공유

Bab 22

작가: Runayanti
last update 최신 업데이트: 2025-07-27 10:08:03

Deon mengangguk cepat. “Anakku di mana? Saya mau lihat dia.”

“Saat ini belum bisa, Pak. Tapi nanti setelah Dokter selesai memeriksa, Anda bisa menemuinya."

Ia mengangguk, namun sorot matanya tetap tak tenang. Langkahnya bolak-balik di depan ruang tunggu  seperti pria yang kehilangan arah.

Beberapa menit kemudian, seorang perawat memanggilnya. “Pak Deon, anak Anda sudah diantar ke ruang observasi anak. Tidak ada luka fisik, tapi mengalami trauma. Apakah Anda ingin ke sana terlebih dahulu?”

"Bawa saya ke sana."

"Baik, silakan, Pak."

Namun saat Deon sampai di ruangan obeservasi anak, Alfie sedang tertidur lelap karena pengaruh obat yang diberikan.

"Perlu saya banguni?"

Namun Deon menggeleng cepat. “Nanti saja. Saya tunggu kabar dari Bella dulu.”

Usai mengatakan demikian, Deon melangkah kembali menuju ke ruang IGD.

Saat pintu ditutup, Alfie terkejut dan terbangun. Sendiri

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Rina Damayanti
ujung ² nya nikahi Bella sebagai wujud balas budi.......
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 37

    Pernyataan itu menghantam tepat di dada Deon. Ia tahu betul anaknya bukan tipe yang mudah berkata seperti itu, kecuali dipicu oleh sesuatu. Atau... seseorang.Dengan napas berat, Deon menjawab, “Baik. Papa ke sana setelah mengantar Mommy ke rumah Nenek.”Klik!Deon memutuskan panggilan tanpa menunggu sahutan dari putranya.Begitu sambungan terputus, Deon memukul stir pelan. Pandangannya suram. Entah lebih marah pada Bella... atau pada dirinya sendiri karena membiarkan semua ini terjadi. Sebuah ketidakberdayaan.Deon menoleh ke arah Jannah. Wajah yang pucat namun terlelap dengan tenang. Ia mengulurkan sebelah tangannya, mengelus lembut rambut kecil di kening Jannah seolah takut membangunkan sang istri yang tertidur dengan tubuh sedikit miring ke jendela mobil.Beberapa menit kemudian, mobil Deon baru saja memasuki halaman rumah ibunya. Lampu-lampu teras menyala lembut menyambut mereka.Tiba-tiba ponsel Deon berdering kembal

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 36

    Baru saja Deon hendak menginjak pedal gas, suara ponselnya memotong kesunyian. Ia melirik layar. Panggilan dari Ibundanya.Deon menghela napas pelan sebelum menekan tombol hijau.“Iya, Ma?”Suara ibunya terdengar tenang tapi tegas dari seberang sana. “Bawa Jannah ke mari. Ada yang Mama mau bicarakan dengannya.”Deon menoleh sekilas ke arah Jannah yang masih diam membisu di kursi penumpang. Matanya sayu, tapi jelas menahan banyak perasaan yang belum sempat terucap.“Apakah kalian sudah baikkan?” tanya ibunya lagi.“Tentu, Ma,” jawab Deon cepat. “Aku akan mengantarnya ke sana.”Hening sesaat, lalu suara ibunya terdengar lagi, kali ini lebih menekan, “Deon... apakah kalian sudah benar-benar sudah baikkan?”Deon tersenyum tipis, matanya melirik Jannah yang wajahnya masih merah. “Ya, Ma. Aku baru saja menciumnya.”Ada jeda hening yang ganjil d

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 35

    Seketika ruangan terasa lebih dingin, seolah hawa di sekitarnya berubah. Mata Deon langsung menangkap momen itu.Afgan berdiri sangat dekat dengan Jannah, dan yang membuat dadanya seperti terbakar adalah tisu di tangan pria itu yang baru saja menyentuh wajah istrinya.“Apa yang kau lakukan?*” suara Deon dalam dan penuh tekanan.Afgan menoleh cepat, tak sempat menjauh. “Aku hanya membantu. Dia lelah dan keringat setelah latihan. Tidak ada maksud apa pun.”Langkah Deon perlahan mendekat. Tatapannya menusuk ke arah Afgan, lalu beralih ke Jannah. “Jadi sekarang kau nyaman dibantu seperti itu? Bahkan sampai keringatmu pun dia yang urus?”Jannah mengangkat wajahnya, napasnya masih berat, meletakkan beban barbelnya ke samping dan membalas tatapan Deon dengan penuh kekesalan. “Tidak seperti yang kamu lihat, Deon.”“Dan kau juga tidak melarang dia menyeka keringatmu,” balas Deon dingin.

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 34

    Bella segera menyodorkan tangannya yang tersiram bubur, "perih dan melepuh!" geramnya. Deon memahami gerakan yang ditunjukkan dan menoleh tajam ke arah Jannah karena kenyataan yang sudah terpampang di depan matanya membuatnya merasa kesal kepada Jannah.Bella segera mencubit lengannya sendiri dengan genggaman kelima jarinya yang kuat saat mereka sedang berbicara sehingga lengannya tampak memerah."Lihat, lengan aku sampai merah seperti ini, masih juga bilang tidak panas! Rasanya... kayak terbakar," ucap Bella sambil meneteskan air matanya."Mommy jahat! Alfie melihat sendiri, Ibu Bella cuma mau mengambil rantang agar nanti baru Alfie makan, karena Alfie masih kenyang. Mommy yang jahat!" seru Alfie dari atas ranjang.Perkataan dan pembuktian dari Alfie, membuat hati Jannah bagaikan tertusuk pisau belati yang tajam. Jannah hanya bisa menunduk dan membiarkan air matanya menetes membasahi lantai yang menjadi saksi biksu bahwa dia tidak melakukan kesalahan. Na

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 33

    Deon mendongak, matanya memerah. Membalas tatapan Naila dengan penuh kemarahan.“Bukan saat dia pergi,” ujar Naila pelan, “tapi saat dia datang kembali... setelah semuanya terlambat.”Lalu Naila melangkah kembali menuju ke mobilnya, menekan laju gas kuat-kuat meninggalkan Deon yang masih terpaku di sana.Deon segera menekan laju gas kuat-kuat untuk mengejar mobil yang dikendarai Afgan. Dadanya terasa sesak dan nafasnya berat. Amarah serta cemburu menguasai dirinya bercampur dengan perasaan bersalah karena tidak pernah memberikan perhatian terhadap kondisi kesehatan Jannah sebelumnya.Mobil Afgan duluan sampai di depan halaman Rumah Sakit Mahendra, Afgan dan Jannah turun dari mobil tanpa menyadari keberadaan mobil Deon yang menyusul mereka. Kedua mata Deon membulat saat menyaksikan bagaimana Afgan membuka pintu mobil bagi Jannah dan melindungi kepalanya supaya tidak terantuk kap mobil saat keluar dari pintu mobil.Jannah membawa sebuah rantang kecil di tangannya."Aku ingin mengunjungi

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 32

    Naila menggeleng cepat. “Deon bukan tipe yang nyaman hanya karena seseorang memberi perhatian. Kamu tahu itu. Dia bukan lelaki yang mudah terbujuk. Tapi dia juga pria yang tidak peka, dan bisa membuat keputusan bodoh kalau kamu tidak ada untuk menyadarkannya.”"Dia hanya terlalu pendiam. Tapi aku merasa dia tidak mencintai pelakor itu, walaupun dia memang cantik dan telaten dalam mengurus Alfie, dia bahkan sudah menyelamatkan hidup Alfie dan..."Kalimat Naila terputus karena dia sendiri baru menyadari ada yang salah dalam semua perkataannya yang malah terdengar rancu.Hening menguasai ruangan.Jannah menarik napas panjang, lalu berdiri. Ia berjalan perlahan ke depan cermin. Wajahnya pucat, pipinya basah. Tapi sorot matanya mulai kembali hidup.“Kalau begitu,” katanya pelan, “aku harus merestui mereka, bukan?""Bukan, maksudku bukan begitu, Jannah..."Tok! Tok! Tok! Tok!Ketukan keras dari arah pint

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status