang sesak akhirnya bisa bernapas lega."Bawa Pangeran Elf itu kemari," kata Faelan, sua

  • PUTRI PENGUBAH TAKDIR ELYSIA    BAB 25 : PENJAGA WILAYAH TERLARANG

    Lompat dari wajan ke dalam api. Pepatah lama itu belum pernah terasa relevan seperti sekarang. Baru saja kami berhasil lolos dari kejaran Umbra yang bikin jantung mau copot, eh, sekarang malah berhadapan dengan… entah apa ini. Makhluk berkulit hijau kecoklatan seperti kulit pohon, dengan mata hijau menyala setajam zamrud dan tombak kayu runcing yang teracung lurus ke arah kami.Aura yang dipancarkannya aneh. Bukan gelap seperti Umbra, tapi juga bukan Aether murni yang menenangkan. Lebih seperti… energi alam yang liar, purba, dan sama sekali tidak ramah pada penyusup."Siapa kalian?" Suaranya serak, seperti gesekan kulit kayu yang kering, namun ada nada perintah yang tak bisa diabaikan. "Dan apa urusan kalian memasuki wilayah terlarang ini?"Wilayah terlarang. Sial. Sepertinya peta Elara tidak mencantumkan detail kecil ini.Arista langsung mengambil posisi di depanku dan Riel, satu belatinya sudah terhunus, meski ia tidak langsung menyerang. "Kami hanya pengelana yang tersesat, Penjaga,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status