Demi apa pun, Gior sudah berhasil membuat Kianna salah tingkah setengah mati. Cowok ganteng itu melakukan prank karena kalah dalam bermain game. Dengan konyol, Bambang memintanya untuk memberikan prank pada Kianna. Adik kelasnya yang cukup tertutup dan terbilang irit bicara itu.
Mau tak mau, Gior melakukan apa yang diperintahkan Bambang padanya demi memenuhi persyaratan kalah taruhan itu. Kianna begitu kesal dan menahan malu disaat yang bersamaan. Untung saja, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk menanggapi kata-kata Gior yang ternyata hanya prank.
Di hadapan Kianna, Andara tidak bisa menahan tawanya ketika mengetahui jika itu hanya prank semata yang dilakukan Gior pada sahabatnya. Meskipun sempat terlintas dipikiran Andara jika Gior memang sedang memuji Kianna.
"Sumpah ya, Ki, aku pikir kak Gior tadi beneran mau muji kamu. Aku sudah baper setengah hidup dan ternyata cuma prank dari kak Bambang," ucap Andara saat mereka berdua tengah berjalan menuju kelas.
"Aku pikir, kak Gior senekat itu muji cewek lain di depan pacarnya sendiri. Demi apa pun, kalo aku jadi kamu, mungkin udah jatuh pingsan sangking deg-degannya. Sayangnya, yang di prank itu, manusia lempeng macem kamu begini. Ya, gak bereaksi apa pun jadinya," oceh Andara.
Kianna sibuk dengan pikirannya sendiri. Ada rasa senang sekaligus kesal yang gadis itu rasakan. Kianna juga sempat berpikiran sama dengan yang diucapkan Andara, tidak mungkin Gior mau memuji cewek lain, yang jelas-jelas pacarnya ada di sana juga. Gior tipikal cowok yang setia, Kianna tahu itu. Gior tidak pernah berlebihan bermain-main dengan cewek lain yang bukan satu kelas dengannya apalagi dengan adik kelasnya yang banyak secara terang-terangan mengaku suka dengan cowok tampan itu. Akan tetapi, Gior tetap bersikap biasa dan santai menghadapinya. Itu yang membuat Kianna berpikir jika Gior begitu menjaga hati Nada, pacarnya.
****
Hari-hari berganti begitu saja. Tidak ada hal spesial yang terjadi antara Kianna dan Gior. Keduanya sama-sama menjalani hari seperti biasa. Kianna tetap dengan kebiasaannya memberikan post it di meja Gior tanpa seorang pun tahu dan masih menulis lanjutan kisah cinta diam-diamnya di aplikasi online.
Gior sendiri, masih tetap bermain basket dan menjalani hubungan yang kian harmonis dengan Nada meskipun tidak berlebihan seperti pasangan jaman now lainnya. Lutfi, kakak kelas Kianna yang beberapa waktu lalu berusaha keras mendekati Kianna kini mundur perlahan dan sedang membuka hati untuk adik kelas Kianna yang lainnya yang bernama Khalilah.
Terlalu sulit bagi Lutfi untuk mendobrak pintu hati Kianna yang makin ke sini makin tertutup rapat. Kianna pun tidak berusaha untuk membuka hatinya pada Lutfi karena memang Kianna tidak menyukai Lutfi. Ia tidak mau menjalani hubungan hanya karena rasa iba atau kasihan semata.
*****
Suasana bising di dalam kelas membuat Kianna tidak betah. Ia lebih suka, suasana yang tenang dan tentunya sepi. Akhir-akhir ini, sekolahnya sering mengadakan rapat guru yang membuat semua pelajar sekolah itu merasakan nikmatnya jam kosong.
Bahagia bukan main, untuk siswa yang malas atau jenuh dalam belajar. Kalau Kianna sendiri, ia senang-senang saja, mau belajar atau tidak. Seperti halnya saat ini, Kianna tengah bersiap membawa seluruh peralatan bersembunyinya.
Earphone, novel dan smartphone. Kianna memilih untuk menyendiri di markasnya, taman belakang di kursi bawah pohon. Ide tengah mengalir deras di kepalanya, hanya tinggal ia tuangkan ke dalam rangkaian kata-kata.
Sayup-sayup Kianna mendengar suara orang berbincang tak jauh darinya. Suara yang begitu Kianna kenal.
"Gi, sampe kapan kita kayak gini?"
Pertanyaan yang terlontar itu membuat Kianna menoleh untuk memastikan jika telinga dan tingkat kepekaannya masih begitu tinggi. Giorgio dan Nada, tebakan Kianna benar.
Keduanya duduk bersisian, Gior fokus dengan ponsel di tangannya entah sedang melakukan apa, sedangkan Nada sedang memilin-milin saputangan yang dipegangnya.
"Gior, sampe kapan kita kayak gini?" Nada mengulang pertanyaannya yang sempat diajukannya tadi.
"Giorgio Fernandes! Lo denger ga sih gue ngomong?" bentak Nada pada Gior yang mengabaikan pertanyaan Nada.
Kianna sempat tersentak ketika mendengar Nada membentak Gior. Sepengetahuan Kianna, baik Gior ataupun Nada tidak pernah saling membentak satu sama lain.
"Hmm ... gue denger. Terus mau lo apa?" jawab Gior dan bertanya balik pada Nada tanpa memalingkan mukanya dari ponsel.
"Kita putus!" kata Nada pelan.
Meskipun pelan, Kianna masih bisa mendengar ucapan Nada. Gadis itu melotot dan detak jantungnya berpacu dengan cepat. Padahal Nada mengatakan itu pada Gior, tapi dirinya yang bereaksi lebay.
'Kenapa harus putus?' pikir Kianna.
"Lo udah bosen merani karakter jadi pacar gue?" tanya Gior dengan terkekeh tanpa melepaskan pandangannya dari ponsel.
"Gue bukannya bosen, cuma gue mau punya pacar beneran," kata Nada.
"Gue lagi deket sama Aldi, Gi! Kalo tetep kita begini, pura-pura pacaran, gue sama Aldi ga akan jadian!" curhat Nada.
'Aldi? Siapa Aldi?' batin Kia.
"Ya udah, thank you udah bantu gue sampe sejauh ini, sepupu gue yang baik hati. Kita putus sekarang ya!" kata Gior sambil mengacak-acak rambut Nada.
"Lebay lo!" ketus Nada.
"Ih, Gior! Berantakan semua ini rambut gue! Sial lo, ya udah mulai sekarang ga perlu lo akting sok manis lagi ke gue! Lagian sana gih cari tuh orang yang sudah lama bikin lo penasaran, yang tiap hari baek banget ngasiin lo quote-quote of the day itu," cibir Nada menggoda Gior, tapi Gior hanya tersenyum simpul dengan kelakuan sepupunya itu.
"Gue udah tau orangnya!" jawab Gior santai yang ditanggapi tatapan penuh penasaran Nada.
"Siapa?" tanya Nada.
"Kepo deh lo. Udah sana pergi, ganggu gue aja," usir Gior pada Nada.
"Is, bener-bener yah lo ini. Ya udah deh, gue balik ke kelas dulu," pamit Nada. Gior hanya mengangguk menanggapi ucapan Nada padanya.
Di ujung sana, Kianna cukup terperangah mendengar obrolan antara Nada dan Gior. Dugaannya jika Gior dan Nada berpacaran ternyata salah. Bukan hanya dugaannya, tapi satu sekolah.
Pernyataan Gior yang sudah tahu siapa orang yang hampir setiap hari memberi quotes di mejanya membuat Kianna cukup gelisah. Kianna bergegas membereskan beberapa novel yang dibawanya dengan dipeluk menggunakan lengan kiri, sedangkan tangan kanannya menggenggam erat ponsel. Kianna ingin melarikan diri secepatnya ke kelas. Menjauhkan diri dari Gior.
Baru tiga langkah Kianna beranjak dari tempat duduknya, tubuhnya mendadak oleng akibat shock dengan keberadaan orang yang ingin ia hindari. Gior sudah berdiri di hadapannya dengan menatap lurus ke arah Kianna bersedekap tangan. Kianna gugup, mencoba menghindari tatapan mata Gior.
"Maaf, Kak, saya mau kembali ke kelas," kata Kianna pada Gior. Gior seolah tak acuh dengan ucapan itu.
"Tatap mata gue!" perintah Gior pada Kianna, Kianna mengerenyitkan dahi mendengarnya.
"Kianna Augustephie! Anak XI IPA 1 yang rajin kasih gue tempelan Quotes dan juga penulis dengan username: panggilakukey, that's right?" Ucapan Gior yang membuat Kianna mati kutu. Keringat dingin mengucur di dahi serta sekujur tubuhnya. Bibirnya kelu untuk sekadar menjawab ucapan yang terlontar dari mulut Gior.
Ternyata Gior sudah tahu identitas aslinya dan dunia pun seolah mendadak berhenti menurut Kianna. Ia ingin sekali ditelan bumi saat itu juga karena ia tidak tahu bagaimana mengubur rasa malunya pada Giorgio. Cowok yang dikagumi sekaligus disukainya.
"Hei ... Kianna, lo punya mulut 'kan buat jawab pertanyaan gue tadi? Liat gue, emang sepatu lo lebih menarik dibanding muka ganteng gue?" canda Gior, tapi tetap membuat Kianna tidak dapat berbicara sepatah kata pun.
"Lo, Kianna yang ditaksir Lutfi 'kan? Yang di fans-in sama Bambang juga." Kianna menatap ragu Gior saat mendengar pertanyaan, tapi seperti pernyataan telak.
"Gue udah nunggui lo muncul ke muka gue secara terang-terangan hampir beberapa bulan ke belakang ini. Eh, ternyata makin hari lo makin main kucing-kucingan sama gue,"
"Sampe akhirnya, hari ini lo nguping obrolan gue sama Nada sendiri. Jadi, gue gak perlu repot ngejelasin apa pun lagi sama elo. Soalnya apa yang elo denger itu, yah, itulah kenyataannya,"
"Cuma sama kayak Nada sih gue. Gue mau punya pacar beneran sekarang, gak yang pura-pura lagi," jelas Gior panjang lebar.
Kianna menautkan kedua alisnya saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Gior. Apa maksud cowok itu berbicara seperti itu padanya?
Gior maju mendekat ke arah Kianna berdiri, memberi jarak hanya beberapa sentimeter.
"Gue baca cerita lo yang Secret Admirer itu." Kianna mendongak terbelalak.
"Gue juga mau Happy ending ceritanya. Jadi, gue mau lo jadi pacar gue!" kata Gior penuh dengan ketegasan dan Kianna menatap mata Gior mencari celah kebohongan, tapi Kianna tidak menemukannya.
"Kianna Augustephie—mulai hari ini kita resmi pacaran. Kelamaan nunggu lo jawab," kata Gior tegas sambil menarik tubuh tegang Kianna ke dalam dekapannya.
"Thank you, yah, buat quotesnya, gue suka. Gue juga suka baca cerita-cerita yang lo tulis, tapi gue ga suka sad ending, gue maunya happy ending, khusus buat cerita kita."
"Lo kurang pinter nyembunyiin identitas lo dari gue. Lo seneng 'kan sekarang punya pacar, cowok ganteng, pinter, baik hati, ga sombong, idola, bintang sekolah pula." Gior meninggikan dirinya sendiri yang membuat Kianna tersenyum simpul.
Gior melepaskan pelukan hangatnya pada Kianna, menatap gadis itu yang hanya diam.
"Lo ga mau ngomong apa-apa gitu sama gue?" tanya Gior pada Kianna yang mendadak bisu dan kaku, Kianna menunduk menatapi ujung sepatunya.
Ia bingung harus berbuat apa. Ternyata lebih sulit berhadapan langsung dengan orang yang disukai ketimbang mengawasi dari kejauhan.
Kianna mendongak, mencoba memberanikan diri menatap Gior. Gior pun sebaliknya menatap Kianna dengan tersenyum manis.
"I love you, Kianna," ucap Gior yang membuat Kianna kaget mendengarnya.
"Hah?" Hanya kata itu terucap dari bibir Kianna.
"Penjelasannya nanti aja. Mulai sekarang yang jelas lo resmi jadi pacar gue!" kata Gior tegas.
"Apa?" Kianna masih tidak percaya atas apa yang didengarnya.
"Kita PA-CA-RAN!!" eja Gior.
"Maksudnya, aku sama kakak punya hubungan? Kak Gior pacar Kianna?" tanya Kianna ragu.
"Iya, Sayang. Giorgio Fernandes sekarang pacar kamu, bukan Lutfi atau Bambang." Gior menekankan kata pacar pada Kianna.
"Kia ga lagi mimpi 'kan?"
Gior menarik lengan Kianna agar mendekat dengannya. Gior mengecup telapak tangan Kianna, gadis itu melotot terkejut.
"Masih mikir ini mimpi?" tanya Gior dan Kianna menggeleng kaku.
*****
Happy reading ^^Jangan lupa komen!*****"Selamat yah, Kak, buat kemenangannya hari ini." Kianna membuka obrolan mereka sesaat setelah masuk dalam mobil.Gior menoleh sekilas sambil tersenyum lebar. "Your Welcome, Kica.""Makasih juga buat baksonya," kata Kianna dengan senyum malu-malu."Gak mau ngucapin kayak Paiman tadi? Gue yakin banget kalo lo shock liat kelakuan temen-temen gue, tapi yah-emang dari dulu, dari kelas sepuluh kami mulai berteman udah begitu. Ngebiasain ngucapin rasa syukur sambil doa bareng-bareng, biar gak pernah lupa buat bersyukur kalo dapet kenikmatan dari Tuhan," jelas Gior begitu santai.Kianna menatap kagum penuh binar mendengar penjelasan Gior. Circle pertemanan Gior di mata Kianna sangat positif. Beruntunglah pacarnya itu memiliki teman yang s
Happy reading^^Jangan ragu buat bantu share cerita ini ke semua org. Kalau ada hal baik yg bisa diambil dari cerita ini, silakan diterapin di kehidupan nyata. Kalao hal buruknya, skip aja yah ^^Jangan lupa komen!******Setelah Gior mengucapkan pantun yang cukup membuat semua orang shock, cowok ganteng di atas rata-rata itu pamit sejenak untuk mengikuti upacara penutupan sekaligus penyerahan hadiah. Kianna dan juga Kinno serta sahabatnya yang lain memilih untuk duduk kembali di kursi tribun. Beberapa kali Bambang mencuri lirik untuk memperhatikan wajah Kinno dan Kianna bergantian untuk memastikan jika mereka berdua memanglah memiliki ikatan saudara.Kinno mengusap tengkuk lehernya sambil bergumam, "kenapa dia bisa tau kalo aku abang kamu yah, Dek?" Kianna melirik Kinno sambil mengedikkan bah
Happy reading!Jangan lupa banjirin dengan komen kalian. Thank you*****Alarm cemburu membabi buta Gior mulai muncul ketika ia melihat kehadiran 2 orang cowok jangkung berdiri di sebelah pelatihnya. Gior juga menangkap gerak gerik salah satu cowok yang gantengnya hampir setara dengannya melambai ke arah tempat duduk Kianna. Dengan cepat Gior memperhatikan ekspresi balasan Kianna yang tetap mematung seolah tidak peduli. Cukup menenangkan, tetapi tetap saja membuat fokus Gior terbuyarkan."Gi, fokus!" Paijo memberi peringatan pada Gior.Fred mengambil kesempatan lengah Gior untuk mempersempit jarak skor mereka yang sudah tertinggal. Beberapa kali, bola direbut oleh Fred begitu saja ketika Gior kehilangan fokusnya seolah sedang sibuk berpikir.Kianna duduk dengan gel
Happy reading!Selamat malming ??******Kianna duduk di depan laptop dengan jemari lentiknya menekan satu persatu huruf yang ada di sana, membentuk rangkaian kalimat dalam cerita yang ia tulis. Gadis itu menuliskan semua kejadian yang terjadi padanya akhir-akhir ini ke dalam cerita yang ia tulis. Cerita yang sebenarnya sudah memiliki ending yang dia inginkan sejak awal ditulis.Gadis berponi itu menekuk kedua lutut dan memeluknya erat menaruh dagu di sana. Matanya bergerak cepat membaca ulang setiap baris kata yang telah ia tulis. Kedua sudut bibirnya terangkat bersamaan, wajahnya memanas secara tiba-tiba. Hati Kianna begitu berbunga-bunga mengingat semua perlakuan Gior padanya.Proses yang cukup panjang, semua berawal dari menjadi pengagum rahasia dan bera
Happy Reading ^^Jangan lupa tinggalin jejak buat pasangan uwu2 ini yah ^^*****Fred menatap Kianna dan Gior berjalan bersisian sambil tersenyum satu sama lain. Seharusnya ia merasa biasa saja, tetepi entah kenapa sekarang perasaannya benar-benar kacau. Beberapa waktu yang lalu, ia diminta bantuan oleh sepupunya Della untuk mendekati teman satu sekolahnya dengan perjanjian jika sudah berhasil ditakhlukan, Fred harus meninggalkannya dan cowok yang berprofesi sebagai model sekaligus artis remaja itu menyetujui hal yang dianggapnya mudah.Bagi Fred, siapa gadis remaja yang tidak mengidolakannya? Hampir semua gadis ingin menjadi pacarnya dan berusaha keras untuk mendekatinya. Dengan penuh percaya diri, Fred yakin bisa dengan mudah menaklukkan target yang dituju oleh sepup
Happy Reading!!!Jangan lupa tolong komennya buat Gior & Kianna!Thank you****Mendadak satu sekolah tercengang sekaligus bertanya-tanya, siapa pemilik suara yang tidak dikenal itu. Suara Kianna yang mengalun seantero sekolah melalui loudspeaker begitu menarik minat pendengarnya. Tidak bisa dibilang matang, tetapi suara Kianna yang lembut serta petikan gitar merupakan kombinasi yang sempurna bagi pendengar satu sekolah.Penonton pertandingan sebagian besar teralihkan dengan rasa penasaran ingin tahu orang yang sedang bernyanyi dengan merdu itu. Akan tetapi, beberapa murid yang mengetahui jika penyanyi tersebut adalah Kianna, dengan cepat menyebarkan informasi tersebut ke grup whatsapp kelas masing-masing. Bahkan, cukup banyak yang mengunggah penampilan serta suara Kianna ke akun media sos
Gior berpisah dengan Kianna ketika mereka sudah sampai di sekolah. Kianna berjalan menuju ruang OSIS untuk menemui Damayanti, mencari tahu tugas apa yang harus ia kerjakan, sedangkan Gior memilih untuk mencari teman-temannya. Belum semua hadir, hanya ada Paiman, Paijo, Bayu, Evan, Kurniawan dan Robi."Tumben datang pagi?" sindir Gior pada temen-temannya yang sedang asyik mabar Mobile Legends."Mabar, Bro, ngelanjutin yang semalem," jawab Paiman tanpa menoleh ke arah Gior.Baru saja Gior ingin menanggapi jawaban Paiman, tiba-tiba langkah kaki tergesa membuat semua orang menoleh cepat dan terkejut. Bayu bernapas dengan tersengal-sengal sambil menutupi bagian dagunya dengan telapak tangan."Lo kenapa sih? Bikin orang jantungan aja," den
Hallooooowww, Shin balik lagi update hari ini ^^Jangan lupa komen yang banyak yah! Pasangan uwu datang ^^^ yihaaaaHappy Reading****** “Gue cukup heran sama si Fred. Kenapa dari sekian banyak cewek yang ada di sekitar lapangan basket kemarin, malah milih buat kenalan sama si Kia? Ya—menurut gue, Kia itu cuma gak sengaja nginjek sepatu dia, kok bisa-bisanya langsung ngotot mau kenalan plus ngajak pedekate gitu loh,” celetuk Paiman saat Gior dan Bambang sedang fokus bermain Play Station.Bayu yang baru saja meletakkan masker di wajahnya ikut menimpali. “Yi, mingkin iji, dii mii siingin simi Giir.” Paiman menoyor lengan Bayu dengan ekspresi wajah kesal.“Mending lo diem aja deh, Bay. Gue pusing nerjemahi bahasa alien elo itu. Gue bukan om gugel yang serba tau.” Mendadak Paiman sensitif.Bayu mencibir dan memberinya cubitan cukup gemas di pipi Paiman yang dibalas den
Hai, apakabar?Jangan lupa kalo keluar rumah tetap pake masker yah.Jaga kesehatan selaluTerima kasih untuk semua teman2 pembaca yang sampai detik ini masih ngikutin cerita ini❤Part ini didedikasikan untuk diri Shin sendiri sebagai ucapan terima kasih atas tetap bertahan menulis biar pun banyak halangan rintangannya❤I love meHappy Reading yah...BOOM KOMEN BUAT PART INI! ******Gior menenteng sekantung kresek putih merek Indoapril yang berisi jajanan di tangannya. Ia baru saja berbelanja cemilan untuk ia bawa ke rumah Bambang. Namun, baru saja sebelah kakinya masuk ke dalam mo