Share

Bab 105

Penulis: Runayanti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-11 09:08:41

"Ssst, perih!" Vincent meraba luka di lengan dan beberapa spot di dadanya. Selain mencakar, Naila juga mengigit dan gigitannya benar-benar gigitan yang hanya bisa dibuat orang mabuk.

"Bagaimana bila berhubungan intim dengan wanita seperti ini? Mengerikan!" Vincent bergidik.

Dia menatap wajah Naila yang tertidur lelap, nafasnya mulai teratur. Meski rasa jijik karena muntahan tadi masih melekat, ada perasaan aneh yang menyeruak di dada Vincent. Entah apa, mungkin campuran kasihan, marah, dan bingung sekaligus.

Vincent akhirnya menjatuhkan tubuh lelahnya ke kursi panjang di samping ranjang. Dia tahu seharusnya dia bisa pergi, tapi sesuatu membuatnya enggan meninggalkan Naila sendirian dalam keadaan mabuk.

Dia menatap langit-langit kamar, matanya terasa berat.

“Kalau aku tinggalin kamu sendirian sekarang, aku nggak akan bisa tidur tenang,” gumamnya lirih. "Kau mungkin mencari masalah di luar atau mencari pria untuk..."

Vincent menjam

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 169

    Cahyo segera menyusul dengan mobilnya yang membawa Deon. Di dalam mobil, kedua mata Deon kembali berkaca-kaca. Dia marah, tetapi dia panik melihat keadaan istrinya yang bisa meninggalkan dunia ini setiap detiknya.Setiap kata yang diucapkan Jannah masih menusuk hatinya. Terutama kalimat itu, 'Deon tidak butuh aku lagi.''Deon, mari kita bercerai saja.'Dadanya sesak, seakan seluruh udara di ruangan menghilang. Amarahnya mendidih, tapi ada rasa sakit yang jauh lebih dalam daripada kemarahan itu.Dia menyusul langkah Afgan menuju ke ruang UGD. Menyaksikan bagaimana mereka berjuang untuk memberikan pompa dan tubuh Jannah kembali ditempel berbagai alat medis untuk menyokong napasnya.Deon ingin sekali menerobos masuk, ingin berteriak di hadapan Jannah, ingin memaksa istrinya menatap matanya dan mendengar kebenaran. Tapi tubuhnya terpaku.Tubuh dengan wajah rusak yang sudah hancur itu terlihat seperti boneka tak bernyawa yang sedang dipaksa untuk

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 168

    Afgan mencoba bertahan, tapi sebelum pukulan itu mendarat, Jannah bergerak cepat. Ia menahan tubuh Deon, bahkan berdiri di depan Afgan, melindungi pria itu dengan segenap dirinya.“JANGAN, DEON!” teriaknya.Deon terhenti. Matanya melebar, tidak percaya dengan apa yang ia lihat.“Kau… memilih melindunginya?” suaranya serak, penuh luka yang ditutupi amarah. “Kau melindungi dia dari aku, suamimu?!”Air mata Jannah jatuh. “Kau tidak mengerti, Deon…”“Tidak mengerti?!” Deon tertawa getir, matanya merah. “Aku menunduk di depan Kakekku, aku rela menginjak harga diriku demi membawa pulangmu! Dan ini balasanmu? Membiarkan lelaki lain memelukmu, lalu berdiri melawanku?!”Afgan maju setapak, menahan dengan nada tenang. “Tuan Deon, tolong jangan salah paham. Jannah hanya—”“DIAM KAU!” bentak Deon, hampir saja melemparkan tinjunya la

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 167

    Jannah memejamkan mata, hatinya mencubit perih mendengar nama putranya disebut. “Alfie akan baik-baik saja. Dia punya semua orang di sini yang menjaganya. Bella mungkin yang terbaik untuknya sementara aku…” ia menahan tangis, “…aku hanya ingin dia tidak tumbuh dengan melihat ibunya terus menderita.”"Biarlah dia menganggap aku sudah mati.""Hush! Hush! Jangan bilang begitu! Tidak boleh, Jannah. Kamu akan terus hidup dan membuktikan kepada mereka bahwa kamu akan hidup dengan baik dan panjang umur!"Mereka saling merangkul dan membagi airmata.****Langit Tokyo sore itu tampak kelabu, awan menggantung berat seolah mengikuti suasana hati Deon. Di sebuah ruangan rapat hotel mewah, ia tengah duduk bersama sejumlah tamu penting dari Jepang. Mereka sedang membicarakan kerjasama besar yang seharusnya menguntungkan perusahaan Mahendra.Hari ini, tepatnya pukul tujuh malam nanti, dia harus naik pesawat dan kembali

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 166

    Senyum tipis terukir di wajah Kakek Robert. “Bagus. Itu baru cucu yang bisa kubanggakan.”“Tapi,” Deon menambahkan cepat, tatapannya tajam, “Jannah harus ikut denganku. Aku tidak akan meninggalkannya.”Untuk pertama kalinya malam itu, Kakek Robert tertawa. Tawa rendah dan getir, membuat bulu kuduk Deon berdiri, menatap sang Kakek dengan wajah penuh kecurigaan."Kenapa kamu tidak tanyakan, apakah dia mau ikut bersamamu?"Deon berdiri dengan canggung lalu melangkah pergi seraya berkata ketus, "dia akan ikut. Aku tidak memberikan pilihan kepadanya. Pembicaraan ini kita akhiri di sini."Kakek Robert mengelus kepala tongkatnya dengan tenang sambil menatap kepergian Deon.“Kau pikir aku tidak tahu isi kepalamu, Deon?” katanya akhirnya dalam keheningan. “Sebelum kau sempat meminta, aku sudah melangkah lebih dulu. Aku sudah menemui Jannah. Aku sudah mengatakan padanya apa yang seharusnya ia denga

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 165

    Jannah menunduk, air matanya jatuh tanpa henti. “Jangan salahkan dirimu, Naila… ini semua bukan salahmu. Aku masih hidup, itu sudah cukup. Aku… sudah belajar menerima, meskipun sakit. Kamu juga baik-baik saja dan kita masih bertemu, itu adalah lebih dari cukup.”Naila segera memeluk sahabatnya lagi, "aku sungguh merindukanmu, Jannah.""Aku juga..."Isak tangis haru mewarnai ruangan itu dan dua laki-laki pendamping mereka hanya menyaksikannya dengan rasa haru bercampur gembira.Afgan, yang berdiri di dekat ranjang, menatap mereka dengan tatapan tenang. Ada ketulusan di sorot matanya saat melihat Jannah berusaha menguatkan diri di hadapan Naila. Dan entah bagaimana, keberadaan pria itu membuat Jannah merasa sedikit lebih baik. Ia merasa tidak sendirian.Naila menggenggam tangan Jannah erat. “Kamu tidak akan sendirian lagi, Jannah. Aku di sini, dan aku tidak akan meninggalkanmu lagi. Kita tetap akan bersama-sama.”

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 164

    Di lorong gelap, Deon menahan diri dengan kedua tangannya menekan dinding. Dia mendengar dengan jelas kalimat yang dikatakan Alfie, namun dia tidak bisa melakukan apapun untuk memperbaiki hubungan antara ibu dan anak tersebut.Selama ini, Jannah memang selalu sakit-sakitan dan Deon merasa, bukan kesalahan Alfie bila memilih Bella yang selalu berada di sisinya.Bayangan mimpi buruknya kembali terlintas, bercampur dengan kenyataan pahit yang baru saja ia lihat. Ia merasa, sedikit demi sedikit, dirinya mulai terpinggirkan dari “keluarga” yang seharusnya ia lindungi.Deon menghubungi Cahyo dan Cahyo menerangkan bahwa yang memberikan akses masuk adalah Kakek Robert.Tidak ada yang bisa melakukan apa pun, termasuk Deon.***Keesokan harinya, hari masih pagi dan matahari baru saja menampakkan sinarnya. Di kamar yang sunyi, Naila perlahan membuka mata. Pandangannya sempat kabur, tubuhnya masih terasa lemah, namun setidaknya kesadaran tel

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status