Share

Bab 44~Keputusan Mutlak~

Author: Giana
last update Huling Na-update: 2025-04-04 09:08:41

Angga menegang. “Apa?”

“Atau setidaknya, bersikap biasa saja padanya.” Pak Yuda menatap putranya dalam-dalam. “Jangan biarkan Devan berpikir kau terlalu mencintai istrimu. Jika dia menangkap itu, dia akan memanfaatkannya sebagai senjata untuk menjatuhkanmu.”

Angga mengepalkan tangannya erat. “Aku tidak akan menceraikan Ziandra.”

Pak Yuda menghela napas. “Aku tahu kau akan bilang begitu.”

Hening sejenak.

Pak Yuda bangkit dari kursinya, berjalan mendekati jendela besar di belakang meja. “Aku hanya ingin kau selalu waspada dan jangan lengah. Jangan biarkan Devan mengendalikanmu karena perasaan cinta butamu pada Ziandra.”

Angga tetap diam, tapi di dalam kepalanya, ia sudah bertekad.

Ziandra adalah miliknya, seutuhnya. Dan tidak akan ada seorang pun—terutama Devan—yang bisa mengambilnya.

*****

Ziandra melangkah keluar dari aula rapat dengan ha

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 83~Sunyi di Antara Kita~

    Langit mulai cerah sepenuhnya ketika Ziandra dan Angga melangkah keluar dari gedung rumah sakit. Angin pagi yang lembut menyapu wajah mereka, membawa aroma segar yang sedikit mengusir sisa ketegangan yang masih menggantung.Ziandra berjalan setengah ragu di samping Angga. Tatapan Vidia tadi, kata-katanya yang menusuk, dan tuduhan tanpa dasar itu masih bergema samar di pikirannya. Tapi genggaman tangan Angga yang hangat di pergelangan tangannya menjadi pengingat bahwa dia tidak sendirian.“Kenapa menunduk terus?” tanya Angga pelan, membuka pintu mobil untuknya. “Kalau terus begini, orang-orang bisa salah paham. Dikira suamimu galak.”Ziandra tersenyum tipis, kemudian menghela napas sebelum masuk ke dalam mobil. “Aku hanya merasa sedikit tegang karena tadi.”Angga menutup pintu lalu masuk ke kursi kemudi. Setelah menyalakan mesin, ia menoleh dan menatap Ziandra dengan lembut.“Aku tahu tadi mudah. Tapi kau ku

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 82~Rencana Buruk~

    Suara deru kendaraan di jalan utama perlahan menghilang ketika langkah Belvina memasuki gang sempit yang dipenuhi jemuran kusam dan bau menyengat dari selokan terbuka. Devan mengikutinya dari belakang dengan tatapan tajam, wajahnya kaku tak menunjukkan belas kasihan sedikit pun.Perempuan itu menunduk, mengeratkan jaketnya sambil menahan gemetar. Tak menyangka Devan akan sangat mudah dan secepat ini—hanya dalam beberapa jam—menemukannya. Padahal ia sudah berusaha sembunyi di tempat terpencil seperti ini.“Jangan macam-macam lagi, Belvina. Sekali lagi kau coba kabur, kau akan tahu akibatnya,” gumam Devan, suaranya dingin seperti kabut pagi yang menusuk tulang.Belvina tidak menjawab. Langkahnya terhenti di depan sebuah bangunan reyot, cat temboknya mengelupas dan pintunya terbuat dari tripleks tipis. Ia mengetuk perlahan sebelum menarik napas panjang, lalu membukanya sendiri.Ia menemukan rumah kosong tak berpenghuni itu saat dalam

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 81~Ketenangan~

    Ziandra menghela napas panjang, seolah baru bisa benar-benar bernapas setelah sekian lama menahan cemas. Ia menatap layar ponselnya yang masih menampilkan nama Jenna di sana, lalu mengetik balasan singkat dengan jari gemetar.[Terima kasih, Jen. Aku benar-benar lega.]Setelah pesan terkirim, ia memejamkan mata sesaat, membiarkan beban di dadanya mengendap perlahan. Angga tidak marah. Ia tidak langsung meledak dan datang menuduh. Semua karena bantuan Jenna, sahabatnya.“Ehm,” suara lembut terdengar di sampingnya. Ziandra membuka mata dan menoleh. Elden yang sedari tadi duduk agak jauh kini menggeser duduknya, mendekat, namun masih dengan jarak yang sopan.“Apa Angga sudah lihat fotonya?” tanya Elden perlahan, seolah tak ingin mengganggu ketenangan yang baru di peroleh.Ziandra mengangguk, lalu tersenyum kecil. “Sudah. Tapi untungnya Jenna berhasil menenangkannya. Ia menjelaskan semuanya dan membuat Angga berpikir lebih

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 80~Ujung Fitnah~

    Vidia menatap layar ponselnya sambil menahan senyum tipis. Foto yang baru saja ia ambil kini telah terkirim ke Angga, disertai pesan singkat yang mampu mengobarkan bara kecurigaan.[Istrimu nampaknya sangat nyaman ditemani pria lain, bahkan saat ayahmu sedang berjuang antara hidup dan mati.]Ziandra sontak merampas ponsel dari tangan Vidia, namun terlambat. Pesan sudah terkirim. Wajahnya seketika pucat, panik, dan dadanya bergemuruh.“Apa yang Mama lakukan?!” bentaknya dengan suara tercekat.Vidia menatap menantunya dengan sorot puas. “Aku hanya menunjukkan siapa dirimu sebenarnya. Angga berhak tahu.”“Foto itu bisa disalahartikan! Elden hanya membantu! Dia ke sini karena mendengar aku butuh bantuan!” suara Ziandra meninggi, hampir putus asa.“Ah, jadi kau memang menyembunyikan sesuatu darinya?” sindir Vidia lagi, langkahnya sedikit maju, seolah tak puas sebelum menusuk lebih dalam.

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 79~Harus Dapat~

    Suara deru mesin mobil Devan mendominasi pagi yang masih lengang. Jari-jarinya menggenggam kemudi erat, matanya menelusuri jalanan seperti pemburu mengintai mangsanya. Ia yakin Belvina belum jauh. Wanita itu tidak punya banyak pilihan. Ia bukan tipe perencana yang matang, hanya mengandalkan naluri bertahan hidup yang impulsif.Devan mengaktifkan sambungan di ponselnya. “Egraf, aku butuh bantuanmu.”[“Hari ini aku off. Sedang bermalas-malasan sambil tiduran. Besok saja.”] “Aku akan bayar tiga kali lipat dari harga biasa, kalau bisa temukan Belvina dalam waktu tiga jam,” potong Devan cepat.Hening sejenak.[“Tiga kali lipat? Oke, kirim lokasimu sekarang. Aku akan langsung akses daerah itu.”] suara Egraf terdengar lebih terjaga sekarang.Devan mengirim koordinat GPS-nya tanpa banyak bicara. Di sisi lain tempat, Egraf yang masih dalam balutan hoodie dan kopi setengah dingin di me

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 78~Bukan Prioritas~

    Suara alarm dari ruang ICU akhirnya mereda. Para dokter dan perawat perlahan keluar dengan wajah letih, namun lebih tenang dibanding sebelumnya.Ziandra berdiri, menahan napas, ketika seorang dokter menghampiri mereka.“Pasien berhasil melewati masa kritis. Namun, ia kembali koma dan untuk sementara harus menjalani pengamatan intensif selama 24 jam ke depan. Kami tidak bisa memberikan prediksi apa pun sekarang. Yang bisa kami lakukan adalah menstabilkan semua fungsinya dan terus memantau dengan seksama,” katanya tenang tapi tegas.Angga menggangguk pelan, wajahnya masih tegang namun mulai luluh. “Terima kasih, Dok.”Setelah dokter pergi, Angga mendudukkan dirinya di bangku lorong, kepalanya tertunduk, sementara Ziandra duduk di sampingnya, menatapnya penuh empati. Ia tak bicara, hanya menyentuh tangan suaminya pelan, menjadi satu-satunya sumber kehangatan di malam yang dingin itu.*****Di tempat lain, Vidia duduk di

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status