Home / Romansa / Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku! / Bab 63. Suamiku Sendiri Contohnya!

Share

Bab 63. Suamiku Sendiri Contohnya!

Author: Nychinta
last update Last Updated: 2025-04-21 13:43:47
Udara di antara mereka jadi terasa berat. Tika menelan ludahnya sendiri, matanya tak berkedip menatap Alisha—berusaha membaca apakah ini sungguhan atau hanya gurauan level tinggi.

Lalu, tawa Alisha meletup. Ringan dan renyah, memecah ketegangan yang menggantung. Ia menggeleng sambil menutup mulut dengan telapak tangan.

“Duh, Tika! Mukamu barusan pucat banget, sumpah lucu banget ekspresimu!” Alisha terpingkal, menepuk-nepuk bahu temannya.

Tika mendesah panjang, menepuk dada. “Astaga, Al! Kamu tuh ya… kalo mau ngelawak, yang lain aja topiknya! Jantungku kayak mau copot tahu gak!”

“Tapi aku serius, loh.” Alisha masih tersenyum, tapi matanya tak bergeser sedikit pun dari wajah Tika.

“Ya ampun, udah deh jangan becanda. Nggak lucu,” kata Tika setengah protes, tapi masih terlihat ragu-ragu.

Alisha mendekat, mencondongkan tubuhnya, lalu berbisik pelan di telinga Tika, “Gimana kalau memang istri Pak Zayden itu ... aku?”

Tika memundurkan tubuhnya sedikit, lalu melipat tangan di dada. “Kal
Nychinta

Maaf ya, updatenye telat banget, harusnya pagi, ya... dahlah mudah-mudahan semua lancar. Nanti chinta up kembali untuk 64 dan 65nya... heheh Terima kasih sudah menunggu kelanjutan cerita ini teman-teman sekalian. (๑•́ ₃ •̀๑)

| 13
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ani
ditunggu kak.......
goodnovel comment avatar
Nurliana Ali
ayo semangat chinta up lagi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 64. Tugas Baru

    Saat Alisha membuka pintu ruangan kerja Zayden, matanya langsung menangkap sosok pria itu yang berdiri membelakangi mereka, sibuk dengan telepon di tangan, suaranya rendah namun terdengar tegas. Arsel yang duduk di kursi tamu di depan meja kerja Zayden segera berdiri. Ia tersenyum sopan lalu menghampiri Alisha. “Nyonya Alisha,” sapanya pelan. Alisha membalas dengan anggukan kecil dan senyum manis, lalu melirik Zayden yang masih sibuk berbicara sambil membelakangi mereka. Suasana ruangan itu terasa sedikit tegang, tapi Alisha tetap memberanikan diri berbisik pelan pada Arsel. “Dia, lagi menelpon siapa?” tanya Alisha sambil bisik-bisik. “Dia lagi nelepon siapa?” bisiknya sambil sedikit mencondongkan tubuh. Arsel hanya tersenyum kecil, tampak geli melihat tingkah istri muda bosnya itu yang berusaha bergosip. “Nyonya Helena,” jawabnya singkat. Alisha membelalak pelan. “Nenek?” Arsel mengangguk. “Bukannya tadi sudah ketemu?” tanya Alisha lagi. “Mungkin urusannya masih belum seles

    Last Updated : 2025-04-21
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 65. Tantangan Alisha

    Ruangan itu hening sejenak, hanya ada suara AC yang berdengung pelan. Zayden berdiri bersandar di meja, menatap Alisha yang berdiri tegap di depan pintu, lalu kemudian pria itu memberikan isyarat untuk menutup pintu lalu dia duduk di kursi kebesarannya.“Ada apa, Pak? Ada yang bisa saya bantu?” tanya Alisha dengan nada formal..Zayden mengangkat alis. “Biasa saja ngomongnya. Nggak usah kaku. Cuma ada kita berdua di sini.”“Idih, tadi juga pas ada Arsel ngomongnya kaku banget.” Alisha menjawab dengan cemberut dan berjalan mendekat ke meja Zayden.Zayden menatap Alisha dengan sorot tajam. “Walaupun Arsel tahu hubungan kita seperti apa, kamu tetap harus bersikap profesional.”Alisha mengangkat alis. “Aku selalu profesional.”“Tetap hati-hati,” tegas Zayden. “Aku khawatir, kalau nanti ada orang lain selain Arsel, kamu kelepasan … dan hubungan kita ketahuan.”Alisha memutar bola matanya pelan mendengar ucapan barusan.Zayden mencondongkan sedikit tubuhnya, nada suaranya turun, tapi tajam. “

    Last Updated : 2025-04-22
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 66. Jangan Membantah

    Begitu keluar dari ruangan Zayden, Alisha langsung dengan cepat mencari informasi. Matanya tak lepas dari layar komputer, jari-jarinya bergerak cepat membuka berkas-berkas digital, laporan klien, hingga data publik yang bisa diakses.Ia tahu waktu tidak banyak. Targetnya: sebelum jam makan siang, informasi itu harus sudah di tangannya.Beberapa kali ia harus menggigit bibir menahan kesal saat menemukan informasi yang terlalu umum. Tapi akhirnya, setelah menelusuri jejaring bisnis dan menghubungi beberapa kontak lama secara anonim, ia menemukan satu nama yang muncul berulang kali—dan itu bukan nama biasa.Austin Thamrin.Alis Alisha langsung bertaut. "Ini CEO-nya?"Lalu Alisha segera melihat ponselnya lagi, kontak yang dikirim oleh Zayden sama persis: Austin Thamrin. “Lah, kalau dia tahu orang ini kenapa dia tidak langsung menghubunginya sendiri saja?” Alisha kembali berbicara pada dirinya sendiri.Akan tetapi, kemudian ia menyandarkan punggung di kursi dan menarik napas dalam. “Zayden

    Last Updated : 2025-04-22
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 67. Apa Mereka Sudah Saling Kenal?

    Langkah Alisha terdengar mantap di lorong kantor, meski dalam dadanya, ada gejolak yang tak bisa dia abaikan begitu saja. Ia sudah berada di luar ruangan Zayden sejak beberapa menit lalu, berdiri di dekat meja tinggi dengan berkas-berkas di tangan—dokumen yang telah dia susun rapi sesuai instruksi Zayden untuk pertemuan mereka dengan CEO Nusa Forward Global nanti sore. Namun, matanya tak kunjung tenang membaca detail dokumen itu. Justru pikirannya mengembara ke arah yang sama sekali tidak seharusnya. ‘Kenapa dia tiba-tiba jadi begitu, sih?’ pikir ALisha sambil menggigit bibir bawahnya pelan. Lalu, tiba-tiba kembali terlintas wajah Zayden, dengan ekspresinya yang akhir-akhir ini sedikit lebih lembut dari biasanya, terus mengganggu fokusnya. “Ih, apaan sih!” gumamnya lemah lalu mengacak rambutnya. Kemudian, Ia mendesah pelan dan merapikan letak kertas di tangannya. “Jangan bodoh, Alisha. Ingat pernikahan ini terjadi karena dia ingin menutupi aibnya dari keluarga besarnya itu,” gumam

    Last Updated : 2025-04-22
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 68. Apa Kamu Bisa Menyelamatkannya

    Seketika atmosfer di ruangan itu berubah. Tegang. Padat. Seperti udara dipenuhi arus listrik. Wajah Austin mengeras, senyumnya pudar. Kilatan marah muncul di matanya, tapi ia menahan diri. Rahangnya mengencang. Tangannya mengepal, nyaris tak terlihat di balik meja, tapi cukup untuk menyampaikan satu hal—ia tersulut. Alisha menelan ludah. Ia bisa merasakan denyut nadi di lehernya berdetak lebih cepat. Matanya bergantian menatap dua pria di hadapannya, keduanya berdiri seperti dua kutub yang siap saling hantam kapan saja. Tak ada basa-basi. Tak ada formalitas manis. Kemudian, pikiran yang tidak masuk akal muncul dalam benaknya. ‘Apa dia ini kekasihnya Zayden?!’ Hanya saja, itu seperti tidak mungkin. ‘Tidak, tidak, tidak! Ini tidak masuk akal. Konyol sekali!" Alisha membantah pikirannya sendiri. Zayden tanpa diperintah duduk dengan santainya di sofa kulit berwarna hitam itu, lalu menengadahkan tangannya ke arah Alisha, memberikan isyarat pada wanita itu untuk memberikan file

    Last Updated : 2025-04-22
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 69. Jadi Austin Adalah ....

    Sesampainya di mobil, Alisha masuk lebih dulu dan langsung duduk diam. Tak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Tatapannya tertuju lurus ke depan, meski ekor matanya beberapa kali mencuri pandang ke arah Zayden yang kini duduk di sebelahnya—dengan wajah jauh lebih kelam dari biasanya.Banyak yang ingin ia tanyakan. Banyak hal yang memenuhi pikirannya. Tapi… Alisha memilih diam. Saat ini, ia tak punya cukup keberanian untuk mengusik ketegangan yang menggantung rapat di antara mereka.Sampai akhirnya suara berat Zayden memecah hening, dingin namun terdengar seperti tantangan.“Katakan, apa yang kamu mau?”Kalau sebelumnya dia sangat bersemangat dengan reward yang akan diberikan Zayden, tetapi kali ini dia tidak tahu apa yang dia inginkan dari pria itu, apalagi ancaman Austin terdengar sangat serius.“Aku tidak mungkin mengingkari ucapanku, kan? Kamu sudah berhasil membuatku dan Austin bertemu. Sesuai kesepakatan aku akan memenuhi janjiku.” Zayden berkata tegas.“Ah, itu ….” Suarany

    Last Updated : 2025-04-23
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 70. Pembicaraan di Toilet

    Mendengar hal itu Alisha sontak menggeleng-gelengkan kepalanya, dia memandang Zayden dengan sorot mata yang cukup rumit. Entah kenapa dia merasa sangat berat menjadi Zayden. Sepertinya, dia bukan orang yang disukai di keluarganya sendiri.Mulai dari sepupunya Tania, lalu Tante Vivian, sekarang anaknya Vivian–Austin. Entah kenapa dia melihat Zayden sedikit berbeda. Namun, semua itu masih ditahannya untuk mengungkapkan apa yang ada dalam benaknya, mengingat saat ini mereka tidak hanya berdua saja di mobil ini.“Kenapa?” tanya Zayden mempertanyakan ekspresi Alisha itu.“Nanti saja,” ucap Alisha lalu melihat ke arah sopir itu, sementara Zayden mengangguk pelan, mengerti bahwa apa yang akan dikatakan Alisha sangat privasi untuk mereka berdua.“Malam ini kamu mau makan apa?” tanya Alisha mengalihkan topik pembicaraan mereka.“Apa saja yang kamu siapkan,” jawab Zayden singkat.Jawaban ini, jelas membuat Alisha menghela napas berat. “Ya sudah, jangan protes kalau kamu tidak suka dengan makanan

    Last Updated : 2025-04-23
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 71. Siapa yang Bisa Dimintai Bantuan?

    “Bella, Bella...” Nada suara Alisha terdengar santai, tapi matanya menyiratkan ketegasan saat ia melangkah ke wastafel di sebelah Bella. “Kenapa, sih, kamu hobi banget nyebar gosip nggak penting?”Tangan Alisha memutar keran, air mengalir, membasahi jemarinya yang ramping. “Aku peringatkan ya,” lanjutnya sambil mengusap sabun ke telapak tangan, “jangan asal bikin cerita, apalagi yang nyeret-nyeret nama Pak Zayden.”Bella mendengkus. “Kamu itu ya, Alisha, jangan kebanyakan gaya, mentang-mentang sudah jadi sekretaris CEO!” katanya sinis, melipat tangan di depan dada.Alisha hanya menoleh sekilas, tidak terpancing. Ia melanjutkan mencuci tangan, gerakannya tenang. “Oh, ya?” jawabnya datar, seolah komentar Bella barusan tidak lebih dari sekadar suara angin lewat.“Lihat aja nanti,” ujar Bella lagi, kali ini suaranya mengandung ancaman yang samar. “Kamu pikir kamu bisa bertahan di kantor ini? Jangan terlalu yakin. Semua orang di sini itu terlibat satu sama lain. Kalau ada yang jatuh, semuan

    Last Updated : 2025-04-23

Latest chapter

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 110. Ketahuan

    Alisha tidak pernah membayangkan kalau dia akan mendapatkan adegan manis dalam hidupnya seperti saat ini, bahkan bermimpi pun rasanya dia tidak berani. Banyak hal yang rasanya sangat tidak mungkin baginya, tetapi nyatanya dia ada bersama Zayden saat ini.“Ahhhhh … kenapa aku senang sekali?” Alisha berkata dengan senyum lebarnya, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya itu, dengan cara menggerak-gerakkan tubuhnya dan memegangi lengan Zayden yang melingkar di bawah dagunya.“Dasar berlebihan,” ucap Zayden santai, lalu melepaskan tangannya dan memutar tubuh mungil itu hingga menghadap ke arahnya.Mata bulat Alisha berkedip-kedip sesaat sebelum akhirnya benar-benar melihat ke dalam mata Zayden yang cukup tenang.“Ke-na-pa liatnya begitu?” tanya Alisha.Zayden hanya menggeleng pelan lalu mendesah berat. “Apa kamu yakin bisa bertahan untuk tidak meninggalkanku?” Pertanyaan tiba-tiba ini membuat Alisha terkejut.‘Aduh! Kenapa sih dia merusak suasana bagus gini dengan berta

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 109. Panggilan Khusus?

    Aldian merasa sangat terpojok saat ini, apalagi pandangan kedua rekannya ini seolah menekannya untuk berkata dengan jujur. Dia menimbang-nimbang sesuatu, apa harus dia berbicara atau tetap diam saja.“Hei, kamu mau ceritain sama kita atau … nggak? Atau kamu sudah tahu hubungan gelap mereka?” Tika kembali menekan Aldi.“Ih, apaan sih kalian, udah lagian mau mereka ada hubungan gelap atau nggak kan gak ada efeknya di kita.” Aldian berkata dengan suara beratnya.“Nggak bisa gitu dong! Alisha itu teman kita, kita tidak boleh membiarkan dia merusak hubungan orang lain, dan jadi wanita simpanan!” sahut Tika lagi.“Lagian sepertinya kamu tahu sesuatu deh, Aldi!” Kali ini Farhan menatap tajam ke arah Aldian.“Udah kayak perempuan aja, kamu Farhan, mau-maunya bergosip.” Aldian berkata santai.“Ah, ternyata memang benar ya!” Tika menarik kesimpulan sendiri dari apa yang dia perhatikan dari Aldian.“Kalau begitu aku harus menghubungi Alisha segera! Dia harus diperingatkan! Dia tidak boleh menjad

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 108. Kecurigaan Rekan Kerja

    Langkah keduanya terdengar pelan di koridor hotel yang sepi. Hanya denting samar pendingin ruangan dan suara langkah kaki mereka yang bergema di sepanjang lorong. Zayden tetap menggenggam tangan Alisha sejak tadi, tanpa banyak bicara. Genggamannya kokoh, hangat, dan Alisha tidak menolak hal itu.Dia hanya ingin menikmati waktu kebersamaan ini saja.Sesekali, Alisha melirik ke arah pria di sampingnya. Wajah Zayden seperti biasa — datar, nyaris tanpa ekspresi. Tapi justru itu yang membuatnya memiliki daya tarik tersendiri.“Melihat terus ke arahku apa kamu mau membuat lubang di wajahku, hehm?” Zayden melirik ke arah Alisha.“Apaan sih!” Alisha berkata dengan senyum malu-malunya, lalu melihat tangannya yang masih dalam genggamam Zayden. Dia menyukai kebersamaan seperti ini. Ini benar-benar pengalaman pertama untuk Alisha!Namun, begitu lift berjalan turun ke lobi, Alisha buru-buru menarik tangannya dari genggaman Zayden.Zayden menoleh, alisnya sedikit berkerut. “Kenapa?”Alisha merapika

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 107. Patuh Ucapan Istri

    Alisha hanya bisa terpaku. Lidahnya kelu, wajahnya memanas, dan degup jantungnya seperti berkejaran tanpa aturan.Sementara Zayden… hanya tertawa kecil dalam hati melihat ekspresi terkejut bercampur panik yang ditunjukkan wanita di hadapannya. Alisha memang sangat tampak menggemaskan.Melihat hal itu, akhirnya Zayden kembali berkata, “Jadi, jangan pernah menyimpulkan sendiri seolah-olah kamu sudah tahu isi hati orang lain. Cenayang dan jin saja tidak tahu apa yang ada di dalam hati manusia.” Kemudian Tangan Zayden membelai pelan pipi Alisha yang makin merona.“Itu ….” Suara Alisha lolos juga setelah sekian lama tertahan. “Apa kamu tidak sedang mabuk atau mengigau?”Zayden lalu menarik napas dan mencubit pelan kedua pipinya. “Aku ingin mencubitmu keras-keras, tapi mana mungkin aku menyakiti istriku, kan? Menurutmu ini mimpi atau ….” Zayden mendekatkan wajah mereka, hingga Alisha benar-benar menahan napasnya sendiri.Lalu detik berikutnya dia mendorong tubuh Zayden untuk menjauhinya. “K

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 106. Dengarkan Baik-Baik Alisha

    Alisha hanya bisa menahan napas, menyadari betapa pria itu bisa membuat emosinya naik turun dalam hitungan detik. Tidak bisakan pria ini membuat hubungan mereka jauh lebih jelas?“Bukan begitu, tapi maksudku–”“Aku tidak bisa melarang orang untuk menyukaiku, lagipula bukankah itu menyenangkan kalau disukai oleh istri sendiri?” Zayden hanya menanggapi datar akan hal itu.“Ya kamu memang tidak punya hak untuk larang orang lain, cuma maksudku, kalau kamu tidak menyukaiku, kamu bisa untuk bersikap biasa saja saat orang lain tidak ada di sekitar kita karena hal ini bisa membuatku–”“Makin menyukaiku?” potong Zayden.Alisha diam.“Kamu menyimpulkan dari mana kalau aku tidak menyukaimu?” Kalimat yang dilontarkan Zayden barusan terdengar datar, tenang, dan tanpa emosi.Hanya saja cukup membuat Alisha mengerjapkan matanya berkali-kali mencoba untuk menerjemahkan maksud dari pria itu.“Maksudmu?” Zayden menghela napas dalam sebelum akhirnya bicara, “Dari pesanmu itu, kamu hanya menyatakan sesu

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   bab 105. Ya Sudah!

    Setelah mengirimkan pesan itu, Alisha langsung melempar ponselnya ke sembarang tempat. Jantungnya berdetak kencang, napasnya memburu. Beberapa detik dia terdiam, berusaha mencerna apa yang baru saja dia lakukan.Tapi di detik berikutnya — panik itu datang menyerbu.“Ya Tuhan! Apa yang barusan aku lakuin?!” serunya, buru-buru meraih kembali ponsel yang tadi dia lempar.Jari-jarinya gemetar saat membuka aplikasi pesan. Dan … terlambat! Pesan itu… sudah dibaca.Tubuhnya langsung lemas. Rasanya seperti ditarik ke dalam lubang hitam. “Astaga… bodoh … bodoh … bodoh!” rutuknya sambil menepuk kening sendiri.Kenapa dia bisa seimpulsif itu? Kenapa tanpa pikir panjang, langsung kirim saja? Padahal, dia tahu, hal-hal seperti ini jelas tidak bisa sembarangan! Tidak bisa hanya mengikuti emosi sesaat saja! Kalau begini bukankah malah bikin runyam dan mempermalukan diri sendiri?!"Ah… gimana kalau dia marah? Atau… aduh, jangan-jangan dia malah–" pikiran Alisha berputar ke mana-mana. Kepalanya terasa

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 104. Ingatan Helena

    Sementara itu, di tempat lain. “Nyonya sepertinya suasana hati Anda sedang baik sekali hari ini.” Danti, asisten pribadi Helena Wijaya berkata padanya saat Helena menikmati makan siangnya. “Ya, tentu saja. Dari laporan terakhir tentang istrinya Zayden sepertinya dia memang wanita baik-baik, hanya nasibnya saja yang kurang beruntung sebelum ini.” Helena berkata santai. Danti tersenyum ringan. “Betul, Nyonya.” “Jadi, menurut Nyonya apa kita perlu selidiki lebih jauh terkait Nona Alisha ini?” tanya Danti memastikan. “Tetap lanjutkan, karena aku ingin membuktikan kalau pernikahan mereka itu ada sesuatu di dalamnya. Mungkin Alisha terlihat sederhana, hanya saja … sikap sederhananya ini perlu digali lagi. Walaupun aku menyukainya, tetap kita perlu waspada.” Helena berkata dengan nada datar. “Baik, Nyonya.” Danti kembali menjawab dengan hormat. “Kalau begitu, mereka tetap perlu bertugas untuk mengawasi mereka.” “Ya, katakan pada mereka bagaimana perkembangan hari ini. Aku sudah tidak s

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 103. Pesan untuk Zayden

    Alisha masih berdiri di tempat, membiarkan sunyi yang tersisa di kamar itu membungkusnya. Jantungnya berdetak cepat, seakan baru saja menyelesaikan lari jarak jauh. Tangannya masih menempel di kening, tepat di tempat bibir Zayden tadi menyentuh kulitnya.“Apa … barusan?” gumamnya lagi dengan pelan dan mencoba untuk menerka-nerka.Ia menunduk, mencoba mencari alasan logis. Hanya saja alasan logis untuk saat ini sepertinya tidak ada yang cocok kecuali satu hal …. Hanya saja apa itu mungkin? Alisha memejamkan mata, menggeleng cepat, berusaha mengusir perasaan aneh yang baru saja muncul.“Ah, hari ini aku artinya bebas tugas, kan? Tapi … apa alasan yang akan aku berikan pada mereka kalau aku tidak ikut ke sana?” Alisha baru terpikir akan hal ini. Artinya dia harus menciptakan kebohongan lagi.Dia mengirim pesan pada Zayden:Alisha: “Nanti kalau mereka bertanya aku tidak ikut bagaimana?”Zayden: “Aku akan mengatakan kalau kamu tiba-tiba tidak enak badan.”Alisha: “Jangan! Itu sama saja de

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 102. Apa Ini Akting?

    Jelas saja dia panik. klien yang akan ditemui ini adalah klien besar, dan sudah bekerja sama dalam waktu yang lama. Itu yang diketahui Alisha, tetapi secara detail dia tidak terlalu paham, karena klien ini dipegang oleh salah satu rekannya–Farhan. Zayden benar-benar memastikan kunjungannya kali ini bisa bertemu dengan pimpinannya langsung. Kalau kejadiannya begini, bagaimana bisa mereka akan tiba tepat waktu?! “Sudah tenang saja, Kak Zayden pasti bisa menanganinya!” Yumi berkata dengan menenangkan Alisha. “Menangani apanya sih?! Udah, ah! Aku mau mikir dulu apa yang harus aku lakukan! Mudah-mudahan bajuku tidak terlalu bau untuk kupakai dua kali!” Setelah mengatakan hal itu, Alisha memutuskan sambungan telepon mereka. Dia kembali menatap layar ponselnya berharap apa yang dikatakan Yumi hanya sebuah lelucon saja! Akan tetapi, waktu di layar ponselnya menunjukkan pukul 10.40, kurang 20 menit jam 11 siang! “Ya Tuhan! Bisa gawat ini!” serunya. Dia kemudian berlari ke ruang tidur, tet

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status