Home / Romansa / Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku! / Bab 178. Kejadian Memalukan

Share

Bab 178. Kejadian Memalukan

Author: Nychinta
last update Last Updated: 2025-05-25 04:31:27
Saat Zayden kembali ke kantornya, suasana di lobi tak seramai biasanya. Sebagian besar karyawan memang sudah pulang lebih awal, sesuai instruksinya tadi siang. Tapi begitu pintu lift terbuka, Zayden dan Arsel dikejutkan oleh kerumunan pegawai yang masih menunggu di sana.

“Pak Zayden!” seru salah satu dari mereka.

Wajah Zayden tetap datar, dingin seperti biasanya, seolah-olah tak terganggu sama sekali dengan keberadaan mereka.

“Pak, maafkan kami! Kami benar-benar tidak tahu kalau itu semua jebakan!” seru seorang wanita dengan suara gemetar.

“Kami dihasut, Pak! Kami menyesal!”

Suasana yang awalnya hening berubah menjadi riuh dalam hitungan detik. Orang-orang itu mulai mendekat, membungkukkan badan, beberapa hampir bersujud. Ruangan itu mendadak seperti sarang semut yang panik.

“Tolong beri kami kesempatan, Pak!”

“Jangan pecat kami, Pak! Kami juga punya keluarga!”

Keluhan pilu itu terdengar bersahut-sahutan. Tapi Zayden terus berjalan tanpa sedikit pun menoleh, langkahnya mantap menuju ru
Nychinta

Selamat malam semua, seperti biasa ini sudah lewat tengah malam. Maaf menunggunya terlalu lamaaa ... chinta lanjut besok pagi lagi, ya! Semoga tidurnya nyenyak semua

| 18
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nurliana Ali
romance in office emang selalu bikin gemes
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 209. Keputusan Zayden

    “Ternyata selama ini… dia salah satu pengkhianatnya?” gumam Zayden, suaranya dalam, nyaris seperti desahan amarah yang tertahan. Rahangnya mengeras, tangan kanannya mengepal begitu kuat hingga buku-bukunya memutih.Alisha yang sejak tadi berdiri di sampingnya, tanpa sadar menyentuh lengan suaminya. Sentuhan yang pelan, tapi penuh makna. “Ay… kamu nggak apa-apa?” bisiknya hati-hati.Pertanyaan itu, bahkan bagi Alisha sendiri, terasa kontradiktif. Bagaimana mungkin pria itu baik-baik saja, saat kenyataan sebesar ini baru saja menghantamnya? Wajah Zayden tak perlu banyak bicara — sorot matanya, gerak tubuhnya, semua sudah cukup bicara.Tanpa menjawab, Zayden mengatupkan bibirnya rapat, berusaha menahan gejolak di dadanya. Bahunya naik turun pelan, menarik napas berat untuk menenangkan dirinya.Alisha memutuskan tidak membiarkan suaminya berdiri lama di situ. “Ay, lebih baik kita ke ruanganmu dulu,” ajaknya pelan.Zayden hanya mengangguk sekali, lalu melangkah mengikuti Alisha masuk ke ru

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 208. Keterkejutan Zayden

    Setelah menerima obatnya, Alisha mengantar Nariza kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan, berbagai percakapan mengalir di antara mereka, seputar sosok Anton dan Serena. Informasi demi informasi saling dipertukarkan, membuat keduanya sama-sama terkejut.Nariza terkejut karena Serena yang dikabarkan meninggal karena kecelakaan dan sekarang muncul kembali, sementara Alisha ….Dia terkejut bukan kepalang, karena berdasarkan semua yang diceritakan Nariza kalau keduanya berhubungan sudah sangat lama, hanya saja, Serena masih belum bersedia menerima lamaran itu. Apa mungkin Serena masih menyimpan hati untuk Zayden?Kalau memang begitu, selama ini wanita itu bersembunyi di mana?Kenapa dia baru muncul sekarang?Ah …. Kepala Alisha rasanya berdenyut hebat memikirkan hal ini.“Minggu depan komunitas kita bakal ngumpul lagi, Kak,” ucap Nariza sambil memainkan ponselnya. “Bang Anton harusnya datang, katanya sih mau bawa Serena. Dua orang itu tuh selalu jadi pusat perhatian, soalnya ya ampun

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 207. Apa Zayden Tahu?

    Setelah keluar dari ruang pemeriksaan, Nariza menunggu untuk mengambil obat. Memikirkan semuanya ini membuat membuat Nariza menjadi terbebani, kondisinya yang mulai memburuk kembali ditambah dengan Alisha.Tidak begitu lama Alisha datang dengan senyum khasnya dan duduk di sebelah Nariza yang sedang menunggu itu.“Bagaimana pemeriksaannya?” tanya Alisha pada Nariza dengan suara cerianya.Nariza mengangguk pelan. “Bagus kok, masih dalam tahapan bisa diatasi.” Lalu Nariza melihat ke arah Alisha dengan tatapan dalam. “Bagaimana dengan Kakak? Dokter mengatakan apa?”Alisha tersenyum mendengarnya. “Kakak cuma konsultasi biasa, kok. Lagian cuma dikasih beberapa vitamin dan suplemen penunjang kesuburan.”Setelah menimbang-nimbang beberapa saat akhirnya Nariza memutuskan untuk bertanya pada Alisha tentang apa yang mengganggu pikirannya.“Kak Al,” ucapnya pelan, suaranya terdengar hati-hati. “Kalau aku tanya sesuatu… Kakak janji jujur ya?”Alisha langsung menoleh. Keningnya berkerut, menangkap n

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 206. Keadaan Nariza

    Siang itu, di sela kesibukannya di kantor OWL, Alisha menyempatkan diri menemani Nariza ke rumah sakit untuk kontrol rutin. Meski sebelumnya Nariza tampak santai, sesampainya di lobi rumah sakit, raut wajahnya sedikit berubah.“Kamu kenapa? Kok malah tegang?” tanya Alisha heran.Nariza buru-buru geleng. “Nggak, kok. Cuma … kayaknya aku pengen masuk sendiri aja, deh.”“Hah? Ngapain? Biar Kakak temenin,” balas Alisha cepat. “Lagian kakak mau antar kamu hari ini sekalian kakak tanya sama dokter gimana perkembangan kamu.”“Ih, kakak nggak liat apa aku tiap hari udah makin segar aja.” Nariza berkata santaiSaat itu, dari arah koridor ruang bedah, Larasati — dokter bedah rumah sakit itu sekaligus ipar Alisha, istri dari Raka Wicaksana — tampak berjalan ke arah mereka. Dengan masker tergantung di dagu dan jas dokter masih terpakai, Laras melambaikan tangan kecil.“Nah, tuh ada Kak Laras!” seru Nariza cepat, matanya berbinar. Hubungan Nariza dan Laras memang makin dekat sejak acara ulang tahun

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 205. Tentang Mereka

    Tamparan itu bukan sekadar menyakitkan, tapi juga menampar harga diri Bella. Amarahnya membuncah, dadanya sesak. Tanpa sepatah kata, Bella melangkah pergi dengan cepat, membawa serta luka harga diri dan kebencian yang tak kunjung padam kepada keduanya, terutama Alisha. Dia … jelas tidak akan membiarkan Alisha hidup bahagia begitu saja.Sementara itu Nariza dan Alisha saling pandang dengan penuh arti saat melihat Bella yang pergi meninggalkan mereka begitu saja. “Kak Al, aku rasa dia akan makin menggila setelah ini.” Nariza berkata dengan suara yang sedikit berat.Alisha belum menjawab dia hanya menarik napas dalam dan mengembuskannya dengan pelan. “Kamu … berani sekali memperlakukannya seperti itu.” Nariza melihat ke arah Alisha dengan senyum singkatnya. “Anggap saja kemarahan yang sudah lama kupendam, Kak. Sejak dulu dia memang sering menghina kita. Rasanya aku punya waktu yang pas untuk sedikit membalasnya.” Mendengar hal itu, Alisha terkekeh ringan. “Wah, ternyata kamu sekarang s

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 204. Provokasi Bella

    Sebelum dia benar-benar keluar dari OWL, Alisha tetap bekerja seperti biasa. Hari ini adalah hari terakhir dia bekerja di tempat ini sebagai sekretaris Zayden.Tidak ada perpisahan khusus, yang bertahan dan yang mengundurkan diri semua tampak lebih tenang dari beberapa hari sebelumnya. Kantor ini yang sebelumnya cukup ramai mendadak terasa sedikit sepi.Beberapa karyawan tampak sibuk membereskan berkas-berkas di meja mereka. Ada yang sudah pergi lebih dulu, ada pula yang bertahan menunggu jam pulang. Namun, yang jelas… kantor ini tak lagi sesibuk minggu-minggu lalu, krisis masih menerpa.Alisha berjalan ke arah lobi tapi baru saja keluar dari lift, sebuah suara membuatnya harus melihat pemiliknya. Bella.“Ah… ternyata kamu benar-benar berhenti, ya? Kupikir kamu masih akan bertahan dengan tidak tahu malunya memanfaatkan posisimu padahal sudah berbuat kesalahan.”Alisha tidak berniat menanggapi. Dia tetap berjalan, berusaha melewati Bella tanpa melirik sedikit pun.Namun tangan Bella leb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status