Home / Young Adult / Pak Dosen Jangan Nakal, Ah! / 52. Ranti Jadi Trending Topik

Share

52. Ranti Jadi Trending Topik

Author: Dewi masitoh
last update Last Updated: 2025-10-13 19:19:29

“Sayang lihat aku!” ucap Yasmine penuh penekanan.

Reno membuang wajahnya ke arah lain. Yasmine duduk lalu menangkup wajah Reno.

“Aku mau urusan kita cepet selesai, biar kita bisa hidup bahagia.” Ucapan Yasmine menyadarkan Reno benar juga yang dikatakan olehnya.

“Baik, aku akan selesai malam ini juga.” Reno datar lalu berdiri pergi.

“Dasar Tua Bangka!” Yasmine merasa gemas sendiri sambil memukul bantal.

Setelah Reno pergi Yasmine pun tidur. Padahal, Reno masih mendengar waktu Yasmine mengumpat.

“Aku akan menyelesaikan semua ini, Sayang,” batin Reno sambil melangkah keluar apartemen.

Reno bergegas ke rumah sakit di mana Shita dirawat. Sampai di sana Reno melihat Shita duduk termenung di tepi ranjang sambil melihat ke jendela.

Tangan Shita sampai di rantai membuat Reno iba. Sedepresi itu Shita hingga di borgol oleh perawat.

“Tolong temani saya di sini.” Reno mem
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   67. Ebra Menuntut Kejelasan

    “Sayang!” Yasmine berteriak membuat Reno menghentikan aksinya. “Kamu nggak pa-pa?” tanya Ebra. “Baik, kok.” Sesil sudah berdiri dengan tegap. “Kamu memanggil aku ada apa?” tanya Leo datar. “Nggak pa-pa kok, tadi bercandaan saja sama Ranti.” Sesil tersenyum. Sesil merasa kakinya sakit. Jalan sedikit pincang membuat Ebra khawatir. “Tunggu sebentar!” Ebra berlari mengejar Sesil. “Sesil tunggu!” Ebra tanpa aba-aba menggendong bridal style. “Aku nggak pa-pa.” Sesil awalnya memberontak. “Nggak, kakimu sakit nanti.” Ebra tetap membawa Sesil di tempat teduh. Yasmine terpukau dengan kejantanan Ebra. Tanpa sadar mulut Yasmine memuji Ebra. “Uh, so sweet banget,” ucap Yasmine sambil menautkan kedua tangannya. “Iya, tanpa kode udah jalan! Enaknya pacaran sama yang seumuran,” sahut Ranti ikut-ikutan. Pana

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   66. Pengakuan Ebra

    Suasana menjadi mencekam setelah Reno marah. Yasmine turun tangan untuk menenangkan bayi tuanya. “Sayang, ayo makan.” Yasmine menarik Reno agar berjalan ke lift. Reno tidak menjawab ia mengikuti Yasmine. Di dalam lift Ebra mencoba berbicara hati ke hati dengan mereka. “Sebenarnya, aku mencintai Sesil, Kak. Tapi aku diabaikan,” ucap Ebra. Reno yang menghadap pintu lift mulai memancing masalah. “Semalam kamu cium Adikku ‘kan?” “Sayang,” lirih Yasmine sambil menyenggol lengan Reno. Reno tidak peduli dengan itu. Ia tetap dengan pendiriannya. Deg … Ebra dan Sesil saling pandang. Ebra menjawab dengan santai. “Di sini aku korbannya Kak, orang aku cium Sesil. Jadi, aku hanya terbawa suasana.” Ebra menang banyak. “Ebra.” Sesil memukul bahunya. Ebra memasang wajah sendu seperti korban. Reno membalikkan tubuhnya ke arah Sesil.

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   65. Pertikaian

    “Dia adalah mata-mata Kakakku,” ucap Sesil dengan percaya diri.“Lalu? Kenapa kamu menciumku?” Ebra menatap tanpa berkedip. “Jadi bukan salahku, di sini aku adalah korban.”“Bodoh.” Sesil meninggalkan Ebra.“Kita pacaran?” celetuk Ebra melihat Sesil berjalan pergi.“Entahlah!” Sesil pergi tanpa menoleh.Leo menatap tajam ke arah Sesil yang berjalan ke arahnya. Sesil mengabaikan Leo lalu ia mengedipkan mata ke arah Ranti.“Ayo, kita ke kamar!” ajak Ranti.“Nggak mau, aku mau ngomong sama kamu!” Leo menunjuk wajah Sesil.“Jaga Pacarmu, Ranti! Aku mau tidur! Bye!” Sesil berlari meninggalkan mereka berdua.Sesil di depan lift, entah mengapa tiba-tiba keringat dingin. Ia ragu ingin menekan tombol lift.“Apa aku naik tangga aja ya,” batin Sesil menatap lift masih tertutup.Ada tangan menekan tombol lift. Sesil menoleh ke samping membuat dirinya membeku.Tring …Pintu lift t

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   64. Gangguan Olahraga Malam

    “Dia Kakakmu?” tanya Ebra. “Kakak sepupu,” balas Sesil dingin. “Kamu kenapa?” tanya Ebra lagi. “Nggak pa-pa.” Sesil berjalan ke prasmanan untuk makan malam. Ebra mengikutinya dari belakang. Sesil merasa risih jika Ebra mengikuti dari belakang. “Kamu bisa diem nggak?” Sesil melirik sinis. “Aku mau ngambil makanan,” jawab Ebra jujur. “Awas kamu ngikut mulu.” Sesil berjalan kembali untuk mengambil makanan. Selesai mengambil makan malam. Ebra tetap mengekori Sesil. Membuat Yasmine tersenyum melihat mereka berdua. “Kamu kenapa Sayang?” tanya Reno yang memperhatikan sang istri. “Lihat mereka lucu,” ucap Yasmine. Reno pun melihat apa yang dilihat oleh Yasmine. Reno malas sekali untuk menanggapi jadi kesal sendiri. Acara out door pria itu melepaskan jasnya untuk menutupi tubuh Yasmine. “Thank you, Baby!” Yasmine t

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   63. Tragedi Lift

    “Iya, Kak. Bener gitu kok.” Sesil membela Yasmine.Akhirnya mereka masuk ke dalam lift. Di dalam lift Yasmine mendekati Sesil.“Thanks,” bisik Yasmine di telinga Sesil.“Kamu berhutang kepadaku,” balas Sesil bisik-bisik.“Kalian ngomongin apa?” tanya Ranti yang penasaran.“Rahasia!” Sesil tersenyum.“Kalian nggak mau ajak aku,” ucap Ranti tetap ingin tahu.“Sstt!” Yasmine menahan tawa.“Sepertinya kita sebagai pria, harus menjaga para wanita, karena nanti lengah dikit pergi sama yang lain lagi,” sahut Leo yang matanya menghadap ke pintu lift.Tring …Lift terbuka, jantung Sesil berdesir cepat. Pria itu masuk ke dalam lift membuat Sesil kikuk. Ia berjalan paling belakang. Pria itu berdiri di samping Sesil.“Tampan sekali,” gumam Yasmine yang di dengar Sesil.“Jelas ganteng Kak Reno. Buta kali mata kamu,” ucap Sesil tanpa merendahkan suaranya.“Ehem!” Reno menatap taja

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   62. Candle Light Dinner

    “Siapa?” tanya Reno sudah penasaran. “Siapa apanya?” Sesil berjalan dengan cepat. “Pria tadi,” ucap Reno ternyata dia sadar. “Bukan siapa-siapa,” balas Sesil tersenyum lalu berlari meninggalkan Reno. Sesil sengaja menghindar, ia tidak mau menceritakan siapa pria itu. Reno pun mengejar Sesil yang berlari. “Akh! Capek ya!” Sesil mengusap keringat yang membasahi keningnya. Reno mengambil ponselnya lalu menghubungi Yasmine. Di lobi dia duduk di kursi tunggu. Sesil bingung malah melihat Reno duduk di sana. “Kaka kenapa di sini?” tanya Sesil baru ingat ponselnya masih di bandara. “Tunggu Yasmine datang,” balas Reno santai. “Astaga! Ponselku, aku mau balik ke bandara,” pamit Sesil bersiap untuk pergi. “Nggak usah, udah dibawa Yasmine.” Reno memasukkan kembali ponselnya ke saku celana. “Oh.” Sesil duduk menunggu Yasmine datang.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status