Setelah sepuluh menit berlalu Nabilla berada di UKS bersama Raqa, kini cewek itu duduk anteng di tepi sebab tidak terima dispensasi apa pun dari cowok itu.
Tapi, kalau Nabilla mau, ia bisa saja merengek agar tidak ikut, sayangnya ia juga tidak mau kehilangan moment menatap wajah Raqa yang menurutnya kelewat tampan itu.
"Baiklah, saya minta maaf karena ada urusan kecil mendadak yang tidak bisa ditinggalkan," ucap Raqa. Tadi, aula sempat heboh karena si ketua OSIS itu membuat mereka menunggu.
"Jadi, sebagai permintaan maaf, saya akan berikan hadiah kepada peserta yang berhasil mengumpulkan tanda tangan terbanyak. Dan hukuman berdiri di depan bagi peserta yang tidak dapat tanda tangan satu pun."
Berbagai mimik peserta langsung menghebohkan aula, ada yang memekik girang, ada yang celengak-celenguk mencari teman karena tidak dapat tanda tangan satu pun, atau tersenyum kecut seolah dialah peserta yang d
Bahkan cantikmu, mampu membuatku menenggelamkan semua kelabu.-Raqa Abimanyu Dinata-•••Raqa mengedar pandang ke seluruh koridor, terutama jalan menuju taman belakang sekolah. Untung sepi, jadi dia tidak harus sembunyi-sembunyi demi cewek bernama Nabilla ini."Kakak kok kayak ketakutan gitu? Takut sama guru tadi ya? Hih, badan aja yang gede," cibir Nabilla.Raqa melotot tidak terima. "Gue nggak takut sama siapa pun. Terutama sama Bapak tua tadi!"Nabilla menggidikan bahu acuh, matanya mengamati dengan seksama buku gambarnya. Membolak-balik, dan menahan napas terkejut ketika menemukan noda pada gambarnya."Tuh, kan, Kakak sih, coba nih liat! Buku gambar aku jadi kotor, gimana mau ngebersihinnya."Raqa mendengus keras. Ia tidak habis pikir pada sikap manja dan berlebihan Nabilla. Lagi pula, itu hanya buku gambar. T
Tidak ada masalah yang selesai dengan cara lari, karena ada masalah lain yang akan datang menanti, maka selesaikan masalahmu hari ini.•••"Ciee diantar sama siapa, tuh?"Nabilla menoleh, dia mendapati Yogi Kakaknya tengah bersedekap sambil menaik-naikkan alis."Kakak nggak perlu tau ih. Kepo!" jawab Nabilla."Elah lu, manja. Gue bilangin sama Bunda nih. BUNDA! BUNDA! NABILLA MULAI NAKAL NIH, BUNN." Yogi berteriak seraya masuk ke dalam rumah.Nabilla mencak-mencak, ia menghentakkan kaki kesal. "Kak Yogi, apaan sih?! Aku nggak nakal tau, BUNDA JANGAN DIDENGERIN!" gerutu Nabilla ikut masuk ke dalam rumah.Bundanya yang ternyata sedang menonton TV di ruang tengah menggelengkan kepala, lantas saja wanita berhijab peach itu mengecilkan volu
Ada kalanya kata yang hendak terucap ditelan kembali, agar tidak ada pihak manapun yang tersakiti.•••Jam menunjukkan hampir pukul sepuluh malam, selesai makan malam bersama keluarganya, Nabilla duduk di atas kasurnya seraya memainkan ponsel. Dilihatnya lagi nomor Raqa yang sudah ia simpan.Nabilla tersenyum, entah kenapa, padahal hari ini begitu melelahkan. Mulai dari acara MOS dimulai, sampai acara itu selesai, Nabilla ingat banyak kesialan yang menimpanya.Meski demikian, Nabilla tidak pernah marah pada Tuhan, karena ia selalu ingat kata Nara jika musibah adalah salah satu wujud rasa sayang Tuhan pada makhluknya. Atau sejenis hukuman atas perbuatan dosa yang makhluknya lakukan.Jika Nabilla masuk dalam kategori kedua, maka dia akan senang hati memperbaiki kesalahannya. Jika pun masuk dalam kategori pertama, Nabilla sangat bersyukur karena Tuhan menyayan
Menunggu adalah salah satu cara menguji kesabaran seseorang.•••Nabilla membenarkan rok bawahnya yang terlipat, akibat berlari lumayan kencang, dia sampai keringatan membawa Damar minggat dari Sagita dan Mentari.Nabila benar-benar gugup akibat kecerobohannya tadi, beralasan ke toilet, alhasil mereka harus melewati koridor kelas sebelas. Belum lagi, Nabilla harus memastikan Sagita tidak curiga, dan di sinilah mereka berakhir. Toilet pria.Nabilla menepuk jidatnya. "Yah, kok masuk toilet cowok, sih, Dam?" kesalnya.Mengusap tengkuk, Damar benar tidak tahu apa-apa. Dia mengikuti saja Nabilla menarik tangannya meski tidak tahu arah. Damar jug
Aku itu bahaya, rusak, penuh masalah, tidak cocok untukmu yang seperti matahari, cerah.-Nabilla Shiletta-•••Senyum Nabilla sedari tadi tercetak lebar, antara gugup sekaligus senang bercampur bahagia. Tentu saja alasannya adalah Raqa, tangan cowok itu menggenggam erat tangannya sambil berjalan santai melewati kelas XI dan XII yang sengaja diliburkan karena acara MOS.Wajah Raqa datar, tatapannya lurus ke depan, rambutnya yang sedikit acakan berhasil membuat Nabilla gemas sendiri. Cewek berambut sebahu itu diam-diam mencuri pandang ke arah Raqa. Lalu nyengir sendiri, entah senyum, atau merasa geli, yang pasti ketika Raqa tidak sengaja menangkapnya basah Nabilla segera membuang wajah.Namun, Raqa tidak sebodoh itu, dia tahu Nabilla diam-diam meliriknya, sekali, dua kali dan ketiga
Kamu adalah topeng di balik wajah polos yang lugu, yang membuatku bertekuk lutut detik itu.-Nabilla Shiletta-•••"Ditunggu Pak Gusti, ruang kepsek, sekarang."Singkat, padat, dan jelas, tentu saja pemilik suara itu adalah Ragil. Ia memandang malas ke arah Raqa yang sedang fokus menyesap rokoknya sambil duduk di sofa. Meski berada di ruang OSIS, cowok itu sama sekali tidak memikirkan akibatnya."Lu aja dah sana, gue males," ujar Raqa, ia menghembuskan asap rokoknya ke udara. "Oh ya, kasih tau sama tuh bapak tua acara MOS gue persingkat cuma tiga hari, kagak ada yang namanya kemah akhir pekan. Ribet."Se
You are the definition of a little devil, more creepy and more frightening.-Raqa Abimanyu Dinata-•••"KAK RAQA! TUNGGU DONG!" panggil Nabilla sambil berlari membawa sketchbooknya. Sejak kejadian syarat gila yang diucapkannya tadi, Raqa memilih menjauh dari cewek itu. Namun Nabilla tetap Nabilla, dia cewek keras kepala sekaligus manja, yang membuat Raqa pusing setiap harinya."Apaan?" Raqa bertanya malas. "Lu nggak capek ngejar-ngejar gue?""Nabilla… huh ah, ca… pek." Napas Nabilla
"Well, apa maksud lu nanyain hal itu?" Raqa bertanya sembari mengunci tubuh Nabilla dengan satu tangannya. Berhimpit ke dinding, Nabilla menunduk takut."A-aku nanya apa yang ada di pikiran aku, Kak. Salah ya? Aku rasa enggak, pertanyaan aku tadi masih ada hubungannya sama acara MOS," jawab Nabilla memberanikan diri. Bersyukurlah Raqa membawanya ke ruang OSIS, dimana panitia sedang berkumpul. Raqa menyudutkannya ke pojok ruangan, panitia berusaha sok sibuk padahal diam-diam mencuri lirikan."Gue mau lu jelasin apa hubungan merokok dan acara MOS!" sentak Raqa.Nabilla mendongak saat itu juga, mata cewek itu berkaca-kaca, fokus panitia teralihkan pada mereka. Terutama Ragil. Tangan c