Home / Young Adult / Pak Dosen Jangan Nakal, Ah! / 59. Berdiri Tegak Bukan Keadilan

Share

59. Berdiri Tegak Bukan Keadilan

Author: Dewi masitoh
last update Last Updated: 2025-10-17 11:11:23

“Kenapa Sayang? Kamu sakit?” Lusiana mendekati Yasmine khawatir kandungannya kenapa-kenapa.

“Tara!” Yasmine memberikan buku nikah di atas meja.

“Kalian menikah!” Dino terkejut.

“Kenapa nggak ngomong, kita pakai resepsi.” Lusiana menyentuh tangan Yasmine.

“Nggak perlu, Ma. Nanti setelah melahirkan boleh, ‘lah. Cukup doakan aku cepat lulus kuliah.” Yasmine memeluk Lusiana.

Rasa haru dan bahagia menyelimuti mereka semua. Mereka melanjutkan makan malam bersama.

“Minggu depan aku mau honeymoon, akan foto prewed sekalian,” ucap Reno tiba-tiba.

“Kok nggak ngomong?” Yasmine bingung harus bahagia atau tidak.

“Kamu mau menyelesaikan skripsimu?” tebak Reno.

“Iyalah! Kapan selesai ini,” balas Yasmine frustrasi.

“Dosen pembimbingmu di sini jangan khawatir Baby!” Reno mengusap perut Yasmine yang rata.

“Siap Pak Dosen!” Yasmine hormat kepada Reno membuat Lusiana dan Dino tertawa melihat kelucuan Yasm
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   62. Candle Light Dinner

    “Siapa?” tanya Reno sudah penasaran. “Siapa apanya?” Sesil berjalan dengan cepat. “Pria tadi,” ucap Reno ternyata dia sadar. “Bukan siapa-siapa,” balas Sesil tersenyum lalu berlari meninggalkan Reno. Sesil sengaja menghindar, ia tidak mau menceritakan siapa pria itu. Reno pun mengejar Sesil yang berlari. “Akh! Capek ya!” Sesil mengusap keringat yang membasahi keningnya. Reno mengambil ponselnya lalu menghubungi Yasmine. Di lobi dia duduk di kursi tunggu. Sesil bingung malah melihat Reno duduk di sana. “Kaka kenapa di sini?” tanya Sesil baru ingat ponselnya masih di bandara. “Tunggu Yasmine datang,” balas Reno santai. “Astaga! Ponselku, aku mau balik ke bandara,” pamit Sesil bersiap untuk pergi. “Nggak usah, udah dibawa Yasmine.” Reno memasukkan kembali ponselnya ke saku celana. “Oh.” Sesil duduk menunggu Yasmine datang.

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   61. Sesil Rapuh

    “Siapa dia?!” Sesil menatap tajam.“Dia Pacarku.” Leo meraih tangan Ranti.“Woh … so sweet!” Yasmine tersenyum.“Tolong ralat ucapan kamu! Bisa-bisanya kamu bilang aku kabur! Padahal tadi aku bilang, tunggu aku di luar, setelah aku kembali dari toilet kamu nggak ada! Sekarang kamu nuduh aku,” gerutu Ranti panjang kali lebar.“Jadi begitu ceritanya?” Yasmine menanggapi Ranti, makin panas Sesil dengan sikap Yasmine seperti itu.“Kakak!” Sesil meminta Reno membelanya.“Kamu itu sudah besar, jangan berbuat hal yang tidak baik,” nasihat Reno.“Kamu yang terbaik, Sayang,” lirih Yasmine bergelayut manja di lengan Reno.“Kalian udah nggak sayang aku!” Sesil merajuk.“Please, deh Sesil. Umur kita sudah 21 tahun, bukan anak kecil lagi jadi jangan kekanakan.” Yasmine dengan tegas mengatakan itu agar dia sadar.Mata Sesil memerah setelah mendengar ucapan Yasmine. Ia mengepalkan tangannya lalu pergi dari sa

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   60. Fitnah

    “Dia—” “Stop, Tante. Biar aku yang menjelaskan kepada Yasmine.” Leo duduk tak jauh dari Yasmine. “Cepet!” titah Yasmine. “Sabar, Yas.” Ranti terlihat santai. “Sesil itu ada sepupunya Reno, dia berada di luar negeri, masih kuliah beberapa semester lagi selesai.” Leo mengambil ponselnya lalu menunjukkan foto Sesil. “Ini?” Yasmine melihat wajah Sesil. “Astaga ini!” Yasmine mengingat sesuatu. “Dia temen SMP-ku!” “Wah, bagus dong!” Reno tersenyum. “Bagus gimana? Dia tidak denganku. Dia pernah di-bully sampai masuk rumah sakit, aku ingat betul. Waktu itu aku di sana, aku mencoba membantu dengan mencari bantuan, tapi dia masuk rumah sakit. Setelah itu dia bilang membenciku lalu dia pindah sekolah.” Yasmine mengingat kejadian itu. “Jadi gimana?” Ranti sendu. “Tenang, aku akan melindungimu.” Yasmine tersenyum. “Siap, Bestie!” Ranti tertawa.

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   59. Berdiri Tegak Bukan Keadilan

    “Kenapa Sayang? Kamu sakit?” Lusiana mendekati Yasmine khawatir kandungannya kenapa-kenapa.“Tara!” Yasmine memberikan buku nikah di atas meja.“Kalian menikah!” Dino terkejut.“Kenapa nggak ngomong, kita pakai resepsi.” Lusiana menyentuh tangan Yasmine.“Nggak perlu, Ma. Nanti setelah melahirkan boleh, ‘lah. Cukup doakan aku cepat lulus kuliah.” Yasmine memeluk Lusiana.Rasa haru dan bahagia menyelimuti mereka semua. Mereka melanjutkan makan malam bersama.“Minggu depan aku mau honeymoon, akan foto prewed sekalian,” ucap Reno tiba-tiba.“Kok nggak ngomong?” Yasmine bingung harus bahagia atau tidak.“Kamu mau menyelesaikan skripsimu?” tebak Reno.“Iyalah! Kapan selesai ini,” balas Yasmine frustrasi.“Dosen pembimbingmu di sini jangan khawatir Baby!” Reno mengusap perut Yasmine yang rata.“Siap Pak Dosen!” Yasmine hormat kepada Reno membuat Lusiana dan Dino tertawa melihat kelucuan Yasm

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   58. Fira Dipenjara

    Di perjalanan mereka saling diam. Sampai di rumah keluarga Reno. Yasmine bergegas keluar dari mobil meninggalkan pria itu sendirian.“Sayang tunggu!” Reno tertinggal.Di dalam rumah Yasmine melihat Fira di sana. Suasana hati Yasmine makin buruk.“Ngapain dia di sini?” batin Yasmine sedikit terkejut.“Yasmine sini!” panggil Lusiana sambil melambaikan tangan.Gadis itu mengamati sekitar, ternyata banyak ibu-ibu arisan. Ibu Kenan tidak ada di sana. Yasmine dengan anggun menghampiri mereka.“Halo Tante-Tante!” sapa Yasmine.“Ini Calon Menantumu?” tanya Hira—salah satu teman Lusiana.“Bukan!” Lusiana menjawab membuat mereka tegang. “Maksudnya Menantuku,” canda Lusiana diikuti mereka ikut tertawa.Setelah saling mengenal Yasmine pergi dari sana. Namun, di saat Yasmine berjalan. Fira menempelkan pisau di belakang tubuh Yasmine.“Aku ingin berbicara denganmu!” Fira menutupi pisau itu agar tidak terliha

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   57. Nikah Kilat

    “Uhuk-uhuk!” Yasmine tersedak air minum.Ucapan Reno sangat dramatis sekali. Memangnya menikah segampang itu. Sedangkan, Yasmine belum mempersiapkan apa pun.“No!” Yasmine mengusap bibirnya yang basah karena air minum.“Kenapa?” tanya Reno menatap tajam.Deg …Yasmine sebal jika harus ditatap Reno seperti itu. Bulu kuduknya meremang. Yasmine menundukkan kepalanya sambil cemberut.“Aku punya alasan kenapa aku tidak mau,” lirih Yasmine.“Iya, kenapa?” Reno butuh penjelasan.“Kuliahku belum selesai, apa aku bisa menjadi istri yang baik?” tanya Yasmine tatapannya sendu.“Yang terpenting itu adalah, kamu di sampingku dan Baby kita sehat,” balas Reno mencoba meyakinkan Yasmine. “Kita hanya tinggal datang ke pemerintahan untuk mencatatkan pernikahan kita saja, cukup.”“Memang sudah siapkan?” Yasmine ragu.“Tinggal berangkat.” Reno sudah selesai mempersiapkan sarapan pagi.Yasmine kin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status