Share

71. Dimas Syok

Author: Dewi masitoh
last update Last Updated: 2025-10-22 16:16:29

“Sudah, ayo!” Yasmine berjalan masuk ke dalam mobil.

Mereka semua pergi Sesil dan Ebra naik ke dalam mobil lain. Suasana di dalam mobil menjadi canggung gara-gara kejadian semalam.

“Maafin aku ya,” ucap Sesil sambil meraih tangan Ebra.

“Hem.” Ebra datar.

Sesil terdiam dengan tanggapan Ebra cuek. Ia merasa bersalah sekarang. Ternyata menghargai pasangan itu penting. Namun, Sesil belum terlambat untuk memperbaiki semua itu.

***

Waktu terus berputar membuat Yasmine masih merasa lelah. Hari ini dia berniat untuk menemui Burhan. Sang papa harus tahu jika dirinya sudah menikah.

“Apa aku datang sendiri ya?” Yasmine bermonolog. “Yang terpenting aku datang ke kampus bimbingan dulu.” Yasmine melangkah keluar dari dalam apartemen.

Saat Yasmine turun ke lantai bawah. Di basement ada Dimas di sana. Yasmine pun menyapa Dimas yang berada di dalam mobil.

Tok … tok …

Dimas menurunkan kaca mobilnya. Ia tersenyum
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   75. Keisengan Ebra

    “Dia temen kecil aku, Sil.” Yasmine berjalan masuk ke dalam apartemen. “Oh.” Sesil merasa ada yang aneh pada Dimas. “Apa cuma perasaanku saja,” batin Sesil mengikuti Yasmine berjalan. Waktu terus berjalan menjelang makan malam pun tiba. Yasmine dan Sesil sudah masak banyak untuk makan malam. “Ebra sudah kamu hubungi belum?” tanya Yasmine terlihat sudah lelah. “Sudah, sebentar lagi datang.” Sesil tersenyum. Ting … tung … Suara bel berbunyi Sesil berdiri lalu membuka pintu. Ternyata bukan Ebra melainkan Dimas. “Silakan masuk.” Sesil datar. “Terima kasih,” balas Dimas masuk ke dalam. “Halo, Kak!” sapa Yasmine. “Ini buat kamu.” Dimas memberikan sesuatu untuk Yasmine. “Makasih, Kak!” Yasmine tersanjung. Mata Sesil melihat jika Dimas menyukai Yasmine. Namun, Yasmine yang tidak peka. “Pasti sakit

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   74. Kabur

    “Mama kenapa bahas Kak Leo, dia sudah ada calonnya.” Sesil terlihat bijaksana. “Bukannya kamu suka dia,” tebak Lusiana. “Mama, aku angep Kak Leo seperti Kak Reno. Nggak lebih, mungkin dulu aku terlalu manja, itu saja. Jangan salah paham ya.” Sesil menjelaskan. “Ah, begitu. Mama kira,” balas Lusiana merasa lega. Mereka berdua masuk ke dalam. Yasmine sedang menyiapkan makanan di meja makan. “Menantu Mama rajin sekali,” sindir Sesil duduk di samping Ebra. “Kamu belum coba masakannya ‘kan. Luar biasa pokoknya,” puji Ranti yang tahu jika Yasmine pandai memasak. “Apa sih, lebai deh! Aku mau terbang nih, tapi nggak ada sayap mau terbang.” Gelak tawa Yasmine pecah. Setelah makan-makan selesai mereka semua pulang. Yasmine pun ingin pulang ke apartemen. Sekarang Yasmine sudah tinggal bersama dengan Reno. ***

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   73. Hampir Keceplosan

    “Tuan Putri! Kita pergi ke kampus ya!” ucap Ebra bak pelayan. “Siap Pelayanku! Jalankan mobilnya,” titah Sesil sambil tertawa. Ebra merasa lega melihat Sesil sudah kembali. Mood swing seperti ibu hamil. Sampai di pelataran kampus Sesil melihat Reno, Yasmine, Ranti dan beberapa mahasiswa. Sepertinya mereka selesai bimbingan. Reno akan pergi ke perusahaan karena hari ini dia di kampus hanya sebentar. Brak … Sesil menutup pintu lalu berlari ke arah Reno. Bak anak kecil bertemu sang kakak langsung nempel. Reno terkejut dengan kehadiran Sesil. Yasmine dan Ranti melongo melihat bayangan Sesil nyata. “Kamu di sini?!” Reno melepaskan pelukannya. “Aku kasih kabar baik!” Sesil menjadi pusat perhatian. Wajahnya yang cantik, tubuh seksi terpampang nyata. Banyak mengira itu adalah tunangan Reno. Yasmine dan Ranti melambaikan tangan menyapa Sesil. “Aku kangen kalian berdua!” Ses

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   72. Kembali

    “Apaan?!” Ranti mendekat.“Di sosial media rame, cowok Korea diselingkuhi istrinya, mana punya anak tiga lagi. Namanya Juli Agustus September.” Yasmine menoleh ke arah Ranti.“Sok cantik banget itu Perempuan!” Ranti terbawa suasana.“Jangan begitu, kita tidak di dalam hubungan mereka, Ranti. Kita hanya pengamat jadi sok tahu. Bukan aku menormalisasikan perselingkuhan. Seharusnya itu Perempuan cereikan suaminya dulu.” Yasmine sok bijak.“Bener sih, itu pria pasti ada yang aneh, atau memang itu Perempuan memang liar.” Ranti tertawa. “Udah ah, ayo ke perpustakaan. Nanti skripsi kita nggak selesai-selesai.” Ranti menarik tangan Yasmine.Pembelajaran dari masalah ini adalah jangan pernah menghakimi seseorang jika kita tidak tahu keasliannya. Mereka masuk ke dalam perpustakaan untuk mengerjakan skripsi.***“Akh! Aku lulus skripsi.” Sesil merasa bahagia.Ebra ikut bahagia saat melihat sang kekasih selesai menempuh pen

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   71. Dimas Syok

    “Sudah, ayo!” Yasmine berjalan masuk ke dalam mobil.Mereka semua pergi Sesil dan Ebra naik ke dalam mobil lain. Suasana di dalam mobil menjadi canggung gara-gara kejadian semalam.“Maafin aku ya,” ucap Sesil sambil meraih tangan Ebra.“Hem.” Ebra datar.Sesil terdiam dengan tanggapan Ebra cuek. Ia merasa bersalah sekarang. Ternyata menghargai pasangan itu penting. Namun, Sesil belum terlambat untuk memperbaiki semua itu.***Waktu terus berputar membuat Yasmine masih merasa lelah. Hari ini dia berniat untuk menemui Burhan. Sang papa harus tahu jika dirinya sudah menikah.“Apa aku datang sendiri ya?” Yasmine bermonolog. “Yang terpenting aku datang ke kampus bimbingan dulu.” Yasmine melangkah keluar dari dalam apartemen.Saat Yasmine turun ke lantai bawah. Di basement ada Dimas di sana. Yasmine pun menyapa Dimas yang berada di dalam mobil.Tok … tok …Dimas menurunkan kaca mobilnya. Ia tersenyum

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   70. Berpamitan

    Reno menurunkan Yasmine di atas ranjang. Yasmine duduk dengan tenang, ia pasrah akan diapakan oleh Reno. Pria itu berjalan ke arah meja rias lalu mengambil pouch yang berisi make up Yasmine.“Mau apa?” tanya Yasmine sambil mengamati pergerakan Reno.Reno tidak menjawab hanya membuka pouch lalu mengambil toner untuk menghapus make up Yasmine. Sentuhan demi sentuhan Reno lakukan. Setelah selesai Yasmine menangis.“Hiks … hiks …!” Yasmine menekuk lutut lalu menyembunyikan wajahnya.Reno mengambil baju tidur lalu memberikan kepada Yasmine. Pria itu dengan lembut mengusap kepala Yasmine. “Kenapa menangis?” tanya Reno sambil mengangkat kepala Yasmine.“Maafin aku!” Yasmine memeluk Reno dengan erat.Menikah dengan pria dewasa memang enak. Perlakuan yang lembut dan meratukan pasangan. Walaupun kenyataannya tidak semua pria di dunia nyata begini.“Sudah jangan menangis. Gantilah pakaianmu, kita tidur malam ini.” Reno b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status